Anda di halaman 1dari 17

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN

(IIQ) JAKARTA
Jl. Ir H. Juanda No.70, Pisangan, Kec. Ciputat Timur, Kota
Tanggerang Selatan, Banten 15419
Telp. (021) 74705154

Nama : Nike Novia Ramayanti Mata Kuliah : Tafsir Temati (Aqidah)


NIM : 21211732 Nama Dosen : Ibu Hana Natasya, M.Ag
Semester : III/ Tiga Kelas/ No. Absen : III C/ 43
Program Studi : IAT Email : nikenovia2@gmail.com

Lembar Jawaban UAS

1. {‫الحمد هلل رب العالمين‬


a. Jelaskan perbedaan lafadz Allah SWT dan Rabb menurut penafsiran para ulama
minimal ! (3 TAFSIR)
Jawaban:
1) Dalam tafsir Ibnu Katsir “Rabb semesta alam, ar Rabb artinya zat yang
memiliki dan mengelola. Kata ar-Rabb dengan dimakrifatkan oleh alif dan
lam hanya dikatakan untuk Allah Ta’ala. Kata Rabb tidak boleh digunakan
untuk selain Allah kecuali dengan di izhafatkan-kan kepada kata lain,
misalnya Rabbuddar (pemilik dan pengelola rumah) jadi, lafaz Rabb hanya
boleh digunakan untuk Allah yang maha tinggi dan Allah yang maha
mulia”. Bisyir bin imarah berkata dengan sanadnya Ibnu Abbas “segala puji
kepunyaan Allah Rabb semesta alam yakni maksudnya segala puji
kepuyaan Allah yang kepunyaan Nyalah seluruh makhluk yang ada di langit
dan di bumi serta apa yang ada di antara keduanya, baik yang kita ketahui
maupun yang tidak diketahui”
2) Dalam tafsir al-Munir lafaz Rabb yang memiliki pengertian sang pemilik,
yang disembah, yang mengatur, yang memperbaiki, yang menambal, yang
mengurus. Dalam kata ini dapat diambil kata yang terkandung yakni makna
ketuhanan.
3) Syekh Jalaluddin dalam Tafsirul Qur’anil Azhim (Tafsirul Jalalain)
menafsirkan pujian “alhamdu lillahi” sebagai penanda bahwa Allah adalah
pemilik segala pujian makhluk dan layak untuk menerima pujian mereka.
Allah adalah nama zat tuhan yang disembah. Sedangkan “rabbil alamin”
menunjukkan bahwa Allah adalah penguasa semua makhluk baik manusia,
jin, malaikat, binatang melata, dan lain sebagainya. Semuanya dapat disebut
“alam” seperti istilah “alam manusia,” “alam jin,” dan seterusnya. Kata
“alam” tampil pada ayat ini dalam bentuk jamak karena umumnya semua
itu menjadi tanda bagi lainnya yang berasal dari kata “alamah.” Ia menjadi
tanda ata Penciptanya. Kata “alam” mencakup manusia, jin, malaikat, setan
sebagaimana pendapat Al-Fara’ bahwa kata “alam” merupakan pecahan
kata dari “alamah” atau tanda karena alam merupakan tanda atas keberadaan
Pencipta.
b. Sebutkan pembagian sifat-sifat Allah SWT dan jelaskan perbedaannya berdasarkan
definisi dari para ulama!
Jawaban:
 Sifat-sifat Allah terbagi menjadi dua; yaitu sifat-sifat zat dan sifat-sifat
perbuatan. Kaidah sifat-sifat zat adalah zat yang tidak terlepas dari Allah.
Adapun kaidah sifat-sifat perbuatan adalah terkait dengan kehendak dan
kekuasaaan.
1) Menurut penafsiran As-Sa’di terhadap Beberapa Sifat-Sifat Zat Allah,
beliau menjelaskan bahwasanya Allah mempunyai wajah, tangan, dan mata.
Hal ini beliau kemukakan karena sifat-sifat tersebut banyak dibahas dalam
kitab akidah. Sedangkan tafsir beberapa sifat-sifat perbuatan Allah
berdasarkan tafsir as-Sa‟di dan analisisnya berdasarkan kitab-kitab akidah
yang dipegang oleh kalangan salafi. Beliau memilih istiwa, berkata-kata, al-
maji (datang) dan al-ityȃn (hadir) Allah sebagai objek pembahasan karena
sifat-sifat tersebut banyak dibahas dalam kitab akidah.
2) Secara umum Abduh membagi sifat kepada dua bagian yaitu sifat sifat
wujud dan sifat sami’. Pembagian ini disebabkan sifat wujud dapat
diidentifikasi melalui argumen logis dan sifat sam'i diperoleh melalui
informasi wahyu. Keberadaan sifat-sifat Allah ini diungkapkan Abduh
secara jelas sebagai berikut: Bahwa sesungguhnya sifat-sifat Allah yang
wajib diyakini (oleh orang beriman) adalah bersumber dari petunjuk akal
dan informasi yang diberikan oleh syariat Islam. Keyakinan ini juga
merupakan keimanan seluruh nabi-nabi yang diutus oleh Allah kepada umat
yang berbeda- beda. Sebagian dari sifat-sifat itu ada yang disebut secara
jelas oleh syariat dan dapat diterima oleh akal dengan penggambaran yang
layak untuk Allah. Karena analisis rasional saja tidak cukup untuk
memahami semua itu, maka diperlukan perangkat iman yaitu ketundukan
dan kepercayaan bahwa Allah memiliki sifat- sifat itu sesuai dengan
informasi wahyu yang disampaikan oleh para Rasul Allah. Ketika
menjelaskan posisi sifat dengan zat, Abduh memastikan bahwa sifat Allah
mesti diyakini ada, namun keberadaannya di luar pengertian benda fisik (fi
al-kharij). Oleh karena itu seluruh pengertian fisik harus dicopot dari
definisi sifat atau menetapkan kategori al-nafyu. Kalau sifat diyakini ada,
maka sifat haruslah berbeda dari yang di-nafyi-kan sehingga menjadi nafyu
al-nafyi (mengingkari pengingkaran).
c. Allah SWT memiliki beberapa sifat sebagaimana yg telah dirumuskan oleh para
ulama. Apakah landasan yg digunakan oleh para ulama dlm merumuskan sifat-sifat
Allah? (Sebutkan ayat-ayatnya!)
Jawaban:
1) wahbah zuhaili dalam tafsir al wajiz

