TEKNOLOGI BAHAN
PTS133
KAYU
Dibuat oleh:
Kelompok 7
Jasinta Lizarni Putri (F1G221015)
Dewa Sembiring (F1G221027)
Fikri Haikal (F1G221073)
Ananda Salsabila Ambarwati (F1G221077)
Dosen Pembimbing:
Dyah Kumala Sari, S.T., M.T.
Dr. Fetty Febriasti Bahar, S.T., M.T.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang telah
diberikan sehingga makalah Teknologi BahKayu” dapat dibuat hingga selesai.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai tugas mata kuliah Teknologi Bahan.
Tugas Teknik Lalu Lintas ini mengenai parkir dibadan jalan.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari banyak
pihak yang telah memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya kepada
kami untuk dapat menyelesiakan makalah ini. Oleh karena itu, melalui kesempatan
ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dyah Kumala Sari, S.T., M.T.
2. Dr. Fetty Febriasti Bahar, S.T., M.T.
Kami berharap semoga tugas Teknologi Bahan ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, yang nantinya dapat
memperbaiki maupun menambah tugas ini agar menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dalam laporan praktikum ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
2.1 Definisi Kayu ....................................................................................... 3
2.2 Sifat-sifat Kayu .................................................................................... 4
2.3 Jenis-Jenis Kayu ................................................................................... 7
2.4 Penggunaan Kayu dalam bidang Teknik Sipil ..................................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 14
3.2 Saran ..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari
penulisan makalah kayu adalah:
1. Untuk mengetahui definisi kayu
2. Untuk mengetahui sifat-sifat kayu
3. Untuk mengetahui jenis-jenis kayu
4. Untuk mengetahui penggunaan kayu dalam bidang Teknik Sipil
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
memiliki nilai kekuatan yang berbeda saat menerima beban. Kayu memiliki
kekuatan lebih besar saat menerima gaya sejajar dengan serat kayu dan lemah saat
menerima beban tegak lurus arah serat kayu.
4
lembab udara disekitarnya akan makin tinggi pula kelembaban kayu sampai
tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Masuk dan keluarnya air
dari kayu menyebabkan kayu itu basah atau kering. Akibatnya kayu itu akan
mengembang atau menyusut.
d) Tekstur
Tekstur ialah ukuran relatif sel-sel kayu. Yang dimaksud dengan sel kayu
ialah serat-serat kayu. Jadi dapat dikatakan tekstur ialah ukuran relatif serat-
serat kayu. Berdasarkan teksturnya, jenis kayu digolongkan kedalam:
− Kayu bertekstur halus, contoh : giam, lara, kulim dan lain-lain.
− Kayu bertekstur sedang, contoh : jati, senokeling dan lain-lain.
− Kayu bertekstur kasar, contoh : kempas, meranti ddan lain-lain.
e) Serat
Bagian ini terutama menyangkut sifat kayu, yang menunjukkan arah umum
sel-sel kayu didalam kayu terhadap sumbu batang pohon asal potongan tadi.
Arah serat dapat ditentukan oleh arah alur-alur yang terdapat pada
permukaan kayu. Kayu dikatakan berserat lurus, jika arah sel-sel kayunya
sejajar dengan sumbu batang. Jika arah sel-sel itu menyimpanag atau
membentuk sudut terhadap sumbu batang, dikatakan kayu itu berserat
mencong.
f) Kekerasan
Pada umunya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat
kayu. Kayu-kayu yang keras juga termasuk kayu-kayu yang berat.
Sebaliknya kayu ringan adalah kayu yang lunak. Cara menetapkan
kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut dengan arah
melintang. Kayu yang sangat keras akan sulit dipotong melintang dengan
pisau. Pisau tersebut akan meleset dan hasil potongannya akan memberi
tanda kilau pada kayu. Kayu yang lunak akan mudah rusak, dan hasil
potongan melintangnya akan memberikan hasil yang kasar dan suram.
g) Kesan raba
Kesan raba suatu jenis kayu adalah kesan yang diperoleh pada saat kita
meraba permukaan kayu tersebut. Ada kayu yang bila diraba memberi kesan
kasar, halus, licin, dingin dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda
5
itu untuk tiap-tiap jenis kayu tergantung dari: tekstur kayu, besar kecilnya
air yang dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam kayu.
