Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SAMBUNGAN KAYU

Disusun oleh :

Kelompok 3

Dosen Pengajar : Syarifuddin, SKM., M.Kes


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Karunia Nya
sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Konstruksi kayu dan sambungan
kayu” dapat selesai tepat pada waktunya. Adapun maksud penyusunan makalah ini
untuk memenuhi tugas Dasar Kesehatan Lingkungan.

Rasa terima kasih kepada yang terhormat Bapak Syarifuddin, SKM., M.Kes.
selaku pemnbimbing materi dalam pembuatan makalah ini, serta semua pihak
yang telah mendukug dalam penyusunan makalah. Harapan penulis pada laporan
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.

Penuis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik yang konstrukif agar penulis dapat memperbaiki makalah
selanjutnya.

Jakarta, 1 Maret 2021

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................6
DAFTAR ISI.........................................................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................8
A. Latar Belakang...........................................................................................................8
B. Rumusan Masalah......................................................................................................8
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................9
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................10
A. Konstruksi Kayu.......................................................................................................10
Pemilihan Kayu...........................................................................................................10
Karakteristik Kayu.......................................................................................................10
Penyimpanan Kayu......................................................................................................14
Pengawetan Kayu........................................................................................................14
B. Sambungan Kayu......................................................................................................15
Pengertian Sambungan Kayu.......................................................................................15
Persyaratan Sambungan Kayu.....................................................................................15
Macam-macam Sambungan Kayu...............................................................................16
BAB III PENUTUP.............................................................................................................20
Kesimpulan:.....................................................................................................................20
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kayu merupakan bahan produk alam, hutan. Kayu ialah bahan bangunan yang
banyak disukai atas pertimbangan tampilan maupun kekuatan. Dari aspek kekuatan,
kayu cukup kuat dan kaku walaupun bahan kayu tidak sepadat bahan baja atau beton.
Kayu mudah dikerjakan, disambung dengan alat relatif sederhana. Bahan kayu
merupakan bahan yang dapat didaur ulang. Karena dari bahan alami, kayu merupakan
bahan bangunan ramah lingkungan. Kayu sebagai material konstruksi, saat ini masih
banyak ditemui untuk pemakaian kuda-kuda pada atap dan kusen saja. Sedangkan untuk
struktur lain seperti balok, kolom, lantai sudah jarang ditemui. Banyak jenis- jenis kayu
di Indonesia yang dapat digunakan sebagai material konstruksi, contohnya seperti kayu
jati, keruing, meranti, kamper, mahoni, dan masih banyak yang lainnya. Masing- masing
dari jenis kayu tersebut memiliki karakteristik yang berbedabeda. Dalam pemakaiannya,
kayu tersebut harus memenuhi syarat, yaitu mampu menahan bermacam-macam beban
yang bekerja dengan aman dan dalam jangka waktu yang direncanakan, serta mempunyai
ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya. Kayu memiliki
kelebihan antara lain mempunyai kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah,
mempunyai daya tahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik, mempunyai nilai
estetika yang tinggi, dapat mudah dikerjakan, relatif murah, dapat diganti dengan mudah,
dan bisa didapat dalam waktu yang singkat. Adapun kelemahan yang dimiliki oleh kayu,
yaitu sifat kurang homogen karena adanya cacat alam seperti arah serat yang berbentuk
diagonal, wanflak atau pinggul, mata kayu, dan sebagainya. Selain itu kayu juga tidak
dapat didaur ulang dan mempunyai panjang yang terbatas.

B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah, penulis memiliki rumusan masalah yang digunakan dalam
penyusunan makalah tersebut. Adapun rumusan masah dalam proses penyusunan
makalah ini antara lain:
A. Konstruksi kayu
1. Pemilihan kayu
2. Sifat dan jenis kayu
3. Penyimpanan kayu
4. Pengawetan kayu
B. Sambungan kayu
1. Pengertian sambungan kayu
2. Persyaratan sambungan kayu
3. Macam-macam sambungan kayu
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pemilihan kayu
2. Untuk mengetahui sifat dan jenis kayu
3. Untuk mengetahui penyimpanan kayu
4. Untuk mengetahui pengawetan kayu
5. Untuk mengetahui pengertian sambungan kayu
6. Untuk mengetahui persyaratan sambungan kayu
7. Untuk mengetahui macam-macam sambungan kayu

