Anda di halaman 1dari 19

‘Aqoid 50 dan Dalilnya

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Sahabat-sahabatku pembaca semua yang tercinta, khususnya teman-teman Remaja Masjid Asy-
syifa’ Kepuh YK, yang selalu mempunyai semangat untuk menambah pemahaman tentang Ilmu
Aqidah Islamiyyah. Mari lah kita sempatkan waktu sejenak untuk membaca dan memahami lagi
tentang ‘Aqoid 5o (20 sifat wajib,20 sifat mustahil,1 sifat jaiz bagi allah dan 4 sifat wajib,4
sifat mustahil,1 sifat jaiz bagi allah)

kali ini kami ingin berbagi ilmu yang tak kalah pentingnya dengan ilmu-ilmulain, karna ini juga
hal yang wajib diketahui oleh setiap muslim.

hukum bagi seorang muslim yang tdk mengetaui ‘Aqoid 50 tersebut adalah
>>hukumnya berdosa karena meninggalkan kewajiban. apakah batal aqidahnya atau ada
penafsilan hukum,??
>>jika tidak tahu dan meyakini sifat yang bertentangan dg sifat 50 itu, maka bisa batal
aqidahnya..
>>jika tidak tahu karena belum belajar (dan punya peluang belajar) maka berdosa.
>>orang yang berakal normal secara dhoruri (otomatis tanpa berpikir) akan membenarkan
semua sifat 50 itu, tidak harus tahu bahasa arabnya.

diterangkan bahwa ilmu aqoid sebagaimana diterangkan dalam kitab Bajuri dan Jam’ul
Jawami’sebagai:
‫العلم بالعقائد الدينية االعتقادية اليقينية المكتسب من ادلتها الشرعية‬

Pengetahuan yang terikat dalam masalah keyakinan keagamaan yang diambil dari dalil-dalil
syara’.
Adapun guna mempelajari ilmu aqoid adalah untuk membetulkan dan meneguhkan iman
manusia kepada Tuhan Allah Ta’ala. Iman yang benar akan mengesahkan segala amal ibadah
seperti shalat, puasa, zakat, haji dan lain-lannya. Dan surga menjadi pahala balasan di akhirat
nanti. Namun, jika iman seseorang tidak dalam posisi yang benar, maka semua amal itu akan
sia-sia. Dan di akhirat nanti neraka sebagai ganjarannya. Melihat posisi dan guna ilmu aqoid
yang begitu pentingnya, maka belajar ilmu aqoid hukumnya fardhu ain. Artinya wajib bagi
setiap orang yang berakal untuk mempelajarinya. Ilmu aqoid dinamakan demikian Ilmu aqoid
karena pengetahuan ini ber isikan satu bundelan (ikatan) mengenai sahnya iman dan Islam
yang jumlahnya 50 , yang terkenal dengan istilah aqoid seket. Dengan perincian 20 sifat wajib
bagi Allah, 20 sifat mustahil bagi Allah, 1 sifat jaiz bagi Allah, 4 sifat wajib bagi Rasul, 4
mustahil bagi Rasul dan 1 sifat jaiz bagi rosul. Semuanya itu terkandung di dalam kalimah La
Ilaha Illallah.

