Anda di halaman 1dari 18

FILSAFAT KETUHANAN

Sebuah Kajian dalam Memahami Tuhan

Oleh :
Nanang Rahmat
Memahami Tradisi Keilmuan
Tradisi perbincangan tentang
tuhan ini dalam study keilmuan
islam biasanya dibahas dalam
ilmu Teologi. Didalam kajian
teologi ini, banyak tokoh
intelektual mencoba
memperbincangkan persoalan-
persoalan yang terkait dengan
tuhan. Filsafat ketuhanan
berurusan dengan pembuktian
kebenaran adanya tuhan yang
didasarkan pada penalaran
manusia
Landasan Theologis

ٍ ‫يَ ْرفَ ِع هللاُ الَّ ِذ ْي َن اَ َمنُ ْوا ِم ْن ُك ْم َو الَّ ِذ ْي َن اُ ْوتُ ْوا ا ْل ِع ْل َم َد َر َج‬
‫ت َو هللاُ بِ َما تَ ْع َملُ ْو َن َخبِ ْي ٌر‬
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan”
(Al-Mujadilah: 11).

‫ين َكفَ ُروا َأ ْولِيَاُؤ ُه ُم الطَّا ُغوتُ يُ ْخ ِر ُجونَ ُه ْم ِم َن‬َ ‫ت ِإلَى النُّو ِر ۖ َوالَّ ِذ‬ ُّ ‫ين آ َمنُوا يُ ْخ ِر ُج ُه ْم ِم َن ال‬
ِ ‫ظلُ َما‬ َ ‫هَّللا ُ َولِ ُّي الَّ ِذ‬
َ‫ه ْم فِي َها َخالِ ُدون‬ ُ ۖ ‫اب النَّا ِر‬ُ ‫ص َح‬ ْ ‫ت ۗ ُأو ٰلَِئكَ َأ‬
ِ ‫ظلُ َما‬ُّ ‫النُّو ِر ِإلَى ال‬
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir,
pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada
cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya. Al Baqarah 257
Latar Belakang
Diihat dari segi bahasa, maka “filsafat” berasal dari bahasa Yunani
yaitu “philosophia” yang merupakan kata majemuk. Yaitu kata philo
dan sophia yang artinya mencari kebenaran.
Menurut sejarah filsafat, istliah “philosophia” pertama sekali
dipergunakan sekolah Socrates, kemudian plato menamakan suatu
ilmu pengetahuan tentang kegiatan jiwa manusia.
Menurut Istilah dalam Percakapan antara Herodates dan
Thucydides (Yunani) membayangkan makna filsafat menurut alam
pikiran Yunani yakni sebagai “perasaan cinta kepada ilmu
kebijaksanaan dengan keinginan untuk memperoleh kepandaian atau
ilmu kebijaksanaan itu”
Kajian Teologi mengungkapkan
bahwa :
Filsafat ketuhanan merupakan
pemikiran para manusia dengan
pendekatan akal budi tentang
Tuhan. Usaha yang dilakukan
manusia bukanlah untuk
menemukan Tuhan secara
absolut atau mutlak, namun
mencari pertimbangan
kemungkinan-kemungkinan bagi
manusia untuk sampai pada
kebenaran tentang Tuhan.
Pembahasan Tentang Filsafat Ketuhanan menyatakan bahwa Para filosop
berusaha membuktikan adanya tuhan dengan argumen-argumen yang
rasional, misalnya argumen ontologis, argumen kosmologis, argumen teologi
dan argumen moral.
1. Argumen ontologis menjelaskan bahwa Tuhan itu ada sebagai zat
yang sempurna, mustahil kita memikirkan bahwa Tuhan tidak
ada.
2. Argumen kosmologis (Tuhan sebagai sebab pertama) menjelaskan
bahwa segala benda itu ada sebabnya, dan sebab yang pertama
itu ialah Tuhan.
3. Argumen teologis menjelaskan bahwa alam semesta ini tertata
dengan sistematis dan teratur, tentu ada tujuannya. Tuhan adalah
pemilik dan penentu tujuan tersebut.
4. Argumen moral menjelaskan bahwa di dunia ini ada suara hati
nurani, kesadaran, tanggung jawab dan moral. Sumber dari itu
semua adalah Tuhan.
Filsafat Islam menurut beberapa ahli

