Anda di halaman 1dari 25

TUGAS STRUKTUR KAYU

KLASIFIKASI JENIS KAYU

Dibuat oleh
Rachmat Kalaozain Syapruddin
17.611.045

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS YAPIS PAPUA
JAYAPURA
2019
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberikan penulis kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas
“Klasifikasi Jenis Kayu”.Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah
Struktur Kayu. Tugas ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan tugas besar ini.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun tugas ini. Penulis
juga berharap semoga tugas besar ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Dengan segala
kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari para
pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan tugas yang lain dan
pada waktu mendatang.

Jayapura, September 2019

Penulis
Rachmat Kalaozain S

i
Daftar Isi
Kata Pengantar .........................................................................................................i

Daftar Isi .................................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 2

Bab II Pembahasan

2.1 Jenis – Jenis Kayu ........................................................................................ 3


2.2 Klasifikasi Jenis Pohon .............................................................................. 18
2.3 Struktur Pada Pohon ................................................................................. 20

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 21


3.2 Saran ........................................................................................................... 21

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 22

ii
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat
sering dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang
tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita
sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang
berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau
penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan
yang kita inginkanKayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan
dalam alam dan termasuk vegetasi hutan.

Kayu sering di gunakan oleh manusia untuk semua keperluan karena


mudah dalam proses pengerjaannya. Dalam hal pengelolaannya perlu di
perhitungkan secara cermat bagian bagian kayu yang dapat lebih banyak di
manfaatkan. Dalam suatu konstruksi kayu memiliki komponen struktur yang
mendukung beban aksial tarik dan tekan. Dalam hal ini akan di bahas tentang
beban tekan yang terjadi pada suatu batang kayu. Batang tekan adalah batang dari
suatu rangka batang atau elemen kolom pada suatu konstruksi yang menerima
tekan searah panjang batang.

Kayu merupakan salah satu material bahan bangunan yang sering


digunakan dalam konstruksi. Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik
dalam segi keindahan serat, kadar air, keawetan, berat jenis, kerapatan, dan
kekuatan. Maka dalam memilih kayu yang akan dipergunakan ada baiknya kita
mengenal Jenis dan Ciri kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi.
Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan kriteria dan
spesifikasi yang kita inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan

1
jenisjenis kayu lainnya. Berikut beberapa macam kayu yang sering digunakan
sebagai bahan konstruksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jenis pohon apa saja yang dapat dijadikan produk kayu?
2. Bagaimana klasifikasi jenis pohon?
3. Bagaimana cara menentukan umur pohon ?

2
Bab II
Pembahasan

2.1 Jenis Jenis Kayu

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis kayu yang di buat menjadi


produk kayu, beberapa jenis kayu yang sering digunakan di daerah indonesia
diantaranya sebagai berikut :

1. Kayu Jati (Tectona grandis)

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan
utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan
Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga
lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain
yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.

Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan
kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada
putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan
type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar,
finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu
tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut. Berat
jenis (BJ) kayu jati sebesar 700-930 kg/m3 pada kelembaban (MC) kayu 12%.

3
Keunggulan :

 Kayu Jati tergolong pada kayu dengan kelas awet I, kelas kuat I, II.
 Memiliki daya tahan yang kuat terhadap jamur, busuk karena udara lembab
atau serangan serangga
 Kayu Jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan
suhu.
 emiliki warna dan serat dan tekstur yang unik dan bagus sehingga tampak
menarik pada pengaplikasiannya
 Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan minyak
pada kayu Jati membuat kekuatan Jati lebih baik dari jenis kayu yang lain.

Kelemahan :

 Kecepatan tumbuh pohon jati relatif lambat sehingga jumlah kayu jati yang
dihasilkan tidaklah banyak dan sulit di dapat
 Harga kayu jati adalah yang paling mahal dibanding kayu lainnya
 Di Indonesia kayu jati hanya bisa diperoleh/dibeli dari Perum Perhutani,
sebagai instansi pemerintah yang berkuasa penuh untuk perawatan dan
pengawasan distribusi kayu jati di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

4
2. Kayu Merbau (Intsia Spp)

Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil
sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan
terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai
adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus.
Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas
Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga.
Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight
kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua.
Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk
pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di
pulau Irian / Papua.

Tergolong kayu berat, miliki pengembangan dan penyusutan kecil. Pada


kelembaban (MC) 15% memiliki Berat Jenis (BJ) 630-1040 kg/m3. Kayu Merbau
biasanya digunakan untuk membuat parket (flooring), furniture, decking dengan
finger joints, panel, musik instrumen dan lainnya.