BAB II PEMBAHASAN

A. Konstruksi Kayu
Pemilihan Kayu
Pengertian kayu ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pohon- pohon di hutan, yang
merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih
banyak dimanfaatkan untuksesuatu tujuan penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu
industrimaupun kayu bakar. Kayu merupakan hasil hutan dari kekayaan alam,merupakan bahan
mentah yang mudah diproses untuk dijadikanbarang sesuai kemajuan teknologi.
Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pada SNI
03-3527-1994, Pasal (4) Penggolongan kayu bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan
pemakaian yaitu:
a. 4.1 Kayu bangunan structural Ialah kayu bangunan yang digunakanuntuk bagian struktural
bangunan danpenggunaannya memerlukan perhitungan beban
b. 4.2 Kayu bangunan non-strukturalIalah kayu bangunan yang digunakan dalam bagian
bangunan, yangpenggunaannya tidak memerlukan perhitungan beban.
c. 4.3 Kayu bangunan untuk keperluan lain Ialah kayu bangunan yangtidak termasuk kedua
penggolongan butir 4.1;dan 4.2; tersebut diatas, tetapi dapat dipergunakan sebagai
bahanbangunan penolong ataupun bangunan sementara.
Karakteristik Kayu
Kayu adalah salah satu bahan bangunan yang sudah lama dikenal oleh masyarakat dan
merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan, termasuk sebagai bahan konstruksi
bangunan, yang berfungsi sebagai struktur dan non struktur bangunan.Di Indonesia terdapat
banyak sekali jeniskayu dari banyaknya jenis pohon yang dihasilkan sebagai hasil yang
mempunyai sifat-sifat yang berbeda.
Setiap jenis tumbuhan memiliki hasil kayu yang berbeda sifat-sifat nya (kayu), sehingga dalam
pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan sesuai dengan yang diinginkan, apakah
untuk konstruksi (struktur), atau digunakan sebagai perabot, atau sebagai bahan untuk kebutuhan
seni non struktur. Bahan konstruksi kayu yang berasal dari pohon, dikenal antara lain sebagai
papan, balok persegi, balok bulat, multiplek, bahkan bentuk lainhasil rekayasa industri

banyak dijual di pasaran. Kayu adalah bahan alam yang tidak homogen, yang dipengaruhi oleh
pola pertumbuhan batang dan kondisi lingkungan pertumbuhan, karakteristik, sifat fisis dan sifat
mekanis kayu berbeda pada arah longitudinal, radial, dan tangensial.
Perbedaan ketiga arah kayu dapat dilihat potongan tampang kayu pada arah longitudinal, radial,
dan tangensial, mempengaruhi kekuatan kayu, kekuatan pada arah longitudinal lebih besar
dibandingkan dengan arah radial maupun tangensial. Berikut adalah gambar susunan potongan
kayu, yang diambil dari potongan sebuah pohon, sebelum diolah menjadi bahan konstruksi.
Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat
kayu, pemilihan jenis kayu yang tepat serta tersedia berdasarkan sifat-sifat yang dibutuhkan, bila
jenis kayu yang dibutuhkan pada suatu konstrukksi tidak diperoleh jenis kayu, dapat dipilih jenis
kayu lainnya yang sesuai sifat serta karakteristiknya. Penggantian jenis kayu lain berdasarkan
penggantian jenis kayu lain apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat pada lokasi pekerjaan
konstruksi bangunan yang akan atau sedang dilaksaakan. Pada masa lalu perancangan
konstruksi.

kayu dilakukan secara dan coba-coba tanpa menggunakan perhitungan mekanika, sehingga
pemanfaatan kayu menjadi kurang optimal dan cenderung boros. Pada zamansekarang ini
melalui analisis konstruksi, analisis dan perencanaan denganperhitungan mekanika yang detail,
perencanaan konstruksi kayu dapat dilakukan secara tepat dan rasional, dengan demikian,
pemakaian kayu menjadi lebih efektif dan ekonomis.
Sifat dan karakteristik kayu
Sifat kayu tidak terlepas dari sifat “pohon”, yang mempunyai arah serat vertikal dan sifat arah
radial, dimana kayu tersusun dari dinding sel-sel senyawa kimia, berupa selulosa dan
hemiselulosa. Bahan kayu bersifat anisotrofik yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan
jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial, dan radial), dan Kayu merupakan
satu bahan yang bersifat higroskopik yaitu dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya
akibat perubahan kelembaman dan suhu udara di sekitarnya. Sifat kayu yang tidak terlepas dari
sifat pohon, dapat dilihat dari karakteristik pohon yang dijadikan kayu sebagai bahan konstruksi,
dimana bagian bagian dari pohon terdiri dari kulit, kambium, gubal kayu, hati,lingkaran tumbuh
dan jari jari kayu. Berikut ini adalah dapat dilihatpotongan bagian bagian dari sebuah pohon.

