Anda di halaman 1dari 32

TUGAS MAKALAH STRUKTUR KAYU

BAHAN BANGUNAN, DAN JENIS-JENIS KAYU

DISUSUN OLEH :

AL-SHADIQ

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

i
MAKALAH
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran dan
limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahan Bangunan
tentang kayu.

Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai kayu
yang akan berguna saat kita diperhadapkan tentang konstruksi kayu atau bahan bangunan kayu.

Pada penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kelompok kami alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata. Namun karena
adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami masih
sangat terbatas. Oleh karena itu, sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar
makala ini lebih baik dan bermanfaaat.

Serta akhir kata kami ucapkan semoga Tuhan YME selalu membalas budi baik anda semua.

Gowa, 31 Agustus 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2

BAB II ISI

2.1 Definisi Kayu Sebagai Bahan Bangunan................................................................................3


2.2 Struktur Kayu..........................................................................................................................3
2.3 Sifat Kayu............................................................................................................................... 5
2.3.1 Sifat Fisik Kayu..........................................................................................................5
2.3.2 Sifat Mekanik Kayu......................................................................................................6
2.3.3 Sifat Kimia Kayu.......................................................................................................... 7
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Kayu...........................................................................................7
2.5 Proses Pengolahan Kayu Untuk Bahan Bangunan................................................................8
2.6 Macam-Macam Hasil Olahan Kayu........................................................................................12
2.7 Jenis-Jenis Kayu.................................................................................................................... 13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan............................................................................................................................. 26
3.2 Saran.......................................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27

DAFTAR PERTANYAAN...............................................................................................28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam jurusan teknik arsitektur mahasiswa diberikan berbagai disiplin ilmu yang kelak sangat
dapat membantu mahasiswa dalam menjawab setiap tantangan dan permintaan di dunia kerja yang
sesungguhnya. Salah satu disiplin ilmu teknik arsitektur yang masuk dalam mata kuliah jurusan adalah
Ilmu bahan bangunan.

Ilmu bahan bangunan ini merupakan langkah awal pendidikan seorang teknik arsitektur dalam
mengenali macam-macam bahan serta menjadi salah satu sarana untuk merancang dengan lebih
kreatif, melalui pemanfaatan material secara optimal Memahami jenis, sifat, mutu, kekuatan bahan
bangunan struktural, serta mengetahui kelebihan dan kekurangan pemakaian bahan-bahan tersebut
sebagai bahan struktur dan pengaruhnya terhadap tampilan arsitektural.

Salah satu bahan bangunan yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita adalah kayu.
Kayu telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, kayu
merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang
sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. sebagai
pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, kita perlu mengenal
sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan
tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.

Sebagai bahan alam, kayu terdapat kelebihan-kelebihan sendiri yang tidak dapat ditemukan
pada material lain. Hal ini yang menjadi nilai tersendiri untuk kayu dan menjadikan kayu sebagai pilihan
dalam struktural bangunan. Tumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395
hingga 400 juta tahun yang lalu. Manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan sejak
ribuan tahun, terutama untuk bahan bakar dan bahan konstruksi untuk membuat rumah dan senjata
serta sebagai bahan baku industri.

Kayu bisa dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca di masa pohon tersebut
tumbuh melalui variasi jarak antar cincin pertumbuhan.
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sift-sifat kayu yang bersangkutan dan
persyaratan teknis yang diperlukan, yang mengarah ke jenis kayu yang akan di pilih. Misalkan:untuk
konstruksi (yang harus kuat, keras, mempunyai keawetan alam yang tinggi) dapat dipilih jati, balau,
bungur, bangkirai dan lain-lain. Untuk lantai (yang harus bersifat keras,tahan asam,daya abrasi tinggi)
dapat dipilih jati, bungur dan lain-lain. Berbagai macam jenis kayu yang ada dan secara teknis
mengguntungkan. Selain itu kayu memiliki nilai estetika tersendiri yang dapat menjadi pertimbangan.

Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari lebih dalam tentang karakteristik, sifat dan
jenis kayu. Kita juga tak boleh mengabaikan kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh kayu, sehingga
kita dapat memanfaatkan potensi kayu secara maksimal dalam berbagai penggunaannya. Baik secara
material maupun metod konstrusi.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3.1 Apa itu kayu.?


1.3.2 Bagaimana struktur kayu?
1.3.3 Seperti apa sifat fisik dan sifat mekanik kayu?
1.3.4 Bagaimana proses pengolahan kayu?
1.3.5 Macam-macam olahan kayu?
1.3.6 Apa saja jenis-jenis kayu dan bagaimana spesifikasi dari tiap jenis tersebut ?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca mengenai
kayu yang akan berguna saat kita diperhadapkan tentang konstruksi kayu atau bahan bangunan kayu
dengan memerhatikan jenis, sifat, mutu, kekuatan, serta mengetahui kelebihan dan kekurangannya
sebagai bahan struktur dan pengaruhnya terhadap tampilan arsitektural.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kayu Sebagai Bahan Bangunan
Kayu adalah material alam dari pohon yang sering dimanfaatkan untuk kontruksi bangunan. Alasan
mengapa kayu digunakan untuk kontruksi bangunan adalah mempunyai sifat yang mudah dibentuk dan
kuat. Selain itu untuk jenis-jenis kayu untuk kontruksi bangunan masih mudah didapatkan. Bahan
bangunan tersebut sering digunakan untuk elemen-elemen struktur dan arsitektur pada rumah tinggal
seperti kuda-kuda, usuk, reng, pintu jendela kayu dan sebagainya.