2. Sifat mekanik kayu
Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan
muatan dari luar. Yang dimaksud dengan muatan dari luar ialah gaya-gaya di
luar benda yang mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk dan
besarnya benda. Dalam hal ini dibedakan menjadi beberapa macam kekuatan
sebagai berikut:
a) Keteguhan Tarik
Kekuatan atau keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk
menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu. Kekuatan tarik
terbesar pada kayu ialah sejajar arah serat.
b) Keteguhan tekan/kompresi
Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan
muatan jika kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu.
c) Keteguhan lengkung (lentur)
Ialah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan
kayu atau untuk menahan beban-beban mati maupun hidup selain beban
pukulan yang harus dipukul oleh kayu tersebut.
d) Keuletan
Kayu yang sukar dibelah, dikatakan ulet. Dalam keuletan ini, keuletan kayu
diartikan sebagai kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang
relative besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan
yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta
mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
e) Kekerasan
Kekerasan kayu dapat diartikan sebagai kemampuan kayu untuk menahan
kikisan (abrasi).
3. Sifat kimia kayu
Susunan kimia kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap
serangan makhluk perusak kayu. Selain itu dapat pula menentukan pengerjaan
6
dan pengolahan kayu, sehingga didapat hasil yang maksimal. Pada umumnya
komponen kimia kayu daun lebar dan kayu daun jarum terdiri dari 3 unsur:
− Unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa
− Unsur non-karbohidrat terdiri dari lignin
− Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan dinamakan
zat ekstraktif
Tabel 2.1 Unsur kayu
Unsur % berat kering
49
Karbon
6
Hydrogen
44
Oksigen
Sedikit
Nitrogen
0,1
Abu
7
Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding
dengan kayu jati.
2. Kayu merbau
Kayu merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil
sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan
terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai
adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus.
Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan kelas
awet I, II dan kelas kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga.
Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight
kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua.
Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk
pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama
di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua.
3. Kayu bangkirai/Yellow balau
Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu
dengan kelas awet I, II, III dan kelas kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai
tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut
dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole.
Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler.
Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu
sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi
berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan
terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar
bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring/decking, dll. Pohon
Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu
berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow
balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna
gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang
terlihat coklat kemerahan.
8
4. Kayu kamper
Kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya
lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai,
kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi
pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai,
retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan
berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela
dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan kelas awet II, III
dan kelas kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di
kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper
dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.
5. Kayu kelapa
Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari
perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun
keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru.
Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon
kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan
menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua
bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa
tidak ada ranting/cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai
Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap
adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang.
6. Kayu meranti merah
Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua
hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur
tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca,
sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan
kelas awet III, IV dan kelas kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan
di pulau kalimantan.
7. Kayu karet
Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya
hanya tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai
9
dilakukan penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga
ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.
8. Kayu gelam
Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, kayu bakar,
pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya
dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang
berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan
jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan
penyerap.
9. Kayu ulin
Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta
bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis
kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera
Bagian Selatan dan Kalimantan. Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin,
bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.
10. Kayu akasia
Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti
pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas
awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah
dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas
1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan
sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya
sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini
mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan
sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.
2.4 Penggunaan kayu dalam bidang Teknik Sipil
1. Kayu sebagai konstruksi bangunan
Sampai abad ke-20 sebagian besar dari hampir semua bangunan perumahan dan
struktur bangunan komersial dibangun dari kayu. Karena masih berlimpahnya
sumber kayu menyebakan hampir semua struktur bangunan perumahan,
jembatan, bangunan komersial ringan, pabrik dan tiang menggunakan kayu
solid. Sekarang bangunan tersebut lebih banyak menggunakan bahan kayu
10
struktural yang lebih modern. Misalnya lantai, dinding, atap untuk konstruksi
ringan umumnya dibuat dari papan kayu atau panel kayu. Kayu untuk keperluan
bangunan umumnya dari kelas kuat I, II dan III dengan rasio kekuatan terhadap
berat yang cukup tinggi, serta mempunyai kelas awet I atau II. Bila dari kelas
awet III atau di bawahnya, maka kayu tersebut harus diawetkan terlebih dahulu.
