Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH STRUKTUR KAYU

“STRUKTUR KAYU”

DISUSUN OLEH :

1. ARPAN MAULANA ( 22201200026 )

UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI BREBES

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat-Nya
saya bisa menyelesaikan tugas saya yang berjudul ”Struktur Kayu”. Sebagai
pemenuhan Tugas Mata Kuliah Struktur Kayu, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya tugas ini. Semoga tugas ini
memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Brebes, 26 September 2020

                                                                                              Penyusun

2
Daftar Isi
BAB 1................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4

1.3 Tujuan................................................................................................................4

BAB 2................................................................................................................................5

PEMBAHASAN................................................................................................................5

2.1 Pengertian Tanah................................................................................................5

2.2 Proses Pembentukan Tanah................................................................................6

2.3 Faktor-faktor Pembentuk Tanah.........................................................................6

a. Iklim...................................................................................................................7

b. Organisme..........................................................................................................7

c. Bahan induk.......................................................................................................7

d. Topografi atau relief...........................................................................................7

e. Waktu.................................................................................................................7

2.4 Jenis-Jenis Tanah................................................................................................8

2.5 Sifat Tanah.......................................................................................................10

BAB 3..............................................................................................................................14

PENUTUP.......................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan............................................................................................................14

3.2 Saran......................................................................................................................14

DAFTAR PUTAKA.......................................................................................................15

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kayu merupakan suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari tumbuhan dalam
alam. Kayu adalah bagian keras tanaman yang digolongkan kepada pohon. Penggunaan
kayu sebagai konstruksi bangunan sudah di kenal dan banyak dipakai sebelum orang
mengenal beton dan baja. Kayu mempunyai kuat tarik dan kuat tekan relatif tinggi, berat
yang relatif rendah, mempunyai daya tahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik,
dapat dengan mudah untuk dikerjakan, relatif murah, dapat mudah diganti dan bisa
didapat dalam waktu singkat. (Felix, 1965). Untuk mengenal kayu sebagai bahan
konstruksi maka perlu diketahui sifat-sifat kayu terlebih dahulu.

Struktur kayu merupakan suatu struktur yang susunan elemennya adalah kayu.
Dalam merancang struktur kolom kayu, hal pertama yang harus dilakukan adalah
menetapkan besarnya gaya yang bekerja pada batang dan dengan memperhatikan
kondisi struktur serta pembebanannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Penjelasan struktur kayu
2. Keuntungan dan kerugian struktur kayu
3. Faktor yang mempengaruhi kayu
1.3 Tujuan
1. Mengetahui struktur kayu
2. Dapat menjelaskan keuntungan dan kerugian struktur kayu
3. Dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi kayu

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Struktut Kayu

Struktur kayu merupakan suatu struktur yang susunan elemennya adalah kayu.
Dalam merancang struktur kolom kayu, hal pertama yang harus dilakukan adalah
menetapkan besarnya gaya yang bekerja pada batang dan dengan memperhatikan
kondisi struktur serta pembebanannya.
Kayu merupakan suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari tumbuhan
dalam alam. Kayu adalah bagian keras tanaman yang digolongkan kepada pohon.
Penggunaan kayu sebagai konstruksi bangunan sudah di kenal dan banyak dipakai
sebelum orang mengenal beton dan baja. Kayu mempunyai kuat tarik dan kuat
tekan relatif tinggi, berat yang relatif rendah, mempunyai daya tahan tinggi
terhadap pengaruh kimia dan listrik, dapat dengan mudah untuk dikerjakan, relatif
murah, dapat mudah diganti dan bisa didapat dalam waktu singkat. (Felix, 1965).
Untuk mengenal kayu sebagai bahan konstruksi maka perlu diketahui sifat-sifat
kayu terlebih dahulu.
Di Indonesia yang merupakan negara yang sangat kaya akan bahan kayu baik
jenis maupun kuantitasnya maka pemakaian bahan kayu untuk konstruksi dapat
dikembangkan walaupun pada saat ini orang lebih menyukai bahan beton atau
bahan baja untuk struktur dari suatu bangunan.
Pada permulaan tahun 1959 oleh Pengurus Harian Dana Normalisasi “Panitia
Kayu Indonesia” yang ditugaskan memikirkan segala hal ihwal mengenai kayu
untuk Indonesia dipandang sangat perluadanya Peratuaran Konstruksi Kayu
Indonesia (PKKI) dan setelah Panitia bersidang berkali–kali akhirnya diputuskan
diterbitkannya Peraturan Kayu Indonesia ( PKKI ) 1961.
Sebagai dasar penyusunan peraturan dipergunakan hasil hasil penyelidikan
sebelum dan sesudah perang dunia ke 2 dari beberapa laboratorium Indonesia,
seperti Lembaga Penelitian Hasil Hutan Lembaga Penyelidikan Masalah

