DISUSUN OLEH :
AL-SHADIQ
i
MAKALAH
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran dan
limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahan Bangunan
tentang kayu.
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai kayu
yang akan berguna saat kita diperhadapkan tentang konstruksi kayu atau bahan bangunan kayu.
Pada penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kelompok kami alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata. Namun karena
adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami masih
sangat terbatas. Oleh karena itu, sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar
makala ini lebih baik dan bermanfaaat.
Serta akhir kata kami ucapkan semoga Tuhan YME selalu membalas budi baik anda semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27
DAFTAR PERTANYAAN...............................................................................................28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu bahan bangunan ini merupakan langkah awal pendidikan seorang teknik arsitektur dalam
mengenali macam-macam bahan serta menjadi salah satu sarana untuk merancang dengan lebih
kreatif, melalui pemanfaatan material secara optimal Memahami jenis, sifat, mutu, kekuatan bahan
bangunan struktural, serta mengetahui kelebihan dan kekurangan pemakaian bahan-bahan tersebut
sebagai bahan struktur dan pengaruhnya terhadap tampilan arsitektural.
Salah satu bahan bangunan yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita adalah kayu.
Kayu telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, kayu
merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang
sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. sebagai
pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, kita perlu mengenal
sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan
tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.
Sebagai bahan alam, kayu terdapat kelebihan-kelebihan sendiri yang tidak dapat ditemukan
pada material lain. Hal ini yang menjadi nilai tersendiri untuk kayu dan menjadikan kayu sebagai pilihan
dalam struktural bangunan. Tumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395
hingga 400 juta tahun yang lalu. Manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan sejak
ribuan tahun, terutama untuk bahan bakar dan bahan konstruksi untuk membuat rumah dan senjata
serta sebagai bahan baku industri.
Kayu bisa dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca di masa pohon tersebut
tumbuh melalui variasi jarak antar cincin pertumbuhan.
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sift-sifat kayu yang bersangkutan dan
persyaratan teknis yang diperlukan, yang mengarah ke jenis kayu yang akan di pilih. Misalkan:untuk
konstruksi (yang harus kuat, keras, mempunyai keawetan alam yang tinggi) dapat dipilih jati, balau,
bungur, bangkirai dan lain-lain. Untuk lantai (yang harus bersifat keras,tahan asam,daya abrasi tinggi)
dapat dipilih jati, bungur dan lain-lain. Berbagai macam jenis kayu yang ada dan secara teknis
mengguntungkan. Selain itu kayu memiliki nilai estetika tersendiri yang dapat menjadi pertimbangan.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari lebih dalam tentang karakteristik, sifat dan
jenis kayu. Kita juga tak boleh mengabaikan kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh kayu, sehingga
kita dapat memanfaatkan potensi kayu secara maksimal dalam berbagai penggunaannya. Baik secara
material maupun metod konstrusi.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca mengenai
kayu yang akan berguna saat kita diperhadapkan tentang konstruksi kayu atau bahan bangunan kayu
dengan memerhatikan jenis, sifat, mutu, kekuatan, serta mengetahui kelebihan dan kekurangannya
sebagai bahan struktur dan pengaruhnya terhadap tampilan arsitektural.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kayu Sebagai Bahan Bangunan
Kayu adalah material alam dari pohon yang sering dimanfaatkan untuk kontruksi bangunan. Alasan
mengapa kayu digunakan untuk kontruksi bangunan adalah mempunyai sifat yang mudah dibentuk dan
kuat. Selain itu untuk jenis-jenis kayu untuk kontruksi bangunan masih mudah didapatkan. Bahan
bangunan tersebut sering digunakan untuk elemen-elemen struktur dan arsitektur pada rumah tinggal
seperti kuda-kuda, usuk, reng, pintu jendela kayu dan sebagainya.
