Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

STRUKTUR KAYU

DISUSUN OLEH

GREYSELLA NELSYE JULIANI BA’BA (022180015)

TOMMY ARIYANTO DJAMI (022180031)

LEONARDO V. KEVIN PALLA (022150017)

VERONIKA NONA MARISTA (022180016)

DOSEN MATA KULIAH

YOSEF N. TEMBU MUDA, S.T.,M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA NIPA

MAUMERE

2019
 Jenis-jenis kayu sebagai material konstruksi
1. Kayu Jati
2. Kayu Merbau
3. Kayu Kamper
4. Kayu Bangkirai
5. Kayu Kelapa
6. Kayu Meranti Merah
7. Kayu Ulin
8. Kayu Akasia
9. Kayu Karet
10. Kayu Sungkai

 Klasifikasi kayu dan fungsi dalam bidang konstruksi


1. Kayu Jati

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya
yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan
bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti
tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu
sendiri. Berat jenis (BJ) kayu jati sebesar 700-930 kg/m3 pada kelembaban (MC) kayu 12%.

 Keunggulan
 Kayu Jati tergolong pada kayu dengan kelas awet I, kelas kuat I, II.
 Memiliki daya tahan yang kuat terhadap jamur, busuk karena udara lembab atau
serangan serangga
 Kayu Jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu.
 Memiliki warna dan serat dan tekstur yang unik dan bagus sehingga tampak
menarik pada pengaplikasiannya
 Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan minyak pada
kayu Jati membuat kekuatan Jati lebih baik dari jenis kayu yang lain.
 Kelemahan
 Kecepatan tumbuh pohon jati relatif lambat sehingga jumlah kayu jati yang
dihasilkan tidaklah banyak dan sulit di dapat.
 Harga kayu jati adalah yang paling mahal dibanding kayu lainnya
 Kegunaannya
 Kayu jati biasa digunakan sebagai bahan membuat furniture seperti pintu, jendela
dan meja kursi.
 Kayu jati juga bisa di gunakan untuk rangka konsturksi jembatan
 Kayu jati juga bisa di gunakan untuk bantalan rel kereta
 Kayu jati juga bisa di gunakan untuk di jadikan lantai
 Kayu jati juga bisa di gunakan untuk di jadikan tiang rumah

2. Kayu Merbau
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif
pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu
merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki
tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap
serangga. Pada kelembaban (MC) 15% memiliki Berat Jenis (BJ) 630-1040 kg/m3.

 Keunggulan
 Kayu merbau termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II dan kelas kuat I, II
 Kayu merbau tahan terhadap serangan serangga
 Kayu merbau cukup keras dan stabil sehingga sering digunakan sebagai alternatif
pembanding dengan kayu jati
 Kelemahan
 Cukup keras dan akan banyak mematahkan mata gergaji apabila pengerjaan kurang
hati-hati dan melebihi standar pengaturan
 Harga masih relatif mahal
 Kegunaannya

Kegunaan Kayu Merbau biasanya digunakan untuk membuat parket (flooring), furniture,
decking dengan finger joints, panel, musik instrumen dan lainnya. Kayu merbau juga biasa
digunakan untuk konstruksi berat, misalnya di gunakan untuk balok-balok, tiang dan bantalan
rumah maupun jembatan.

3. Kayu Kamper
Kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih
terjangkau.
Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu
yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan
jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras
bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk
pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Karena tidak sekeras bangkirai,
kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan
jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III
dan Kelas Kuat II, I.
 Keunggulan
 Kayu kamper termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, dan kelas kuat I, II
 Kayu Kamper adalah kayu yang mengkilap. Teksturnya sangat halus dan indah
 Jarang ditemui retak rambut karena tidak segetas kayu bangkirai
 Harganya lebih terjangkau walaupun tidak sekuat kayu jati dan bangkirai
 Kelemahan
 Karena tidak sekeras bangkirai kecenderungan berubah bentuk juga besar sehingga
tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan ukuran yang terlalu besar
 Tidak setahan kayu jati dan tidak sekeras bangkirai
 Harga relatif lebih mahal dari kayu meranti merah
 Kegunaannya
Biasa digunakan untuk pembuatan kusen pintu maupun jendela. Alasan sering digunakan
untuk membuat kusen karena jenis kayu ini tidak di sukai rayap dan serangga

4. Kayu Bangkirai
Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Sifat kerasnya juga disertai
tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain
itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Karena kuatnya, kayu ini sering
digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis
kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di
luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Bangkirai bisa
berdiameter hingga 120 cm dan tinggi pohon mencapai 40 meter. Diamater rata-rata adalah
70-90cm.