5
Bangunan-Bangunan, Balai Penelitian Bahan-bahan, FakultasTeknik Gajah Mada
dan sebagainya.
Dalam perkembangan teknik penggunaan kayu terdiri dari: Cellulose ± 60%
kayu sebagai bahan konstruksi maka kita harus betul betul menetahui tentang
sifat-sifat dari bahan kayu tersebut.Untuk mengetahui kelakuan dan sifat-sifat
kayu tersebut maka kita harus mengetahui struktur daribahan kayu dimana bentuk
sel-sel kayu seperti pipa dalam arah memanjang sel-sel itu bertepatandengan arah
memajang batang.

A. SIFAT-SIFAT KAYU
Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Dari segi
manfaatnya bagi kehidupan manusia, kayu dinilai mempunyai sifat-sifat utama,
yaitu sifat-sifat yang menyebabkan kayu tetap selalu dibutuhkan manusia
(Heinz, 1982). Sifat-sifat utama tersebut antara lain:
1. Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis-habisnya,
apabila di kelola dengan cara yang baik. Kayu dikatakan juga sebagai
renewable resources (sumber kekayaan alam yang dapat diperbaharui lagi).
2. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang-
barang seperti kertas, bahan sintetik dan tekstil.
3. Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahanbahan
lain yang dibuat oleh manusia seperti baja dan beton. Misalnya kayu
mempunyai sifat elastis dan mempunyai ketahanan terhadap pembebanan
yang tegak lurus dengan seratnya.

Sifat Fisis dan Mekanis Kayu

Setiap kayu memiliki sifat fisis dan mekanis yang berbeda secara alami sehingga
akan bervariasi antar jenis, antar pohon dalam satu jenis dan antar bagian dalam
satu pohon. Perbedaan sifat-sifat tersebut berpengaruh pada ketahanan alami dari
kayu yang pada dasarnya diklasifikasikan atas kekuatan dan keawetan.

6
1. Sifat Fisis Kayu
Sifat fisis kayu adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui panca
indera tanpa menggunakan alat bantu.
a. Berat Jenis Kayu Berat jenis kayu biasanya berbanding lurus dengan
kekuatan daripada kayu atau sifat-sifat mekanisnya. Makin tinggi berat
jenis suatu kayu maka makin tinggi pula kekuatannya. Berat jenis
didefinisikan sebagai angka berat dari satuan volume suatu material. Berat
jenis diperoleh dengan membagikan berat kepada volume benda tersebut.
Berat diperoleh dengan cara menimbang suatu benda pada timbangan
dengan tingkat keakuratan yang diperlukan atau biasanya digunakan
timbangan dengan ketelitian 20%, yaitu sebesar 20 gr/kg. Sedangkan
untuk menentukan volume biasanya dilakukan dengan mengukur panjang,
lebar dan tebal suatu benda dan mengalikannya.
b. Kadar Air Kayu Kadar air didefinisikan sebagai banyaknya air yang
terdapat dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering
tanurnya. Kayu sebagai 8 bahan bangunan dapat mengikat air dan juga
dapat melepaskan air yang dikandungnya. Keadaan seperti ini tergantung
pada kelembaban suhu udara disekeliling kayu itu berada. Kayu
mempunyai sifat peka terhadap kelembaban karena pengaruh kadar air
yang menyebabkan mengembang dan menyusutnya kayu serta
mempengaruhi pula sifat-sifat fisis dan mekanis kayu. Kadar air sangat
besar pengaruhnya terhadap kekuatan kayu, terutama daya pikulnya
terhadap tegangan desak sejajar arah serat dan juga tegak lurus arah serat
kayu. Sel-sel kayu mengandung air yang sebagian bebas mengisi dinding
sel. Kayu mengering pada saat air bebas keluar dan apabila air bebas itu
habis keadaannya disebut titik jenuh serat (Fibre Saturation Point). Kadar
air pada saat itu kira-kira 25% - 30%. Apabila kayu mengering dibawah
titik jenuh serat, dinding sel menjadi semakin padat sehingga
mengakibatkan serat-seratnya menjadi kokoh dan kuat. Pada umumnya
kayu-kayu di Indonesia yang kering udara mempunyai kadar air antara
12% - 18%, atau rata-ratanya adalah 15%. Tetapi apabila berat dari benda