Gbr 1. 3 Bagian Bagian Pohon

Kayu sebagai bahan konstruksi, dalam prakteknya memiliki kelebihan dan kekurangan bila
dibandingkan dengan bahan konstruksi lain, seperti baja, beton plastic dan lain lain. Kayu
sebagai bahan konstruksi memiliki beberapa kelebihan seperti; Berat Jenis (BJ), Keawetan
Alami, Warna, Higroskopik,Berat, Kekerasan dan lain-lain.
1) Kayu memiliki Berat Jenis (BJ) ringan, sehingga berat sendiristruktur menjadi ringan
2) Kayu mudah didapat
3) Kayu mudah dikerjakan, menggunakan alat sederhana
4) Kayu memiliki nilai estetika yang tinggi
5) Kayu dapat dibudidayakan, sebagai bahan dari alam,
6) Kayu dikenal lebih aman terhadap bahaya gempa
Berat Jenis atau BJ kayu, merupakan bagian penting dari sifat kayu, BJ Kayu berkisar 0,20
sampai 1,28. Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat pula kayunya, semakin ringan BJ jenis
kayu, akan berkurang pula kekuatannya.
Berat jenis kayu diperoleh dari perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan
volume air yang sama pada suhu standar. Kayu sebagai bahan yang bersumber dari kekayaan
alam, mudah diperoleh di mana mana, sepanjang alam masih tumbuh pohon tentu bahan kayu
akan selalu ada, dan pohon dapat dibudidayakan. Kayu disebut juga sebagai sumber kekayaan
alam yang dapat diperbaharui, atau diadakan lagi (renewable resoucces).Keberadaan kayu di
alam berbeda dengan bahan material lain ,seperti bahan tambang misalnya, dalam sejarah
keberadaban manusia telah menggunkan kayu sebgai bahan bakar dan bahan konstruksi, tetapi
sampai seka\rang masih tetap eksis. Demikian juga dengan sifat bahwa Kayu mudah dikerjakan;
kayu dikenal mudah dikerjakan, dapat dibentuk dan diproses dengan alat sederhana, menjadi
berbagai bentuk yang diinginkan.
Salah satu sifat khusus kayu adalahmemiliki nilai estetika yang tinggi; terutama dari teksturnya,
demikian juga perpaduan antara tekstur serta warna kayu menghasilkan corak yang indah dan
tidak ditemui pada bahan lain. Jenis dan bentuk tekstur kayu dapat didapat dari jenis pohonnya,
seperti kayu jati, sonokeling, pinus yang memiliki tekstur halus dan banyak diminati
orang.Demikian juga dengan warna kayu, beraneka macam warna seperti kuning, keputih-
putihan, coklat muda, coklat tua, kehitam-hitaman, kemerah- merahan dan lain sebaginya.Hal ini
disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.Warna suatu jenis kayu
dapat dipengaruhi oleh faktor tempat di dalam batang, umur pohon dan kelembaban udara.
Kekurangan Kayu antara lain adalah;
a) Sifatnya kurang homogen
b) Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca.
c) Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi
d) Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut
e) Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan pecah-pecah; dan
f) Mudah terbakar.

Penyimpanan Kayu
Lindungi tumpukan kayu dari angin kering yang panas, sinar matahari langsung dan terutama
dari hujan. Disarankan untuk menempatkan beban berat, seperti rel logam atau kayu, di atas
tumpukan untuk mencegah distorsi atau lengkungan kayu pada tumpukan.
Jika diperlukan untuk menyimpan kayu selama sekitar satu tahun atau lebih, maka lapisi ujung
semua kayu dengan tar batubara, cat daun aluminium atau lilin kristal mikro untuk mencegah
ujung retak pada material dan mencegah rayap.dan kayu harus disimpan di ruang bangunan
tertutup yang berventilasi baik. Area penyimpanan harus bersih dan kering.

