Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TEKNOLOGI BAHAN

Disusun Oleh
Kelompok 9
Febriansyah Nashar 22025014022
Ahmad Faizal 22025014015

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Islam Makassar
Tahun Ajaran 2023/2024
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan Rahmat dan


Hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi besar


Baginda Muhammad saw yang telah menjadikan suri tauladan bagi umat
diseluruh alam. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah


ini, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
pembuatan-pembuatan makalah yang akan datang.

Makassar,1 Maret 2023

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar ……………………………………………………...……………ii

Daftar Isi………………………………………………………………………….iii

Bab I Pendahuluan………………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………2

Bab II Pembahasan………………………………………………………………...3

2.1 Sifat fisik dan mekanis kayu…………………………………………………..3


2.2 Pengujian Sifat Kayu…………………………………………………………..6
2.3 Jenis-Jenis Bambu,Siklus Hidup,Anatomi Bambu……………………………8
2.4 Sifat fisik dan mekanis bambu……………………………………………….12
2.5 Pengolahan Bambu………………………………………………………...…13
2.6 Pemakaian Bambu Pada Bangunan……………………………………….….14

Bab III Penutup…………………………………………………………………..15


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..15
3.2 Saran………………………………………………………………………….15

Daftar Pustaka……………………………………………………………………16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Standar/peraturan kayu untuk konstruksi di Indonesia pertama kali


adalah Peraturan konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) yang disusun pada
tahun 1961. Peraturan/standar ini disusun berdasarkan sifat mekanis dan
berat jenis kayu. Peraturan ini disempurnakan pada tahun 2000. Selain itu
pada tahun 1980 juga disusun Standar Kayu Bangunan yang diterbitkan oleh
Departemen Perindustrian. Di dalam standar ini tercakup mengenai ukuran
kayu perdagangan. Kedua standar ini masih perlu penyempurnaan cara
penerapannya di lapangan

Bambu sudah sejak lama dikenal sebagai bahan bangunan. Pada


daerah-daerah pedesaan bambu banyak digunakan penduduk untuk
membuat rumah tinggal. Konstruksi dari bambu banyak digunakan di
pedesaan karena mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :
bambu mudah didapat dan harganya murah, dapat dikerjakan dengan alat-
alat sederhana, pertumbuhannya cepat

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan


masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kayu sebagai material konstruksi?


2. Apa jenis dan sifat Kayu sebagai komponen struktural?
3. Bagaimana kekuatan dan keunggulan Kayu?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan Kayu?
5. Bagaimana Bambu sebagai material konstruksi?
6. Apa jenis dan sifat Bambu sebagai komponen struktural?
7. Bagaimana kekuatan dan keunggulan Bambu?
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan Bambu?

1
1.3Tujuan

Adapun Tujuan penulisan Makalah ini yaitu :


1. Memahamai bagaimana Kayu sebagai material konstruksi
2. Mengetahui jenis dan sifat Kayu sebagai komponen structural
3. Memahami kekuatan, keunggulan, pengelolaan dan pengawetan
kayu
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan kayu
5. Memahamai bagaimana bambu sebagai material konstruksi
6. Mengetahui jenis dan sifat bambu sebagai komponen structural
7. Memahami kekuatan, keunggulan, pengelolaan dan pengawetan
bambu
8. Mengetahui kelebihan dan kekurangan bambu

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sifat fisik dan mekanis kayu

Semua kayu memiliki sifat fisik, mekanik dan sifat kimia yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Secara umum kayu mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :

a.Semua pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial.

b.Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan


susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa,
hemisellulosa (unsur karbohidrat) dan lignin (non karbohidrat).

c.Semua kayu memiliki sifat anisotropik, yaitu memperlihatkan


sifat-sifat berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal,
tangensial dan radial).

d.Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat


kehilangan atau
bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu
udara di sekitarnya.

e.Kayu dapat diserang mahluk hidup perusak kayu dan dapat terbakar.