A. Al-Kindi
Menurut Al-Kindi, filsafat harus memperdalam pengetahuan
manusia tentang diri dan bahwa sorang filosof wajib menempuh
hidup susila. Kebijaksanaan tidak dicari untuk diri sendiri
(Aristoteles), melainkan untuk hidup bahagia. Al-Kindi mengecam
para ulama yang memperdagangkan agama untuk memperkaya
diri dan para filosof yang memperlihatkan jiwa kebinatangan
untuk mempertahankan kedudukannya dalam negara. Ia merasa
diri korban kelaliman negara seperti Socrates. Dalam kesesakkan
jiwa filsafat menghiburnya dan mengarahkannya untuk melatih
kekangan, keberanian dan hikmak dalam keseimbangan sebagai
keutamaan pribadi, tetapi pula keadilan untuk meningkatkan tata
negara. Sebagai filsuf, Al-Kindi prihatin kalau-kalau syari’at kurang
menjamin perkembangan kepribadian secara wajar. Karena itu
dalam akhlak atau moral dia mengutamakan kaedah Socrates.
B. Ibnu Sina
Menyaakan bahwa Sejalan dengan teori kenabian dan kemukjizatan, ibnu
Sina membagi manusia kedalam empat kelompok: 
1. Mereka yang kecakapan teoretisnya telah mencapai tingkat
penyempurnaan yang sedemikian rupa sehingga mereka tidak lagi
membutuhkan guru sebangsa manusia, sedangkan kecakapan
praktisnya telah mencapai suatu puncak yang demikian rupa sehingga
berkat kecakapan imajinatif mereka  yang tajam mereka mengambil
bagian secara langsung pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa
masa kini dan akan datang.
2. Kemudian mereka memiliki kesempurnaan daya intuitif, tetapi tidak
mempunyai daya imajinatif.
3. Lalu orang yang daya teoretisnya sempurna tetapi tidak praktis.
4. Terakhir adalah orang yang mengungguli sesamanya hanya dalam
ketajaman daya praktis mereka.
Hampir semua umat manusia mempercayai adanya
Tuhan yang mengatur alam raya ini. Karena itu, penting
untuk memahami hakikat Tuhan dalam istilah al-
Rububiyah. Islam mencoba menampilkan dan
menggambarkan kepada manusia tentang ajaran
keseluruhan watak Tuhan yang memungkinkan bahasa
manusia memahaminya. Islam adalah agama
penghambaan kepada Allah SWT. sebagai realitas
tertinggi dan asal muasal seluruh realitas. Kata Rabb
dalam Al-Qur’an memiliki tiga unsur makna yaitu: Yang
Menciptakan, Yang Memiliki, dan Yang Mengatur.
Maksudnya Rabb adalah menciptakan, memiliki, dan
mengatur alam semesta ini. pengakuan manusia
terhadap eksistensi Tuhan telah melahirkan kesadran
bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali
Allah SWT
Dasar Memahami Tuhan Menurut Agama Islam
Hampir semua umat manusia mempercayai adanya Tuhan yang mengatur alam
raya ini. Karena itu, penting untuk memahami hakikat Tuhan dalam istilah al-
Rububiyah. Islam mencoba menampilkan dan menggambarkan kepada manusia
tentang ajaran keseluruhan watak Tuhan yang memungkinkan bahasa manusia
memahaminya. Islam adalah agama penghambaan kepada Allah SWT. sebagai
realitas tertinggi dan asal muasal seluruh realitas. Kata Rabb dalam Al-Qur’an
memiliki tiga unsur makna yaitu: Yang Menciptakan, Yang Memiliki, dan Yang
Mengatur. Maksudnya Rabb adalah menciptakan, memiliki, dan mengatur alam
semesta ini. pengakuan manusia terhadap eksistensi Tuhan telah melahirkan
kesadran bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah SWT.
Terdapat Dalil yang menjadi dasar umat Islam mengenai filsafat ketuhaan

