Anda di halaman 1dari 18

A.

Definisi Kayu
Definisi kayu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah 1 pohon yang batangnya keras; 2 bagian batang (cabang,
dahan, dan sebagainya) pokok yang keras (yang biasa dipakai
untuk bahan bangunan, dan sebagainya). Menurut SNI 03-35271994 Kayu bangunan adalah kayu yang diperoleh dengan jalan
mengkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok,
papan ataupun bentuk-bentuk lain sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa kayu adalah salah satu bahn konstruksi yang dihasilkan
dari tumbuhan alam yaitu pohon.
B. Sifat dan Penggolongan Kayu
Dewasa ini, kayu masih populer digunakan dalam
konstruksi. Alasan utama kenapa kayu masih menjadi pilihan
dalam bidang konstruksi adalah sifatnya yang sangat mudah
dibentuk sesuai kebutuhan. Dalam memahami kayu sebagai
elemen konstruksi, kita perlu mengenal sifat dan karakteristik
kayu. Penting untuk diketahui bahwa kayu bukanlah material
yang bersifat homogen, namun terdiri dari serat-serat hasil
pembentukan pohon (anistropi). Dalam dunia teknik sipil pula
ada beberapa penggolongan kayu sesuai dengan penggunaanya
yaitu :
1. Kayu Bangunan Struktural
Digunakan
untuk
bagian
struktural
bangunan
penggunaannya memerlukan perhitungan beban.

dan

2. Kayu Bangunan Non-struktural


Digunakan dalam bagian bangunan dan penggunaannya tidak
memerlukan perhitungan beban.
3. Kayu Bangunan untuk Keperluan Lain
Tidak termasuk golongan 1 dan 2, tapi dapat digunakan
sebagai
bahan
bangunan
penolong
atau
bangunan
sementara.

C. Kelebihan dan Kekurangan Kayu

Namun, setiap bahan bangunan pasti memiliki kelebihan


dan kekurangannya masing-masing, seperti halnya kayu. Berikut
adalah kelebihan dan kekurangan dari kayu apabila digunakan
dalam bidang konstruksi :

Kelebihan
Kekurangan
Mudah
dalam
Mudah terbakar karena
pengerjaan dan dapat
tidak tahan api
Dapat terserang rayap
dibuat atau dibentuk
sesuai keinginan
dan jamur
Mudah menyerap air
Kayu memiliki kuat tarik
Mudah
mengalami
yang baik
kembang susut
Kayu merupakan bahan

Keterbatasan
ukuran,
alami
yang
dapat
sehingga perlu dilakukan
diperbaharui
penyambungan
antar
Daya hantar panas dan
kayu.
listrik rendah

Terdapat cacat bawaan


Kualitas
kayu
dapat
pada kayu
terlihat secara visual
Dapat meredam suara
Berat jenis yang cukup
ringan

D. Istilah dalam Perkayuan


Dalam ranah perkayuan, banyak sekali terdapat istilah
kayu yang mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang.
Hal ini mungkin dianggap sepele, namun bisa jadi sangat fatal
jika terabaikan menginat pengaruhnya yang sangat besar dalam
menentukan kualitas kayu itu sendiri. Dibawah ini akan diuraikan
beberapa poin penting istilah pada kayu menurut SNI 03-35271994 :
1. Kekuatan: Ketahanan terhadap pembebanan-pembebanan
2. Ratio kekuatan: perbandingan kekuatan yang mengandung
cacat dengan kekuatan tanpa cacat.