Adapun sifat-sifat Fisik Kayu, yaitu :

a.Berat Jenis

Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, antara 0,2 (kayu balsa)
sampai 1,28 (kayu nani). Berat jenis merupkan petunjuk untuk
menentukan sifat-sifat kayu. Makin berat kayu itu, kekuatan kayu
makin besar. Makin ringan kayu itu, kekuatannya juga makin kecil.
Berat jenis tergantung oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang
membentuk pori-pori.

b.Keawetan alami kayu.

Keawetan alami kayu berbeda-beda antara satu dengan yang lain.


Keawetan kayu disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu (zat
ekstraktif) yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak kayu.

3
c.Warna kayu.

Warna suatu jenis kayu dipengaruhi oleh : tempat di dalam batang,


umur pohon dan kelembaban udara.

d.Higroskopik,

yaitu sifat dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban.


Makin lembab udara sekitar, kayu juga semakin lembab. Masuknya air
ke dalam kayu menyebabkan berat kayu bertambah. Sifat ini
berhubungan dengan sifat mengembang dan menyusut kayu.

e.Tekstur kayu yaitu ukuran relatif dari sel-sel kayu. Menurut


teksturnya, kayu dibedakan menjadi :
● Kayu bertekstur halus, contohnya kayu giam, lara, kulim, dll.
● Kayu bertekstur sedang, contohnya kayu jati, sonokeling, dll.
● Kayu bertekstur kasar, contohnya kayu kempas, meranti, dll.

f. Berat kayu.

Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air dan zat ekstraktif.
Berat suatu kayu tergantung dari berat jenisnya.

g.Kekerasan.

Kekerasan kayu berhubungan dengan berat dan berat jenis kayu.


Contoh kayu yang sangat keras : balau, giam, kayu besi, dll. Kayu
keras, yaitu kulim, pilang, dll. Kayu sedang, yaitu : mahoni, meranti,
dll. Kayu lunak, yaitu : pinus, balsa, dll.

h.Kepadatan/kerapatan kayu, yaitu perbandingan antara berat kering


oven dengan isi (volume) dari sepotong kayu. Kepadatan kayu
mempengaruhi kekuatan kayu. Kepadatan kayu tergantung dari
banyaknya dinding sel pada tiap satuan isi. Makin banyak selnya,
dinding selnya banyak sehingga kepadatannya tinggi maka kekuatannya
juga tinggi. Contoh : kayu gubal susunan selnya masih renggang
sehingga kekuatannya lebih rendah dibandingkan kayu teras.

4
i.Sifat mengembang dan menyusut.

Kayu akan mengembang bila kadar airnya naik dan menyusut bila kadar
airnya berkurang. Besarnya pengembangan dan penyusutan tidak sama
pada semua arah. Rata-rata besarnya pengembangan dan penyusutan
pada arah tangensial : 4-14%, arah radial : 2–8 %, arah axial : 0,1 –,2 %

Keterangan :

Arah tangensial, menurut arah garis singgung lingkaran batangnya


Arah axial, arah sejajar serat/batang.
Arah radial, arah menuju pusat/hati kayu.
Bila air menguap dari kayu maka lapisan permukaan kayu yang banyak
mengandung air akan menyusut sehingga timbul tegangan tarik, pada
bagian dalam selnya timbul tegangan tekan.
Bila tegangan tarik melebihi kekuatan serat maka akan menyebabkan
kayu retak

Sifat mekanik Kayu


Sifat mekanik kayu yaitu kemampuan kayu untuk menahan beban yang
berasal dari luar. Yang mempengaruhi sifat mekanik kayu yaitu :

a.Faktor luar, terdiri dari pengawetan kayu, kelembaban lingkungan,


pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur dan serangga
perusak kayu.

b.Faktor internal, terdiri dari : berat jenis kayu, kadar air, cacat mata
kayu dn penyimpangan arah serat kayu

Sifat mekanik kayu meliputi :


a. Kuat tarik, yaitu kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha menarik kayu itu. Kuat tarik kayu sejajar serat lebih besar
dibandingkan kuat tarik tegak lurus serat.