َّ ‫الرحْ مٰ ُن‬
‫الر ِح ْي ُم‬ ٓ َ ٌ ‫َوا ِٰل ُهكُ ْم ا ِٰلهٌ َّواحِ ٌۚد‬
َّ ‫َلا ِٰلهَ ا ََِّل ه َُو‬

“Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia,
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang”(Q.S. Al- Baqarah ayat 163)

Wahbah Zuhaili dalam Tafsir al-Wajiz menafsirkan QS. Al-Baqarah (2): 163
dengan menulis:

‫ ول مثيل له ذاته وصفاته وافعاله في‬,‫واله الحق اله واحد ل شريك له‬
(Tuhan yang sebenarnya (al-haq) adalah Tuhan yang tidak ada sekutu bagiNya
dan tidak ada yang seumpama denganNya dalam hal zat, sifat, dan
perbuatanNya).

Syekh Muhammad Zain:

ِۗ ِ ‫علَى ْال َع ْر‬


‫ش َما لَكُ ْم ِم ْن‬ َ ‫ي ِست َّ ِة اَي ٍَّام ث ُ َّم ا ْست َٰوى‬
ْ ِ‫ض َو َما َب ْينَ ُه َما ف‬ َ ْ ‫ت َو‬
َ ‫اَل ْر‬ ْ ‫ّللَاُ الَّذ‬
ِ ‫ِي َخلَقَ السَّمٰ ٰو‬ ‫َه‬

‫ش ِفي ِۗ ٍْع اَفَ ََل تَتَذَ َّك ُر ْون‬


َ ‫د ُْونِ ٖه ِم ْن َّو ِلي ٍ َّو ََل‬

"Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Bagimu tidak ada
seorang pun penolong maupun pemberi syafaat selain Dia. Maka apakah kamu
tidak memperhatikan?"(Q.S As-Sajdah Ayat 4)

Dalam menjelaskan argumen sifat wujud di kitab Miftah al- Sibyan Syekh
Muhammad Zain menyebutkan : (Adapun) dalil wujud Allah Swt itu maka
baharu alam ini, karena bahwasanya jikalau tiada ada yang membaharukan dia
tetap ia baharu dengan sendirinya, niscaya lazimlah bahwa adalah salah suatu
daripada dua pekerjaan yang bersamaan keduanya itu bersamaan ia bagi
taulannya lagi berat atasnya dengan tiada sebab dan yaitu mustahil. Syekh
Muhammad Zain menegaskan bahwa keberadaan Allah merupakan hal yang
bersifat pasti. Tidak ada yang mengingkari baik muslim maupun kafir.
Pernyataan ini sama seperti yang dikatakan Muhammad Quraish Shihab dalam
bukunya Membumikan Alquran. Dia menjelaskan bahwa keberadaan Tuhan
merupakan hal yang pasti diyakini oleh setiap manusia tanpa terkecuali. Oleh
karenanya menurut Quraish Shihab tidaka ada pernyataan Alquran maupun
kitab-kitab samawi sebelumnya yang menuturkan tentang keberadaan Tuhan
tersebut.

2. Salah satu bukti kebesaran Allah SWT di alam semesta ini adalah dengan diciptakannya
makhluk dengan berbagai tugas dan tujuan penciptaan. Termasuk diantaranya adalah
diciptakannya malaikat, jin, dan manusia.
a. Jelaskan asal penciptaan malaikat dan jin menurut Al-Qur'an!
Jawaban:
Malaikat: Dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah binti Abu Bakar,
Rasulullah SAW memberitahukan bahwa malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari
cahaya. Rasulullah bersabda:

‫ور َو ُخ ِلقَ ْال َجانُ ِم ْن‬


ٍ ُ‫ت ْال َم ََلئِ َكةُ ِم ْن ن‬
ِ َ‫ » ُخ ِلق‬- ‫ّللَا صلى هللا عليه وسلم‬ ْ َ‫شةَ قَال‬
ِ َّ ‫ت قَا َل َرسُو ُل‬ َ ‫ع ْن‬
َ ِ‫عائ‬ َ

) ‫ (رواه مسلم‬.. ‫ف لَكُ ْم‬


َ ‫ص‬ ٍ ‫ج ِم ْن ن‬
ِ ‫َار َو ُخ ِلقَ آدَ ُم ِم َّما ُو‬ ٍ ‫ار‬
ِ ‫َم‬

"Malaikat itu diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari api yang menyala- nyala,
sedangkan Adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan pada kalian." (HR.
Muslim).

Namun, sebagian ulama menolak hadis tersebut dan hadis-hadis yang sejenis. Karena
ini merupakan hadis ahad, dan hadis ahad tersebut tidak bisa dipergunakan untuk
menjadi dasar dari akidah. Adapun penjelasan mengenai kapan malaikat diciptakan,
juga tidak dirinci dalam keterangan hadits maupun ayat Al-Qur'an. Namun, bisa
diketahui bahwa malaikat diciptakan sebelum Nabi Adam AS. Hal ini didasarkan dari
surah Al- Baqarah ayat 30, di mana Allah mengabarkan kepada malaikat bahwa Dia
akan mengangkat khalifah di muka bumi.