Penggunaan kayu gergajian secara konvensional untuk bahan bangunan hanya
terbatas untuk dimensi tertentu dan tidak bisa digunakan untuk konstruksi
bangunanyang memerlukan bentangan yang lebar dan tinggi. Untuk
mendapatkan kayu denganbentangan dan ukuran yang besar sangat sulit, karena
bentang dan ukuran terbesarsesuai dengan ukuran pohonnya. Untuk mengatasi
hal itu perlu dibuat balok glulamyaitu gabungan dua atau lebih papan kayu
gergajian yang direkat denganmenggunakan perekat tertentu dengan arah serat
kayunya sejajar satu sama lain.
2. Lantai (Flooring)
Lantai kayu atau mozaik parquet flooring sangat disukai karena selain
berksesan estetis yang kental, juga memberikan kesan hangat pada ruangan.
Untuk Hardwood atau kayu daun lebar sangat disukai dan sering digunakan.
Untuk keperluan lantai diperlukan kayu dengan kekerasan tinggi, beberapa
industri mensyaratkan kayu untuk lantai dipilih kayu yang bercorak indah, kelas
kuat I-III dan kelas awet I-II
3. Dinding
Untuk dinding bagian luar (eksterior) selain digunakan papan kayu, saat ini
lebih umum digunakan kayu lapis eksterior, flakeboard atau papan partikel
eksterior. Sedangkan untuk dinding di bagian dalam ruangan (interior) tidak
diperlukan persyaratan yang tinggi. Untuk pembuatan dinding, selain
diperlukan kayu yang bercorak indah, juga kayu yang stabil dan awet, untuk
berbagai keperluan dipersyaratkan mampu meredam suara (isolator)
4. Konstruksi balok
Pada bangunan gedung, struktur balok dapat berupa balok loteng balok atap,
maupun gording. Struktur balok kayu dapat berupa kayu solid gergajian, kayu
laminasi, atau bentuk kayu buatan lainnya. Untuk penyambungan, batang balok
dengan balok perlu menghindari sambungan yang menerima momen yang
11
relatif besar. Karenanya sambungan balok umumnya dilakukan tepat di atas
struktur dudukan atau mendekati titik dudukan. Dengan begitu momen yang
terjadi pada sambungan relatif kecil
12
kemudahan penyelenggaraan secara masal. Penyambung plat ini mengandalkan
gigi dan tonjolan pada plat untuk memindahkan gaya dari dan ke batang kayu
yang disambung.
7. Konstruksi struktur jembatan kayu
Sebelum abad 20, kayu menjadi bahan bangunan utama bahkan sebagai bahan
struktur jalan kereta dan jembatan. Jembatan terdiri dari struktur bawah dan
struktur atas. Struktur bawah terdiri dari abutment, tiang dan struktur lain untuk
menyangga struktur atas yang terdiri dari balok jembatan dan lantai jembatan.
Bentuk penyusun struktur dapat berupa kayu gelondong/log, kayu gergajian,
hingga kayu laminasi atau kayu buatan lainnya. Hingga produk glulam tersebar,
ketersediaan ukuran kayu menjadi kendala penyelenggaraan kayu untuk
jembatam. Kalaupun ada, jembatan kayu merupakan jembatan sementara
dengan umur pakai dibawah 10 tahun.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas kayu ialah sesuatu bahan yang diperoleh dari hasil
pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah
diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dimanfaatkan untuk sesuatu
tujuan penggunaan. Dengan mengetahui sifat fisik kayu dan sifat kimia kayu akan
sangat membantu. Diharapkan dengan memahami defenisi kayu, sifat-sifat kayu,
jenis-jenis kayu dan penggunaan kayu dalam bidang Teknik Sipil konsumen akan
memanfaatkan kayu dengan baik agar tidak terjadi ketergantungan terhadap jenis
kayu tertentu.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.
Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga
sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Alokabel, K., Lay, Y.E. and Wonlele, T., 2017. Penentuan Kelas Kuat Kayu
Lokal di Pulau Timor Sebagai Bahan Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil,
2(2), pp.139-148.
Chauf, Kusnindar A. "Karakteristik Mekanik Kayu Kamper sebagai Bahan
Konstruksi." Mektek 7.1 (2005).
Dapas, Servie. 2015. Catatan Kuliah Struktur Kayu. Manado : Universitas Sam
Ratulangi.