3. Keawetan: lamanya waktu/umur pemakaian didasarkan


atas ketahanan terhadap pengaruh cuaca, kelembaban
udara, air, jamur, rayap serta serangga-serangga lainnya
4. Lebar Kayu: bagian yang lebih sempit dari muka kayu yang
diukur tegak lurus panjang batang.
5. Tebal Kayu: bagian yang lebih sempit dari muka kayu,
diukiurtegak lurus panjang batang.
6. Balok: balok dari bahan kayu, dengan penampang lintang
berbentuk segi empat siku-siku.
7. Papan: kayu gergajian yang mempunyai ukuran tebal 2-4
cm dan lebar 10-30 cm.
8. Kaso: kayu gergajian untuk bahan bangunan yang biasanya
berukuran 4 cm x 6 cm, 5 cm x 7 cm dan 4 cm x 8 cm.
9. Reng: kayu gergajian yang dipergunakan untuk bangunan,
biasanya berukuran 2 cm x 3 cm dan 3 cm x 4 cm dengan
panjang nominal 1,00 atau lebih.
10.
Lis: kayu gergajian umumnya lebar kurang dari 10
mm, dan tebalnya kurang dari setengahnya.
11.
Jalusi: kayu gergajian, dipergunakan untuk penutup
bukaan, berfungsi sebagai ventilasi.
12.
Bingkai: kayu gergajian yang dipergunakan untuk
rangka pintu atau jendela.
13.

Kayu sehat: kayu yang bebas dari pembusukan.

14.
Cacat: adalah setiap kelainan yang terjadi/terdapat
pada kayu, dapat mempengaruhi mutu/ kwalitas kayu.
15.
Pinggul (wamo, wanulak): cacat pada kayu sehingga
sudut-sudut pada penampang tegak kayu tidak lagi
berbentuk empat persegi panjang.
16.
Serat miring: cacat kayu dimana arah serat yang
berada pada sisilebar mengarah kepada sisi tebalnya, atau
sebaliknya.
17.
Mata kayu: cacat pada kayu yang disebabkan oleh
adanya bekas pertumbuhan cabang pada batangnya.

18.
Lubang penggerak: lubang-lubang yang terdapat
pada kayu yang disebabkan oleh serangga.
19.
Retak adalah celah-celah kecil antara serat pada
badan atau bontos kayu, yang pada umumnya dapat
berkembang menjadi pecah-pecah.
20.
Lengkung:
perubahan
bentuk
kayu
pelengkungan menurut sumbu memanjang.

berupa

21.
Muntir/menggeliat (twist): perubahan bentuk kayu
berupa putaran pada penampang tegak, sehingga semua
bidang sisi tegak menjadi tidak rata.
22.
Mata kayu sehat: mata kayu yang bebas dari
pembusukkan.
23.
Gubal: bagian terluar dari kayu bulat, berbatasan
dengan kulit. Pada pohon yang masih hidup bagian ini
terdiri dari sel-sel hidup dan berisi bahan-bahan makanan
cadangan, biasanya warnanya lebih muda dari kayu
terasnya.
24.
Mencawan:
perubahan
bentuk
perlengkungan menurut sumbu lebar.

kayu

berupa

25.
Pecah tertutup: terpisahnya serat kayu pada arah
memanjang, menembus pada muka tebal dari sekeping
kayu gergajian.
26.
Perubahan warna: perubahan warna dari warna asli
yang umumnya disebabkan oleh jamur.
27.
Urat kapur/getah: saluran/rongga yang terdapat pada
kayu, biasanya berisi resin atau damar/getah/kapur.

E. Jenis Kayu yang Sering Digunakan


Lalu, jenis kayu apa saja yang sering digunakan? Tentu saja
tidak semua jenis kayu dapat digunakan dan dimanfaatkan baik
sebagai furniture maupun konstruksi. Namun hanya beberapa
jenis kayu tertentu saja yang bisa dimanfaatkan. Misalnya dalam
bidang furniture : Kayu jati, kayu mahoni, kayu sono keling, kayu
akasia, kayu trembesi, dan kayu kamper. Lalu dalam bidang

konstruksi : kayu jati, kayu kayu bengkire, kayu kamper, kayu


merbau, kayu kelapa, kayu meranti, kayu karet. Kayu-kayu
tersebut adalah jenis kayu yang umum digunakan oleh
masyarakat.
1) Kayu Jati

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan


tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan
lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material
bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan
Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur,
rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam
kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas
dan penampilan sebanding dengan kayu jati. Pohon Jati bukanlah
jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai
dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan
jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan berkapur di
Indonesia, terutama di pulau Jawa.

