Disusun Oleh
Kelompok 9
Febriansyah Nashar 22025014022
Ahmad Faizal 22025014015
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
2
Daftar Isi
Daftar Isi………………………………………………………………………….iii
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………...1
Bab II Pembahasan………………………………………………………………...3
Daftar Pustaka……………………………………………………………………16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Semua kayu memiliki sifat fisik, mekanik dan sifat kimia yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Secara umum kayu mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
e.Kayu dapat diserang mahluk hidup perusak kayu dan dapat terbakar.
a.Berat Jenis
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, antara 0,2 (kayu balsa)
sampai 1,28 (kayu nani). Berat jenis merupkan petunjuk untuk
menentukan sifat-sifat kayu. Makin berat kayu itu, kekuatan kayu
makin besar. Makin ringan kayu itu, kekuatannya juga makin kecil.
Berat jenis tergantung oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang
membentuk pori-pori.
3
c.Warna kayu.
d.Higroskopik,
f. Berat kayu.
Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air dan zat ekstraktif.
Berat suatu kayu tergantung dari berat jenisnya.
g.Kekerasan.
4
i.Sifat mengembang dan menyusut.
Kayu akan mengembang bila kadar airnya naik dan menyusut bila kadar
airnya berkurang. Besarnya pengembangan dan penyusutan tidak sama
pada semua arah. Rata-rata besarnya pengembangan dan penyusutan
pada arah tangensial : 4-14%, arah radial : 2–8 %, arah axial : 0,1 –,2 %
Keterangan :
b.Faktor internal, terdiri dari : berat jenis kayu, kadar air, cacat mata
kayu dn penyimpangan arah serat kayu
5
b.Kuat tekan, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban tekan. Kuat
tekan sejajar serat biasanya lebih besar dari kuat tekan tegak lurus serat.
c.Kuat geser, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban geser. Kuat
geser sejajar serat biasanya lebih kecil dari kuat geser tegak lurus serat.
d.Kuat Lentur, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban lentur.
e.Kuat belah, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban yang berusaha
membelah kayu.
Secara umum kayu yang akan diuji harus merupakan contoh yang
mewakili dari kayu tersebut. Contoh uji sebaiknya diambil dari kayu yang
masih berbentuk kayu bulat (log) karena lebih mudah menentukan jenis
kayunya. Sebaliknya contoh uji yang sudah berbentuk kayu gergajian
harus dapat dipastikan terlebih dahulu jenis kayunya. Cara pengambilan
contoh uji dari kayu bulat, pemotongannya harus mengikuti pola seperti
gambar 5.1. ukuran contoh uji 6 cm x 6 cm panjang 1,2 meter.
Jumlah benda uji untuk uji lentur kayu adalah sebanyak 6 benda uji pada
setiap1 kayu. Ukuran benda uji berupa batang 5 cm x 5 cm x 76 cm. Jarak
tumpuanantara pisau penumpu adalah 70 cm. Kedua pisau penumpu harus
diletakkan diatas pelat landasan rol yang besarnya tidak lebih tebal dari
ukuran tebal bendauji. Benda uji diletakkan sedemikian hingga bebannya
terletak pada arah
6
tangensial. Kecepatan pembebanan diberikan secara teratur dengan
penurunan2,5 mm/menit. Kurva lendutan harus dibuat sampai benda uji
tidak dapatmenahan beban mencapai 90 kg atau defleksi sebesar 15 cm.
Pengukurandefleksi dilakukan di tengah benda uji.Benda uji yang rusak
atau putus akibat beban lentur harus diterangkan bentuk atau sifat
kerusakannya, misalnya putus arang, terjadi serabut, belah/pecah, dll.