 Keunggulan
 Kayu bangkirai termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II , III dan kelas kuat I, II
 Kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, sehingga cocok diletakkan di luar ruangan
atau bahan outdoor
 Tahan terhadap perubahan cuaca
 Jenis serat dengan ikatan kuat dan memiliki tingkat keawetan yg tinggi
 Kelemahan
 Sifat kerasnya disertai dengan tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah terjadi
retak rambut dan pin hole
 Secara konsruksi retak dan pinhole ini bisa mengurangi kekuatan dari kayu
bangkirai ini
 Harga kayu bangkirai relatif mahal

 Kegunaannya
Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap
kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering
menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor
flooring / decking, dll.

5. Kayu Kelapa/glugu

Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan
kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus
ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk
jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat/fiber yaitu berbentuk garis
pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu
kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena
pohon kelapa tidak ada ranting/cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai
Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari
Sulawesi. Pohon kelapa di Jawa umumnya berwarna terang. Berat jenis rata-rata kayu
glugu adalah 0,74 maka termasuk kedalam kelas kuat II ( berat jenis 0.6 – 0.9 ). Kayu glugu
temasuk kedalam kelas awet III. Kadar air kayu glugu berbanding terbalik dengan berat
jenisnya, semakin besar berat jenis kayu glugu maka semakin berkurang kadar airnya.
Berdasarkan berat jenisnya yang sebesar 0,74 maka kayu glugu digolongkan kedalam kelas
kayu agak berat ( Berat jenis berkisar 0,60 – 0,75 ).
 Keunggulan
 Bersifat Ramah Lingkungan
 Strukturnya Cukup Keras
 Memiliki Serat yang Indah
 Cukup Gampang Dirawat
 Cocok untuk Dinding dan Lantai

 Kekurangan
 Tidak Terlalu Tahan Air
 Proses Pengeringan Lama
 Memiliki Risiko Melenting
 Seratnya Sangat Tajam
 Pengolahan Cukup Sulit

 Kegunaannya
Kayu kelapa biasa digunakan untuk membuat kanopi teras, rangka atap, bekisting balok
(proyek gedung), kusen daun pintu dan jendela, lantai, tiang/pilar, penutup dinding, dan
gazebo.

6. Kayu Meranti Merah


Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah
muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu
meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di
luar ruangan.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV

 Keunggulan
 Kayu meranti termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, IV dan kelas kuat II,
III, IV
 Harga kayu meranti yang tak begitu mahal menjadikan pilihan bagi bahan
pembuatan matrial kusen, pintu, jendela.
 Kayu meranti merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran
minyak diesel dengan kreoso
 Bobot kayu ini berbagai macam mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga
bisa disesuaikan dengan kebutuhan

 Kelemahan
 Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan
untuk penggunaan di luar
 Tekstur kayunya tidak terlalu halus
 Tingkat keawetan dan kekerasannya juga tergolong rendah (kelas II-IV)

 Kegunaannya
Kayu meranti merah biasa digunakan sebagai kayu konstruksi panil kayu, untuk dinding,
rangka atap, parket lantai, railing tangga, pintu, jendela, bahkan alas lantai, loteng, sekat
ruangan , bahan furniture dan perabot rumah tangga.

7. Kayu Ulin
Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan
lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika
basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan
diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin
berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas
Awet I.

