Anda di halaman 1dari 12

Tauhid dan

Konsep
Akhlak
Disusun Oleh :
Annisa Andiani Putri
Hasri Ainun Nisya
Hikhwal Uchuddimasyach
Tauhid dari segi bahasa adalah bahasa arab, yaitu bentuk masdar (sifat atau
keadaaan) dari kata yuhid/ wahid yang artinya “menyatukan” atau “meng-esa
kan”. Sebagai bentuk masdar, kata “Tauhdi” artinya adalah “penyatuan” atau
“pengesaan”. Dari segi istilah islam, perkataan Tauhid adalah berarti esa atau
Pengertian Tauhid

satu, yang merupakan asma Allah yang menunjukkan sifat ke-Maha Esaan dan
ke-Maha Tunggalannya. Contohnya dalam surah :

“Katakanlah : Dia-allah yang Maha Esa” (Surat Al-Ikhlas ayat 1)

“Dan Tuhannmu adalah Tuhan yang Maha Esa: tidak ada Tuhan melainkan
Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Surat Al-Baqarah ayat
163)

Ayat-ayat tersebut dengan tegas menjelaskan bahwa Allah SWT adalah zat
yang Maha Esa (Tunggal). Demikian Tauhid menurut istilah Islam adalah
mengakui keesaan Allah, mengesakan Allah.
Tauhid Rububbiyah Tauhid Uluhiyah Tauhid Asma Wa’ Shifat
Pembagian Tauhid

Maksudnya adalah pengesaan Allah ‘Azza


Disebut tauhid uluhiyah karena
Maknanya adalah mengesakan wa Jalla dengan nama-nama dan sifat-
penisbatanya kepada Allah dan
Allah dalam hal penciptaan, sifat yang menjadi milik-Nya. Kita harus
disebut tauhid ibadah karena
kepemilikan, dan pengurusan. Di menetapkan seluruh nama dan sifat bagi
penisbatannya kepada makhluk
antara dalil yang menunjukkan Allah sebagaimana yang Dia tetapkan
(hamba). Maksudnya ialah
hal ini adalah firman Allah: bagi diri-Nya dalam kitab-Nya atau
pengesaan Allah dalam ibadah,
sunnah nabi-Nya, dan tidak menjadikan
yakni bahwasanya hanya Allah
“Ingatlah, menciptakan dan sesuatu yang semisal dengan Allah dalam
satu-satunya yang berhak diibadahi.
memerintahkan hanyalah hak nama dan sifat-Nya. Dalam menetapkan
Allah Ta’ala berfirman:
Allah” (Al- A’raf: 54). sifat bagi Allah tidak boleh
melakukan ta’thil, tahrif, tamtsil,
”Demikianlah, karena
maupun takyif. Hal ini ditegaskan Allah
sesungguhnya Allah, Dialah yang
dalam firman-Nya:
hak dan sesungguhnya yang mereka
seru selain Allah adalah
”Tidak ada sesuatupun yang serupa
batil” (Luqman: 30).
dengan-Nya, dan Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-
Syuura: 11)
Tauhid merupakan kewajiban utama dan pertama yang diperintahkan Allah kepada setiap hamba-Nya.
Oleh karena itu sangatlah urgen bagi kita kaum muslimin untuk mengerti hakekat dan kedudukan tauhid.
Hakekat tauhid adalah mengesakan Allah. Bentuk pengesaan ini terbagi menjadi tiga. berikut
penjelasannya.

● Mengesakan Allah dalam Rububiyah-Nya


Hakekat Tauhid

Maksudnya adalah kita meyakini keesaan Allah dalam perbuatan-perbuatan yang hanya
dapat dilakukan oleh Allah, seperti mencipta dan mengatur seluruh alam semesta beserta isinya,
memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak mudharat dan lainnya yang merupakan
kekhususan bagi Allah. Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun
yang mengingkarinya. Orang-orang yang mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada
kenyataannya mereka menampakkan keingkarannya hanya karena kesombongan mereka. Padahal,
jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka mengakui bahwa tidaklah alam semesta ini terjadi
kecuali ada yang membuat dan mengaturnya. Hal ini sebagaimana firman Allah

“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan? Ataukah
mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang
mereka katakan).“ (Ath-Thur: 35-36)
● Mengesakan Allah Dalam Uluhiyah-Nya
Maksudnya adalah kita mengesakan Allah dalam segala macam ibadah yang kita lakukan. Seperti shalat, doa,
nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita harus
memaksudkan tujuan dari kesemua ibadah itu hanya kepada Allah semata. Sebagaimana yang difirmankan Allah

“Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar
suatu hal yang sangat mengherankan.” (Shaad: 5).
Hakekat Tauhid

Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadah hanya ditujukan untuk
Allah semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka mereka dikafirkan oleh Allah dan Rosul-Nya walaupun mereka
mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta alam semesta.