Keunggulan :
 Kayu merbau termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II dan kelas kuat I, II
 Kayu merbau tahan terhadap serangan serangga
 Kayu merbau cukup keras dan stabil sehingga sering digunakan sebagai
alternatif pembanding dengan kayu jati.

5
Kelemahan :
 Cukup keras dan akan banyak mematahkan mata gergaji apabila pengerjaan
kurang hati- hati dan melebihi standar pengaturan
 Harga masih relatif mahal.

3. Kayu Bangkirai (Shorea spp)

Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai
tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan.
Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak
rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin
hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya,
kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu
bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi
pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor
flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis
di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh
karena itulah disebut yellow balau.

Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat
coklat kemerahan. Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan tinggi pohon
mencapai 40 meter. Diamater rata-rata adalah 70-90cm. kayu ini digunakan

6
sebagai bahan pembuat produk decking, outdoor furniture, konstruksi jembatan,
pergola dan konstruksi berat lainnya.

Kegunaan :
 Kayu bangkirai termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II , III dan kelas
kuat I, II
 Kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, sehingga cocok diletakkan di luar
ruangan atau bahan outdoor
 Tahan terhadap perubahan cuaca
 Jenis serat dengan ikatan kuat dan memiliki tingkat keawetan yg tinggi

Kelemahan :
 Sifat kerasnya disertai dengan tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah
terjadi retak rambut dan pin hole
 Secara konsruksi retak dan pinhole ini bisa mengurangi kekuatan dari kayu
bangkirai ini
 Harga kayu bangkirai relatif mahal

4. Kayu Kamper

Kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang


harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat
bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering
menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas

7
bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai,
kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu
dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas
Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan
tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan
kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.

Keunggulan :
 Kayu kamper termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, dan kelas kuat I,
II
 Kayu Kamper adalah kayu yang mengkilap. Teksturnya sangat halus dan
indah
 Jarang ditemui retak rambut karena tidak segetas kayu bangkirai
 Harganya lebih terjangkau walaupun tidak sekuat kayu jati dan bangkirai

Kelemahan :
 Karena tidak sekeras bangkirai kecenderungan berubah bentuk juga besar
sehingga tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan ukuran yang terlalu
besar
 Tidak setahan kayu jati dan tidak sekeras bangkirai
 Harga relatif lebih mahal dari kayu meranti merah

5. Kayu Meranti

8
Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua
hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur
tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga
tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas
Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di
pulau kalimantan.

Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding,
loteng, sekat ruangan, bahan furniture dan perabot rumahtangga, mainan, peti
mati dan lain-lain. Kayu meranti merah-tua yang lebih berat biasa digunakan
untuk konstruksi sedang sampai berat, balok, kasau, kusen pintu-pintu dan
jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk membuat perahu. Meranti
merah baik pula untuk membuat kayu olahan seperti papan partikel, harbor, dan
venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini cocok untuk dijadikan bubur kayu,
bahan pembuatan kertas.

Keunggulan :
 Kayu meranti termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, IV dan kelas kuat
II, III, IV
 Harga kayu meranti yang tak begitu mahal menjadikan pilihan bagi bahan
pembuatan matrial kusen, pintu, jendela.
 Kayu meranti merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran
minyak diesel dengan kreoso
 Bobot kayu ini berbagai macam mulai dari yang ringan sampai yang berat
sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Kelemahan :
 Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak
dianjurkan untuk penggunaan di luar
 Tekstur kayunya tidak terlalu halus

9
 Tingkat keawetan dan kekerasannya juga tergolong rendah (kelas II-IV).

6. Kayu Karet

Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada
awalnya hanya tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18
mulai dilakukan penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa
hingga ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah
Jawa.

Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja
dibelah atau dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit
kecoklatan. Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal
dengan kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada
rubberwood.vDensitas Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan
berat dengan densitas antara 435- 625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat
digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi.

10
7. Kayu Ulin

Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung,
serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu
jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera
Bagian Selatan dan Kalimantan. Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin,
bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian. Pohon ulin termasuk
jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi
120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m.

Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin banyak
digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu),
papan lantai,kosen, bahan untuk bangunan jembatan, bantalan kereta api dan
kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin
termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.