Beberapa orang lebih menyukai rumah atau hunian dengan tema kayu sehingga permintaan pasar
mengenai jenis-jenis kayu masih tinggi. Selain sebagai material terpasang, kayu juga digunakan untuk
material pendukung pekerjaan struktur pada bangunan gedung seperti pembuatan bekisting balok,
kolom, dan pelat. Beberapa material yang digunakan sebagai pendukung pekerjaan struktur adalah
kayu glugu, kruing, dan kayu jawa.
Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu. Dalam
perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalam perencanaan pekerjaan-
pekerjaan arsitektur, Diantaranya adalah : rangka kuda-kuda, rangka dan gelagar jembatan, struktur
perancah, kolom, dan balok lantai bangunan.
Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan struktural,
sehingga pengunaan kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tersebut. Oleh sebab
itu, maka struktur kayu kurang populer dibandingkan dengan beton dan baja. Akibatnya saat ini
terdapat kecenderungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan pemerindah
(dekoratif).
Namun demikian pada kondisi tertentu (misalnya : pada daerah tertentu, dimana secara ekonomis kayu
lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan yang lain) peranan kayu sebagai bahan struktur
masih digunakan
3
.
• Kulit kayu
Kulit kayu adalah bagian terluar dari batang pohon yang berfungsi melindungi batang
kayu dari pengaruh luar, misalnya cuaca. Ada 2 lapisan kulit, yaitu kulit luar dan kulit dalam. Kulit
jarang di gunakan dalam industri kayu.
• Kambium
Kambium adalah bagian terpenting pada tumbuhan untuk berkembang. Ke arah luar ia
membentuk kulit baru dan ke dalam membentuk kayu baru. (kayu gubal)
• Kayu gubal
Kayu gubal adalah sel-sel kayu baru yang dibentuk oleh kambium. Kayu gubal ini
berfungsi menyalurkan zat-zat makanan dari akar dan sebagai tempat penimbunan makanan. Oleh
karena itu, bagian ini mempunyai sel pori yang besar.
• Kayu teras
Kayu teras terbentuk oleh perubahan sel-sel kayu gubal yang sudah tua dan
mengeras. Warna bagian kayu ini lebih gelap daripada kayu gubal.
• Hati kayu
Hati kayu merupakan kayu gubal awal yang terletak pada pusat lingkaran tahun.
Bagian ini lunak karena merupakan kayu awal yang terbentuk oleh kambium
• Lingkaran tahunan
Pada kayu gubal dan kayu teras, akan tampak cincin-cincin lingkaran tumbuh tiap
tahunnya (musim). Perbedaan kesuburan tumbuh pada musim penghujan dan musim kemarau akan
tampak pada lingkaran ini, berupa perbedaan pori-pori yang tumbuh
4
2.3 Sifat Kayu
5
Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang
yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
Daya Hantar Listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini
dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik
sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh
dikatakan sama dengan daya hantar air.
6
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau
kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang
ketahanan terhadap pengausan kayu.
Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu.
Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya
keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu
mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan
dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan
menjadi dua kelompok :
Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang
disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
Kelebihan :
1. Bahan Alami yang dapat diperbaharui
2. Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah.
3. Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik.
4. Relatif mudah dikerjakan dan diganti.
5. Perubahan bentuk akibat suhu dapat diabaikan.
6. Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik rendah, sehingga baik untuk partisi.
7. Memiliki sisi keindahan yang khas
Kekurangan :
1. Kurang tahan terhadap pengaruh cuaca.
2. Rentan terhadap rayap.
3. Sifat kayu yang kurang homogen, cacat kayu, dll.
4. Beberapa jenis kayu kurang awet.
5. Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu,kelembaban dan pengaruh waktu
pembebanan.
6. Keterbatasan ukuran, berskala besar dan tinggi.
7. Harganya relatif mahal dan terbatas (langka).
7
2.5 Proses Pengolahan Kayu Untuk Bahan Bangunan
Kayu sebagai material bangunan sebenarnya merupakan material yang dapat diperbaharui.
Ketersediaan material kayu ini sangat bergantung pada seberapa besar produksi dan penanaman
kembali pohon-pohon sebagai penghasil kayu. Apabila saat ini harga material kayu relatif
melambung tinggi, hal itu lebih disebabkan oleh ‘keterlambatan’ manusia untuk menanam kembali
pohon- pohon yang telah ditebangnya, sementara kebutuhannya semakin meningkat tajam.