ٰۤ
ْ ِ‫َواِذْ قَا َل َربُّكَ ِل ْل َم ٰل ِٕى َك ِة ِان‬
ِ ‫ي َجا ِع ٌل فِى ْاَلَ ْر‬
‫ض َخ ِل ْيفَة‬

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi..."

Jin: Prof. Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar menjelaskan tentang tujuan penciptaan jin,
yaitu sama dengan tujuan diciptakannya manusia. Allah berfirman dalam surah Adz-
Dzariyat ayat 56:

‫س ا ََِّل ِليَ ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخ َل ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اَل ْن‬

Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku."

Jin sendiri juga terbagi menjadi beberapa kelompok seperti manusia. Ada diantara
mereka yang istiqomah dalam mengerjakan amal kebaikan. Ada juga yang bodoh serta
lalai. Ada juga yang termasuk golongan jin kafir dan jumlahnya adalah yang terbanyak.
Rasulullah SAW dalam haditsnya mengabarkan tentang asal penciptaan bahwa
malaikat diciptakan dari cahaya, dan jin diciptakan dari api. Hal ini sekaligus juga untuk
membantah mereka yang tidak membedakan asal penciptaan keduanya.

b. Sebutkan tugas malaikat yang termaktub dalam Al-quran Qur'an dan


jelaskan berdasarkan penafsiran para ulama!
Jawaban:
Malaikat Jibril: Malaikat Jibril memiliki nama panggilan lain di antaranya Ar Ruh, Al
Amin, dan Ruh Al Qudus. Salah satu tugasnya adalah menyampaikan wahyu Ilahi
kepada para Rasul. Firman Allah yang menyebutkan tentang tugas malaikat Jibril
termaktub dalam Surat Asy Syuara ayat 193 dan Surat An-Nahl ayat 102.

َ ْ ‫الر ْو ُح‬
ُ‫اَل ِميْن‬ ُّ ‫نَزَ َل ِب ِه‬

Artinya: "Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril)." (QS. Asy Syuara: 193).

َ‫ق ِليُث َ ِبتَ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َوهُدى َّوبُ ْش ٰرى ِل ْل ُم ْس ِل ِميْن‬
ِ ‫قُ ْل ن ََّزلَهٗ ُر ْو ُح ْالقُد ُِس ِم ْن َّر ِبكَ ِب ْال َح‬

Artinya: "Katakanlah, "Rohulkudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu


dengan kebenaran, untuk meneguhkan (hati) orang yang telah beriman, dan menjadi
petunjuk serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri (kepada Allah)." (QS. An
Nahl: 102).

Tidak hanya sebagai perantara wahyu kepada Rasul, Malaikat Jibril juga mengajarkan
agama melalui Nabi Muhammad SAW kepada sahabat- sahabat Rasul.

Malaikat Mikail: Tugas malaikat Mikail adalah menurunkan hujan, menumbuhkan


tumbuh-tumbuhan, dan mengurus rezeki. Keberadaan Malaikat Mikail tercantum
dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 98:

ٰۤ
َ‫عد ٌُّو ِل ْل ٰك ِف ِريْن‬ َ ‫لِّل َو َم ٰل ِٕى َكتِ ٖه َو ُرسُ ِل ٖه َو ِجب ِْر ْي َل َو ِمي ْٰكى َل فَا َِّن ه‬
َ ‫ّللَا‬ ِ ‫َم ْن َكانَ عَد ًُّوا ِ ه‬

Artinya: "Barangsiapa menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya,


Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah musuh bagi orang- orang kafir." (QS. Al
Baqarah: 98).

Malaikat Israfil: Malaikat Israfil bertugas untuk meniup sangkakala. Mengutip dari
buku yang sama, nama malaikat Israfil tidak disebutkan secara langsung dalam Al
Quran. Namun tugasnya dalam meniup sangkakala tercantum dalam Quran Surat Az
Zumar ayat 68yang berbunyi:

‫ض ا ََِّل َم ْن ش َٰۤا َء ه‬
ِۗ ُ‫ّللَا‬ َ ْ ‫ت َو َم ْن ِفى‬
ِ ‫اَل ْر‬ ِ ‫ص ِعقَ َم ْن ِفى السَّمٰ ٰو‬
َ َ‫ص ْو ِر ف‬
ُّ ‫َونُ ِف َخ ِفى ال‬

َ‫ث ُ َّم نُ ِف َخ فِ ْي ِه ا ُ ْخ ٰرى فَ ِاذَا هُ ْم قِيَا ٌم يَّ ْنظُ ُر ْون‬

Artinya: "Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit
dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi
(sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu
(keputusan Allah)." (QS. Az Zumar: 68).

Malaikat Izrail: Sama seperti malaikat Israfuil, dalam Al Quran pun tidak disebut nama
malaikat Izrail. Tugasnya adalah mencabut nyawa. Hal ini tercantum dalam QS As
Sajdah ayat 11:

َ‫ِي ُو ِك َل بِكُ ْم ث ُ َّم ا ِٰلى َربِكُ ْم ت ُ ْر َجعُ ْون‬ ِ ‫قُ ْل يَت ََوفهىكُ ْم َّملَكُ ْال َم ْو‬
ْ ‫ت الَّذ‬

Artinya: "Katakanlah, Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan
mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan." (QS. As
Sajdah: 11).

Malaikat Munkar: Malaikat Munkar bertugas menanyai orang yang mati di dalam
kubur.