Beberapa orang lebih menyukai rumah atau hunian dengan tema kayu sehingga permintaan pasar
mengenai jenis-jenis kayu masih tinggi. Selain sebagai material terpasang, kayu juga digunakan untuk
material pendukung pekerjaan struktur pada bangunan gedung seperti pembuatan bekisting balok,
kolom, dan pelat. Beberapa material yang digunakan sebagai pendukung pekerjaan struktur adalah
kayu glugu, kruing, dan kayu jawa.

2.2 Struktur Kayu

Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu. Dalam
perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalam perencanaan pekerjaan-
pekerjaan arsitektur, Diantaranya adalah : rangka kuda-kuda, rangka dan gelagar jembatan, struktur
perancah, kolom, dan balok lantai bangunan.
Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan struktural,
sehingga pengunaan kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tersebut. Oleh sebab
itu, maka struktur kayu kurang populer dibandingkan dengan beton dan baja. Akibatnya saat ini
terdapat kecenderungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan pemerindah
(dekoratif).

Namun demikian pada kondisi tertentu (misalnya : pada daerah tertentu, dimana secara ekonomis kayu
lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan yang lain) peranan kayu sebagai bahan struktur
masih digunakan

3
.

• Kulit kayu
Kulit kayu adalah bagian terluar dari batang pohon yang berfungsi melindungi batang
kayu dari pengaruh luar, misalnya cuaca. Ada 2 lapisan kulit, yaitu kulit luar dan kulit dalam. Kulit
jarang di gunakan dalam industri kayu.
• Kambium
Kambium adalah bagian terpenting pada tumbuhan untuk berkembang. Ke arah luar ia
membentuk kulit baru dan ke dalam membentuk kayu baru. (kayu gubal)
• Kayu gubal
Kayu gubal adalah sel-sel kayu baru yang dibentuk oleh kambium. Kayu gubal ini
berfungsi menyalurkan zat-zat makanan dari akar dan sebagai tempat penimbunan makanan. Oleh
karena itu, bagian ini mempunyai sel pori yang besar.
• Kayu teras
Kayu teras terbentuk oleh perubahan sel-sel kayu gubal yang sudah tua dan
mengeras. Warna bagian kayu ini lebih gelap daripada kayu gubal.
• Hati kayu
Hati kayu merupakan kayu gubal awal yang terletak pada pusat lingkaran tahun.
Bagian ini lunak karena merupakan kayu awal yang terbentuk oleh kambium
• Lingkaran tahunan
Pada kayu gubal dan kayu teras, akan tampak cincin-cincin lingkaran tumbuh tiap
tahunnya (musim). Perbedaan kesuburan tumbuh pada musim penghujan dan musim kemarau akan
tampak pada lingkaran ini, berupa perbedaan pori-pori yang tumbuh

Secara mikrokopis, struktur kayu


terlihat seperti gabus atau seperti sarang lebah,
yang terdiri dari banyak sekali rongga dan
dinding kayu. Kayu mengandung berbagai
macam zat, seperti unsur karbohidrat dan non
karbohidrat.

4
2.3 Sifat Kayu

2.3.1 Sifat Fisik Kayu:

 Berat dan Berat Jenis


Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya.
Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-
beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin
tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
 Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti
jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang
merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal
berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
 Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-
beda.
 Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu
bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu
bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
 Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan
menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
 Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin,
dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar
air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
 Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu
mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau
sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper
(kapur) dsb.
 Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap
tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai
dekoratif.
 Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin
tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi
kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air
keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).
 Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
o Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas
kayu.
o Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas
nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan
pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).

5
 Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang
yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
 Daya Hantar Listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini
dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik
sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh
dikatakan sama dengan daya hantar air.

2.3.2 Sifat Mekanik Kayu


 Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu.
Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
o Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus
arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
o Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2 (dua)
macam keteguhan tekan yaitu :
Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah
serat.
 Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian
kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
Keteguhan geser sejajar arah serat
Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
Keteguhan geser miring
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.
 Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat
2 (dua) macam keteguhan yaitu :
Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-
lahan.
Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.
 Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan
tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
 Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan
terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas
proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
 Kekerasan

6
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau
kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang
ketahanan terhadap pengausan kayu.
 Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu.
Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya
keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu
mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan
dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan
menjadi dua kelompok :
Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang
disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.