● Mengesakan Allah Dalam Nama dan Sifat-Nya


Maksudnya adalah kita beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan
Sunnah Rosululloh. Dan kita juga meyakini bahwa hanya Allah-lah yang pantas untuk memiliki nama-nama terindah
yang disebutkan di Al-Qur’an dan Hadits tersebut (yang dikenal dengan Asmaul Husna). Sebagaimana firman-Nya

“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, hanya bagi Dialah Asmaaul Husna.” (Al-
Hasyr: 24)

Seseorang baru dapat dikatakan seorang muslim yang tulen jika telah mengesakan Alloh dan tidak berbuat syirik dalam
ketiga hal tersebut di atas.
Hukum
Mendalami Ilmu Hikmah dan
Tauhid Manfaat Bertauhid
Hukum mendalami ilmu tauhid 1. Menumbuhkan sikap
adalah fardu ’ain atau wajib bagi kesungguhan, pengharapan dan
setiap mukallaf (orang yang akil optimisme di dalam hidup
dan baliqh). 2. Mendidik akal manusia supaya
Satu keharusan bagi setiap orang berpandangan luas dan mau
Tauhid

yang memiliki akal sehat dan mengadakan penelitian tentang alam


telah memasuki umur dewasa 3. Orang yang bertauhid akan
sebelum ia mempelajari ilmu ilmu merendahkan diri dan tidak tertipu
agama lainnya. oleh hawa nafsu yang ada pada
dirinya
4. Dengan mentauhidkan  Allah, kita
akan menjauhkan diri dari angan-
angan yang kosong
5. Dengan bertauhid yang benar, kita
akan diliputi ketenangan dan
pengharapan.
Akhlak
“Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab.
Ia merupakan akhlaaq jama‟ dari khuluqun yang berarti
“perangai, tabiat, adat, dan sebagainya. Kata akhlak ini
mempunyai akar kata yang sama dengan kata khaliq yang
bermakna pencipta dan kata makhluq yang artinya ciptaan,
yang diciptakan, dari kata khalaqa, menciptakan. Dengan
demikian, kata khulq dan akhlak yang mengacu pada makna
“penciptaan” segala yang ada selain Tuhan yang termasuk di
dalamnya kejadian manusia.
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam agama Islam. Pentingnya kedudukan
Sumber Dan Kedudukan Akhlak

akhlak dapat dilihat dari berbagai sunnah qouliyah (sunnah dalam bentuk perkataan) Rasulullah
seperti yang telah diuraikan Yunahar Ilyas yaitu :

● Rasulullah Saw., menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi dalam sejarah
penyampaian Islam di muka bumi ini. Seperti yang yang terdapat dalam hadist yaitu
 
”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR. Bukhari)

Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam, sehingga Rasulullah Saw pernah
mendefenisikan agama itu dengan akhlak yang baik (husn al-kluluq).
● Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari kiamat.
Seperti hadist Rasulullah Saw bersabda
 
”Tidak ada satu pun yang lebih memberatkan timbangan (kebaikan) seorang hamba mu’min
nanti pada hari kiamat selain dari akhlaq yang baik”(HR. Tirmidzi).
Akhlak
Mahmudah Akhlak Madzmumah

Yakni akhlak terpuji atau Yakni akhlak tercela


Pembagian Akhlak

akhlak yang baik. atau perbuatan yang


Contohnya:pemaaf, sabar, buruk. Contohnya :
ikhlas, menepati janji,
qonaah, jujur, penyayang, 1. Riya
pemurah, baik hati, 2. Takabur
husnudzon dan lain 3. Tamak (serakah)
sebagainya. Akhlak 4. Malas
mahmudah ini semuanya 5. Fitnah
membawa kebaikan dan 6. Ujub (menggagumi
tidak merugikan orang lain diri sendiri
Ruang lingkup akhlak dapat berupa seluruh aspek kehidupan seseorang sebagai individu, yang bersinggungan
dengan sesuatu yang ada di luar dirinya. Terdiri dari beberapa bagian sebagaimana yang telah dijelaskan
Muhammad Daud Ali yaitu :

A. Akhlak terhadap Allah atau Pencipta (Kholik)


Ruang Lingkup Akhlak

● Mentauhidkan Allah yaitu mengesakan Allah dan tidak menduakannya


● Taqwa Artinya melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya
● Tawakkal (berserah diri) kepada Allah

B. Akhlak Terhadap Makhluk (Semua Ciptaan Allah)


Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad SAW) antara lain :
● Mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya,
● Menjadikan Rasulullah sebagai idola, suri tauladan dalam hidup dan kehidupan
● Menjalankan apa yang diperintahkan dan tidak melakukan apa yng dilarang

C. Akhlak terhadap Orang Tua


● Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya
● Berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat, menggunakan kata-kata lemah lembut
● Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal
dunia
D. Akhlak terhadap Diri Sendiri
● Memelihara kesucian diri
● Menutup aurat (bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan, menurut hukum dan akhlak Islam),
Ruang Lingkup Akhlak

Jujur dalam perkataan dan perbuatan


● Malu melakukan perbuatan jahat

E. Akhlak terhadap Keluarga dan Karib Kerabat


● Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga
● Memelihara hubungan silaturahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal dunia
● Memelihara keturunan dan mendidik dengan kasih sayang

F. Akhlak terhadap Tetangga


● Saling mengunjungi
● Saling bantu diwaktu senang lebih-lebih tatkala susah
● Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan
Terima kasih !!
Jazakumullah Khairan

Anda mungkin juga menyukai