2) Kayu Merbau

Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup


keras dan stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati.
Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu
merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight

kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus.


Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga
terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat
kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu
merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua.
Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon
merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau
tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu
merbau kami berasal dari Irian / Papua.

3) Kayu Bengkire

Kayu Bengkire termasuk jenis kayu yang cukup awet dan


kuat. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I,
II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi
sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu,
pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya
retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler.
Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu
bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan
untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai
termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering
menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior
seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai
banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan.
Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena
itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan
kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada
saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat
coklat kemerahan.

4) Kayu Kamper

kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan


bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak
setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki
serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi
pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak
segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak
sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga
besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela
dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper
banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan.
Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan
kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di
Kalimantan.

5) Kayu Kelapa

Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif


baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak
menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus
ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru.
Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua
bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk

garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat


lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua
bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu
karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa
tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang
paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah
dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna
terang.
6) Kayu Meranti

Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras,


warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun
tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus,
kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga
tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti
banyak ditemui di hutan di pulau Kalimantan.

7) Kayu Karet

Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber


wood pada awalnya hanya tumbuh di daerah Amazon, Brazil.
Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di
daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke
Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk
tanah Jawa. Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem
ketika baru saja dibelah atau dipotong. Ketika sudah mulai
mengering akan berubah sedikit kecoklatan. Tidak terdapat
perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu
teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada
rubberwood.Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, namun
mempunyai massa yang lebih berat dengan kayu lain yang
berukuran sama Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas
awet III, sehingga kayu karet dapat digunakan sebagai substitusi
alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi
8) Kayu Gelam

Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan,


perahu,
Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam
dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai sebagai
steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter
besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan
jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif
untuk bahan penyerap.

9) Kayu Ulin

Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan


rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan
catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan
tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera
Bagian Selatan dan Kalimantan. Jenis ini dikenal dengan nama
daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan
telian. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya
dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm,
tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu
Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin
banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang
bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk
banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain
yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin
termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.

10)

Kayu Akasia

Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata


0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya
serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu
bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas

10

kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100


kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2.
Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya
rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta
berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat
pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan
sebagai bahan konstruksi maupun bahan meubel-furnitur.

11)

Kayu Sonokeling

Di Indonesia, sonokeling hanya didapati tumbuh liar di


hutan-hutan Jawa Tengah dan Jawa Timur pada ketinggian di
bawah 600m dpl., terutama di tanah-tanah yang berbatu, tidak
subur, dan kering secara berkala. Tumbuh berkelompok, namun
tidak terlalu banyak, di hutan-hutan musim yang menggugurkan
daun-daunnya di waktu kemarau. Sonokeling terutama
dimanfaatkan kayunya, yang memiliki pola-pola yang indah,
ungu bercoret-coret hitam, atau hitam keunguan berbelang
dengan coklat kemerahan. Kayu ini biasa digunakan untuk
membuat mebel, almari, serta aneka perabotan rumah berkelas
tinggi. Venirnya yang bernilai dekoratif digunakan untuk melapisi
permukaan kayu lapis mahal. Karena sifatnya yang baik, kayu
sonokeling juga sering digunakan untuk membuat barang ukiran
dan pahatan, barang bubutan, alat-alat musik dan olahraga,
serta perabot kayu bengkok seperti gagang payung, tongkat
jalan dan lain-lain.Kayu ini juga kuat dan awet, sehingga tidak
jarang digunakan dalam konstruksi seperti untuk kusen, pintu
dan jendela, serta untuk membuat gerbong kereta api. Atau
untuk peralatan seperti gagang kapak, palu, bajak dan garu,
serta untuk mesin-mesin giling-gilas. Selain itu, sonokeling
dipakai pula dalam pembuatan lantai parket.