Malaikat Nakir: Sama seperti malaikat Munkar, malaikat Nakir bertugas menanyai
yang mati di dalam kubur. Tugas dari kedua malaikat ini tercantum dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

ُ ‫ان يُ َقا ُل أل َح ِد ِه َما ْال ُمنك َُر َواآلخ َُر النَّك‬


، ‫ِير‬ ِ َ‫ان أ َ ْز َرق‬ ِ ‫ذَا قُبِ َر ْال َميِتُ ْأو قَا َل أ َ َحدُكُ ْم أَت َاهُ َملَك‬
ِ َ‫َان أَس َْود‬

‫الر ُجل ؟ فَيَقُو ُل َما َكانَ يَقُو ُل‬


َّ ‫ َما كُنتَ تَقُو ُل في َهذَا‬: ‫وَل ِن‬
َ ُ‫فَيَق‬

Artinya: "Apabila mayat atau salah seorang dari kalian sudah dikuburkan, ia didatangi
dua malaikat hitam dan biru, salah satunya Munkar dan yang lain Nakir, keduanya
berkata: Apa pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad)? Maka ia menjawab
sebagaimana ketika di dunia..." (HR. Tirmidzi).

Malaikat Raqib: Malaikat Raqib bertugas mencatat amal baik manusia.


Malaikat Atid: Malaikat Atid bertugas mencatat amal buruk manusia. Para malaikat
Raqib dan Atid berada di sisi kanan dan kiri manusia untuk mengawasi gerak-gerik dan
kegiatan manusia. Tugas dari Malaikat Raqib dan Atid ini termaktub dalam Surat Al
Qaf ayat 17dan 18:

ٌ ‫الش َما ِل قَ ِع ْيد‬ َ ‫ع ِن ْاليَ ِمي ِْن َو‬


ِ ‫ع ِن‬ َ ‫اِذْ يَتَلَقَّى ْال ُمتَلَ ِق ٰي ِن‬

Artinya: "(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di
sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri." (QS. Qaf: 17).

َ ٌ‫َما َي ْل ِفظُ ِم ْن قَ ْو ٍل ا ََِّل لَدَ ْي ِه َرقِيْب‬


ٌ ‫عتِ ْيد‬

Artinya: "Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat
pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS. Qaf: 18).

Malaikat Malik: Selanjutnya, malaikat Malik bertugas untuk menjaga pintu neraka. Al
Quran menyebut nama malaikat Malik dan tugasnya dalam Quran Surat Az Zukhruf
ayat 77:

َ‫علَ ْينَا َرب ُِّۗكَ قَا َل اِنَّكُ ْم َّما ِكث ُ ْون‬ ِ ‫َونَادَ ْوا ٰيمٰ ِلكُ ِليَ ْق‬
َ ‫ض‬

Artinya: "Dan mereka berseru, "Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhanmu mematikan
kami saja." Dia menjawab, "Sungguh, kamu akantetap tinggal (di neraka ini)." (QS.
Az Zukhruf: 77).

Malaikat Ridwan: Nama malaikat berikutnya yakni Malaikat Ridwan. Walaupun tidak
ada Al Quran maupun hadits shahih yang menyebutnya, dalam Makalah Pendidikan
Agama Islam (PAI) Iman Kepada Malaikat: SMA Negeri 1 Sidayu, disebutkan malaikat
Ridwan bertugas menjaga dan mengawasi pintu surga. Malaikat Ridwan juga bertugas
menyambut semua hamba Allah yang akan masuk ke dalamnya. Dia sangat ramah dan
mempersilakan orang-orang yang masuk ke dalam syurga.

c. Mengapa Allah SWT memberikan mandat tugas kepada para malaikat dalam
mengatur alam semesta ini?
Jawaban:
Allah memberikan tugas kepada para malaikat untuk mengatur alam semesta ini
bukan berarti Allah SWT tidak mampu melakukannya sendiri, namun hal itu
merupakan salah satu cara Allah menunjukkan keagungan dan kekuasaan-nya.
d. Jelaskan ayat yang menyebutkan anggapan negatif orang musyrik terhadap
para malaikat dan hubungannya dg Tuhan!
Jawaban:

keyakinan sebagian kaum musyrikin Arab; Ketika mereka meyakini bahwa malaikat
itu berjenis perempuan, lalu mereka meyakini bahwa malaikat itu adalah anak
perempuan Allah. Kemudian Allah SWT berfirman:

‫ين‬ ٌ ُ‫اإلنستان ل َكف‬


ٌ ِ‫ور ُّمب‬ ِ ‫وجعلوا له من عبادو جزءا إِ َّن‬

"Dan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bagian dari-Nya.


Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat
Allah)."

‫أم المحد بما تعلق بنات واتقاكم بالتبين‬

"Patutkah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan Dia
mengkhususkan buat kamu anak laki-laki."

‫وإذا بشر أحدهم بما ضرب الرحمن مثَل من وجهة شوقا وهو كظيم ظل‬

"Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang
dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah. jadilah mukanya hitam pekat
sedang dia amat menahan sedih." (orang musyrik dulu sangat benci memiliki anak
perempuan)