2.3.3 Sifat Kimia Kayu


Susunan kimia yang terdapat pada kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap
serangan perusak kayu komponen kimia tersebut adalah :
 Unsur Karbohidrat.
 Unsur Non Karbohidrat.
 Zat Extraktif

2.4 Kekurangan dan Kelebihan Kayu

Kelebihan :
1. Bahan Alami yang dapat diperbaharui
2. Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah.
3. Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik.
4. Relatif mudah dikerjakan dan diganti.
5. Perubahan bentuk akibat suhu dapat diabaikan.
6. Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik rendah, sehingga baik untuk partisi.
7. Memiliki sisi keindahan yang khas

Kekurangan :
1. Kurang tahan terhadap pengaruh cuaca.
2. Rentan terhadap rayap.
3. Sifat kayu yang kurang homogen, cacat kayu, dll.
4. Beberapa jenis kayu kurang awet.
5. Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu,kelembaban dan pengaruh waktu
pembebanan.
6. Keterbatasan ukuran, berskala besar dan tinggi.
7. Harganya relatif mahal dan terbatas (langka).

7
2.5 Proses Pengolahan Kayu Untuk Bahan Bangunan

Kayu balak yang cukup matang ditebang

Kayu yang siap dipotong dibawa keluar dari hutan dan


dibawa ke gudang untuk diproses

Kayu balak dipotong dan dibelah sesuai dengan


ukuranyang diinginkan

Kayu yang siap dipotong lalu disusun dan dikeringkan

Proses pengawetan dilakukan pada kayu untuk


menambah ketahanan kayu terhadap serangan Serangga
dan cuaca

Kayu sebagai material bangunan sebenarnya merupakan material yang dapat diperbaharui.
Ketersediaan material kayu ini sangat bergantung pada seberapa besar produksi dan penanaman
kembali pohon-pohon sebagai penghasil kayu. Apabila saat ini harga material kayu relatif
melambung tinggi, hal itu lebih disebabkan oleh ‘keterlambatan’ manusia untuk menanam kembali
pohon- pohon yang telah ditebangnya, sementara kebutuhannya semakin meningkat tajam.

Di samping karena faktor kekuatan, material kayu masih sangat diminati karena
penampilannya yang berkesan alami. Proses pengerjaannya pun relatif lebih mudah, baik dalam
pemotongan maupun dalam penyambungan.

Pengolahan kayu pun lebih ramah lingkungan. Tidak banyak energi yang dibutuhkan dan
tidak banyak pula melepaskan zat karbon/polutan ke lingkungan.

Namun demikian, karena sifatnya yang alami, maka terdapat kualitas material kayu yang
bervariasi dan terkadang mempunyai rentang mutu yang cukup besar. Kualitas tidak dapat secara
langsung kita kontrol. Sering dijumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan proses
tumbuh maupun kesalahan akibat olah dari produk kayu.

8
Dibanding dengan bahan beton dan baja, kayu memiliki kekurangan terkait
dengan ketahanan-keawetan. Kayu dapat membusuk karena jamur dan kandungan air yang
berlebihan, lapuk karena serangan hama dan kayu lebih mudah terbakar jika tersulut api.

Material kayu bersifat higroskopik yakni material yang dapat menyerap air di sekitarnya,
dan dapat mengembang atau menyusut sesuai kandungan air tersebut. Karenanya, kadar air kayu
merupakan salah satu syarat kualitas produk kayu. Kayu merupakan material yang berserat dan non
homogen. Kayu memiliki kekuatan lebih besar saat menerima gaya sejajar dengan serat kayu dan
lemah saat menerima beban tegak lurus arah serat kayu.

Oleh karenanya, guna mengoptimalkan dalam penggunaan kayu sebagai material bangunan,
diperlukan pengolahan dan penanganan kayu yang memadai dari mulai penebangan, perawatan
sampai ke pengawetan.

Produksi kayu gergajian (lumber), batang kayu segi empat panjang (balok) yang dipakai
untuk konstruksi dimulai dari penebangan pohon di hutan alam dan hutan tanaman industri. Kayu
gelondongan (log) hasil tebang diangkut ke pabrik penggergajian. Untuk menghasilkan produk
kayu gergajian yang baik dan efisien terdapat teknologi penggergajian yang harus diketahui dalam
kaitannya dengan penyusutan kayu saat pengeringan. Terdapat 3 metoda penggergajian, lurus (plain
sawing), perempat bagian (quarter sawing) dan penggergajian tipikal (typical sawing).

Kayu pada bagian tengah lebih padat dibandingkan dengan bagian pinggir, sehingga susut
bagian tengah pun akan lebih kecil dibandingkan dengan bagian pinggir. Pemotongan dan
penggergajian yang baik akan memperhitungkan hal ini, sehingga diperoleh kualitas kayu yang
seragam pada setiap tampangnya.

