Anda di halaman 1dari 23

JENIS KAYU & KEGUNAANYA

Universitas Indraprasta PGRI


Teknik Arsitektur
MACAM –MACAM JENIS KAYU
A. Mengenal Jenis Jenis Kayu
Kayu merupakan salah satu material bahan
bangunan yang sering digunakan dalam konstruksi.
Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik
dalam segi keindahan serat, kadar air, keawetan,
berat jenis, kerapatan, dan kekuatan. Maka dalam
memilih kayu yang akan dipergunakan ada baiknya
kita mengenal Jenis dan Ciri kayu yang sering
digunakan sebagai bahan konstruksi. Selain agar
kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan
kriteria dan spesifikasi yang kita inginkan, tentunya
juga agar kita tidak tertipu dengan jenisjenis kayu
lainnya. Berikut beberapa macam kayu yang sering
digunakan sebagai bahan konstruksi.
1. KAYU JATI

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur
paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini
menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga
terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena
kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain
yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu
jati.
Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan
kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada
doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya
mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi
kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat
memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan
dan kekurangan kualitas kayu tersebut.

Berat jenis (BJ) kayu jati sebesar 700-930 kg/m3 pada kelembaban (MC) kayu
12%.
Keunggulan
• Kayu Jati tergolong pada kayu dengan kelas awet I, kelas kuat I, II.
• Memiliki daya tahan yang kuat terhadap jamur, busuk karena udara lembab
atau serangan
serangga
• Kayu Jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan
suhu.
• Memiliki warna dan serat dan tekstur yang unik dan bagus sehingga
tampak menarik pada pengaplikasiannya
• Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan
minyak pada kayu Jati membuat kekuatan Jati lebih baik dari jenis kayu yang
lain.
Kelemahan
• Kecepatan tumbuh pohon jati relatif lambat sehingga jumlah
kayu jati yang dihasilkan tidaklah banyak dan sulit di dapat.
• Harga kayu jati adalah yang paling mahal dibanding kayu
lainnya.
• Di Indonesia kayu jati hanya bisa diperoleh/dibeli dari Perum
Perhutani, sebagai instansi pemerintah yang berkuasa penuh
untuk perawatan dan pengawasan distribusi kayu jati
diIndonesia, terutama di Pulau Jawa.
2. KAYU MERBAU

Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil
sebagai
alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap
serangga.
Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight
kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau
termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan
Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu
merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu
merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap /tua. Merbau memiliki
tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan
tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian /Papua.
Tergolong kayu berat, miliki pengembangan dan penyusutan kecil.
Pada kelembaban (MC) 15% memiliki Berat Jenis (BJ) 630-1040
kg/m3.

 Kegunaan
Kayu Merbau biasanya digunakan untuk membuat parket (flooring),
furniture, decking dengan finger joints, panel, musik instrumen dan
lainnya.

Keunggulan
• Kayu merbau termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II dan kelas
kuat I, II
• Kayu merbau tahan terhadap serangan serangga.
• Kayu merbau cukup keras dan stabil sehingga sering digunakan
sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati.

Kelemahan
• Cukup keras dan akan banyak mematahkan mata gergaji apabila
pengerjaan kurang hati-hati dan melebihi standar pengaturan.
• Harga masih relatif mahal.
3. KAYU BANGKIRAI / YELLOW BALAU

Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga
disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut
dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole.
Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler.
Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu
sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi
berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan
terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar
bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon
Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu
berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, olehkarena itulah disebut
yellow balau.
Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat
kemerahan.
Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan tinggi pohon mencapai 40 meter. Diamater
rata-rata adalah 70-90cm.

Kegunaan
Sebagai bahan pembuat produk decking, outdoor furniture, konstruksi jembatan, pergola
dan konstruksi berat lainnya.