Jumlah benda uji sebanyak satu buah dari setiap batang uji kayu. Benda
uji dibuat dengan ukuran 5 x 5 x 20 cm. Benda uji diletakkan pada
mesin uji tekan sehingga arah beban tekan benar-benar sejajar dengan
arah serat. Kecepatan pembebanan diberikan secara teratur sebesar
0,003 cm/cm panjang benda uji/menit. Misal panjang benda uji 20 cm
maka kecepatan pembebanan yang diberikan sebesar 0,003 x 20 = 0,06
cm/menit. Bentuk kerusakan dari benda uji harus dicatat, belah, retak,
tertekuk, ujungnya menyerabut, dll. Setelah benda uji ditekan, segera
ditimbang, dipotong sebagian (2,5 cm) untuk pengujian kadar airnya.
Jumlah benda uji diambil sebanyak 50 % dari jumlah benda uji kuat
lentur. Ukuran benda uji 5 x 5 x 15 cm. Pembebanan dilakukan melalui
pelat dengan lebar 5 cm yang dipasang melintang dari panjang benda
uji dan tepat di tengahnya. Arah beban harus diusahakan sejajar dengan
lapisan tekan arah radial. Kecepatan pembebanan dilakukan secara
teratur sebesar 0,3 mm/menit.
d.Uji Kekerasan
Jumlah benda uji diambil sebanyak 50 % dari jumlah benda uji kuat
lentur.Ukuran benda uji 5 x 5 x 15 cm berjumlah 2 buah ditekan
tangensial dan 2 buah ditekan radial. Uji kekerasan digunakan bola baja
dengan garis tengah kurang lebih 1,3 cm atau batang baja dengan garis
tengah 1,3 cm ujungnya dibulatkan. Batang baja ini dibenamkan kepada
baja balok sehingga yang tersembul hanya setengah lingkaran dari bola
itu. Pengujian dilakukan dalam arah melintang (tangensial) dan arah
radial. Kecepatan pembebanan 6 mm/menit.
7
e. Kuat Geser Sejajar Serat
Benda uji dibuat dengan dua jenis ukuran, yaitu 5 x 5 cm dan 5 x 6,3 cm
agar diperoleh bidang geser 5 x 5 cm. Benda uji diletakkan dalam balok uji
sehingga bidang yang ditekan berukuran kurang lebih 5 x 3 cm. Tekanan
dilakukan dengan kecepatan 0,6 mm/menit sampai benda uji tergeser
penuh. Bentuk geseran diamati dan dilaporkan.
8
Bambu tumbuh dimulai dari tunas yang berasal dari disarm batang yang
sudah tua. Tunas ini tumbuh secara perlahan pada awalnya, kemudian
tumbuh cepat pada musim hujan sampai mencapai ½ dari tingginya.
Bambu mengalami masa pertumbuhan yang cepat selama 4 sampai 6
bulan. Segera setelah tinggi maksimum tercapai, terjadi pengkayuan
ranting (terbentuknya batang bambu) yang berlangsung selama 2 sampai 3
tahun. Batang bambu akan masak setelah berumur 6 sampai 9 tahun.
Dalam pertumbuhannya, bambu belum diusahakan secara perkebunan, tapi
tumbuhnya msih dibiarkan secara liar di pekarangan maupun di hutan. Di
daerah pedesaan, biasanya bambu ditanam hanya untuk keperluan
membuat kerajinan rumah tangga atau untuk membuat rumah-rumah
sederhana. Untuk mengembangkan bambu biasanya digunakan bibit
berupa stek.Pengembangbiakan bambu dengan biji tidak efisien karena
membutuhkan waktu yang lama. Stek yang dipakai dapat diambil dari tiga
bagian kayu, yaitu :
stek dari batang, Stek ini yang paling sering digunakan. Caranya yaitu
dengan jalan memotong bambu pada pangkal dekat akar kemudian diambil
ke atas sekitar satu atau dua ruas yang ada kuncup tidurnya. Sisanya di atas
dapat dipotong-potong lagi dan minimum harus terdapat dua mata
tidurnya. Yang perlu diperhatikan adalah bambu yang distek adalah bambu
yang masih muda kira-kira berumur satu tahun.