5
b.Kuat tekan, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban tekan. Kuat
tekan sejajar serat biasanya lebih besar dari kuat tekan tegak lurus serat.
c.Kuat geser, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban geser. Kuat
geser sejajar serat biasanya lebih kecil dari kuat geser tegak lurus serat.
d.Kuat Lentur, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban lentur.
e.Kuat belah, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban yang berusaha
membelah kayu.

2.2 Pengujian Sifat Kayu

Secara umum kayu yang akan diuji harus merupakan contoh yang
mewakili dari kayu tersebut. Contoh uji sebaiknya diambil dari kayu yang
masih berbentuk kayu bulat (log) karena lebih mudah menentukan jenis
kayunya. Sebaliknya contoh uji yang sudah berbentuk kayu gergajian
harus dapat dipastikan terlebih dahulu jenis kayunya. Cara pengambilan
contoh uji dari kayu bulat, pemotongannya harus mengikuti pola seperti
gambar 5.1. ukuran contoh uji 6 cm x 6 cm panjang 1,2 meter.

Cara Pengujian Sifat Mekanik kayu

a. Pengujian Kuat Lentur

Jumlah benda uji untuk uji lentur kayu adalah sebanyak 6 benda uji pada
setiap1 kayu. Ukuran benda uji berupa batang 5 cm x 5 cm x 76 cm. Jarak
tumpuanantara pisau penumpu adalah 70 cm. Kedua pisau penumpu harus
diletakkan diatas pelat landasan rol yang besarnya tidak lebih tebal dari
ukuran tebal bendauji. Benda uji diletakkan sedemikian hingga bebannya
terletak pada arah

6
tangensial. Kecepatan pembebanan diberikan secara teratur dengan
penurunan2,5 mm/menit. Kurva lendutan harus dibuat sampai benda uji
tidak dapatmenahan beban mencapai 90 kg atau defleksi sebesar 15 cm.
Pengukurandefleksi dilakukan di tengah benda uji.Benda uji yang rusak
atau putus akibat beban lentur harus diterangkan bentuk atau sifat
kerusakannya, misalnya putus arang, terjadi serabut, belah/pecah, dll.

b. Pengujian Kuat Tekan Sejajar Serat.

Jumlah benda uji sebanyak satu buah dari setiap batang uji kayu. Benda
uji dibuat dengan ukuran 5 x 5 x 20 cm. Benda uji diletakkan pada
mesin uji tekan sehingga arah beban tekan benar-benar sejajar dengan
arah serat. Kecepatan pembebanan diberikan secara teratur sebesar
0,003 cm/cm panjang benda uji/menit. Misal panjang benda uji 20 cm
maka kecepatan pembebanan yang diberikan sebesar 0,003 x 20 = 0,06
cm/menit. Bentuk kerusakan dari benda uji harus dicatat, belah, retak,
tertekuk, ujungnya menyerabut, dll. Setelah benda uji ditekan, segera
ditimbang, dipotong sebagian (2,5 cm) untuk pengujian kadar airnya.

c. Kuat Tekan Tegak Lurus Serat

Jumlah benda uji diambil sebanyak 50 % dari jumlah benda uji kuat
lentur. Ukuran benda uji 5 x 5 x 15 cm. Pembebanan dilakukan melalui
pelat dengan lebar 5 cm yang dipasang melintang dari panjang benda
uji dan tepat di tengahnya. Arah beban harus diusahakan sejajar dengan
lapisan tekan arah radial. Kecepatan pembebanan dilakukan secara
teratur sebesar 0,3 mm/menit.

d.Uji Kekerasan

Jumlah benda uji diambil sebanyak 50 % dari jumlah benda uji kuat
lentur.Ukuran benda uji 5 x 5 x 15 cm berjumlah 2 buah ditekan
tangensial dan 2 buah ditekan radial. Uji kekerasan digunakan bola baja
dengan garis tengah kurang lebih 1,3 cm atau batang baja dengan garis
tengah 1,3 cm ujungnya dibulatkan. Batang baja ini dibenamkan kepada
baja balok sehingga yang tersembul hanya setengah lingkaran dari bola
itu. Pengujian dilakukan dalam arah melintang (tangensial) dan arah
radial. Kecepatan pembebanan 6 mm/menit.