Ilmu aqoid juga disebut ilmu ushuluddin, yaitu ilmu mengenai pokoknya agama. Karena itu
barang siapapun orangnya beribadah siang malam, tetapi tidak memiliki pengetahuan ilmu ini,
maka ibadah itu dianggap tidak sah. Selain itu, ilmu ini juga disebut dengan ilmu kalam (ilmu
bicara), karena siapapun tidak akan dapat memahami ilmu aqoid ini secara benar, apabila
belum dibicarakan dengan panjang lebar dan penuh perhatian. Bahkan perlu digaris bawahi
bahwa memahami ilmu aqoid ini tidak cukup dengan membaca buku saja tetapi harus melalui
seorang guru (digurukan). Demikian diterangkan oleh KH. Abdul Wahab Chasbullah dalam
Majalah Oetusan Nahdlatul Oelama. Adapun mengenai medan pembahasan ilmu aqoid akan
diterangkan menyusul. Penulisan kembali ini tentunya disertai perubahan edjaan dan gaya
bahasa yang berlaku sekarang untuk mempermudah pemahaman.
Wajib bagi orang mukallaf (orang yang terbebani hukum Syariat) mengetahui sifat-sifat Allah
Ta’ala sifat :
1.wajib yaitu tidak tergambar atau terfikirkan dalam akal seseorang tidak adanya sifat wajib
itu,
2.sifat mustahil bagi Allah yaitu tidak tergambar atau terfikirkan dalam akal seseorang adanya
sifat mustahil itu.
3.dan sifat jaiz yaitu dibenarkan dalam akal seseorang adanya dan tidak adanya sifat Allh
tersebut. Begitu pula wajib bagi seorang mukallaf mengetahui hal yang serupa sifat yang ada
pada para Rosul Alaihi Sholatu Wassalam.

SIFAT WAJIB BAGI ALLAH :

1. SIFAT WUJUD (ada)


pengertiannya tetapnya sesuatu dan pasti adanya, sifat wujud ini wajib bagi Allah Ta’ala
Dzatnya bukan Illat (Pengaruh Luar) maksudnya bahwa selain Allah (Makhluk) tidak dapat
mempengaruhi adanya Allah. Adapun sifat wujud tanpa Dzat itu terjadi seperti keberadaan
kita yaitu melalui perbuatan Allah Ta’ala. Adapun bukti adanya Allah yaitu adanya makhluk ini,
jika Allah SWT tidak ada, maka tidak akan ada satu makhlukpun. Hendaklah meyakini bahwa
Allah itu ada, dan keberadaanNya DzatNya itu ada dengan sendirinya tanpa memerlukan
wasilah atau perantara Dan meyakini bahwa keberadaanNya itu wajib adanya, tidak mungkin
Dia pernah tiada
Allah Ta’ala berfirman:
َّ ‫إِ َّننِي أَ َنا هَّللا ُ اَل إله إِاَّل أَ َنا َفاعْ ب ُْدنِي َوأَق ِِم ال‬
‫صاَل َة لِذ ِْك ِري‬
INNANI ANALLAHU LAILAHA ILLA ANA FA’BUDNII WA AQIMISH SHOLATA LIDZIKRII
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah sholat untuk mengingatku”. (QS. Thaha : 14)
dan juga dalam firman Allah Ta’ala;
َ
ِ ‫ت َواأْل رْ ضَ َومَا َب ْي َن ُهمَا إِاَّل ِب ْالحَ ِّق َوأَجَ ٍل مُسَ ًّمى َۗوإِنَّ َكثِيرً ا مِنَ ال َّن‬
َ‫اس ِبلِ َقا ِء رَ ب ِِّه ْم َل َكافِرُون‬ َ ‫أَ َولَ ْم َي َت َف َّكرُوا فِي أَ ْنفُسِ ِه ْم ۗمَا َخلَقَ هَّلَّلا ُ ال َّسم‬
ِ ‫َاوا‬
AWWALAM YATAFAKKARU FII ANFUSIHIM MAA KHOLAQOLLAHUS SAMAWATI WAL ARDHO WAMAA
BAYNAHUMAA ILLA BILKHAQQI WA AJALIM MUSAMMA WA INNA KATSIROM MINAN NASI BILIQOO I
ROBBIHIM LAKAA FIRUUN
“Tidaklah mereka memikirkan tentang kejadian diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan
bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan kebenaran dan waktu yang
ditetapkan. Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan
pertemuan dengan Tuhannya”. (QS. Ar Rum :8)

Ada seorang badui ditanya tentang bukti adanya Allah. Dia menjawab : kotoran unta itu
menunjukkan adanya unta dan kotoran hewan (teletong : jawa) menunjukkan adanya hewan
keledai dan bekas kaki itu menunjukkan adanya orang yang berjalan, maka langit itu
mempunyai bintang dan bumi mempunyai jalan yang terbentang dan laut mempunyai ombak
yang bergelombang, apakah semua itu tidak menunjukkan atas adanya pencipta yang bijak,
lagi Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui?.