8. Kayu Sungkai

Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki


sabrang, kurus, sungkai, sekai termasuk kedala famili Verbenaceae. Daerah

11
penyebarannya di Indonesia adalah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera
Selatan, Jawa Barat, dan seluruh Kalimantan. Tempat tumbuh di dalam hutan
tropis. Tinggi pohon mencapai 20–30 m panjang batang bebas cabang mencapai
15 m, dengan diameter 60 cm atau lebih, batang lurus dan sedikit berlekuk
dangkal, tidak berbanir, dan ranting penuh bulu halus. Kulit luar berwarna kelabu
atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan tipis. Kayu teras
berwarna krem atau kuning muda. Tekstur kayu kasar dan tidak merata. Arah
serat lurus, kadang-kadang bergelombang dengan permukaan kayu agak kesat.

Kayu sungkai dalam kegunaannya diperuntukkan sebagai kayu bangunan,


kayu perkakas, lantai, papan, seni ukir dan pahat, finir mewah serta sebagai kayu
ornamentil.

Keunggulan :
 Kayu sungkai termasuk pada kayu dengan kelas awet III, dan kelas keras II,
III
 Teksturnya cukup halus serta seratnya sangat indah berwarna kuning
keemasan sehingga sering digunakan sebagai element dekoratif yang elegan
 Pengerjaannya relatif mudah.

Kelemahan :
 Tingkat keawetannya relatif rendah (kelas III)
 Daya retaknya cukup tinggi, serat lurus bergelombang dan memiliki tekstur
agak kasar.

12
9. Kayu Trembesi

Beberapa waktu yang lalu, sebuah perusahaan rokok membuat program


CSR dengan penanaman ribuan bibit pohon Trembesi, alasannya pohon Trembesi
merupakan salah satu jenis pohon yang dapat menyerap hingga 28.5 ton gas CO2.
Selain manfaatnya sebagai penyerap gas CO2 yang baik, Kayu Trembesi kini juga
semakin diminati oleh pasar lokal dan Asia untuk dijadikan bahan baku furnitur,
ukiran dan patung. Hal ini disebabkan oleh urat Kayu yang dimiliki Kayu
Trembesi yang menawan.

Kayu Trembesi mudah tumbuh diberbagai daerah Tropis dan curah hujan
yang tinggi mulai dari Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Maluku hingga Nusa
Tenggara. Kayu Trembesi dapat tumbuh hingga mencapai 40m dengan diameter
hingga 4.5 meter. Kayu Trembesi yang juga disebut Kayu Meh di daerah Jawa
yang berarti “hampir menyerupai Kayu Jati ini sering diubah menjadi furniture
indoor yang tebal-tebal dan lebar hingga 1.5meter, hal ini disebabakan
kekuatannya yang kurang dan cukup lentur sehingga pengolahan kayu ini lebih
condong dipotong lebih besar. Kepadatan atau Density Kayu Trembesi yang
kurang membuatnya kurang cocok dijadikan bahan baku furniture outdoor. Selain
menjadi bahan baku Furniture, Kayu Trembesi juga sering digunakan sebagai
bahan pembuat veneer. Kayu Trembesi memiliki berat jenis 0.60 dengan tingkat
keawetan kelas IV dan Kelas Kuat III. Pohon Kayu. Kayu Trembesi kurang awet
karna menghasilkan minyak kayu yang membuatnya tahan terhadap serangan
rayap lebih sedikit dibandingkan dengan Kayu Jati.

13
10. Sonongkeling

Sonokeling, Sonobrit, Sonosungu atau Sanakeling merupakan kayu yang


memiliki corak yang indah, bewarna coklat gelap dengan alur-alur berwarna
hitam membuat kayu ini terlihat sangat eksotis. Pohon Kayu Sonokeling dapat
tumbuh hingga 40 meter dengan diameter mencapai 2 meter. Pohon ini dapat
ditemui di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur terutama didaerah-daerah yang
berbatu dan agak kering. Kayu Sonokeling dimanfaatkan untuk membuat
berbagai jenis produk, mulai dari furniture, alat musik, hingga alat-alat olah
raga. Dengan Berat jenis 0.77-0.86 dengan kadar air 15%, Kayu ini juga termasuk
kayu indah kelas 1, kelas awet I dan kelas kuat II. Karna Sonokeling termasuk
kayu keras, maka kayu ini dahulunya sering digunakan sebagai bahan konstruksi
dan bahan pembuat kusen-kusen mewah yang kuat. Kayu Sonokeling yang juga
memiliki kadar air yang rendah serta cukup menghasilkan minyak kayu juga
terkenal tahan akan serangan rayap dan jamur pembusuk kayu.