7
e. Kuat Geser Sejajar Serat
Benda uji dibuat dengan dua jenis ukuran, yaitu 5 x 5 cm dan 5 x 6,3 cm
agar diperoleh bidang geser 5 x 5 cm. Benda uji diletakkan dalam balok uji
sehingga bidang yang ditekan berukuran kurang lebih 5 x 3 cm. Tekanan
dilakukan dengan kecepatan 0,6 mm/menit sampai benda uji tergeser
penuh. Bentuk geseran diamati dan dilaporkan.

f. Tahan Sobek (belahan) Benda uji dibuat ukuran 5 x 5 x 9,4 cm dan


pada bagian ujung yang satunya digerek (dibor) dengan garis tengah 13
mm (1/2”). Jarak sisi gerek memanjang dari benda uji adalah 75 mm. Cara
pengujian dilakukan dengan cara pada bagian yang digerek dipasang pada
mesin uji dengan alat penarik khusus, yang masuk tepat pada lubang gerek
tersebut, lalu benda uji ditarik (dirobek). Kecepatan tarikan sebesar 2,5
mm/menit. Bentuk robekan diamati dan dicatat.

g. Kuat Tarik Tegak Lurus SeratBenda uji dibuat dengan ukuran 5 x 5 x 5


cm dan pada ujung-ujungnya dibor dengan diameter 13 mm. Benda uji
diletakkan pada mesin uji dengan alat penarik khusus dan benda uji ditarik
sampai terbelah menjadi 2. Kecepatan penarikan sebesar 2,5 mm/menit.
Amati bentuk bekas tarikan dan dicatat.

h. Kuat Tarik Sejajar Serat


Benda uji dibuat memanjang. Kemudian benda uji diletakkan pada mesin
uji tarik. Pertambahan panjang benda uji diukur dengan alat ukur
perpanjangan yang diletakkan pada jarak 5 cm di tengah benda uji.
Kecepatan tarikan sebesar 1 mm/menit

2.3 JENIS-JENIS BAMBU, SIKLUS HIDUP, ANATOMI BAMBU

a. Siklus Hidup Bambu


Bambu merupakan jenis tanaman yang tumbuh di daerah tropis dan sub
tropis. Bambu biasanya dapat hidup dan tersebar di daerah Asia Pasifik,
Afrika dan Amerika (pada garis 46 º LU sampai 47º LS). Bambu dapat
tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim lembab dan panas. Bambu
termasuk tumbuhan jenis graminae (suku rumput-rumputan) yang
mempunyai ciri-ciri berdaun tunggal,berbentuk pita yang tersusun
berselang seling pada rantingnya, batang beruasruas,berakar
serabut dan mempunyai rimpang.

8
Bambu tumbuh dimulai dari tunas yang berasal dari disarm batang yang
sudah tua. Tunas ini tumbuh secara perlahan pada awalnya, kemudian
tumbuh cepat pada musim hujan sampai mencapai ½ dari tingginya.
Bambu mengalami masa pertumbuhan yang cepat selama 4 sampai 6
bulan. Segera setelah tinggi maksimum tercapai, terjadi pengkayuan
ranting (terbentuknya batang bambu) yang berlangsung selama 2 sampai 3
tahun. Batang bambu akan masak setelah berumur 6 sampai 9 tahun.
Dalam pertumbuhannya, bambu belum diusahakan secara perkebunan, tapi
tumbuhnya msih dibiarkan secara liar di pekarangan maupun di hutan. Di
daerah pedesaan, biasanya bambu ditanam hanya untuk keperluan
membuat kerajinan rumah tangga atau untuk membuat rumah-rumah
sederhana. Untuk mengembangkan bambu biasanya digunakan bibit
berupa stek.Pengembangbiakan bambu dengan biji tidak efisien karena
membutuhkan waktu yang lama. Stek yang dipakai dapat diambil dari tiga
bagian kayu, yaitu :
stek dari batang, Stek ini yang paling sering digunakan. Caranya yaitu
dengan jalan memotong bambu pada pangkal dekat akar kemudian diambil
ke atas sekitar satu atau dua ruas yang ada kuncup tidurnya. Sisanya di atas
dapat dipotong-potong lagi dan minimum harus terdapat dua mata
tidurnya. Yang perlu diperhatikan adalah bambu yang distek adalah bambu
yang masih muda kira-kira berumur satu tahun.
• stek dari cabang, didapat dengan jalan memotongi ruas bambu yang telah
tumbuh cabangnya, kemudian cabang dipotong bagian atasnya dihilangkan
daunnya dan ranting-ranting kecil lainnya.
• stek dari bonggol akar, didapat dengan jalan membongkar
bonggol-bonggol
bambu dari bamboo yang baru dipotong, kemudian bonggol itu dipisahkan
satu sama lainnya. Stek bonggol ini juga yang sering dilaksanakan karena
lebih kuat daya tumbuhnya.