7
uji tersebut menunjukkan angka yang terus-menerus menurun, maka kayu
belum dapat dianggap kering udara.
2. Sifat Mekanis
Kayu Sifat mekanis kayu meliputi keteguhan kayu, yaitu perlawanan yang
diberikan oleh suatu jenis kayu terhadap perubahan-perubahan bentuk yang
disebabkan oleh gaya-gaya luar.
a. Keteguhan Tarik (Tension Strength)
Keteguhan tarik adalah kekuatan atau daya tahan kayu terhadap dua buah
gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan dan gaya ini bersifat tarik.
Gaya tarik ini berusaha melepas ikatan antara serat-serat kayu tersebut.
Sebagai akibat dari gaya tarik (P), maka timbulah di dalam kayu tegangan-
tegangan tarik yang harus berjumlah sama dengan gaya-gaya luar P. Bila
gaya tarik ini membesar sedemikian rupa, serat-serat kayu terlepas dan
terjadilah patahan. Dalam suatu konstruksi bangunan, hal ini tidak boleh
terjadi untuk menjaga keamanan.
Tegangan tarik masih diizinkan bila tidak timbul suatu perubahan atau bahaya
pada kayu. Tegangan ini disebut dengan tegangan tarik yang diizinkan dengan
notasi Ft (MPa). Misalnya, untuk kayu dengan kode mutu E26 tegangan tarik
yang diizinkan dalam arah sejajar serat adalah 60 MPa.
b. Keteguhan Tekan (Compression Strength)
Keteguhan tekan adalah kekuatan atau daya tahan kayu terhadap gayagaya
tekan yang bekerja sejajar atau tegak lurus serat kayu. Gaya tekan yang bekerja
sejajar serat kayu akan menimbulkan bahaya tekuk pada kayu tersebut.
Sedangkan gaya tekan yang bekerja tegak lurus arah serat akan menimbulkan
retak pada kayu. Batang-batang yang panjang dan tipis seperti papan,
mengalami bahaya kerusakan lebih besar ketika menerima gaya tekan sejajar
serat jika dibandingkan dengan gaya tekan tegak lurus serat kayu. Sebagai
akibat adanya gaya tekan ini akan menimbulkan tegangan tekan pada kayu.
Tegangan tekan terbesar dimana tidak menimbulkan adanya bahaya disebut
tegangan tekan yang diizinkan

8
2.2 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN STRUKTUR KAYU
Kayu merupakan bahan baku yang fleksibel, serbaguna, dan salah satu
bahan baku konstruksi yang berkelanjutan. Hal tersebut terjadi karena kayu
diperoleh dari hasil penebangan pohon, baik di hutan alam, hutan tanaman
industri (HTI) atau lokasi lainnya.

Kayu telah digunakan sebagai bahan bangunan selama ribuan tahun.


Bahan baku yang serbaguna ini selain digunakan untuk konstruksi bangunan,
juga banyak digunakan dalam industri furnitur dan dekorasi rumah, di
samping bidang usaha lainnya. Terdapat beberapa jenis kayu yang biasa
digunakan untuk kepentingan konstruksi, antara lain:

a) Kayu Jati. Jenis kayu yang banyak dicari dalam dunia furnitur dan
berharga mahal.
b) Kayu Merbau. Dengan teksturnya yang cukup keras dan stabil, kayu
ini nyaris tidak memiliki kekurangan sehingga digunakan sebagai
alternatif pengganti kayu jati
c) Kayu Meranti Merah. Kerap digunakan sebagai material bangunan,
terutama untuk area dalam ruangan dan interior.
d) Kayu Kamper. Mempunyai keunggulan kuat terhadap serangga. Jika
dibandingkan dengan kayu jati, kayu ini lebih ringan dan harganya
lebih terjangkau.
e) Kayu Kelapa. Diambil dari pohon kelapa yang sudah berumur 60
tahun lebih dan sudah tidak menghasilkan lagi.
f) Kayu Gaharu. Dianggap sebagai salah satu kayu termahal di dunia
karena kayu ini memiliki ketahanan yang kuat dan kokoh, serta
mempunyai manfaat yang beragam. 
g) Kayu Ulin. Dikenal juga sebagai kayu besi atau bulian, serta memiliki
nilai ekonomis yang sangat tinggi.
h) Kayu Bangkirai. Karakteristiknya adalah sebagai kayu yang kuat,
awet, dan tahan terhadap berbagai cuaca.