Kayu harus ditumpuk pada palet untuk menjaga kerataannya. Harus ada ruang yang memadai
untuk sirkulasi udara yang baik di sekitar tumpukan kayu. Untuk kayu kering, pengemasan kayu
hanya boleh dilepas sebelum pemasangan. Untuk kayu kering, jika kondisi situs memungkinkan,
lepaskan kemasan kayu di lingkungan di mana ia akan dipasang untuk memungkinkan
aklimatisasi kayu yang tepat untuk setidaknya dua minggu

Pengawetan Kayu
1. Perendaman dingin
Prosesnya, kayu yang diawetkan ditumpuk di dalam bak perendam dan diberi pemberat agar
tidak mengapung. Bak perendam ini bisa berupa bak permanen atau bak temporer yang terbuat
dari drum bekas. Selanjutnya, larutan pengawet dimasukan hingga mencapai ketinggian 10cm
diatas tumpukan balok kayu. Lama perendaman bervariasi, tergantung jenis dan ukuran kayu,
tetapi umumnya berlangsung selama 2-5 hari. Selanjutnya, balok-balok kayu ditegakkan,
diangin-anginkan, dan dijemur hingga kering.

2. Pengawetan panas-dingin
Prosesnya hampir mirip dengan perendaman dingin, hanya saja wadahnya sebaiknya
menggunakan bak dari drum bekas. Di bagian bawah drum dibuat api unggun untuk merebus
kayu bersama bahan pengawet. Pemanasan bak dilakukan sampai larutan pengawet mencapai
suhu 70°C dan dipertahankan selama beberapa jam. Pemanasan dihentikan ketika sudah tak ada
lagi gelembung udara yang keluar. Api pemanas dimatikan dan tumpukan kayu dalam larutan
dibiarkan selama 24 jam. Selanjutnya balok-balok kayu ditegakkan, diangin-anginkan, dan
dijemur hingga kering.
3. Pengawetan dengan vakum tekan

Proses ini tidak bisa dilakukan pada skala rumahan. Pengerjaanya harus dilakukan ditempat yang
menyediakan jasa pengawetan kayu. Pertama-tama, balok-balok kayu disusun dalam wadah
kerangka, kemudian dimasukan ke dalam alat vakum. Selanjutnya, vakum dinyalakan hingga
mencapai tekanan 10cm Hg selama 1/4 -1 jam, tergantung jenis kayu. Selanjutnya, cairan
pengawet dialirkan. Selama proses ini tekanan tidak boleh kurang dari 19 cm Hg. Setelah itu
diberikan tekanan hidrolik pada tingkat tertentu dan dipertahankan selama beberapa saat.
Tekanan berguna untuk memasukan bahan pengawet ke dalam kayu. Terakhir, vakum kembali
dinyalakan untuk membersihkan sisa-sisa bahan pengawet.
4. Pengawetan secara difusi
Proses ini terdiri dari dua fase yaitu pengawetan dan penyimpanan. Pada proses pengawetan,
kayu dicelup selama 10-15 detik menggunakan larutan bahan pengawet konsentrasi tinggi (20-
30%). Bahan pengawet yang digunakan sebaiknya memiliki kelarutan tinggi dan dapat berdifusi
kedalam kayu. Contohnya boraks dan asam borat dengan perbandingan 1,54 : 1. Selanjutnya,
pada fase penyimpanan, kayu ditumpuk rapat dan dibungkus 2 lembar plastik. Plastik bagian luar
harus berwarna gelap, dan plastik bagian dalam berwarna terang. Ini bertujuan meningkatkan
suhu dan kelembaban dalam tumpukan untuk memacu proses difusi bahan pengawet.