2.SIFAT QIDAM (dahulu)


adalah tidak ada permulaan pada wujudnya Allah Ta’ala maksudnya bahwa Allah Ta’ala tidak
mempunyai permulaannya karena Alloh Dzat yang agung, pencipta alam semesta dan pencipta
makhluk yang ada, maka sudah pasti Allah yang mendahuluinya. Hendaklah kita meyakini
bahwasanya Allah itu Maha Dahulu adaNya,yakni Allah itu ada sebelum adanya sesuatu
selainNya,dan bahwasanya Dia tidak terikat waktu dan keberadaanNya tanpa awal

Allah Ta’ala berfirman:

َّ ‫ه َُو اأْل َ َّول ُ َواآْل ِخ ُر َو‬


َ ِّ ‫الظا ِه ُر َوا ْل َباطِ نُ َۖوه َُو ِب ُكل‬
‫ش ْيءٍ َعلِيم‬
HUWAL AWALU WAL AKHIRU WADHOHIRU WAL BATHINU WAHUWA BIKULLI SYAY IN’ALIMI
“Dialah Allh yang Awal, yang Akhir,yang Dhohir dan yang Bathin dan dia maha mengetahui
segala sesuatu”. (QS. Ql Hadid : 3)

3.SIFAT BAQA'(kekal)
adalah tidak ada pengakhiran pada wujudnya Allah bahwa Allah Ta’ala senantiasa ada tanpa
ada ujung dan senantiasa kekal tanpa ada akhirannya. Hendaklah meyakini bahwasanya Allah
itu Dzat yg kekal abadi dan kekekalanNya tersebut tanpa batas akhir . Dan hendaklah meyakini
bahwasanya Dia tidak pernah berubah sama sekali serta Dia tidak pernah bersifat tiada pada
waktu tertentu(kekekalanNya tidak terikat ruang dan waktu)

Allah Ta’ala berfirman:


‫ان َو َي ْب َق ِّي َو ْج ُه َر ِّب َك ُذو ا ْل َجاَل ِل َواإْل ِ ْك َر ِام‬
ٍ ‫ُكل ُّ مَنْ َعلَ ْي َها َف‬
KULLU MAN’ALAIHA FAAN WAYABQO WAJHU ROBBIKA DZULJALALI WAL IKROM
“Semua yang ada dibumi ini akan binasa dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai
keagungan dan kemuliaan”. (QS. Ar Rohman : 26-27).

Allah Ta’ala berfirman :


َ‫ك إِاَّل َوجْ َه ُه لَ ُه ْالح ُْك ُم َوإِ َل ْي ِه ُترْ جَ عُون‬
ٌ ِ‫ُك ُّل َشيْ ٍء هَال‬
KULLU SYAI IN HAALIKA ILLA WAJHAHU LAHUL KHUKMU WA ILAIHI TURJA’UN
“Setiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah. BagiNya sesuatu itu ditentukan dan padaNya pula
kamu semua kembali”. (QS. Al Qoshos :88)

4.SIFAT MUKHOLAFATUHU LILKHAWADITSI (Berbeda dengan segala hal yg baru / makhluk)


adalah tidak ada makhluk yang menyamai/menyerupainya Allah SWT.
Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah tidak menyerupai sesuatu pun, baik DzatNya,
sifatNya maupun perbuatanNya
yakinilah bahwasanya Dzat Allah itu tidaklah sama dengan makhluk ciptaanNya, berupa wajah
misalnya. Segala hal yang kita lihat atau bayangkan dalam hati maka Allah tidaklah seperti
bayangan tersebut .

Allah Ta’ala berfirman:


‫لَ ْيسَ َكم ِْثلِ ِه َشيْ ٌء َۖوه َُو ال َّسمِي ُع ْالبَصِ ي ُر‬
LAISA KAMITSLIHI SYAI’UN WAHUWAS SAMII’UL BASHIIR
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat”. (QS. As Syuro ; 11).