14) ‫صاَل ةَ لِ ِذ ْك ِري‬ َّ ‫ِإنَّنِي َأنَا هَّللا ُ اَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل َأنَا فَا ْعبُ ْدنِي َوَأقِ ِم ال‬
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku. (QS. Thaha/20:14)
‫ قُ ْل ُه َو الَّهُ َأ َح ٌد‬.)1(
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
َّ ‫ الَّهُ ال‬.(2)
‫ص َم ُد‬
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
‫ لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد‬.(3)
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
‫ َولَ ْم يَ ُكنْ لَهُ ُكفُ ًوا َأ َح ٌد‬.(4)
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (Q.S.
Al-Ikhlas/2:225)
‫ض َم ْن َذا‬ ِ ْ‫ر‬‫َأْل‬‫ا‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫م‬‫و‬ ‫ت‬
ِ َ َ ِ َ َ ‫ا‬ ‫او‬ ‫م‬‫س‬َّ ‫ال‬ ‫ي‬ ِ‫هَّللا ُ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هُ َو ْال َح ُّي ْالقَيُّو ُم اَل تَْأ ُخ ُذهُ ِسنَةٌ َواَل نَوْ ٌم لَهُ َما ف‬
‫الَّ ِذي يَ ْشفَ ُع ِع ْن َدهُ ِإاَّل بِِإ ْذنِ ِه يَ ْعلَ ُم َما بَ ْينَ َأ ْي ِدي ِه ْم َو َما خَ ْلفَهُ ْم َواَل يُ ِحيطونَ بِ َش ْي ٍء ِم ْن ِعل ِم ِه ِإاَّل بِ َما‬
ْ ُ
)255( ‫ض َواَل يَُئو ُدهُ ِح ْفظُهُ َما َوهُ َو ْال َعلِ ُّي ْال َع ِظي ُم‬ َ ْ‫ت َواَأْلر‬ ِ ‫اوا‬َ ‫َشا َء َو ِس َع ُكرْ ِسيُّهُ ال َّس َم‬
”Allah tidak ada Ilah melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang
dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya Allah mengetahui
apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan
mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa
yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan
Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha
Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255)
 Dasar-dasar Memahami Tauhid :
Kaidah Pertama
Orang-orang kafir yang diperangi Rasulullah SAW. mereka meyakini
bahwa Allah sebagai Pencipta, Pemberi rizki, Yang menghidupkan,
Yang mematikan, Yang memberi manfaat, Yang memberi madzarat,
Yang mengatur segala urusan (tauhid rububiyah). Tetapi semuanya
itu tidak menyebabkan mereka sebagai muslim, Allah berfirman
dalam Q.S. Yunus:31.
“katakanlah: ‘Siapa yang memberi rizki kepadamu dari langit dan
bumi, atau siapa yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan
penglihatan, dan siapa yang mengeluarkan yang mati dari yang
hidup, dan siapa yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan
menjawab: ‘Allah’. Maka katakanlah: ‘Mengapa kamu tidak
bertakwa (kepada-Nya).” (Yunus: 31)
Kaidah Kedua
Mereka (musyrikin) berkata: “Kami tidak berdoa
kepada mereka (Nabi, orang-orang shalih, dll) kecuali
agar bisa mendekatkan kepada Allah dan mereka
nantinya akan memberi syafa’at. Maksud kami
kepada Allah dan mereka nantinya akan memberi
syafa’at dan mendekatkan diri kepada mereka.”
Dalil tentang mendekatkan diri yaitu firman Allah Q.
S. Az-Zumar ayat 3 yang artinya:
“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain
Allah (berkata): “Kami tidak menyembahmereka
melainkan supayamereka mendekatkan kami kepada
Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sesungguhnya Allah
akan memutuskan di antara mereka tentang apa
yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah
tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan
sangat ingkar.” (Az-Zumar: 3)
Kaidah Ketiga
Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam menerangkan kapada
manusia tentang macam-macam
sistem peribadatan yang dilakukan
oleh manusia. Diantara mereka ada
yang menyembah matahari dan
bulan, diantara mereka ada pula yang
menyembah orang-orang shaleh, para
malaikat, para wali, pepohonan, dan
bebatuan.
 Kaidah Keempat
Sesungguhnya kaum musyrik zaman kita labih parah
kesyirikannya dibanding musyrikin zaman dahulu, sebab
musyrikin zaman dahulu, mereka berdo'a secara ikhlas
kepada Allah ketika mereka ditimpa bahaya, akan tetapi
mereka berbuat syirik ketika mereka dalam keadaan
senang. Sedangkan orang-orang musyrik zaman sekarang,
mereka terus menerus melakukan perbuatan syirik, baik
dalam bahaya maupun ketika sedang senang, hal ini
sebagaimana diterangkan Allah dalam Al-Qur'an: "Maka
apabila mereka naik kapal mereka berdo'a kepada Allah
dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya, maka tatkala
Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba
mereka [kembali] mempersekutukan [Allah], agar mereka
mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada
mereka dan agar mereka (hidup) bersenang-senang
[dalam kekafiran]. Kelak mereka akan mengetahui [akibat
perbuatannya]." (Al-Ankabut: 65-66).
Tradisi perbincangan tentang tuhan ini dalam study keilmuan
islam biasanya dibahas dalam teologi. Didalam kajian teologi ini,
banyak tokoh intelektual mencoba memperbincangkan persoalan-
persoalan yang terkait dengan tuhan. Filsafat ketuhanan berurusan
dengan pembuktian kebenaran adanya tuhan yang didasarkan pada
penalaran manusia.
Beberapa tokoh protestan tahun 1960 menyatakan bahwa
tuhan sudah mati, “God Is Dead”. Pendapat tersebut juga
mencerminkan pengaruh Friedrich Nietzsche serta kesenangan
pemikir eksistensialis yang menekankan kekhawatiran dan putus asa
dan tertarik kepada konsep negasi dan ketiadaan (nothingness).
Dimata sementara agamawan, pandangan diatas tentu
dianggap naïf. Namun sesungguhnya jika kita gali lebih mendalam
masalah yang mereka diskusikan bukan berpusat kepada eksistensi
tuhan, tetapi masalah bahasa tentang tuhan. Sungguh naif jika
faham ini dituduh menyatakn bahwa tuhan telah mati itu
sebagaimana ungkapan kalimat berita, sebagaimana dalam berita
lelayu. Pemahaman proposional pada ajaran ini adalah mereka
mengkritik itu dengan bahasa puisi atau bahasa yang bersifat
motorik, bukan sebagaimana bahasa yang digunakan dalam berita.
KESIMPULAN