• stek dari cabang, didapat dengan jalan memotongi ruas bambu yang telah
tumbuh cabangnya, kemudian cabang dipotong bagian atasnya dihilangkan
daunnya dan ranting-ranting kecil lainnya.
• stek dari bonggol akar, didapat dengan jalan membongkar
bonggol-bonggol
bambu dari bamboo yang baru dipotong, kemudian bonggol itu dipisahkan
satu sama lainnya. Stek bonggol ini juga yang sering dilaksanakan karena
lebih kuat daya tumbuhnya.
9
b. Anatomi Bambu
Batang bambu terdiri dari ruas (nodia) dan buku (internodia). Sel-sel
batang mempunyai orientasi aksial dan tidak memiliki sel radial. Bagian
luar terdiri dari satu sel epidermis dan bagian dalam terdiri dari sel-sel
sklerenkim.Struktur melintang hanya diisi oleh ikatan-ikatan pembuluh.
Secara keseluruhan, dinding bambu tersusun oleh 50 % jaringan
parenkim, 40 % sel-sel serabut, 10 % pembuluh tapis dan ikatan
pembuluh. Unsur utama penyusun batang bambu adalah selulosa,
hemisellulosa,lignin dan unsure tambahan seperti resin, tannin, lilin dan
garam-garam anorganik.Komposisi masing-masing unsure tergantung
dari spesies, kondisi pertumbuhan,umur bamboo dan bagian batang.
Selama masa pertumbuhan pada tahun pertama sejak dari tunas,
proporsi lignin dan karbohidrat tidak tertentu tetapi setelah melewati
masa tersebut komposisi kimia bambu cenderung tetap. Pada musim
penghujan kandungan pati pada bambu lebih tinggi daripada pada
musim kemarau.
c. Jenis-jenis Bambu
10
Timur. Tumbuhnya rapat dan banyak cabangnya. Biasanya digunakan
sebagai bahan bangunan,anyaman dan bahan pembuatan kertas.
d.Bambu Duri Ori. Bambu ini hamper sama dengan bamboo duri,
bedanya cabang-cabangnya lebih renggang, warnanya gelap.
Kegunaannya adalah untuk bahan banguanan, anyaman dan bahan
pembuatan kertas.
11
2.4 Sifat fisik dan mekanis bambu
12
telah direndam dengan baik. Barang anyaman yang harus tahan lama
harus terbuat dari bambu dari jenis bambu yang terbaik dengan garis
tengahminimum 4 cm dan harus terbuat dari bagian kulit dari bambu.
PENGOLAHAN BAMBU
Penebangan bambu.
Penebangan bambu sebaiknya dilakukan pada musim kemarau atau
pada awal musim hujan, karena pada musim hujan banyak tunas yang
tumbuh sehingga akan merusak tunas. Bambu yang ditebang adalah
bambu yang sudah tua minimal berumur satu tahun.Penebangan
dilakukan dengan hati-hati agar bambu tidak pecah dan tidak
merusak tunas. Penebangan dilakukan dengan alat parang, kapak atau
gergaji potong. Bambu yang akan ditebang dikerati melingkar terlebih
dahulu kurang lebih 25 cm dari muka tanah. Setelah itu bambu ditebang
sedikit demi sedikit dan melingkar untuk menghindari bambu pecah.
Kemudian cabang-cabangnya ditebang.
Pengawetan bambu
Pengawetan bambu bertujuan agar bambu bisa tahan lama dan tidak
mudah diserang bubuk (insekta). Untuk mencapai tujuan tersebut maka
getah yang terdapat dalam bambu harus dikeluarkan sehingga bambu
monad awet,mempunyai daya lenting tinggi, tidak mudah patah dan
mudah dianyam.Untuk mencegah bambu lapuk karena pengaruh cuaca
dan serangan ham, bambu dilapisi dengan cat, kapur, ter atau vernis.
Pengawetan bambu pada dasarnya dilakukan dengan dua cara, yaitu :
13
2.6 Pemakaian bambu pada bangunan
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7319207/9_bab_viii_kayu_dan_bambu1
16