11. Kayu Pinus dan Cendana

Dari beberapa artikel yang saya baca, pada dasarnya Pohon Pinus dan
Cemara memiliki ciri fisik dan nama latin yang berbeda pula, namun corak kayu
nya tidak berbeda terlalu signifikan. Kayu Cemara memiliki warna yang lebih

14
menonjol dibandingkan Kayu Pinus, Kayu Cemara terkesan lebih merah dan
pekat dibandingkan warna Kayu Pinus yang lebih kuning dan terang. Selain itu
Kayu Cemara memiliki banyak (mata) karna lebih banyak ranting dan cabang
dibandingkan Kayu Pinus.

Pinus dan Cemara memiliki banyak manfaat, mulai dari segi religius
(sering digunakan sebagai pohon natal) hingga kesehatan. Selain itu, Kayu nya
juga dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Kayu Pinus dan Cemara terkenal
lembek dan mudah rusak, kepadatan kayunya yang kurang justru dimanfaatkan
untuk produk-produk kayu yang membutuhkan pengolahan ringan, disposable
dan flamabelity yang tinggi seperti korek api dan palet kayu untuk shipping. Kayu
Pinus dan Cemara termasuk Kayu dengan Kelas Awet dan Kuat level III. Kayu
Pinus dan Cemara memiliki densitas/kepadatan 480-520 kg/m3 dan kadar air MC
12% dan butuh waktu 12-15 hari untuk pengeringan. Meskipun Kayu Pinus dan
Cemara kini sering digunakan untuk furniture, sebaiknya perlu diingat bahwa
kayu ini merupakan kayu dengan kekuatan dan keawetan rendah, warnanya
mudah berubah dibawah sinar matahari. Disarankan jika dipergunakan sebagai
furniture sebaiknya menggunakan ukuran yang tebal dan tidak terkena air.

12. Kayu Mahoni

Butuh kayu untuk di bengkok-kan (bend) dan mampu bertahan lama


dalam bentuk tertentu serta sangat baik difinishing duco atau alami maka Kayu
Mahoni merupakan kayu yang tepat. Baik secara vertikal maupun secara
horizontal Kayu Mahoni cukup baik dalam uji tekan sehingga dapat diaplikasikan

15
penggergajian dari berbagai arah dengan baik. Karna kayu ini lebih lunak
dibandingkan Kayu Jati, Kayu ini cukup mudah untuk di ukir dan dibentuk sesuai
keinginan. Kayu Mahoni cukup tahan terhadap serangan hama kayu. Ketika di
proses seperti pemotongan atau dipaku tidak mudah retak, dan cukup mudah
untuk diampelas. Kayu ini tahan terhadap keretakan saat di steam pada proses
pembengkokan.

Kayu Mahoni memiliki ciri fisik berwarna merah pada bagian dalamnya,
berpori-pori kecil dan plain (coraknya tidak terlalu kelihatan). Pohon Kayu
Mahoni dapat dipanen pada umur 7 hingga 15 tahun, dan dapat tumbuh dengan
baik di daerah tropis. Penggunaan Kayu Mahoni cukup luas karna kekuatan dan
ketersediaanya yang cukup banyak sehingga banyak digunakan didunia
konstruksi dan pertukangan. Pohon Kayu Mahoni dapat tumbuh hingga
berdiameter 125cm dengan tinggi 35-45 m. Pohon ini sering ditanam dipinggir
jalan karna ditengari dapat mengurangi polusi udara hingga 69% dan membantu
penangkapan air serta berdaun lebat sehingga menjadi peneduh dipinggir jalan.

13. Kayu Aren

Pengolahan Kayu Aren dapat merusak mesin pengolah seperti ketam


mesin dan gergaji lebih cepat dibandingkan kayu yang lain. Hal ini disebabkan
Kayu Aren memiliki urat kayu yang berwarna hitam yang sangat keras. Karna
masih dalam keluarga Palma, Kayu Aren memiliki corak seperti Kayu Kelapa.
Namun perbedaan yang kontras dapat terlihat dari warna-nya yang jauh lebih
gelap dibandingkan Kayu Kelapa. Aren, Enau, Hanau, Peluluk, Moka dan banyak

16
lagi sebutan untuk tumbuhan aren ini memiliki pohon yang dapat tumbuh hingga
25 m dengan diameter hingga 65cm. Bagian batang Aren yang dapat digunakan
sebagai papan adalah bagian agak luar hingga 10cm kearah dalam. Sedangkan
bagian dalamnya lebih mudah rusak karna lebih lunak. Selain batang,

Kayu Aren kita kenal sebagai penghasil gula merah, aren atau enau, dan
penghasil kolang-kaling. Tidak sedikit yang mengubah air enau menjadi tuak
diberbagai daerah di Indonesia karna air nira cepat terfementasi di udara. Di
negara Jepang, parket Kayu Aren yang berwarna hitam cukup disukai meskipun
eksportir mengatakan bahwa biasanya mereka lebih meyukai warna-warna kayu
yang terang. Di daerah seperti Sulawesi, Kayu Aren biasanya digunakan sebagai
papan, gagang pisau, gagang cangkul dan empulurnya dijadikan untuk penyaluran
air.