Kayu yang baru dari penebangan memiliki kadar air yang tinggi, 200%-300%. Setelah
ditebang kandungan air tersebut berangsur berkurang karena menguap. Mulanya air bebas atau air
di luar serat (free water) yang menguap. Penguapan ini masih menyisakan 25%-35% kandungan
air. Selanjutnya penguapan air dalam serat (bound water). Kayu dapat dikeringkan melalui udara
alam bebas selama beberapa bulan atau dengan menggunakan dapur pengering (kiln atau oven).
Kayu dapat dikeringkan ke kadar sesuai permintaan. Kadar air kayu untuk kuda-kuda biasanya harus
kurang dari atau sama dengan 19 persen. Kadang diminta kadar air kayu hingga 15% (Moisture
Content, MC 15). Namun karena kayu bersifat higroskopis, pengaruh kelembaban udara sekitar kayu
akan mempengaruhi kadar air kayu yang akan mempengaruhi kembang susut kayu dan kekuatannya
itu pula.

Proses ideal olah produk kayu selanjutnya adalah pengawetan. Ada beberapa Jenis pengawetan
kayu, yaitu:

1) Pengawetan remanen atau sementara (prophylactis treatment) bertujuan menghindari


serangan perusak kayu pada kayu basah (baru ditebang) antara lain blue stain, bubuk kayu
basah dan serangga lainnya. Bahan pengawet yang dipakai antara lain NaPCP (Natrium
Penthaclor Phenol), Gammexane, Borax, baik untuk dolok maupun kayu gergajian basah.
2) Pengawetan permanent bertujuan menahan semua faktor perusak kayu dalam waktu selama
mungkin. Yang perlu diperhatikan dalam pengawetan, kayu tidak boleh diproses lagi (diketam
ataupun digergaji, dibor, dan lain-lain), sehingga terbukanya permukaan kayu yang sudah
diawetkan. Bila terpaksa harus diolah, maka bekas pemotongan harus diberi bahan pengawet
lagi. Adapun bahan pengawet yang dapat dipakai untuk pengawetan remanen (sementara).
Pengawetan remanen umumnya hanya menggunakan metode pelaburan dan penyemprotan,

9
sedangkan pengawetan tetap dapat menggunakan semua metode, tergantung bahan
pengawet yang dipakai serta penetrasi dan retensi yang diinginkan. Sehingga pengawetan
dapat lebih efektif dan waktu pemakaiannya dapat selama mungkin.
Ada 2 macam metode pengawetan yang pokok:
1) Pengawetan metode sederhana :
a) Metode Rendaman
Kayu direndam di dalam bak larutan bahan pengawet yang telah ditentukan konsentrasi
(kepekatan) bahan pengawet dan larutannya, selama beberapa jam atau beberapa hari.
Waktu pengawetan (rendaman) kayu harus seluruhnya terendam, jangan sampai ada yang
terapung. Karena itu diberi beban pemberat dan sticker. Ada beberapa macam pelaksanaan
rendaman, antara lain rendaman dingin, rendaman panas, dan rendaman panas dan
rendaman dingin. Cara rendaman dingin dapat dilakukan dengan bak dari beton, kayu atau
logam anti karat. Sedangkan cara rendaman panas atau rendaman panas dan dingin lazim
dilakukan dalam bak dari logam.
Bila jumlah kayu yang akan diawetkan cukup banyak, perlu disediakan dua bak rendaman
(satu bak untuk merendam dan bak kedua untuk membuat larutan bahan pengawet,
kemudian diberi saluran penghubung). Setelah kayu siap dengan beban pemberat dan lain-
lain, maka bahan pengawet dialirkan ke bak berisi kayu tersebut. Cara rendaman panas dan
dingin lebih baik dari cara rendaman panas atau rendaman dingin saja. Penetrasi dan retensi
bahan pengawet lebih dalam dan banyak masuk ke dalam kayu. Larutan bahan pengawet
berupa garam akan memberikan hasil lebih baik daripada bahan pengawet larut minyak atau
berupa minyak, karena proses difusi. Kayu yang diawetkan dengan cara ini dapat digunakan
untuk bangunan di bawah atap dengan penyerang perusak kayunya tidak hebat.

b) Metode Pencelupan
kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan konsentrasi yang telah
ditentukan, dengan waktu hanya beberapa menit bahkan detik. Kelemahan cara ini: penetrasi
dan retensi bahan pengawet tidak memuaskan. Hanya melapisi permukaan kayu sangat tipis,
tidak berbeda dengan cara penyemprotan dan pelaburan (pemolesan). Cara ini umumnya
dilakukan di industri-industri penggergajian untuk mencegah serangan jamur blue stain. Bahan
pengawet yang dipakai Natrium Penthachlorophenol. Hasil pengawetan ini akan lebih baik bila
kayu yang akan diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya dipanaskan lebih
dahulu.

c) Metode Pemulasan
Cara pengawetan ini dapat dilakukan dengan alat yg sederhana. Bahan pengawet yang masuk
dan diam di dalam kayu sangat tipis. Bila dalam kayu terdapat retak-retak, penembusan bahan
pengawet tentu lebih dalam. Cara pengawetan ini hanya dipakai untuk maksud tertentu,yaitu:
a. Pengawetan sementara di daerah ekploatasi atau kayu-kayu gergajian untuk mencegah
serangan jamur atau bubuk kayu basah.
b. Untuk membunuh serangga atau perusak kayu yang belum banyak dan belum merusak
kayu (represif).
c. Untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang. Cara pengawetan ini hanya dianjurkan bila
serangan perusak kayu tempat kayu akan dipakai tidak hebat (ganas).