Allah Ta’ala berfirman:


‫َولَ ْم َي ُكنْ لَ ُه ُك ُف ًوا أَحَ ٌد‬

WALAM YAKULLAHU KUFUWAN AKHAD


“Tidak ada seorangpun yang setara dengannya”. (QS. Al Ikhlas:4)

yakini juga bahwa sifat Allah itu berbeda dengan makhluqnya.. Sifat ‘ilmu (pengetahuan) kita
tidak sama dengan pengetahuan Allah, Qudrah (Kekuasaan) kita tidak sama dengan kekuasaan
Allah, Iradah (kehendak) kita tidak sama dengan kehendak Allah, Hayah (sifat hidup) kita tidak
sama dengan sifat hidupnya Allah, sifat mendengar (Sama’) kita tidak sama dengan sifat
mendengar Allah, Bashar (sifat melihat) kita tidak sama dengan pendengaran Allah dan Kalam
(sifat berbicara) kita tidak sama dengan sifat kalam Allah

Hendaklah kita juga meyakini bahwasanya perbuatan Allah Subhanahu Wata’ala tidak serupa
dengan perbuatan makhluqNya, karena Dia dalam berbuat sesuatu tidak membutuhkan
perantara maupun alat
Firman Allah dalam surat yasin Ayat 82 : Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki
sesuatu hanyalah berkata kepadanya:”Jadilah!”maka terjadilah ia.

Dan hendaklah meyakini, bahwasanya Allah menciptakan sesuatu tidak berarti karena Dia
membutuhkannya. Juga kita harus meyakini bahwa Dia tidak menciptakan sesuatu dengan sia-
sia atau tanpa guna, karena Dia bersifat Maha Bijaksana.

5.SIFAT QIYAMUHU BINAFSIHI (Mandiri dan tidak membutuhkan yg lain)


adalah bahwa Allah tidak butuh pada tempat yang menetap padanya atau tempat yang
ditempatinya atau pencipta yang mewujudkannya. Tetapi Dia Maha Kaya [tidak butuh] dari
segala sesuatu selainnya (makhluk). Dan sesungguhnya segala sesuatu lah yang membutuhkan
Allah Subhaanahu Wata’ala

Allah Ta’ala berfirman:


ُ ‫ت ْالوُ جُوهُ ل ِْلحَ يِّ ْال َقيُّوم َۖو َق ْد َخابَ َمنْ حَ َم َل‬
‫ظ ْلمًا‬ ِ ‫َوعَ َن‬
ِ
W’ANATIL WUJUHU LILKHAYYIL QOYYUMI WAQOD KHOBA MAN KHAMALA DHULMAN
“Dan tunduklah semua muka(dengan merendah diri) kepada tuhan yang hidup kekal lagi
senantiasa mengurus (makhluknya),dan sesungguhnya tlah rugilah orang yg melakukan
kedholiman”. (QS. Thoha : 111 ).
Dan Allah Ta’ala juga berfirman:
‫يَا أَ ُّيهَا ال َّناسُ أَ ْن ُت ُم ْالفُ َقرَ ا ُء إِلَى هللا َوهللا ه َُو ْالغَ نِيُّ ْالحَ مِي ُد‬
YA AYYUHAN NASU ANTUMUL FUQORO U WALLAHU HUWAL GHONIYYUL KHAMIID
Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS. Faathir : 15).

Dan Allah Ta’ala berfirman:


َ‫َو َمنْ جَ اهَدَ َفإِ َّنمَا يُجَ ا ِه ُد لِ َن ْفسِ ِه إِنَّ هَّلَّلا َ لَغَ نِيٌّ عَ ِن ْالعَ الَمِين‬
WAMAN JAAHADA FA INNAMAAM YUJA DIDU LINAFSIHI INNALLAHA LAGHOOIYYUN’ANIL’ALAMIIN
Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
(QS. Al Ankabut : 6)