Keunggulan
• Kayu bangkirai termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II , III dan kelas kuat I, II
• Kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, sehingga cocok diletakkan di luar ruangan atau
bahan outdoor
• Tahan terhadap perubahan cuaca
• Jenis serat dengan ikatan kuat dan memiliki tingkat keawetan yg tinggi

Kelemahan
• Sifat kerasnya disertai dengan tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah terjadi
retak rambut dan pin hole
• Secara konsruksi retak dan pinhole ini bisa mengurangi kekuatan dari kayu bangkirai ini
• Harga kayu bangkirai relatif mahal
4. KAYU KAMPER

Kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang


harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan
sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah
sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela.
Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak
sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga,
tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan
tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon
kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda
adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih
halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.
Keunggulan
• Kayu kamper termasuk pada kayu dengan kelas awet II,
III, dan kelas kuat I, II
• Kayu Kamper adalah kayu yang mengkilap. Teksturnya
sangat halus dan indah
• Jarang ditemui retak rambut karena tidak segetas kayu
bangkirai
• Harganya lebih terjangkau walaupun tidak sekuat kayu
jati dan bangkirai

Kelemahan
• Karena tidak sekeras bangkirai kecenderungan berubah
bentuk juga besar sehingga tidak disarankan untuk pintu
dan jendela dengan ukuran yang terlalu besar
• Tidak setahan kayu jati dan tidak sekeras bangkirai
• Harga relatif lebih mahal dari kayu meranti merah
5. KAYU KELAPA

Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari
perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas)
sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya
pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah
serat/fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur
serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah
fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada
ranting/cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun,
yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon
kelapa di Jawa umumnya berwarna terang.
6. KAYU MERANTI MERAH

Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah


muda tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti
putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak
begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai
di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat
II, IV.
Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan.
Kegunaan
Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding, loteng, sekat
ruangan, bahan furniture dan perabot rumahtangga, mainan, peti mati dan lain-lain.
Kayu meranti merah-tua yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang
sampai berat, balok, kasau, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak
jembatan, serta untuk membuat perahu. Meranti merah baik pula untuk membuat kayu
olahan seperti papan partikel, harbor, dan venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini
cocok untuk dijadikan bubur kayu, bahan pembuatan kertas.

Keunggulan
• Kayu meranti termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, IV dan kelas kuat II, III, IV •
Harga kayu meranti yang tak begitu mahal menjadikan pilihan bagi bahan pembuatan
matrial kusen, pintu, jendela.
• Kayu meranti merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran minyak
diesel dengan kreoso
• Bobot kayu ini berbagai macam mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga
bisa disesuaikan dengan kebutuhan

Kelemahan
• Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk
penggunaan di luar
• Tekstur kayunya tidak terlalu halus
• Tingkat keawetan dan kekerasannya juga tergolong rendah (kelas II-IV)
7. KAYU KARET

Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada
awalnya hanya tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir
abad 18 mulai dilakukan penanaman di daerah India namun tidak
berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara Asia
Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.
Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja
dibelah atau dipotong.
Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal
dengan kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras
pada rubberwood.
Densitas Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat
dengan densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu
12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu
karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk
bahan konstruksi.
8. KAYU GELAM

Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu,


kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan
diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada
konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai
untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga
dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap.
9. KAYU ULIN

Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung,
serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu
jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera
Bagian Selatan dan Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian,
tabulin dan telian.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m
dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai
ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang
bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk bangunan
jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat
khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.
10. KAYU AKASIA

Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata


0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap
airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20
tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti
mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat
desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang
kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak
kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat
pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan
sebagai bahan konstruksi maupun bahan mebel/furniture.
11. SUNGKAI

Karakteristik
Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki sabrang,
kurus, sungkai, sekai termasuk kedala famili Verbenaceae. Daerah
penyebarannya di Indonesia adalah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera
Selatan, Jawa Barat, dan seluruh Kalimantan. Tempat tumbuh di dalam hutan
tropis. Tinggi pohon mencapai 20–30 m panjang batang bebas cabang
mencapai 15 m, dengan diameter 60 cm atau lebih, batang lurus dan sedikit
berlekuk dangkal, tidak berbanir, dan ranting penuh bulu halus. Kulit luar
berwarna kelabu atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan
tipis. Kayu teras berwarna krem atau kuning muda. Tekstur kayu kasar dan
tidak merata. Arah serat lurus, kadang-kadang bergelombang dengan
permukaan kayu agak kesat
Kegunaan
Kayu sungkai dalam kegunaannya diperuntukkan sebagai kayu
bangunan, kayu perkakas, lantai, papan, seni ukir dan pahat, finir
mewah serta sebagai kayu ornamentil.

Keunggulan
• Kayu sungkai termasuk pada kayu dengan kelas awet III, dan kelas
keras II, III
• Teksturnya cukup halus serta seratnya sangat indah berwarna kuning
keemasan sehingga sering digunakan sebagai element dekoratif yang
elegan
• Pengerjaannya relatif mudah.