Di samping karena faktor kekuatan, material kayu masih sangat diminati karena
penampilannya yang berkesan alami. Proses pengerjaannya pun relatif lebih mudah, baik dalam
pemotongan maupun dalam penyambungan.
Pengolahan kayu pun lebih ramah lingkungan. Tidak banyak energi yang dibutuhkan dan
tidak banyak pula melepaskan zat karbon/polutan ke lingkungan.
Namun demikian, karena sifatnya yang alami, maka terdapat kualitas material kayu yang
bervariasi dan terkadang mempunyai rentang mutu yang cukup besar. Kualitas tidak dapat secara
langsung kita kontrol. Sering dijumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan proses
tumbuh maupun kesalahan akibat olah dari produk kayu.
8
Dibanding dengan bahan beton dan baja, kayu memiliki kekurangan terkait
dengan ketahanan-keawetan. Kayu dapat membusuk karena jamur dan kandungan air yang
berlebihan, lapuk karena serangan hama dan kayu lebih mudah terbakar jika tersulut api.
Material kayu bersifat higroskopik yakni material yang dapat menyerap air di sekitarnya,
dan dapat mengembang atau menyusut sesuai kandungan air tersebut. Karenanya, kadar air kayu
merupakan salah satu syarat kualitas produk kayu. Kayu merupakan material yang berserat dan non
homogen. Kayu memiliki kekuatan lebih besar saat menerima gaya sejajar dengan serat kayu dan
lemah saat menerima beban tegak lurus arah serat kayu.
Oleh karenanya, guna mengoptimalkan dalam penggunaan kayu sebagai material bangunan,
diperlukan pengolahan dan penanganan kayu yang memadai dari mulai penebangan, perawatan
sampai ke pengawetan.
Produksi kayu gergajian (lumber), batang kayu segi empat panjang (balok) yang dipakai
untuk konstruksi dimulai dari penebangan pohon di hutan alam dan hutan tanaman industri. Kayu
gelondongan (log) hasil tebang diangkut ke pabrik penggergajian. Untuk menghasilkan produk
kayu gergajian yang baik dan efisien terdapat teknologi penggergajian yang harus diketahui dalam
kaitannya dengan penyusutan kayu saat pengeringan. Terdapat 3 metoda penggergajian, lurus (plain
sawing), perempat bagian (quarter sawing) dan penggergajian tipikal (typical sawing).
Kayu pada bagian tengah lebih padat dibandingkan dengan bagian pinggir, sehingga susut
bagian tengah pun akan lebih kecil dibandingkan dengan bagian pinggir. Pemotongan dan
penggergajian yang baik akan memperhitungkan hal ini, sehingga diperoleh kualitas kayu yang
seragam pada setiap tampangnya.
Kayu yang baru dari penebangan memiliki kadar air yang tinggi, 200%-300%. Setelah
ditebang kandungan air tersebut berangsur berkurang karena menguap. Mulanya air bebas atau air
di luar serat (free water) yang menguap. Penguapan ini masih menyisakan 25%-35% kandungan
air. Selanjutnya penguapan air dalam serat (bound water). Kayu dapat dikeringkan melalui udara
alam bebas selama beberapa bulan atau dengan menggunakan dapur pengering (kiln atau oven).
Kayu dapat dikeringkan ke kadar sesuai permintaan. Kadar air kayu untuk kuda-kuda biasanya harus
kurang dari atau sama dengan 19 persen. Kadang diminta kadar air kayu hingga 15% (Moisture
Content, MC 15). Namun karena kayu bersifat higroskopis, pengaruh kelembaban udara sekitar kayu
akan mempengaruhi kadar air kayu yang akan mempengaruhi kembang susut kayu dan kekuatannya
itu pula.