 Keunggulan
 Kayu ulin menjadi salah satu jenis kayu yang sangat kuat dan awet, dengan kelas
kuat I dan kelas awet I..
 Kayu ulin tahan terhadap serangan rayap.
 Kayu Ulin tahan akan perubahan kelembaban dan suhu serta tahan pula terhadap
air laut.
 Meskipun susah untuk dipaku, kayu Ulin lumayan mudah dibelah atau digergaji.
 Kayu Ulin juga seringkali dijadikan cendera mata. Seperti di Banjarmasin yang
seirng menjadikan fosil kayu Ulin sebagai batu cincin dan perhiasan.
 Kekurangan
 Kayu Ulin sulit untuk dipaku karena teksturnya yang keras.\
 Besarnya permintaan akan kayu Ulin, tidak didukung oleh potensi kayu Ulin di
hutan.
 Kegunaannya
Kayu Ulin yang kuat, cocok digunakan untuk pondasi rumah, atap rumah (sirap), kusen
dan pintu. Kayu Ulin juga cocok digunakan untuk bahan bangunan, seperti konstruksi
rumah, jembatan, tiang listrik, dan perkapalan.

8. Kayu Akasia

Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan
seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti
mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang
berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas
650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah,
kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini
mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai
bahan konstruksi maupun bahan mebel/furniture.
 Keunggulan
 Akasia merupakan jenis tanaman yang memiliki siklus panen yang cepat
 Tanaman akasia dapat membantu memperbaiki struktur tanah, mecegah banjir
dan tanah longsor.
 Kayu akasia mudah diproses oleh mesin
 Kekurangan
 Mudah terserang jamur dan serangga jika diletakkan di luar ruangan yang
terlalu basah.
 Membutuhkan waktu yang lama dalam proses pengeringan.
 Kegunaannya

Sifat jenis kayu ini yaitu pengerjaannya mudah, sehingga banyak diminati untuk bahan
konstruksi maupun bahan meubel-furniture

9. Kayu Karet

Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya
tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan
penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan
negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa. Warna Kayu Kayu karet
berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong. Ketika
sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa
dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood. Densitas Kayu karet
tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435- 625 kg/m3
dalam level kekeringan kayu 12%. Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III,
sehingga kayu karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan
konstruksi.
 Kegunaannya
Kayu Karet Berbentuk Gelondong (Log)
 Kayu Gergajian
Penggunaan yang umum dari kayu gergajian adalah untuk komponen mebel dan konstruksi
bangunan. Selain itu kayu karet dapat juga digunakan untuk moulding (bentuk profil seperti
pigura dan lisplank), dan juga alat rumah tangga dapat seperti dinding penyekat dan jelusi
jendela, parquet block (lantai).
 Kayu Lapis
Produk kayu lapis dari karet dalam rumah tangga digunakan untuk komponen pintu dan
jendela, meja, tangga, dan kursi. Selain itu untuk bahan bangunan berupa block dan pilar.

10. Kayu Sungkai

Kayu Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus,
sungkai, sekai termasuk kedala famili Verbenaceae. Daerah penyebarannya di Indonesia
adalah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan seluruh
Kalimantan. Tempat tumbuh di dalam hutan tropis. Tinggi pohon mencapai 20–30 m
panjang batang bebas cabang mencapai 15 m, dengan diameter 60 cm atau lebih, batang
lurus dan sedikit berlekuk dangkal, tidak berbanir, dan ranting penuh bulu halus.
Kulit luar berwarna kelabu atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan
tipis. Kayu teras berwarna krem atau kuning muda. Tekstur kayu kasar dan tidak merata.
Arah serat lurus, kadang-kadang bergelombang dengan permukaan kayu agak kesat.
 Keunggulan
 Kayu sungkai termasuk pada kayu dengan kelas awet III, dan kelas keras II, III
 Teksturnya cukup halus serta seratnya sangat indah berwarna kuning keemasan
sehingga sering digunakan sebagai element dekoratif yang elegan
 Pengerjaannya relatif mudah.
 Kelemahan
 Tingkat keawetannya relatif rendah (kelas III)
 Daya retaknya cukup tinggi, serat lurus bergelombang dan memiliki tekstur agak
kasar.
 Kegunaaannya

Sungkai ini bermanfaat berbagai keperluan yaitu untuk bangunan, furniture,


lantai, papan dinding, rangka atap, tiang rumah, bangunan jembatan, patung, ukiran,
kerajinan tangan, daun pintu, daun jendela, meja makan, lemari pakaian, bangku,lemari
buku, finir mewah dan kabinet.

Anda mungkin juga menyukai