Agar didapatkan hasil pertumbuhan yang baik maka harus diperhatikan


hal-hal sebagai berikut :
• Batang, cabang dan bonggol yang distek diambil dari bamboo yang baru
dipotong.
• Sebelum ditanam, disemaikan dulu sampai keluar akarnya.
Penyemaiannya
harus di tempat yang teduh dan harus selalu disiram air.
• Penanamannya sebaiknya pada musim penghujan karena stek-stek tersebut
mudah mati bila kekurangan air.Penanamannya sebaiknya dibuat condong
lebih kurang dari 10 cm
• Penanamannya diusahakan di tempat yang teduh agar terhindar dari terik
matahari langsung, sehingga tidak mudah layu.

9
b. Anatomi Bambu

Batang bambu terdiri dari ruas (nodia) dan buku (internodia). Sel-sel
batang mempunyai orientasi aksial dan tidak memiliki sel radial. Bagian
luar terdiri dari satu sel epidermis dan bagian dalam terdiri dari sel-sel
sklerenkim.Struktur melintang hanya diisi oleh ikatan-ikatan pembuluh.
Secara keseluruhan, dinding bambu tersusun oleh 50 % jaringan
parenkim, 40 % sel-sel serabut, 10 % pembuluh tapis dan ikatan
pembuluh. Unsur utama penyusun batang bambu adalah selulosa,
hemisellulosa,lignin dan unsure tambahan seperti resin, tannin, lilin dan
garam-garam anorganik.Komposisi masing-masing unsure tergantung
dari spesies, kondisi pertumbuhan,umur bamboo dan bagian batang.
Selama masa pertumbuhan pada tahun pertama sejak dari tunas,
proporsi lignin dan karbohidrat tidak tertentu tetapi setelah melewati
masa tersebut komposisi kimia bambu cenderung tetap. Pada musim
penghujan kandungan pati pada bambu lebih tinggi daripada pada
musim kemarau.

c. Jenis-jenis Bambu

Bambu merupakan jenis tanaman graminae (golongan


rumput-rumputan).Jenis bamboo di seluruh dunia ada 600 jenis. 31
jenis bamboo terdapat di pulau Jawa, sedangkan jenis bamboo yang
dapat digunakan untuk bahan bangunanada 10 jenis. Adapun jenis-jenis
bamboo yang dapat digunakan untuk bahanbangunan
adalah :

a.Bambu Ater, bamboo ini mempunyai warna buluh hijau tua.