3. {}‫فسجدوا اَل ابليس‬


a. Bagaimana para mufassir menafsirkan ayat tersebut?
Jawaban:
Syekh Jalaluddin dalam Tafsirul Jalalain mengatakan, sujud yang dimaksud
tidak seperti sujud yang kita mengerti hari ini, tetapi membungkuk sebagai bentuk
penghormatan untuk Adam AS. Sedangkan Iblis adalah pemuka bangsa jin yang
berada di tengah malaikat. Iblis, dalam Tafsirul Jalalain, tidak mau melakukan sujud
penghormatan dan bersikap takabur dengan mengatakan, “Aku lebih baik dari
Adam AS.” Dalam ilmu Allah yang azali, Iblis tercatat sebagai kelompok yang
ingkar.
Penafsiran Imam Al-Baghowi; kata Imam Al-Baghowi, berbeda pendapat
perihal Iblis. Ibnu Abbas dan kebanyakan ahli tafsir mengatakan Iblis termasuk ke
dalam jenis malaikat. Sementara Hasan Al-Bashri mengatakan, ia termasuk bangsa
jin, bukan bangsa malaikat sebagaimana kandungan Surat Al-Kahfi ayat 50. Iblis
merupakan asal muasal bangsa jin sebagaimana Adam yang menjadi asal muasal
bangsa manusia. Ia diciptakan dari api. Sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya.
Kalau Iblis berketurunan, bangsa malaikat tidak memiliki keturunan. Dari kedua
pendapat ini, pendapat pertama lebih shahih kata Imam Al-Baghowi karena perintah
sujud pada Surat Al-Baqarah ayat 34 ditujukan kepada malaikat. Iblis termasuk
golongan jin, maksudnya malaikat penjaga surga. Menurut Said bin Jubair, Iblis
termasuk malaikat yang beribadah di surga Menurutnya, ada sekelompok malaikat
yang mewarnai perhiasan ahli surga. Ada sekelompok malaikat, kata Imam Al-
Baghowi, diciptakan dari api. Sekelompok malaikat ini disebut jin (tertutup) karena
tersembunyi dari pandangan mata. Iblis adalah bagian dari kelompok ini. Imam Al-
Baghowi mengutip hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Jika anak
Adam membaca ayat Sajdah, setan menjauh dan menangis. Ia meratap, ‘Celaka
aku... Diperintahkan sujud, anak Adam bersujud. Ia pun berhak mendapatkan surga.
Sedangkan aku diperintahkan untuk bersujud, lalu aku pun mendurhakainya. Aku
berhak mendapat neraka.”
b. Jelaskan hakikat iblis, jin, dan setan !
Jawaban:
1) Hakikat Jin
Jin diciptakan dari bahan dasar api, sebagaimana yang Allah SWT firmankan:

ِ ‫و َخلَقَ ْال َج ٰۤا َّن ِم ْن َّم‬,


‫ارجٍ ِم ْن نَّار‬ َ ‫صا ٍل َك ْالفَ َّخار‬
َ ‫ص ْل‬
َ ‫سانَ ِم ْن‬ ِ ْ َ‫َخلَق‬
َ ‫اَل ْن‬

“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan Dia
menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahman: 14 – 15)
Jin memiliki kesamaan dengan manusia dalam dua hal:
a) Jin memiliki akal dan nafsu, sebagaimana manusia juga memiliki akal
dan nafsu.
b) Jin mendapatkan beban perintah dan larangan syariat, sebagaimana
mausia juga mendapatkan beban perintah dan larangan syariat. jin
memiliki sifat ijtinan (Arab: ‫ اجتنان‬,(yang artinya tersembunyi dan tidak
kelihatan. Manusia tidak bisa melihat jin dan jin bisa melihat manusia.
Allah berfirman:
ُ ‫نََ ٗه َي ٰرىكُ ْم ه َُو َوقَبِ ْيلُهٗ ِم ْن َحي‬
‫ْث ََل ت ََر ْونَ ُه ِۗ ْم‬

“Sesungguhnya ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu di


suatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf:
27)
Hakikat setan; Jin itu makhluk dan setan itu sifat. Karena setan itu sifat, maka
melekat pada makhluk dan bukan berdiri sendiri. Setan adalah sifat untuk
menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot,
suka maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya. Karena setan itu sifat
maka kata ini bisa melekat pada diri manusia dan jin.
Sebagaimana penjelasan Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa ada setan dari
golongan jin dan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, setelah
menjelaskan sifat-sifat setan;
ِ ‫م َِنَ ْال ِجنَّ ِة َوال َّن‬
‫اس‬

“(setan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan mausia.” (QS. An-Nas:6).
Hakikat Iblis; Iblis merupakan nama salah satu jin yang menjadi gembongnya
para pembangkang. Dalil bahwa iblis dari golongan jin adalah firman Allah:
ٰۤ
‫ع ْن ا َ ْم ِر َر ِب ٖ ِۗه‬ َ َ‫ْس َكانَ مِنَ الْ ِج ِن فَف‬
َ َ‫سق‬ َ ِۗ ‫َِل اِ ْب ِلي‬ َ َ‫َواِذْ قُ ْلنَا ِل ْل َم ٰل ِٕى َك ِة ا ْس ُجد ُْوا ِ َٰلدَ َم ف‬
ٓ َّ ‫س َجد ُْٓوا ا‬

“Ingatlah ketika Kami berkata kepada para maialakt, ‘Sujudlah kallian kepada
Adam!’ maka mereka semua-pun sujud kecuali Iblis. Dia dari golongan jin dan
membangkang dari perintah Allah.” (QS. Al-Kahfi: 50)
Iblis juga memiliki keturunan, sebagaimana umumnya jin lainnya. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
‫ي َوهُ ْم لَكُ ْم عَد ِۗ ٌُّو‬
ْ ِ‫ع ْن ا َ ْم ِر َربِ ٖ ِۗه اَفَتَت َّ ِخذ ُ ْونَهٗ َوذ ُ ِريَّت َهٗ ٓ ا َ ْو ِليَ ٰۤا َء ِم ْن د ُْون‬ َ َ‫َكانَ ِمنَ ْال ِج ِن فَف‬
َ َ‫سق‬