Proses ideal olah produk kayu selanjutnya adalah pengawetan. Ada beberapa Jenis pengawetan
kayu, yaitu:
9
sedangkan pengawetan tetap dapat menggunakan semua metode, tergantung bahan
pengawet yang dipakai serta penetrasi dan retensi yang diinginkan. Sehingga pengawetan
dapat lebih efektif dan waktu pemakaiannya dapat selama mungkin.
Ada 2 macam metode pengawetan yang pokok:
1) Pengawetan metode sederhana :
a) Metode Rendaman
Kayu direndam di dalam bak larutan bahan pengawet yang telah ditentukan konsentrasi
(kepekatan) bahan pengawet dan larutannya, selama beberapa jam atau beberapa hari.
Waktu pengawetan (rendaman) kayu harus seluruhnya terendam, jangan sampai ada yang
terapung. Karena itu diberi beban pemberat dan sticker. Ada beberapa macam pelaksanaan
rendaman, antara lain rendaman dingin, rendaman panas, dan rendaman panas dan
rendaman dingin. Cara rendaman dingin dapat dilakukan dengan bak dari beton, kayu atau
logam anti karat. Sedangkan cara rendaman panas atau rendaman panas dan dingin lazim
dilakukan dalam bak dari logam.
Bila jumlah kayu yang akan diawetkan cukup banyak, perlu disediakan dua bak rendaman
(satu bak untuk merendam dan bak kedua untuk membuat larutan bahan pengawet,
kemudian diberi saluran penghubung). Setelah kayu siap dengan beban pemberat dan lain-
lain, maka bahan pengawet dialirkan ke bak berisi kayu tersebut. Cara rendaman panas dan
dingin lebih baik dari cara rendaman panas atau rendaman dingin saja. Penetrasi dan retensi
bahan pengawet lebih dalam dan banyak masuk ke dalam kayu. Larutan bahan pengawet
berupa garam akan memberikan hasil lebih baik daripada bahan pengawet larut minyak atau
berupa minyak, karena proses difusi. Kayu yang diawetkan dengan cara ini dapat digunakan
untuk bangunan di bawah atap dengan penyerang perusak kayunya tidak hebat.
b) Metode Pencelupan
kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan konsentrasi yang telah
ditentukan, dengan waktu hanya beberapa menit bahkan detik. Kelemahan cara ini: penetrasi
dan retensi bahan pengawet tidak memuaskan. Hanya melapisi permukaan kayu sangat tipis,
tidak berbeda dengan cara penyemprotan dan pelaburan (pemolesan). Cara ini umumnya
dilakukan di industri-industri penggergajian untuk mencegah serangan jamur blue stain. Bahan
pengawet yang dipakai Natrium Penthachlorophenol. Hasil pengawetan ini akan lebih baik bila
kayu yang akan diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya dipanaskan lebih
dahulu.
c) Metode Pemulasan
Cara pengawetan ini dapat dilakukan dengan alat yg sederhana. Bahan pengawet yang masuk
dan diam di dalam kayu sangat tipis. Bila dalam kayu terdapat retak-retak, penembusan bahan
pengawet tentu lebih dalam. Cara pengawetan ini hanya dipakai untuk maksud tertentu,yaitu:
a. Pengawetan sementara di daerah ekploatasi atau kayu-kayu gergajian untuk mencegah
serangan jamur atau bubuk kayu basah.
b. Untuk membunuh serangga atau perusak kayu yang belum banyak dan belum merusak
kayu (represif).
c. Untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang. Cara pengawetan ini hanya dianjurkan bila
serangan perusak kayu tempat kayu akan dipakai tidak hebat (ganas).
10
d) Metode Pembalutan
cara pengawetan ini khusus digunakan untuk mengawetkan tiang-tiang dengan menggunakan
bahan pengawet bentuk cream (cairan) pekat, yang dilaburkan/diletakkan pada permukaan
kayu yang masih basah. Selanjutnya dibalut sehingga terjadilah proses difusi secara perlahan-
lahan ke dalam kayu.