Tingginya dapat mencapai 15 meter dan banyak tumbuh di P. Jawa
terutama di dataran-dataran rendah. Kegunaan bamboo ini antara lain :
untuk pipa air, dinding rumah,pagar, alat musik dan alat-alat rumah
tangga.

b.Bambu Petung. Tinggi batang bamboo ini dapat mencapai 20 meter,


dengan garis tengah buluh sampai 20 cm dan panjang ruasnya 40-60
cm. Tebal dinding buluh 1-1,5 cm. Warnanya coklat muda
keputih-putihan. Biasanya digunakan untuk bahan bangunan.

c.Bambu Duri. Tinggi buluhnya sampai 20 m dengan garis tengah


buluhnya 10 cm. Biasanya berwarna hitam dan banyak tumbuh di Jawa

10
Timur. Tumbuhnya rapat dan banyak cabangnya. Biasanya digunakan
sebagai bahan bangunan,anyaman dan bahan pembuatan kertas.

d.Bambu Duri Ori. Bambu ini hamper sama dengan bamboo duri,
bedanya cabang-cabangnya lebih renggang, warnanya gelap.
Kegunaannya adalah untuk bahan banguanan, anyaman dan bahan
pembuatan kertas.

e.Bambu Gombong. Bambu ini berwarna hijau kekuning-kuningan.


Tinggi buluhnya mencapai 20 meter dengan diameter 10 cm. Biasanya
digunakan untuk bahan bangunan dan kerajinan.

f.Bambu Sembilang. Tinggi buluhnya mencapai 30 meter dengan garis


tengah 18 – 25 cm. panjang ruasnya 25 – 50 cm dengan tebal dinding
buluh sampai 2,5 cm. Bambu ini dapat digunakan untuk berbagai
macam keperluan bangunan baik bangunan air maupun bangunan
gedung.

g.Bambu Talang. Bambu ini batangnya tegak dengan tinggi mencapai


15 m.Panjang ruas maksimum 50 cm, dengan garis tengah 8-10 cm.
Warna buluhnya hijau muda, hijau tua dan kuning

h.Bambu tutul. Tinggi buluh mencapai 12 meter, warnanya hijau pada


saat bambu masih muda dan sering kali bergaris-garis kuning sejajar
dengan buluhnya. Ketika dewasa muncul warna tutul coklat. Diameter
buluhnyamencapai 10 cm. Bambu ini digunakan sebagai bahan dinding,
alat-alat rumah tangga, kursi, hiasan dinding , tirai, dll.

i. Bambu balcoa. Berasal dari India, dengan tinggi buluhnya mencapai


20 meter.Warna buluhnya putih. Biasanya digunakan untuk tiang-tiang
rumah,jembatan, atau turap.

j.Bambu plymorpha. Berasal dari Burma dengan tinggi buluh mencapai


30 meter, garis tengah 15 cm. Warna buluhnya hijau muda sampai hijau
tua.Biasanya digunakan untuk konstruksi rumah dan jembatan.

11
2.4 Sifat fisik dan mekanis bambu

Bambu mempunyai sifat-sifat fisik sebagai berikut :


1. Pada proses pengeringan bambu yang belum dewasa sering retak dan
mengisut.
2. Bagian dalam batang bambu biasanya lebih banyak mengandung
kadar lengas (aur bebas) daripada bagian batang yang luar.
3. Buku-buku (knots) mengandung ± 10 % lebih sedikit air daripada
ruas-ruas.
4. Menyerap banyak air sampai 300 %.
5. Bambu tidak dapat dipercaya bila diguanakan sebagai tulangan pada
beton, karena bambu pada saat pengeringan menyusut, volumenya
menurun sehingga lekatan dengan betonnya longgar.
6. Bambu pada umumnya tidak awet sehingga perlu dilakukan
pengawetan terlebih dahulu sebelum digunakan.

Adapun data-data teknis mengenai sifat fisik bambu hasil penelitian


adalah :

1. Penyusutan bambu yang ditebang pada musim hujan sampai keadaan


kering udara adalah pada arah longitudinal sebesar 0,2 – 0,5 %, arah
tangensial sebesar 10 – 20 % dan arah radial sebesar 15 – 30 %.
2. Berat jenis bambu kering udara adalah 0,60 – 1
3. Kuat lekat antara bambu kering dengan beton berkisar antara 2 – 4
kg/cm

Sifat-sifat mekanik bambu adalah sebagai berikut :