“Iblis itu dari golongan jin, dan dia membangkang terhadap perintah Rab- nya.
Akankah kalian menjadikan dia dan keturunannya sebagai kekasih selain Aku,
padahal mereka adalah musuh bagi kalian...” (QS. Al-Kahfi: 50)
4. Tanda kesempurnaan iman seorang mukmin manakala ia beriman kepada keenam
perkara yang disebutkan oleh Allah SWT dan Rasulullah Saw. Diantara rukun iman
yang wajib diimani dan diyakini adalah beriman kepada qadha dan qadarnya Allah
SWT. Sebutkan ayat-ayat mengenai Qadha dan Qadar serta jelaskan hakikat perbedaan
keduanya!
Jawaban:
Qada (surat Al-Ahzab ayat 36)
ِۗ ‫ّللَاُ َو َرسُ ْولُهٗ ٓ ا َ ْمرا ا َ ْن يَّكُ ْونَ لَ ُه ُم ْال ِخيَ َرة ُ ِم ْن ا َ ْم ِر ِه ْم‬
‫ضى ه‬َ َ‫َو َما َكانَ ِل ُمؤْ ِم ٍن َّو ََل ُمؤْ ِمنَ ٍة اِذَا ق‬
‫ض ٰلَل ُّم ِبيْن ِۗا‬ َ ْ‫ّللَا َو َرسُ ْولَهٗ فَقَد‬
َ ‫ض َّل‬ َ‫ص ه‬ ِ ‫َو َم ْن يَّ ْع‬
Artinya: "Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai
Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata."
Qadar; Qadar sama artinya dengan takdir. Takdir itu ada dua macam.
1. Takdir mu'allaq, yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia.
Contoh: Seorang siswa bercita-cita ingin menjadi dokter. Untuk mencapai Cita-cita
nya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi
kenyataan. Ia menjadi dokter. Dalam hal ini Allah berfirman:
۟ ‫ٱلِّل ََل يُغ َِي ُر َما ِبقَ ْو ٍم َحت َّ ٰى يُغ َِي ُر‬
ِۗ ‫وا َما ِبأَنفُ ِس ِه ْم‬ ِ َّ ‫ت م ِۢن َبي ِْن َيدَ ْي ِه َوم ِْن خ َْل ِفِۦه َيحْ فَظُونَ ۥهُ م ِْن أ َ ْم ِر‬
َ َّ ‫ٱلِّل ِۗ ِإ َّن‬ ٌ ٌۭ ‫ۥهُ ُم َع ِق َب ٰـ‬

َّ َ‫َوإِذَآ أ َ َراد‬
‫ٱلِّلُ بِقَ ْو ٍۢم سُ ٓو ٌۭءا فَ ََل َم َرد َّ لَ ۥه ُ ٌۚ َو َما لَ ُهم مِن د ُونِِۦه مِن َوا ٍل‬

Artinya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya


bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.”(Q.S Ar-Ra’d:11)
2. Takdir mubram, yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat
ditawar lagi. Contohnya: seorang yang sehat tiba-tiba besoknya meninggal dunia.
Firman Allah:
َ‫َو ِم ْن ُهم َّمن يُؤْ ِمنُ ِبِۦه َو ِم ْن ُهم َّمن ََّل يُؤْ ِم ُن ِبِۦه ٌۚ َو َربُّكَ أ َ ْعلَ ُم ِب ْٱل ُم ْف ِسدِين‬
Artinya: “Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-
Qur'an), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya.
Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat
kerusakan.” (Q.S Yunus:40)

Qada dan qadar sering disebut memiliki arti yang sama, padahal keduanya berbeda. Hal
tersebut dikarenakan bentuk kata dan pelafalan yang mirip antara keduanya. Secara
bahasa, qada memiliki arti ketentuan. Sedangkan secara istilah, qada berarti ketentuan
Allah SWT yang sifatnya umum dan azali serta berlaku terhadap semua makhluk.
Dikutip dari buku Aqidah Akhlaq yang disusun oleh Taofik Yusmansyah, ketentuan
yang bersifat umum maksudnya hukum-hukum umum seperti keberhasilan dan
kegagalan. Hukum umum kegagalan mengatakan bahwa kegagalan terjadi akibat
kemalasan. Sebaliknya, hukum umum keberhasilan terjadi karena orang tersebut rajin
belajar. Orang yang malas belajar dipastikan tidak dapat meraih keberhasilan.
Sedangkan makna azali mengandung pengertian hukum atau ketentuan telah ada sejak
dahulu, bahkan sebelum manusia ada di muka bumi. Hukum hukum tersebut tertulis di
lauh al mahfuz.

5. Allah SWT. telah menetapkan segala sesuatu yg akan terjadi pada makhluk-Nya dan
Allah SWT Maha Mengetahui segalanya. Lalu bagaimana hubungan antara takdir Allah
dengan ikhtiar dan tanggung jawab manusia? Jelaskan dengan pemahamanmu
berlandaskan Ayat-Ayat Al-Qur'an serta pendapat ulama!
Jawaban:
Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan memang telah ditetapkan oleh
Allah SWT. Namun manusia tetap memiliki tanggung jawab untuk dirinya sendiri,
dengan cara berikhtiar untuk selalu melakukan yang terbaik dalam menghadapi segala
hal. Kita tidak boleh hanya berdiam diri dan pasrah dengan beralasan bahwa “semuanya
sudah diatur oleh Allah, jadi kita pasrah aja”, bukan demikian yang dimaksud oleh
Allah SWT. Kita memang telah mempunyai ketetapan dari Allah, tapi perlu diingat
bahwasanya Allah juga menyukai hambanya yang selalu berusaha dan tidak pernah
putus asa. Maka dari itu kita harus tetap berikhtiar kepada Allah meskipun segala hal
dalam hidup ini telah diatur oleh-Nya.
para ulama berpendapat bahwa penciptaan adalah takdir, baik itu penciptaan di
awal maupun di akhir, semua itu menjadi takdir Allah. Takdir merupakan ketetapan,
ilmu, kehendak dan ciptan Allah, sehingga tidak ada yang lebih kecil darinya yang
bergerak kecuali sejalan dengan kehendak, ilmu dan kekuasaan Allah. Segala hal yang
diinginkan manusia tidak akan tercapai jika tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Karena menusia merupakan makhluk yang memiliki keterbatasan kemampuan yang
ada pada dirinya sesuai dengan ukuranya yang diberikan dari Allah Swt. seperi dalam
firman Allah:
‫يءٍ َخلَ ْق ٰنهُ ِبقَدَ ٍر‬ َ ‫اِنَّا كُ َّل‬
ْ ‫ش‬
“Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Qs. Al-Qamar: 49)
Takdir merupakan ketetapan Allah yang bersifat pasti yang mengandung sebab dan
akibat. seperti dalam firman Allah Ada takdir Mubram yaitu takdir yang terjadi pada
diri manusia dan tidak dapat diusahakan, dan juga takdir Mu’allaq dimana takdir ini
bisa diubah ketetapannya dengan usaha dan doa. Dan ikhtiar itu upaya untuk meraih
atau mencari sebab-sebab yang menjadi ketetapan Allah. Seperti dalam firman Allah:
۟ ‫ٱلِّل ََل يُغ َِي ُر َما ِبقَ ْو ٍم َحت َّ ٰى يُغ َِي ُر‬
ِۗ ‫وا َما ِبأَنفُ ِس ِه ْم‬ َ َّ ‫َّن‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri”. (Qs.Ar-ra’d:11)