Pada kesimpulannya yang dibicarakan diatas mengenai


filsafat ketuhanan dimana Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran
tentang tuhan dengan pendekatan akal budi, maka yang dipakai
pendekatan yang disebut filosofis. Jadi filsafat ketuhanan adalah
pemikiran para manusia dengan pendekatan akal budi tentang
tuhan. Yang dipaparkan diatas ialah argument filosof muslim yakni
al-kindi dan Ibnu Sina tentang masalah ketuhanan.
Bagaimana menangkap tuhan dengan akal yang mana hal itu
dihimpun dalam argumen-argumen yang terdiri dari beberapa
kategori atau istilah, yakni: Dalil Al-Hudust (argumen kebaharuan),
Argumen Kemungkinan (Dalil Al-Imkan), Argumen Teologis (Dalil
Al-Inayah). dan bagaimana tanggapan tentang pernyataan bahwa
tuhan telah Mati.
Dalam pembahasan juga menawarkan tentang gagasan
musya asy’ari tentang tuhan. Yang dimana dia membaginya dalam
beberapa kategori yakni. Tuhan dan konsepsi, tuhan dalam
persepti, pengalaman spiritual dalam iman, Tuhan sebagai nafs
(ego) mutlak, hidup dalam tuhan dan sistem teologi tauhid.

Anda mungkin juga menyukai