1. Tegangan tarik 600 – 4000 kg/cm
2. Tegangan tekan 250 – 600 kg/cm
3. Tegangan lentur 700 – 3000 kg/cm
4. Modulus elastisitas 100.000 – 300000 kg/cm

Bambu yang akan digunakan sebagai bahan bangunan harus memenuhi


syarat-syarat sebagai berikut :
1. Bambu harus tua, berwarna kuning jernih atau hijau tua dalam hal
terakhir berbintik putih pada pangkalnya, berserat padat dengan
permukaan yang mengkilap. Di tempat buku tidak boleh pecah.
2. Bambu yang telah direndam dalam air harus berwarna pucit tidak
kuning,
hijau atau hitam dan berbau asam yan khas, sedangkan bila dibelah di
bagian
dalam dari ruas tidak boleh terdapat rambut dalam yang baisanya
terdapat
pada bambu yang belum direndam.
3. Bambu untuk pelupuh dan barang anyaman seperti bilih, gendak, dll
harus

12
telah direndam dengan baik. Barang anyaman yang harus tahan lama
harus terbuat dari bambu dari jenis bambu yang terbaik dengan garis
tengahminimum 4 cm dan harus terbuat dari bagian kulit dari bambu.

2.5 Pengolahan Bambu

PENGOLAHAN BAMBU

Pengolahan bambu adalah mengolah bambu yang masih tumbuh di


kebun/di hutan monad siap untuk digunakan atau diawetkan.
Pengolahan bamboo
terdiri dari : menebang bambu, mengerjakan/mengolah menjadi suatu
barang yang
diinginkan misalnya dibuat anyaman untuk dinding, untuk kasau, dll.

Penebangan bambu.
Penebangan bambu sebaiknya dilakukan pada musim kemarau atau
pada awal musim hujan, karena pada musim hujan banyak tunas yang
tumbuh sehingga akan merusak tunas. Bambu yang ditebang adalah
bambu yang sudah tua minimal berumur satu tahun.Penebangan
dilakukan dengan hati-hati agar bambu tidak pecah dan tidak
merusak tunas. Penebangan dilakukan dengan alat parang, kapak atau
gergaji potong. Bambu yang akan ditebang dikerati melingkar terlebih
dahulu kurang lebih 25 cm dari muka tanah. Setelah itu bambu ditebang
sedikit demi sedikit dan melingkar untuk menghindari bambu pecah.
Kemudian cabang-cabangnya ditebang.

Pengawetan bambu
Pengawetan bambu bertujuan agar bambu bisa tahan lama dan tidak
mudah diserang bubuk (insekta). Untuk mencapai tujuan tersebut maka
getah yang terdapat dalam bambu harus dikeluarkan sehingga bambu
monad awet,mempunyai daya lenting tinggi, tidak mudah patah dan
mudah dianyam.Untuk mencegah bambu lapuk karena pengaruh cuaca
dan serangan ham, bambu dilapisi dengan cat, kapur, ter atau vernis.
Pengawetan bambu pada dasarnya dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a. Dengan mengeluarkan getah yang terdapat dalam bambu dan


memasukkan zat-zat yang tidak disukai serangga. Cara yang paling
sederhana yang biasa dilakukan oleh masyarakat adalah dengan jalan
merendam bambu dalam air kurang lebih selama 2 bualn. Setelah
bambu direndam kemudian dikeringkan di tempat yang teduh terhindar
dari panas matahari. Selain merendam dengan cara di atas, dapat
dilakukan juga dengan merendam bambu pada larutan 5 % asam boraks
yang dimasukkan ke dalam air yang digunakan untuk merendam
bambu.
b. Dengan melapisi bambu dengan cat, vernis, kapur dan ter.

13
2.6 Pemakaian bambu pada bangunan

Bambu dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan, terutama


untuk bahan bangunan. Konstruksi bangunan yang terbuat dari bambu
biasanya sangat tahan terhadap gempa bumi karena strukturnya ringan
dan elastis.