9
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Pada Umumnya keuntungan dan kerugian dari kayu sebagai bahan
konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Keuntungan
a. Relatif mempunyai kekuatan yang tinggi, dan berat sendiri yang rendah
b. Memiliki daya tahan yang cukup tinggi terhadap pengaruh kimia dan
listrik
c. Mudah dikerjakan d. Relatif murah dan mudah didapat (di Indonesia) e.
Mudah diganti dalam waktu singkat
2. Kerugian
a. Kurang homogen dengan cacat-cacat alam seperti arah serat yang
membentuk penampang, spiral dan diagonal, mata kayu dan lain sebagainya
Homogenitas (sifat keserbasamaan) artinya tiap-tiap bagian mempunyai
sifat fisik yang sama
b. Daya muai dan susut yang besar
c. Kurang awet
d. Pada pembebanan jangka panjang, lendutan cukup besar.

2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1. STRUKTUR KAYU

Kayu tersusun dari sel-sel dan sel-sel tersebut tersusun dari selulosa. Sel
tersebut dipersatukan oleh lignin, sel-sel kayu berbentuk bundar memanjang
atau persegi memanjang dimana panjang sel jauh lebih besar dari lebarnya.
Jika terjadi keretakan sel selalu terjadi pada bagian panjang yang sejajar
dengan arah pertumbuhan kayu. Perbedaan-perbedaan susunan sel-sel ini
menyebabkan perbedaan sifat-sifat dari berbagai jenis kayu.

10
2. CACAT KAYU (Mata kayu, Wanvlak, retak-retak)

3. MIRING ARAH SERAT

Arah serat kayu tergantung dari pertumbuhan pohon. Apabila arah serat
kayu tidak sejajar dengan tepi kayu gergajian disebut serat miring.

4. KADAR LENGAS
-kayu berat : 40%
- Kadar lengas kayu ringan : 200%
- Fiber Saturation Point (FSP) 24%-30%. Sesudah FSP, pada pengeringan
selanjutnya kayu akan memperlihatkan perbaikan sifat-sifat mekanisnya,
disertai penyusutan arah tangensial  7%, arah radial 5% dan arah axial
kecil sekali.
- Kadar lengas kayu kering udara : 12% - 18% rata-rata 15%
- Kadar lengas kering mutlak (kering oven) adalah 0%

3 = Aksial

2 = Radial 11

1 = Tangensial
5. BERAT JENIS KAYU KERING UDARA

Kadar lengas kayu kering udara 12%-18%, rata- rata 15% B.J
berbanding lurus dengan kekuatan dengan kekuatan, kekerasan maupun
kepadatan kayu. Kayu berat memiliki karakteristik sebagai berikut :
kekuatan tinggi, keras dan padat.
6. ISOTROPIS

Suatu bahan yang isotropis artinya mempunyai sipat-sipat elastis yang


sama dalam semua arah, misalnya baja. Kayu bukan bahan yang isotropis
tetapi orthotropis artinya mempunyai tiga bidang simetri elastis yang tegak
lurus satu sama lain yaitu dalam arah axial, tangensial dan radial.
ORTHOTROPIS  - AXIAL
- TANGENSIAL
- RADIA

BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari “Tanah” ini adalah salah satu faktor yang
terpenting bagi kehidupan manusia, sebagaimana kita lihat segala kebutuhan
hidup manusia dari produk yang bahan-bahannya hampir seluruhnya tersedia di
dalam tanah

3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada
pembaca. Dalam pembuatan makalah ini kami sebagai penulis menyadari bahwa
masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik dari segi luar maupun isinya.
Kami menyarankan kepada pembacaagar ikut peduli dalam mengetahui sejauh

12
mana pembaca mempelajari,memahami materi tentang tanah. Semoga makalah ini
pembaca dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUTAKA
1. http://nasih.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/Bab-1-Pengertian-
Tanah.2012.pdf

13
2. https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Tanah
%20dan%20Kehidupan_IK/Jenis-tanah.html
3. https://www.portal-ilmu.com/2019/12/pengertian-dan-3-sifat-
tanah_27.html
4. https://guruips.co.id/wp-content/uploads/2019/07/Iklim-dan-
cuaca.jpg
5. https://tirto.id/tahapan-pembentukan-tanah-dan-jenis-
persebarannya-di-indonesia-gaCS

14

Anda mungkin juga menyukai