10
d) Metode Pembalutan
cara pengawetan ini khusus digunakan untuk mengawetkan tiang-tiang dengan menggunakan
bahan pengawet bentuk cream (cairan) pekat, yang dilaburkan/diletakkan pada permukaan
kayu yang masih basah. Selanjutnya dibalut sehingga terjadilah proses difusi secara perlahan-
lahan ke dalam kayu.

2) Pengawetan metode khusus :


Proses vakum dan tekanan (cara modern) :
Proses ini ada 2 macam menurut kerjanya :
a) Proses sel penuh antara lain :
• Proses Bethel
• Proses Burnett

b) Proses sel kosong antara lain :


• Proses Rueping
• Proses Lowry
Keduanya berbeda pada pelaksanaan permulaan. Proses Rueping langsung memasukkan
bahan pengawet dengan tekanan sampai ± 4 atmosfer, kemudian dinaikkan sampai sekitar 7-8
atmosfer. Sedangkan pada proses lowry tidak digunakan tekanan awal, tapi tekanan langsung
sampai 7 atmosfer. Beberapa jam kemudian tekanan dihentikan dan bahan pengawet
dikeluarkan dan dilakukan vakum selama 10 menit untuk membersihkan permukaan kayu dari
larutan bahan pengawet.

Pada sebuah batang kayu, terdapat ketidakteraturan struktur serat yang disebabkan
karakter tumbuh kayu atau kesalahan proses produksi. Ketidakteraturan atau cacat yang umum
adalah mata kayu, yang merupakan sambungan cabang pada batang utama kayu. Mata kayu
ini kadang berbentuk lubang karena cabang tersambung busuk atau lapuk atau diserang hama atau
serangga. Cacat ini sudah tentu mengurangi kekuatan kayu dalam menerima beban konstruksi.
Cacat akibat proses produksi umumnya disebabkan oleh kesalahan penggergajian dan proses
pengeringan penyusutan. Cacat ini dapat berupa retak, crooking, bowing, twisting (baling), cupping
dan wane (tepian batang bulat) karena penggergajian yang terlalu dekat dengan lingkaran luar kayu.

11
2.6 Macam-Macam Hasil Olahan Kayu
1. Kayu Solid
Kelebihan kayu solid bila dibandingkan
dengan kayu olahan, kayu solid lebih
kokoh dan awet. Selain itu, penggunaan
kayu solid lebih terkesan mewah dan
alami dengan tampilan serat kayu yang
khas. Sedangkan kekurangannya adalah
kondisi kayu yang akan digunakan harus
sudah dalam kondisi kering karena kayu
merupakan material yang mudah
melengkung. Selain itu, dengan
banyaknya aksi pembalakan liar serta
kebakaran hutan, persediaanya mulai
berkurang dan untuk jenis-jenis tertentu
mungkin langka. Hal ini menyebabkan harganya menjadi mahal. Kayu yang sering
dipakai untuk furniture di Indonesia adalah kayu jati, nyatoh,sungkai, dan beberapa
jenis kayu keras lainnya seperti mindi, mahoni, sonokeling, dan akasia.

2. Plywood

Adalah bahan dari kayu olahan yang dibuat dengan


cara merekatkan beberapa lembaran kayu menjadi
satu dengan tekanan tinggi. Ketebalannya bervariasi
mulai dari 3 mm, 4 mm, 9 mm hingga 18 mm dengan
luasan 122 cm x 244 cm. Kayu lapis adalah bahan
yang sangat familier selain kayu solid. Di pasaran kayu
lapis juga dikenal dengan sebutan triplek atau
multiplek.

3. Partikel Board
Adalah kayu olahan yang terbuat dari serbuk kayu
atau potongan kayu kecil-kecil yang dicampur resin
kemudian direkatkan dan dipadatkan dengan suhu
dan tekanan tinggi. Prosesnya kurang lebih sama
dengan MDF. Hanya saja bahan untuk MDF lebih
halus dan seragam, sedangkan bahan untuk
particel board kasar dan tidak beraturan. Jenis ini
tidak tahan terhadap air, jika terkena air
kekuatannya akan hilang jadi ada keterbatasan
pemakaian untuk furniture yang menggunakan
bahan baku berupa particel board ini. Particle board
tidak bisa dicat menggunakan cat kayu atau coating

12
karena teksturnya kasar. Biasanya untuk menutupi permukaannya digunakan paper
laminate atau veener.