12)

Kayu Trembesi

11

Kayu trembesi adalah salah satu jenis kayu khas dari


daerah tropis khususnya Indonesia yang memiliki nilai komersial
cukup baik di pasaran. Di Indonesia kayu trembesi ini berasal
dari beberapa pulau yaitu Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku dan
Nusa Tenggara, tapi tidak menutup kemungkinan jika kayu yang
juga dikenal dengan nama kayu suar ini bisa ditemukan di
daerah lain selain dari daerah yang sudah disebutkan itu. Sebab
persebaran pohon penghasil kayu trembesi ini memang
tergolong cepat dan bisa tumbuh di daerah mana saja di
Indonesia. Di alam, persediaan kayu trembesi dengan ukuran
besar masih sangat banyak dan sering ditemukan. Oleh sebab
itu, kayu ini banyak digunakan oleh masyarakat ( terutama
industri perkayuan) sebagai kayu pertukangan. Yakni sebagai
bahan baku untuk membuat furniture menggantikan kayu jati
yang persediaannya di alam semakin berkurang dari hari ke hari
dan juga harganya yang sangat mahal. Biasanya, furniture yang
terbuat dari kayu trembesi ini memiliki ciri khas tersendiri, yakni
lebih menonjolkan kesan kekokohan pada desainnya. Maksudnya,
furniture dari kayu trembesi sebagian besar komponenkomponennya dibuat sangat tebal dan mungkin tidak ada yang
dibuat dengan ukuran tipis kurang dari 3 cm. Apalagi pada
bagian top table (daun meja), ketebalan kayu yang biasa
digunakan adalah 4 hingga 15 cm. Benar-benar ukuran yang sulit
ditemukan pada furniture dari kayu jati.Selain digunakan untuk
furniture, kayu trembesi juga banyak digunakan sebagai bahan
baku dalam pembuatan berbagai macam produk yang bernilai
tinggi lainnya seperti untuk membuat vinir, pintu, patung,ukiran,
dan aneka produk kerajinan lainnya.

13)

Kayu Mahoni

12

Kayu mahoni merupakan jenis kayu yang memiliki kualitas


baik, tetapi tingkat ketahanan dan keawetannya sedikit berada di
bawah kualitas kayu jati. Kayu ini kurang tahan terhadap rayap
sehingga tidak disarankan untuk penempatan yang bersentuhan
secara langsung dengan tanah. Dalam dunia industri, kayu
mahoni dikenal sebagai jenis kayu pertukangan yang baik. Kayu
ini dapat dengan mudah dikerjakan seperti dipotong dan
dibentuk sehingga kayu mahoni banyak digunakan sebagai
bahan baku dalam pembuatan berbagai macam kerajinan dan
produk-produk mebel seperti handycraft, aneka mebel ukiran,
lemari, kursi, meja, furniture anak dll. Dalam beberapa kasus,
kayu mahoni jug sering digunakan sebagai bahan baku
pengganti dari kayu jati. Ini dilakukan karena, selain jumlah atau
persedian kayu mahoni banyak, harganya pun jauh lebih murah
dari pada kayu jati. Hal tersebut merupakan alasan utama bagi
kebanyakan industri-industri pengolahan kayu (industri mebel)
karena dapat mengatasi masalah kelangkaan bahan baku
sehingga kelangsungan proses produsi tetap terjaga dan lancar,
dan juga dapat menekan biaya produksi menjadi lebih murah.

F. Peralatan yang digunakan dalam Perkayuan


Tak lengkap rasanya bila kita tidak mengenal berbagai alat
yang digunakan untuk mengolah kayu menjadi bahan yang siap
pakai. Maka, dibawah ini akan dipaparkan berbagai macam alat
yang digunakan dalam proses pengerjaan kayu

13

N
o
1

Gambar Alat

Deskripsi Alat
Rol Meter digunakan
mengukur dimensi kayu

untuk

Stik Pahat
memahat

untuk

Amplas
digunakan
untuk
membersihkan dan menghaluskan
permukaan kayu
Pensil
Bangunan
digunakan
untuk memberi tanda pada kayu

digunakan

Penggaris Siku L 45o dan 90o


digunakan
untuk
memeriksa
kesikuan bidang kayu
Gergaji
digunakan
untuk
memotong atau membelah kayu