B. Sambungan Kayu
Pengertian Sambungan Kayu
Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambung-sambung sehingga menjadi
satu batang kayu panjang atau mendatar maupun tegak lurus dalam satu bidang datar atau bidang
dua dimensi. Sedangkan yang disebut denganhubungan kayu yaitu dua batang kayu atau lebih
yang dihubung-hubungkanmenjadi satu benda atau satu bagian konstruksi dalam satu bidang
(dua dimensi) maupun dalam satu ruang berdimensi tiga.
Persyaratan Sambungan Kayu
Syarat – syaratnya sebagai berikut:
 Diusahakan hubungan dibuat sesederhana mungkin tetapi kokoh, maksudnya agar dengan
mudah dapat dikerjakan, mudah dipasang.
 Hindari menggunakan kayu yang benar-benar cacat.
 Perhatikan sifat-sifat kayu terutama terhadap penyusutan, pengembangan, maupun
penarikan
 Hindari menarik (melubangi) kayu terlalu dalam, karena dapat melemahkan hubungan
kayu itu sendiri
 Bentuk sambungan dan hubungan harus tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja padanya
 Perhatikan rencana penempatan sambungan, apakah akan ditumpu secara merata atau di
tempat-tempat tertentu, karena akan mempengaruhi posisi/kedudukan balok itu sendiri,
dalam keadaan rebah/berdiri.
 Sebelum hubungan dari kedua kayu saling disatukan, lebih baik di las dahulu dengan cat
dasar (lood menie) supaya hubungan tahan lembab dan awet
Untuk memenuhi syarat kekokohan ini maka sambungan dan hubungan hubungan kayu harus
memenuhi syarat syarat berikut :
1 Sambungan harus sederhana dan kuat. Harus dihindari takikan besar dandalam, karena
dapat mengakibatkan kelemahan kayu dan diperlukan batang-batang kayu berukuran
besar, sehingga dapat merupakan pemborosan
2 Harus memperhatikan sifat-sifat kayu, terutama sifat menyusut,mengembang dan tarikan.
3 Bentuk sambungan dari hubungan konstruksi kayu harus tahan terhadap gaya gaya yang
bekerja.
Macam-macam Sambungan Kayu
Ada banyak cara atau metode yang bisa digunakan untuk menyambung kayu. Dimana masing-
masing metode memiliki kekurangan dan juga kelebihan. Jika ingin sambungan kayu bisa kuat
maka sistem yang digunakan akan semakin rumit. Selain itu, kualitas kayu dan material
kayu yang dipakai juga memberikan pengaruh. Sebelum menyambung kayu pastikan kayu
tersebut memiliki tingkat kekeringan di atas 15%. Perlu diketahui jika ada banyak jenis
sambungan kayu.
7 Jenis Sambungan Kayu Beserta Fungsinya, yaitu :
1. Sambungan Bibir Lurus
Sambungan bibir lurus adalah jenis sambungan yang sangat sederhana. Jenis sambungan ini
memiliki kekuatan sambungan lemah dikarenakan masing-masing ditakik separo sehingga bisa
digunakan untuk batang yang seluruh permukaannya terbendung.

Supaya sambungan kayu jenis ini bisa kuat maka perlu diperkuat dengan paku ataupun baut.
Biasanya sambungan bibir lurus digunakan untuk menyambung kayu yang memiliki arah
memanjang, misalnya kayu balok untuk konstruksi bangunan.

2. Sambungan Kayu Lidah dan Alur atau T&G


Kunci dan perkuat dengan sambungan kayu lidah dan alur
Sistem yang digunakan oleh sambungan kayu jenis ini bertujuan supaya kayu bisa saling
mengunci sehingga semakin kuat. Biasanya sambungan kayu lidah dan alur digunakan
pada lantai kayu atau sistem flooring.
Sambungan kayu ini berfungsi untuk menyambung dua buah kayu. Dalam proses penyambungan
akan menggunakan sistem memasukkan profil lidah ke alur yang satunya supaya semakin kuat.
3. Sambungan Kayu Purus Lubang
Bisa dibilang sambungan kayu jenis ini memiliki kemiripan dengan sambungan kayu lidah dan
alur. Namun, sambungan kayu purus lubang biasanya digunakan pada balok atau digunakan
untuk membuat sambungan furniture.
Sambungan kayu purus lubang memiliki prinsip berupa prinsip kerjangan. Prinsip kerjangan
merupakan membuat lubang berbentuk persegi atau setengah lingkaran. Fungsinya yaitu untuk
dimasuki kayu lain yang sebelumnya sudah di purus.