4. Medium Density Fiberboard

Adalah kayu olah yang terbuat dari serbuk yang sudah


halus, bisa dari limbah kayu atau bambu. Serbuk tersebut
dicampur dengan resin kemudian direkatkan dan dipadatkan
dengan suhu dan tekanan yang tinggi (dipres) hingga
menjadi lembaran atau papan. MDF merupakan bahan yang
fleksibel (mudah dipotong atau dibentuk) dan kekuatannya
konsisten. Di pasaran, jenis yang lebih padat dan kuat
dikenal dengan nama HDF (High Density Fibreboard). Selain
itu, untuk warna dan motif penutup permukaan(finishing)
untuk MDF sangat beragam, bisa dengan paper laminate, PVC, HPL, Veener ataupun cat
kayu.

5. Blockboard

Adalah jenis kayu olahan yang terbuat dari limbah


kayu atau potongan kayu lunak berbentuk kotak
kecil-kecil (ukurannya sekitar 2,5 hingga 5 cm).
Potongan-potongan tersebut dipadatkan dengan
mesin dan dilapisi dengan veener pada kedua
sisinya sehingga menjadi lembaran atau papan
dengan ketebalan mulai dari 12, 15 hingga 18 mm
dan lebar 122 mm x 244 mm.

2.7 Jenis-Jenis Kayu

Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat, kadar air, warna,
berat jenis, kerapatan,keawetan dan kekuatan.

13
Keawetan dan kekuatan kayu dikelompokan menjadi lima kelas. Berikut table pengelompokan
kelas awet dan kelas kuat pada kayu.

Tabel Kelas Awet Kayu

KELAS AWET I II III IV V


Selalu berhubungan dengan Sangat
tanah lembab. 8 tahun 5 tahun 3 tahun Sangat pendek
pendek
Kayu tidak terlindung
terhadap angin dan iklim,
Sangat
tetapi dilindungi terhadap air. 20 tahun 15 tahun 10 tahun Beberapa tahun
pendek

Kyu ditempatkan di tempat Tidak Tidak


terlindung. Sangat lama Beberapa tahun Pendek
terbatas terbatas
Kayu ditempatkan di tempat
terlindung tapi di rawat, di Tidak Tidak Tidak
20 tahun 10 tahun
cat, dsb. terbatas terbatas terbatas

Kayu termakan / terserng


rayap Tidak Jarang Agak cepat Sangat cepat Sangat cepat

Kayu termakan oleh bubuk


kayu, rayap dan serangga Tidak Tidak Hampir tidak Tidak seberapa Sangat cepat
lain.

Tabel Kelas Kuat Kayu

BERAT JENIS KUAT LENTUR KUAT DESAK


KELAS KUAT KERING UDARA
( Kg/Cm3) ( Kg/Cm²) (Kg/Cm²)
I ≥0,90 ≥1100 ≥650
II 0,90 – 0,60 1100 – 725 650 – 425
III 0,60 – 0,40 725 – 500 425 – 300
IV 0,40 – 0,30 500 – 360 300 – 215
V ≤0,30 ≤360 ≤215

Dalam memilih kayu yang akan dipergunakan ada baiknya kita mengenal jenis kayu yang
sering digunakan sebagai bahan konstruksi. Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok
dengan kriteria dan spesifikasi yang kita inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan
jenis-jenis kayu lainnya. Berikut beberapa macam kayu yang sering digunakan sebagai bahan
konstruksi.

14
1. Kayu Jati

 Warna : coklat muda


 Tekstur : agak kasar dan serat kayu kelihatan jelas pada jati yang sudah tua
 Sifat : tahan rayap dan tahan air
 Kelas kuat : I
 Keawetan: 30-40 tahun
 Kegunaan : cocok untuk segala konstruksi karena awet dan kuat
 Harga : Rp 4.000.000- Rp 20.000.000

2. Kayu Bengkirai

 Warna : coklat kuning kemerahan


 Tekstur : agak kasar dan tidak merata
 Sifat : kayu padat dan kuat, kuat terkena panas dan hujan. Tetapi sekali pecah seluruh bagian
ikut rusak dan pecah semua
 Kelas kuat : I-II
 Keawetan : sampai 20 tahun
 Kegunaan : kusen, konstruksi atap, konstruksi jembatan, penutup atap/gording, reng, usuk,
pintu dan plafon

15
 Harga : Rp 6.400.000-Rp. 7.000.000/m3

3. Kayu Kamper

 Warna : coklat muda


 Tekstur : agak kasar dan rata
 Sifat : Serat paling lembut diantara kayu kalimantan, kayunya wangi. Tidak tahan rayap
 Kelas kuat : II-IV
 Keawetan : 10-15 tahun
 Kegunaan : konstruksi, kusen, daun pintu, jendela, reng, usuk, perabot.
 Harga : Rp 5.500.000 – Rp 6.000.000

4. Kayu Keruing

 Warna : coklat muda


 Tekstur : kasar
 Sifat : selalu mengeluarkan getah walau sudah dioven
 Kelas kuat : I-II
 Kelas awet : III