Penggunaan bambu pada bangunan antara lain :


a. Untuk dinding rumah. Bambu yang digunakan untuk dinding
biasanya dibelah dan dibuat anyaman. Jenis bambu yang cocok untuk
anyaman adalah bambu ater, bambu petung, bambu tutul, bambu talang
dan bambu plymorpha.
b. Untuk rangka bangunan. Biasanya bambu digunakan untuk membuat
kudakuda, reng dan usuk (kasau). Sambungannya menggunakan
sambungan pen bambu, tali ijuk atau kombinasi keduanya. Jenis bambu
yang cocok untuk konstruksi ini adalah bambu petung, bambu duri,
bambu duri ori, bambu gombong, bambu sembilang dan bambu
polymorpha.
c. Untuk tiang. Bambu digunakan untuk tiang-tiang yang berfungsi
untuk menempelkan dinding dari anyaman bambu, untuk tiang-tiang
panggung penyangga kuda-kuda. Jenis ambungan yang digunakan
adalah sambungan lubang dan pen bambu dikombinasikan dengan tali
ijuk. Jenis bambu yang cocok adalah bambu petung, bambu duri,
bambu duri ori, bambu gombong, bambu sembilang, bambu balcoa dan
bambu polymorpha.
d. Untuk lantai. Biasanya bambu dibuat anyaman atau bambu hanya
dibelah saja kemudian dirapikan/ditata sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai lantai. Jenis bambu yang cocok untuk konstruksi ini
adalah bambu petung, bambu ater, bambu talang, bambu gombong,
bambu sembilang dan bambu balcoa.
e. Untuk langit-langit. Jenis anyamannya sama dengan jenis anyaman
dinding. Jenis bambu yang cocok untuk konstruksi ini adalah bambu
petung, bambu talang, bambu gombong.
f. Untuk konstruksi bekesting, tangga, dll

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

● Bagian-bagian kayu : kulit , kambium, kayu gubal, kayu teras, hati


kayu,lingkaran tahun, jari-jari kayu.
● Kerusakan dan cacat pada kayu mengakibatkan kekuatan kayu
menurun,harga kayu rendah serta mutu dan nilai pakai kayu menurun.
● Kerusakan pada kayu meliputi : retak-retak, pecah, belah, serangan
jamur dan serangan serangga.
● Keawetan kayu adalah daya tahan suatu jenis kayu terhadap
factor-faktor perusak kayu yang datang dari luar tubuh kayu itu sendiri.
Keawetan kayu diselidiki pada bagian kayu terasnya.
● Cara pengawetan kayu meliputi : cara pemulasan/penyemprotan, cara
rendaman dan tekanan/vakum.
● Sifat-sifat Fisik Kayu, yaitu : Berat Jenis, Keawetan alami kayu, Warna
kayu,Higroskopik, Tekstur kayu, Berat kayu., Kekerasan,
kerapatan/kepadatan,sifat mengembang dan menyusut.
● Sifat mekanik kayu meliputi : kuat tarik, kuat tekan, kuat geser, kuat
lentur dan kuat belah.
● Jenis-jenis bambu : bambu apus, bambu ater, bambu duri, bambu
gombong,bambu tutul, sembilang, balcoa, polymorpha.
● Penggunaan bahan untuk bahan bangunan adalah untuk dinding, tiang,
rangka bangunan, lantai, perancah dan bekisting.
● Sistem sambungan pada bambu adalah dengan pen dan lubang serta tali
ijuk

3.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah


ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7319207/9_bab_viii_kayu_dan_bambu1

Anonim , 1983. Teknologi Bahan 1. Bandung : PEDC.

Anonim , 1983. Teknologi Bahan 2. Bandung : PEDC.

Anonim , 1961. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia. Bandung :


Yayasan Dana
Normalisasi Indonesia DPU.

Latifa EA, 2003. Teknologi Bahan 2. Jakarta : Politeknik Negeri


Jakarta.

Mulyono, T , 2003. Teknologi Beton. Yogyakarta : Andi

Samekto W, 2001. Teknologi Beton. Yogyakarta : Kanisius.

16

Anda mungkin juga menyukai