Kelemahan
• Tingkat keawetannya relatif rendah (kelas III)
• Daya retaknya cukup tinggi, serat lurus bergelombang dan memiliki
tekstur agak kasar.
12.Kempas (Koompasia Malaccesis Maing)
Kayu Kempas mempunyai tingkat pemakiaian I, tingkat keawetan III – IV, dan tingkat kekuatan I.
Mempunyai berat jenis antara 0,68 – 1,29 g/cm3.

13. Kamfer
Kayu Kamfer mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III, dan tingkat kekuatan II.
Mempunyai berat jenis 0,7 – 0,9 g/cm3. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan sedikit di
Kalimantan. Mempunyai warna sawo merah. Kayu kamfer tidak tahan terhadap serangan rayap, akan
tetapi agak tahan terhadap bubuk, oleh karene itu kayu ini tidak baik digunakan untuk konstruksi
bangunan yang tidak terlindung. Kelebihan dari kayu kamfer ini adalah mudah dikerjakan selain itu
mengembang dan menyusutnya kecil. Banyak dipakai untuk bahan bangunan rumah. Mempunyai
warna sawo merah.

14. Rengas (Gluta Renghas )


Kayu Rengas mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan II, dan tingkat kekuatan II.
Mempunyai berat jenis 0,59 – 0,84 g/cm3. Banyak terdapat di daerah Kalimantan Tengah.

15. Belian
Sebenarnya ada beberapa macam kayu yang termasuk kedalam kayu Belian, dua diantaranya adalah
Onglen dan Belian atau sering disebut juga kayu Besi dari Kalimantan. Kayu Belian mempunyai
tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I, dan tingkat kekuatan I. Mempunyai berat jenis 0,9 – 1,2.
Banyak terdapat di pulau kalimantan. Berwarna sawo muda dan lama kelamaan menjadi abu – abu
hingga menjadi hitam.

16.Resak
Kayu Resak mempunyai tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I, tingkat kekuatan I.
Mempunyai berat jenis 1,1. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan Kalimantan. Berwarna sawo
muda dan lama kelamaan menjadi sawo tua.
17.Rasamala
Kayu rasamala termasuk tingkat keawetan II, tingkat keawetan II, tingkat pemakaian II dan berat
jenisnya 0,6-0,8. Kayu ini tahan terhadap rayap dan bubuk, baik dipakai di tempat yang terlindung.
Pertumbuhan kayu ini sering di temukan seratnya yang memuntir, saat pengeringan penarikannya cuk up
kuat (kembang susutnya sangat besar). Pohon ini cocok tumbbuh di daerah yang ketinggiannya lebih dari
500 m di atas permukaan laut. Banyak Di pakai untuk konstruksi bangunan rumah, kadang-kadang juga di
pakai untuk bantalan jembatan. Pohon ini banyak ditemukan di daerah Jawa Barat dan di daerah
Sumatera. Berwarna sawo merah.

18.Merawan
Kayu merawan mempunyai tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II, dan tingkat kekuatan II.
Mempunyai berat jenis 0,6 - 0,8. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan Kalimantan. Berwarna sawo muda
dan lama kelamaan menjadi sawo tua.

19.Puspa
Kayu Puspa ini mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III, dan tingkat kekuatan II.
Mempunyai berat jenis 0,6 – 0,8. Kayu jenis ini banyak terdapat didaerah Jawa Barat. Kayu ini hanya
digunakan pada konstruksi bangunan sederhana, terutama didaerah pegunungan.

20.Keruwing
Kayu Keruwing mempunyai tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II, tingkat kekuatan II ataupun III.
Mempunyai berat jenis 0,6 – 0,9. Kayu janis ini banyak terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan. Selain itu
kayu jenis ini hanya dipakai untuk bangunan – bangunan yang sifatnya kurang berarti atau hanya bersifat
sementara.

21.Jeungjing
Kayu Jeungjing mempunyai tingkat pemakaian IV, tingkat keawetan IV, dan tingkat kekuatan IV.
Mempunyai berat jenis 0,3 – 0,5. Kayu jenis ini banyak terdapat di daerah Jawa Barat, banyak ditanam di
daerah perkebunan teh. Kayu Jeungjing sangat baik untuk dipakai pada konstruksi paku

Anda mungkin juga menyukai