16
 Kegunaan : konstruksi bangunan, lantai, papan dinding, kayu lapis
 Harga : Rp 4.500.000

5. Kayu Meranti Merah

 Warna : coklat kemerahan


 Tekstur : agak kasar dan rata
 Sifat : tidak tahan rayap, air dan teter
 Kelas kuat : II-IV
 Keawetan : sampai 10 tahun
 Kegunaan : kayu lapis, rangka, balok, pintu, jendela, dinding dan lantai
 Harga : Rp 3.000.000-Rp. 3.500.000/m3

6. Kayu Meranti Putih

 Warna : keputihan
 Tekstur : agak kasar dan rata
 Sifat : tidak tahan rayap dan teter
 Kelas kuat : II-IV
 Keawetan : sampai 10 tahun

17
 Kegunaan : Lantai, kayu lapis, bangunan, dan venir.
 Harga : Rp. 3.000.000 - Rp.3.500.000/m3

7. Kayu Nangka

 Warna : Jika muda berwarna putih jika tua berwarna kuning


 Tekstur : halus
 Kelas kuat : II
 Keawetan : sampai 30 tahun
 Kegunaan : bahan perabot, mebel, kusen, pintu, jendela, tiang-tiang pada bangunan
 Harga : Rp 3.000.000 – Rp 3.500.000

8. Kayu Durian

 Warna : coklat kekuningan


 Tekstur : agak kasar dan tiidak merata
 Kelas kuat : II-III
 Kelas awet : IV-V
 Kegunaan : kontruksi-kontruksi terlindung, kusen, daun pintu atau jendela
 Harga : Rp 1.500.000- Rp 2.000.000/m3

18
9. Kayu Wiyu

 Warna : coklat kemerahan


 Tekstur : padat lembut
 Sifat : Bebas hama
 Kelas kuat : III-IV
 Keawetan : sampai 15 tahun
 Kegunaan : mebel, konstruksi atap, plavon
 Harga : Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000

10. Kayu Waru

 Warna : putih
 Tekstur : kasar dan serat jarang
 Sifat : Lentur, kayu tidak bisa lurus, mudah pecah
 Kelas kuat : IV
 Keawetan : tidak terlalu lama

19
 Kegunaan : untuk papan, balok, usuk dan reng
 Harga : Rp 900.000 – Rp 1.000.000

11. Kayu Mahoni

 Warna : coklat
 Tekstur : agak halus
 Sifat : tidak tahan terhadap hama bubuk
 Kelas kuat : II-III
 Kegunaan : tiang-tiang konstruksi bangunan, pintu, kusen, lapisan dinding kedap air, lantai,
plafon,mebel
 Harga : Rp 2.000.000- Rp 2.500.000

12. Kayu Sengo

 Warna : putih kekuningan


 Tekstur : agak halus
 Sifat : ringan dan empuk, serat beradul

20
 Keawetan : 8 thn, bisa lebih lama jika tidak terkena air
 Kegunaan : atap, usuk, kuda-kuda
 Harga : Rp 1.800.000 – Rp 2.000.000

13. Kayu Kempas

 Warna : kemerahan
 Tekstur : kasar dan tidak rata
 Sifat : sangat keras tetapi keawetannya rendah
 Kelas kuat : III-IV
 Keawetan : rendah
 Kegunaan : karena sifat & keawetannya yg rendah, maka kempas jarang digunakan sebagai
bahan bangunan
 Harga : Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000

14. Kayu Pulai

 Warna : putih kekuningan


 Tekstur : kasar

21
 Sifat: keras
 Kelas kuat : IV-V
 Keawetan: rendah
 Kegunaan : bingkai, dan kayu lapis
 Harga : Rp. 3.000.000

15. Kayu Ulin

 Warna : kuning, cokelat, cokelat kelabu kehitaman, bila terkena hujan menjadi hitam.
 Tekstur : kasar
 Kelas kuat : I
 Keawetan : sampai 20 tahun
 Kegunaan: konstruksi di dalam air, tiang bangunan, papan lantai, jembatan, bantalan kereta
api
 Harga: Rp. 4.000.000 – Rp. 5.000.000

16. Kayu Pinus

 Warna : kuning
 Tekstur : cukup halus

22
 Sifat : keras, padat, lurus, hampir menyerupai bengkira
 Keawetan : 15-20 tahun
 Kegunaan : mebel, konstruksi
 Harga : Rp 3.000.000 – Rp 3.500.000

17. Kayu Mindi

 Warna : kuning keputihan


 Tekstur : agak kasar
 Sifat : tidak tahan lembab, jika terkena lembab, warna berubah menjadi hitam, tidak terlalu
keras
 Kelas kuat : IV-V
 Kegunaan : papan cor
 Harga : Rp 750.000