4. Sambungan Memanjang Kunci Sesisi


Kekuatan tarik dihasilkan dari sambungan memanjang kunci sesisi
Sambungan memanjang kunci seisi biasanya digunakan untuk membuat konstruksi kuda-kuda,
seperti balok tarik atau kaki kuda-kuda. Tujuannya untuk menghasilkan kekuatan tarik maupun
desak yang baik. Letak pengunci untuk balok tarik berada di bagian atas.
Pengunci dalam sambungan kayu memanjang kunci sesisi akan mengakibatkan momentum
sekunder untuk sambungan. Maka dari itu. Tidak diperbolehkan untuk menggunakan sambungan
miring.
5. Sambungan Memanjang Kunci Jepit
Jenis sambungan kayu selanjutnya yaitu sambungan memanjang kunci jepit. Sambungan kayu
satu ini bisa berguna untuk menetralisir momen sekunder yang terjadi pada sambungan kunci
seisi. Dimana kekuatan yang dimiliki sambungan ini lebih baik, namun tidak cukup tepat jika
digunakan untuk kuda-kuda.
6. Sambungan Bibir Lurus Berkait

Pe
rkuat dengan sambungan bibir lurus berkait

Selanjutnya ada sambungan bibir lurus berkait. Jenis sambungan ini biasanya digunakan ketika
ada gaya tarik yang timbul untuk batang balok dan seluruh permukaan batang bertahan. Supaya
sambungan kayu semakin kuat maka perlu diperkuat dengan paku atau baut.
7. Sambungan Kayu Ekor Burung dan Finger Joint
Kayu Ekor Burung dan Finger Joint merupakan sambungan kayu yang saling berkait dan
membentuk beberapa alur dan lubang kayu. Sambungan ekor burung terlihat sangat indah dan
menarik dikarenakan memiliki nilai estetika. Biasanya sambungan ini digunakan dalam proses
pembuatan furniture. Sedangkan sambungan finger joint memiliki bentuk seperti jari-jari yang
direkatkan.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan:
kayu ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pohon- pohon di hutan, yang merupakan
bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak
dimanfaatkan untuksesuatu tujuan penggunaan. merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan, termasuk sebagai bahan konstruksi bangunan, yang berfungsi sebagai struktur dan
non struktur bangunan. Penyimpanan kayu dapat dilakukan dengan melindungi tumpukan kayu
dari angin kering yang panas, sinar matahari langsung dan terutama dari hujan. Disarankan untuk
menempatkan beban berat, seperti rel logam atau kayu, di atas tumpukan untuk mencegah
distorsi atau lengkungan kayu pada tumpukan. Jika menyimpan kayu selama sekitar satu tahun
atau lebih, maka lapisi ujung semua kayu dengan tar batubara, cat daun aluminium atau lilin
kristal mikro untuk mencegah ujung retak pada material dan mencegah rayap. Pengawetan Kayu
terbagi menjadi 4 yaitu perendaman dingin, pengawetan dengan vakum tekan, pengawetan
secara difusi, pengawetan panas-dingin.

Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambung-sambung sehingga menjadi
satu batang kayu panjang atau mendatar maupun tegak lurus dalam satu bidang datar atau bidang
dua dimensi. Macam-macam sambungan kayu sambungan bibir lurus, sambungan kayu purus
lubang, sambungan kayu lidah dan alur atau T&G, sambungan memanjang kunci jepit,
sambungan memanjang kunci sesisi, sambungan kayu ekor burung dan finger joint, sambungan
bibir lurus berkait.

Daftar pustaka

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.uny.ac.id/48428/9/MODUL
%2520AJAR.pdf&ved=2ahUKEwjm96SrooXvAhWLbisKHepmA2MQFjAEegQIGxAC&usg=
AOvVaw2nTFviTapWJj3BbQd4Luic&cshid=1614264150146

https://www.arsitur.com/2019/06/tips-menyimpan-kayu-agar-awet.html#:~:text=Kayu%20harus
%20disimpan%20di%20ruang,baik%20di%20sekitar%20tumpukan%20kayu.

https://materialpilihanku.blogspot.com/2017/03/proses-pengawetan-kayu.html

https://www.academia.edu/36029075/Sambungan_dan_Hubungan_Kayu

http://sekolaharsitek-baula.blogspot.com/2011/10/syarat-syarat-hubungan-kayu.html?m=

https://www.academia.edu/36029075/Sambungan_dan_Hubungan_Kayu

https://courtina.id/jenis-sambungan-kayu/

Anda mungkin juga menyukai