Ketam digunakan untuk mengikis


permukaan kayu hingga rata dan
tidak kasar

Meja Kerja digunakan


tempat mengerjakan kayu

untuk

Perusut
Digunakan
untuk
menandai penampang kayu agar
tetap lurus dan simetris

1
0

Alat
Bor
digunakan
untuk
membuat lubang pada kayu
sebagai tempat masuknya kepala
mur/baut

14

1
1

Alat
Bor
digunakan
untuk
melubangi kayu, sebagai jalan
masuk untuk mur/baut

1
2

Asahan digunakan sebagai alat


untuk menajamkan mata pisau
ketam dan pahat
Obeng
digunakan
untuk
mengatur kekencangan baut/mur
pada peralatan
Mesin Bor digunakan untuk
melubangi kayu, sebagai jalan
masuk paku, baut/mur

1
3
1
4

1
2

Mesin
Pemotong
Kayu
digunakan
untuk
memotong
kayu // serat

1
3

Mesin
Ketam
Penebal
digunakan untuk menghaluskan
dan
menipiskan
salah
satu
permukaan kayu

1
4

Mesin Ketam ??? digunakan


untuk
menghaluskan
dan
menipiskan salah satu permukaan
kayu

1
5

Mesin Potong Kayu digunakan


untuk memotong kayu tegak lurus
serat

1
6

Wood Filler digunakan untuk


mengisi pori-pori/serat kayu yang
masih kosong/belum rata

15

1
7

Cat
Kayu
digunakan
memberi warna pada kayu

untuk

1
8

Cat Vernis digunakan untuk


melindungi kayu dan mengikat
serta melindungi cat/wood filler
agar lebih kuat melekat

1
9

Lem Kayu digunakan


menyambung/merekatkan
sambungan pada kayu

untuk

G. Contoh Produk Kayu


Dalam bidang konstruksi bangunan, masyarakat Indonesia
pada umumnya menggunakan dan memanfaatkan kayu untuk :
Atap kuda-kuda, kolom, lantai, dinding, dan bahan pelengkap
bangunan lainnya. Lalu dalam bidang meubeler atau furnitur
berupa : meja, kursi, tempat tidur, kusen, dll. Dan tidak
ketinggalan pula produk-produk kerajinan tangan (handycraft)
yang mempunyai nilai estetika dan nilai seni yang sangat
beragam.

Gambar 1.1. Atap Kuda-Kuda


Kayu

16

Gambar 1.2. salah satu contoh


sambungan kayu

Gambar 1.3. kusen, pintu,


jendela

Gambar 1.5. kerajinan


tangan kayu

Gambar 1.4. Papan kayu (lantai,


dinding, dll)

Gambar 1.6. meja dan kursi

H. Daftar Pustaka

17

http://rimbakita.blogspot.com/2013/05/jenis-kayu-untukmembuat-furniture.html
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2013/03/jenisdan-ciri-kayu-untuk-bahan-konstruksi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu

I. Komentar Terhadap Artikel


Dalam membuat sebuah konstruksi / furnitur, hendaknya
melihat dari segala sisi. Misalnya dari kegunaan dari
konstruksi / furniture yang akan kita buat, kondisi
cuaca/alam disekitar konstruksi / furnitur itu berada.
Sehingga kita dapat memilih jenis kayu yang tepat sesuai
keadaan, situasi, dan kondisi yang ada.
Pilihlah bahan kayu yang berkualitas dan gunakan alat-alat
baik serta pekerja yang ahli agar output yang dihasilkan
sesuai yang diinginkan
Dalam membuat sebuah artikel hendaknya menggunakan
bahasa yang komunikatif, penyusunan yang runtut, dan
dilengkapi dengan gambar sehingga lebih mudah dipahami
oleh para pembaca

18

Anda mungkin juga menyukai