18. Kayu Johar

 Warna : coklat muda


 Tekstur : kasar dan berserat

23
 Sifat : kuat, padat, cukup berat
 Kelas kuat : I,II
 Keawetan : bisa sampai 20 tahun
 Kegunaan : bangunan, mebel, lantai, papan dinding
 Harga : Rp 3.500.000

19. Kayu Kenari

 Warna : coklat
 Tekstur : agak kasar
 Sifat : kuat, padat, cukup berat
 Kelas kuat : IV
 Keawetan : 15 tahun
 Kegunaan : kayu lapis, lantai, papan dinding, rangka pintu dan jendela
 Harga : Rp 3.500.000

20. Kayu Merbau

 Warna : coklat kemerahan


 Tekstur : kasar
 Sifat : padat dan kuat, jika pecah bisa pecah semua
 Kelas kuat : I,,II

24
 Keawetan : 10-12 tahun
 Kegunaan : dipakai untuk balok, tiang dan papan pada perumahan dan jembatan
 Harga : Rp 3.000.000 – Rp 3.500.000

21. Kayu Naytoh

 Warna : coklat muda


 Tekstur : terlihat halus
 Sifat : semakin kering semakin ringan dan biasanya gampang patah
 Kelas kuat : II,III
 Keawetan : 8-10 tahun
 Kegunaan : kayu lapis, papan perumahan, papan lantai rangka pintu dan jendela
 Harga : Rp 4.000.000

22. Kayu Damar

 Warna : kekuning-kuningan
 Tekstur : sangat halus dan rata

25
 Sifat :
 Kelas kuat : IV
 Keawetan : 10 tahun
 Kegunaan : konstruksi bangunan, kayu lapis, mebel, rangka pintu dan jendela
 Harga : Rp 1.500.000

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Dalam menentukan suatu bahan bangunan seperti kayu, perlu pemahaman


mengenai jenis, sifat, mutu, kekuatan, serta mengetahui kelebihan dan
kekurangan pemakaiannya sebagai bahan struktur dan pengaruhnya terhadap
tampilan arsitektural sehingga pemanfaatan material dapat dilakukan secara
optimal dan sesuai dengan kebutuhan, sebab setiap bahan memiliki spesifikasi
tersendiri.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
metode maupun content (isi). Kritik dan saran berupa kontribusi pemikiran yang
konstruktif sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.

26
Daftar Pustaka

http://woodyulius.blogspot.co.id/
http://muchlisryanbekti.blogspot.co.id/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://indraadnan92.blogspot.co.id/2011/08/konstruksi-kayu.html
http://ivanyosefwan.blogspot.co.id/2014/12/contoh-makalah-bahan-bangunan-jenis.html
http://newcivilblog.blogspot.co.id/2015/03/makalah-bahan-bangunan.html
http://blogharga.xyz/harga-kayu-terbaru.html#

27
DAFTAR PERTANYAAN
1. Kelompok 7 (Pasir, Tanah, dan Batu)
Nama : Amirah Raniah
Pertanyaan :
 Apa maksud dari tiap kelas pada kayu? Kelas mana yang paling kuat?
 Bagaimana jika kayu telah melebihi batas awetnya?

2. Kelompok 8 (Sanitasi)
Nama : Winda
Pertanyaan : Bagaimana proses pengawetan pada kayu?

3. Kelompok 2 (Bahan Sintetis dan Kaca)


Nama : Rifdah Afifah
Pertanyaan : Jenis kayu apa yang cocok untuk untuk daerah dataran tinggi (bersuhu
rendah), yang dapat memberikan nuansa hangat?

4. Kelompok 9 (Baja, Logam dan sejenisnya)


Nama : Astri Ainum
Pertanyaan : Apakah partikel board dapat digunakan sebagai konstruksi bangunan?

5. Kelompok 5 (Bahan Finishing)


Nama : Juan Mikha Siagian
Pertanyaan : Bagaimana melindungi bangunan kayu dari serangan rayap?

6. Kelompok 10 (Batu Alam)


Nama : Misyella Fernandes Tangdiesak
Pertanyaan : Bagaimana pengaruh kelembaban udara terhadap warna kayu?

28
7. Kelompok
Nama : Muhammad Rafly Ananda Rizqullah
Pertanyaan : Mengapa kayu memiliki daya hantar panas yang buruk, sedangkan kayu
dapat terbakar jika terkena api?

8. Kelompok 10 (Keramik, Granit dan Marmer)


Nama : Atthahirah Sanada Nur Charmy
Pertanyaan : Apakah memungkinkan bagi kayu keruing untuk mengeluarkan
getah setelah diaplikasikan dalam bangunan?
9. Kelompok 8 (Sanitasi)
Nama : Novrio Bangalino
Pertanyaan : Jenis kayu apa yang cocok digunakan untuk membuat olahan kayu Plywood?
10. Kelompok 5 (Bahan Finishing)
Nama : Andi Arfan Gaffar
Pertanyaan : Jenis Kayu apa yang cocok diaplikasikan sebagai dinding dan lantai?

29

Anda mungkin juga menyukai