Pada sebuah batang kayu, terdapat ketidakteraturan struktur serat yang disebabkan
karakter tumbuh kayu atau kesalahan proses produksi. Ketidakteraturan atau cacat yang umum
adalah mata kayu, yang merupakan sambungan cabang pada batang utama kayu. Mata kayu
ini kadang berbentuk lubang karena cabang tersambung busuk atau lapuk atau diserang hama atau
serangga. Cacat ini sudah tentu mengurangi kekuatan kayu dalam menerima beban konstruksi.
Cacat akibat proses produksi umumnya disebabkan oleh kesalahan penggergajian dan proses
pengeringan penyusutan. Cacat ini dapat berupa retak, crooking, bowing, twisting (baling), cupping
dan wane (tepian batang bulat) karena penggergajian yang terlalu dekat dengan lingkaran luar kayu.
11
2.6 Macam-Macam Hasil Olahan Kayu
1. Kayu Solid
Kelebihan kayu solid bila dibandingkan
dengan kayu olahan, kayu solid lebih
kokoh dan awet. Selain itu, penggunaan
kayu solid lebih terkesan mewah dan
alami dengan tampilan serat kayu yang
khas. Sedangkan kekurangannya adalah
kondisi kayu yang akan digunakan harus
sudah dalam kondisi kering karena kayu
merupakan material yang mudah
melengkung. Selain itu, dengan
banyaknya aksi pembalakan liar serta
kebakaran hutan, persediaanya mulai
berkurang dan untuk jenis-jenis tertentu
mungkin langka. Hal ini menyebabkan harganya menjadi mahal. Kayu yang sering
dipakai untuk furniture di Indonesia adalah kayu jati, nyatoh,sungkai, dan beberapa
jenis kayu keras lainnya seperti mindi, mahoni, sonokeling, dan akasia.
2. Plywood
3. Partikel Board
Adalah kayu olahan yang terbuat dari serbuk kayu
atau potongan kayu kecil-kecil yang dicampur resin
kemudian direkatkan dan dipadatkan dengan suhu
dan tekanan tinggi. Prosesnya kurang lebih sama
dengan MDF. Hanya saja bahan untuk MDF lebih
halus dan seragam, sedangkan bahan untuk
particel board kasar dan tidak beraturan. Jenis ini
tidak tahan terhadap air, jika terkena air
kekuatannya akan hilang jadi ada keterbatasan
pemakaian untuk furniture yang menggunakan
bahan baku berupa particel board ini. Particle board
tidak bisa dicat menggunakan cat kayu atau coating
12
karena teksturnya kasar. Biasanya untuk menutupi permukaannya digunakan paper
laminate atau veener.
5. Blockboard
Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat, kadar air, warna,
berat jenis, kerapatan,keawetan dan kekuatan.
13
Keawetan dan kekuatan kayu dikelompokan menjadi lima kelas. Berikut table pengelompokan
kelas awet dan kelas kuat pada kayu.
Dalam memilih kayu yang akan dipergunakan ada baiknya kita mengenal jenis kayu yang
sering digunakan sebagai bahan konstruksi. Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok
dengan kriteria dan spesifikasi yang kita inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan
jenis-jenis kayu lainnya. Berikut beberapa macam kayu yang sering digunakan sebagai bahan
konstruksi.
14
1. Kayu Jati
2. Kayu Bengkirai
15
Harga : Rp 6.400.000-Rp. 7.000.000/m3
3. Kayu Kamper
4. Kayu Keruing
16
Kegunaan : konstruksi bangunan, lantai, papan dinding, kayu lapis
Harga : Rp 4.500.000
Warna : keputihan
Tekstur : agak kasar dan rata
Sifat : tidak tahan rayap dan teter
Kelas kuat : II-IV
Keawetan : sampai 10 tahun
17
Kegunaan : Lantai, kayu lapis, bangunan, dan venir.