14. Kayu Kelapa

Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal
dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun
keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru.
Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa
adalah serat/fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan
menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua
bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa
tidak ada ranting/cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai

17
Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap
adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di Jawa umumnya berwarna terang.

2.2 Klasifikasi Jenis Pohon


 Kelas Awet Kayu

Kelas Awet
Sifat Pemakaian
I II III IV V
Selalu berhubungan dengan tanah 8 5 3 Pendek Pendek
Terbuka namun terlindungi dari
20 15 10 Pendek Pendek
matahari dan hujan
Terlindungi dari udara bebas tapi Tak Tak Cukup
Pendek Pendek
tidak di coating terbatas terbatas lama
Terlindungi dari udara beban dan Tak Tak Tak 20 20
dipelihara / coating terbatas terbatas terbatas tahun tahun
Agak
Diserang hama / rayap Tidak Jarang Cepat Cepat
cepat

 Kelas Kuat Kayu

Kelas Keteguhan lentur Keteguhan tekan


Berat Jenis
kuat mutlak (kg/cm2) mutlak (kg/cm2)
I Lebih dari0,90 Lebih dari 1100 Lebih dari 650
II 0,60 – 0,90 725 – 1100 435 – 650
III 0,40 – 0,60 500 – 725 300 – 435
IV 0,30 – 0,40 360 – 500 215 – 300
V Kurang dari 0,30 Kurang dari 360 Kurang dari 215

18
 Kelas Mutu Kayu
Golongan kayu mutu A dan mutu B. Menurut Peraturan Konstruksi Kayu
Indonesia (PKKI) 1961, kayu mutu A dan mutu B harus memenuhi syarat sebagai
berikut:

Syarat Kayu Mutu A


 Kayu harus kering udara (kadar air ≤ 15%);
 Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 lebar muka kayu, atau tidak boleh lebih besar
dari 3,5 cm;
 Kayu tidak boleh mengandung kayu gubal (wanvlak) yang lebih besar dari 1/10
lebar muka kayu;
 Miring arah serat Tangen maksimum 1/10;
 Retak arah radial tidak boleh lebih besar dari 1/4 tebal kayu dan retak arah
lingkaran tumbuh tidak boleh lebih besar dari 1/5 tebal kayu.

Syarat Kayu Mutu B


 Kayu kering udara dengan kadar air 15% – 30%;
 Besar mata kayu tidak melebihi 1/4 lebar muka kayu, atau tidak boleh lebih besar
dari 5 cm;
 Kayu tidak boleh mengandung kayu gubal (wanvlak) yang lebih besar dari 1/10
lebar muka kayu;
 Miring arah serat Tangen maksimum 1/7;
 Retak arah radial tidak boleh lebih besar dari 1/3 tebal kayu dan retak arah
lingkaran tumbuh tidak boleh lebih besar dari 1/4 tebal kayu.

19
2.3 Struktur Pada Pohon

20
Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan materi tentang jenis – jenis kayu diatas dapat disimpulkan
bahwa jenis kayu yang paling kuat adalah kayu jati,itu dilihat dari klasifikasi jenis
pohon dimana pohon/kayu jati masuk ke Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II.
Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena
kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang
memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.

3.2 Saran

Semoga pembuatan makalah ini dapat membuat prnulis jadi lebih tahu
mengenai jenis – jenis kayu dan klasifikasinya serta dapan menjadi bahan ajar
nantinya untuk adek – adek tingkat angkatan seterusnya.

21
Daftar Pustaka

https://www.builder.id/klasifikasi-mutu-kayu-kekuatan-kayu-dan-keawetan-kayu/

file:///C:/Users/user/Pictures/smt5/rachmat/jenis-jeniskayudansifatnya1-141013023715-
conversion-gate02.pdf

https://www.google.com/search?q=kelas+mutu+kayu&safe=strict&sxsrf=ACYBGNRA5dcdbe
UKDsfjk0EeCBaeu7N7tA:1568616187072&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahU
KEwiT-_nU3tTkAhWHrI8KHVyfDyMQ_AUIESgB&biw=1366&bih=625

https://custommebel.com/2017/09/01/16-jenis-kayu-indonesia-yang-perlu-kita-ketahui/

22

Anda mungkin juga menyukai