6. Manusia kelak akan menghadapi kehidupan kedua setelah dunia ini berakhir. Jelaskan
dan gambarkan bagaimana perjalanan yang akan dialami manusia setelah kematian!
(Boleh digambarkan dg bagan disertai dg ayat Al-Quran atau hadits)
Jawaban:
1) Alam kubur (alam barzakh):
Setelah manusia meninggal dunia, ia akan berpindah ke alam barzah, tempat di mana
setiap manusia akan berjumpa dengan malaikat Munkar dan Nakir. Kehiudpan alam
barzakh itu bersifat khusus, dan manusia akan diuji didalamnya. Apakah mereka akan
diadzab atau akan mendapatkan kenikmatan. Seperti dalam Firman Allah:

ِ ‫ّللَا ا ِٰلى يَ ْو ِم ْالبَـ ْع‬


َ‫ث‬ ِ‫ب ه‬ ْ ِ‫اَل ْي َما نَ لَقَدْ لَ ِبثْـت ُ ْم ف‬
ِ ‫ي ِك ٰت‬ ِ ْ ‫َوقَا َل الَّ ِذيْنَ ا ُ ْوتُوا ْال ِع ْل َم َو‬

َ‫ث َو ٰلـ ِكنَّكُ ْم كُ ْنـت ُ ْم ََل ت َ ْعلَ ُم ْون‬


ِ ‫فَهٰ ذَا َي ْو ُم ْال َبـ ْع‬
“Dan orang-orang yang diberi ilmu dan keimanan berkata (kepada orang-orang kafir),
"Sungguh, kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari
kebangkitan. Maka inilah hari kebangkitan itu, tetapi (dahulu) kamu tidak
meyakini(nya). (QS.ar-Rum: 56)
2) Hari kebangkitan (yaumul Ba’as):
Hari kebangkitan ditandai dengan tiupan sangkakala oleh malaikat Israfil. Tiupan
pertamanya sebagai titik mula terjadinya hari akhir (kiamat) yang membinasakan
semua makhluk di dunia. Kemudian pada tiupan kedua, semua manusia tanpa terkecuali
akan bangkit dari kebinasaannya dan inilah yang dinamakan hari kebangkit

َ‫ث ُ َّم اِنَّكُ ْم يَ ْو َم ْال ِق ٰي َم ِة ت ُ ْبعَث ُ ْون‬


“Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari
kiamat.” (QS. al-Mu’minun: 16)
3) Yaumul Mahsyar (Padang Mahsyar):
Di Padang Mahsyar setiap insan akan mulai diadili tergantung amal perbuatannya dan
diiringi oleh dua malaikat. Satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai saksi
atas semua perbuatannya di dunia

‫لِّل ْال َوا ِح ِد ْالقَ َّها ِر‬


ِ ‫ض َوا لسَّمٰ ٰوتُ َو َب َر ُز ْوا ِ ه‬ َ ْ ‫غي َْر‬
ِ ‫اَل ْر‬ َ ‫ض‬ َ ْ ‫َي ْو َم ت ُ َبدَّ ُل‬
ُ ‫اَل ْر‬
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula)
langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang
Maha Esa Mahaperkasa.” (QS. Ibrahim: 48)

4) Yaumul Mizan (hari penimbangan amal baik dan amal buruk) :


Setelah di Padang Mahsyar tadi, amal manusia mulai ditimbang mana yang baik dan
mana yang buruk. Jika manusia lebih berat timbangan amal kebaikannya, maka dia
akan mendapat keselamatan begitu pula sebaliknya. Nantinya, mulut manusia tidak
dapat berdusta karena mulut akan dikunci dan anggota lainnya akan menjadi saksi
terhadap semua perbuatan yang pernah dilakukan.

َِۗ ‫شيْـئـا َِۗ َواِ ْن َكا نَ ِمثْقَا َل َحبَّ ٍة ِم ْن خ َْردَ ٍل اَت َ ْينَا بِ َها‬ ْ ُ ‫ط ِليَ ْو ِم ْال ِق ٰي َم ِة فَ ََل ت‬
ٌ ‫ظلَ ُم نَـ ْف‬
َ ‫س‬ َ ‫ض ُع ْال َم َوا ِزيْنَ ْال ِق ْس‬
َ َ‫َون‬
َ‫َو َك ٰفى بِنَا حٰ ِسبِيْن‬
“Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak
seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami
mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.” (QS. al-
Anbiya: 47)

5) Yaumul Hisab (hari perhitungan amal):


Hari dimana segala perbuatan manusia akan dihitung dan seluruh anggota tubuh
manusia akan menjadi saksi atas segala perbuatan yang telah dilakukan selama hidup.
‫ب‬ َ ‫طنَا قَ ْب َل يَ ْو ِم ْال ِح‬
ِ ‫سا‬ َّ ِ‫ع ِج ْل لَّنَا ق‬
َ ‫َوقَا لُ ْوا َربَّنَا‬
“Dan mereka berkata, “Ya Tuhan kami, segerakanlah azab yang diperuntukkan bagi
kami sebelum hari perhitungan.” (QS. Sad: 16)

6) Jembatan Shirathol Mustaqim:


Setelah amal dihitung, manusia akan berjalan melewati jembatan Shirathol Mustaqim.
Cara dan keadaan menyeberang setiap manusia di jembatan ini pun berbeda-beda. Bagi
yang timbangan amal kebaikannya lebih banyak, ia akan mudah menyeberanginya.
Sebaliknya, bagi yang amal buruknya lebih banyak, maka jembatan ini akan berubah
bak sekecil rambut yang dibagi tujuh sehingga akan menyulitkannya.