Harga : Rp. 3.000.000 - Rp.3.500.000/m3
7. Kayu Nangka
8. Kayu Durian
18
9. Kayu Wiyu
Warna : putih
Tekstur : kasar dan serat jarang
Sifat : Lentur, kayu tidak bisa lurus, mudah pecah
Kelas kuat : IV
Keawetan : tidak terlalu lama
19
Kegunaan : untuk papan, balok, usuk dan reng
Harga : Rp 900.000 – Rp 1.000.000
Warna : coklat
Tekstur : agak halus
Sifat : tidak tahan terhadap hama bubuk
Kelas kuat : II-III
Kegunaan : tiang-tiang konstruksi bangunan, pintu, kusen, lapisan dinding kedap air, lantai,
plafon,mebel
Harga : Rp 2.000.000- Rp 2.500.000
20
Keawetan : 8 thn, bisa lebih lama jika tidak terkena air
Kegunaan : atap, usuk, kuda-kuda
Harga : Rp 1.800.000 – Rp 2.000.000
Warna : kemerahan
Tekstur : kasar dan tidak rata
Sifat : sangat keras tetapi keawetannya rendah
Kelas kuat : III-IV
Keawetan : rendah
Kegunaan : karena sifat & keawetannya yg rendah, maka kempas jarang digunakan sebagai
bahan bangunan
Harga : Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000
21
Sifat: keras
Kelas kuat : IV-V
Keawetan: rendah
Kegunaan : bingkai, dan kayu lapis
Harga : Rp. 3.000.000
Warna : kuning, cokelat, cokelat kelabu kehitaman, bila terkena hujan menjadi hitam.
Tekstur : kasar
Kelas kuat : I
Keawetan : sampai 20 tahun
Kegunaan: konstruksi di dalam air, tiang bangunan, papan lantai, jembatan, bantalan kereta
api
Harga: Rp. 4.000.000 – Rp. 5.000.000
Warna : kuning
Tekstur : cukup halus
22
Sifat : keras, padat, lurus, hampir menyerupai bengkira
Keawetan : 15-20 tahun
Kegunaan : mebel, konstruksi
Harga : Rp 3.000.000 – Rp 3.500.000
23
Sifat : kuat, padat, cukup berat
Kelas kuat : I,II
Keawetan : bisa sampai 20 tahun
Kegunaan : bangunan, mebel, lantai, papan dinding
Harga : Rp 3.500.000
Warna : coklat
Tekstur : agak kasar
Sifat : kuat, padat, cukup berat
Kelas kuat : IV
Keawetan : 15 tahun
Kegunaan : kayu lapis, lantai, papan dinding, rangka pintu dan jendela
Harga : Rp 3.500.000
24
Keawetan : 10-12 tahun
Kegunaan : dipakai untuk balok, tiang dan papan pada perumahan dan jembatan
Harga : Rp 3.000.000 – Rp 3.500.000
Warna : kekuning-kuningan
Tekstur : sangat halus dan rata
25
Sifat :
Kelas kuat : IV
Keawetan : 10 tahun
Kegunaan : konstruksi bangunan, kayu lapis, mebel, rangka pintu dan jendela
Harga : Rp 1.500.000
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
metode maupun content (isi). Kritik dan saran berupa kontribusi pemikiran yang
konstruktif sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.
26
Daftar Pustaka
http://woodyulius.blogspot.co.id/
http://muchlisryanbekti.blogspot.co.id/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://indraadnan92.blogspot.co.id/2011/08/konstruksi-kayu.html
http://ivanyosefwan.blogspot.co.id/2014/12/contoh-makalah-bahan-bangunan-jenis.html
http://newcivilblog.blogspot.co.id/2015/03/makalah-bahan-bangunan.html
http://blogharga.xyz/harga-kayu-terbaru.html#
27
DAFTAR PERTANYAAN
1. Kelompok 7 (Pasir, Tanah, dan Batu)
Nama : Amirah Raniah
Pertanyaan :
Apa maksud dari tiap kelas pada kayu? Kelas mana yang paling kuat?
Bagaimana jika kayu telah melebihi batas awetnya?
2. Kelompok 8 (Sanitasi)
Nama : Winda
Pertanyaan : Bagaimana proses pengawetan pada kayu?
28
7. Kelompok
Nama : Muhammad Rafly Ananda Rizqullah
Pertanyaan : Mengapa kayu memiliki daya hantar panas yang buruk, sedangkan kayu
dapat terbakar jika terkena api?
29