َّ ‫س ُل ْاأل َ َمانَةُ َو‬


‫الر ِح ُم‬ َ ‫ (( َوت ُ ْر‬: ‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ‫ قَا َل َرسُول هللا صلى هللا‬:َ‫ع ْنهُ قَال‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫ّللَا‬ ِ ‫ع ْن أَبي هريرة َ َر‬
َ ‫ض‬ َ
ٍ‫يء‬
ْ ‫ش‬ ُّ َ ‫ قُ ْلتُ بأبي أنت وأمي أ‬: ‫ قَا َل‬،))‫فيمر أُولُكُ ْم َك ْال َوي‬
َ ‫ي‬ ُ ‫اط غمينا وشماَل‬
ِ ‫ص َر‬ ِ ‫فَتَقُو َم‬
َّ ‫ان جنبي ال‬
‫ ثم كم التهيج ثم كمر الطير‬٢ ‫ الم تروا إلى العرق كتف كم ويرجع في طرفة عي‬:َ‫َك َم َر ْالبَري ؟ قَال‬

‫وشد الرحال تخري هم أفناهم وليكم قائم على الصراط يقول رب سلم سلم على نعجر أع َما ُل ْالعا ِد‬

‫الر ُجل فَ ََل اتستطيع الشر إَل رحما قال ولي حافي الصراط كَلليب معلمة مأمورة بأحد‬
َّ ‫َحتى يجيء‬
‫من أمرت به مخدوش ناج ومكلوس في النار‬

Dari Abu Hurairah R.A. Rasulullah SAW bersabda: "Lalu diutuslah amanah dan rohim
(tali persaudaraan) keduanya berdiri di samping kiri-kanan shiraath tersebut. Orang
yang pertama lewat seperti kilat". Aku bertanya: "Dengan bapak dan ibuku (aku
korbankan) demi engkau. Adakah sesuatu seperti kilat?" Rasul Shallallahu 'alaihi wa
sallam menjawab: "Tidakkah kalian pernah melihat kilat bagaimana ia lewat dalam
sekejap mata? Kemudia ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti burung
dan seperti kuda yang berlari kencang. Mereka berjalan sesuai dengan amalan
mereka. Nabi kalian waktu itu berdiri di atas shirâth sambil berkata: "Ya Allâh
selamatkanlah! selamatkanlah! Sampai para hamba yang lemah amalannya, sehingga
datang seseorang lalu ia tidak bisa melewati kecuali dengan merangkak". Beliau
menuturkan (lagi): "Di kedua belah pinggir shirâth terdapat besi pengait yang
bergatungan untuk menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk disambar. Maka
ada yang terpeleset namun selamat dan ada pula yang terjungkir ke dalam neraka. (HR
Muslim).
7) Surga dan Neraka:
Surga adalah sebaik-baiknya tempat kembali. Di dalamnya tidak ada kesedihan dan
kesengsaraan, melainkan hanya kebaikan dan kebahagiaan. Surga diciptakan oleh Allah
sebagai balasan bagi orang-orang yang beramal saleh dan telah berhasil melalui
perjalanan panjang tadi.

ْ ‫َو ِسيْقَ الَّ ِذيْنَ اتَّقَ ْوا َربَّ ُه ْم اِلَى ْال َجـنَّ ِة ُز َمرا َِۗ َح ٰۤت هى اِذَا َجا ٓ ُء ْوهَا َوفُ ِت َح‬
‫ت اَب َْوا بُ َها َوقَا َل لَ ُه ْم خَزَ نَت ُ َها‬

َ ‫س ٰل ٌم‬
َ‫علَ ْيكُ ْم ِط ْبت ُ ْم فَا دْ ُخلُ ْوهَا ٰخ ِل ِديْن‬ َ

“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara
berombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya (surga) dan pintu-pintunya
telah dibukakan, penjaga-penjaganya berkata kepada mereka, “Kesejahteraan
(dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah, kamu kekal di
dalamnya.” (QS. Az-Zumar:73)
Dan Neraka adalah tempat penuh penderitaan sebagai balasan bagi orang-orang yang
selalu berbuat keburukan. Nerak a adalah negeri yang disiapkan oleh Allah untuk
orang-orang yang kafir (ingkar) terhadap-Nya. Neraka adalah azab yang menjadi
tempat untuk memenjarakan orang jahat (pendosa). Neraka adalah kehinaan terbesar
dan kerugian sangat besar yang tiada kehinaan yang lebih besar darinya dan tiada
kerugian yanng lebih besar
darinya.

َ ‫َر َّبن َٰۤا اِنَّكَ َم ْن تُد ِْخ ِل النَّا َر فَقَدْ ا َ ْخزَ ْيت َهٗ َِۗ َو َما ِللظه ِل ِميْنَ ِم ْن ا َ ْن‬
‫صا ٍر‬
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka
sungguh, Engkau telah menghinakannya, dan tidak ada seorang penolong pun bagi
orang yang zalim.” (QS. al-Imran:192)

Anda mungkin juga menyukai