6.SIFAT WAHDANIYAH (maha esa)


adalah tidak terhitung dalam Dzatnya, sifatnya, dan perbuatannya. Dan pengertian Esa Dzat
AllAh itu tidak tersusun dari bagian-bagian dan Dia tidak bersekutu dalam
kerajaanNya.Pengertian Esa sifatnya adalah bahwa tidak satupun (makhluk) bersifat seperti
sifatnya Allah. Dan pengertian Esa dalam perbuatan adalah bahwa tidak satupun (makhluk)
berbuat seperti perbuatan Allah Ta’ala. Maka Allah adalah pencipta segala sesuatu dan
pembuat segala sesuatu. Maka Allah Ta’ala berdiri sendiri (independen) dalam penciptaanya
dan pembuatannya (sesuatu yang baru). Hendaklah kita yakini bahwasanya Allah itu Satu dan
tidak memiliki teman atau sekutu. Tidak ada yg menyamai maupun menyerupaiNya Tiada
lawan yg sebanding maupun penggantiNya

Allah Ta’ala berfirman:


ِ ‫لَ ْو أَرَ ادَ هللا أَنْ َي َّتخ َِذ َولَ ًدا اَل صْ َطفَ ِممَّا ي َْخلُ ُق مَا َي َشا ُء ُس ْبحَ ا َن ُه ه َُو هللا ْال َوا‬
‫ح ُد ْال َقهَّا ُر‬
LAW AROODALLAHU AYYAT TAKHIDZA WALADAL LASH TOFA MIMMAA YAKHLUQU MAA
YASAAA’,SUBKHANAHU HUWALLAHUL WAKHIDUL QOHHAAAR
Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-
Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Maha Suci Allah. Dia-lah Allah Yang
Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (QS. Az Zumar : 4 )

dan Allah Ta’ala berfirman:


WA ILA HUKUM ILAHUW WAKHID LAILAHA ILLA HUWAR ROKHMANUR ROKHIM
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. Al Baqoroh : 163).

Dan Alloh ta’ala berfirman:


QUL HUWALLAHU AHAD
“Katakanlah bahwa Allah itu Esa”(QS. Al Ikhlas :1).

Dan Allah Ta’ala berfirman:


َ‫ض ۚ ُس ْبحَ انَ هَّللا ِ عَ مَّا يَصِ فُون‬ ُ ْ‫مَا ا َّت َخ َذ هَّللا ُ مِنْ َولَ ٍد َومَا َكانَ مَعَ ُه مِنْ إِ ٰلَ ٍه ۚإِ ًذا لَ َذهَبَ ُك ُّل إِ ٰلَ ٍه ِبمَا َخلَقَ َولَعَ اَل َبع‬
ٍ ْ‫ض ُه ْم عَ لَ ٰى َبع‬
MAT TAKHODZALLAHU MIN WALADIN WAMAA KAANA MA’AHU MIN ILAHIN IDZAL LADZAHABA
KULLU ILAHIN BIMAA KHOLAQO WALA’ALAA BA’DLUHUM’ALAA B’DLIN SUBKHAANALLAHU’AMMAA
YUSHIFUUN

Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-
Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang
diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha
Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu, (QS. Al Mukminun : 91).

7.SIFAT QUDROH (berkuasa)


adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala dalam menciptakan (sesuatu) dan
meniadakan (sesuatu). Hendaklah kita meyakini bahwa Allah itu memiliki sifat Maha Kuasa dan
bahwasanya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Allah Ta’ala berfirman:

Artinya: “Sesungguhnya Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu”(QS. An Nur :45 )

dan Allah Ta’ala berfirman:


“Tidak ada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik dilangit maupun dibumi.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”(QS. Faathir : 44)

8.SIFAT IRODAH (berkehendak)


adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala. Sifat Irodah ini khusus terjadi pada
hal-hal yang bisa terjadi pada setiap sesuatu yang boleh terjadi. Dengan demikian Alloh SWT
mengatur alam semesta ini menurut keinginan, kehendak dan ketentuan- ketentuanNya. Maka
Alloh Ta’ala menjadikan sesuatu ini panjang, pendek,baik dan buruk, alim atau bodoh pada
tempat ini dan lainnya.

Allah Ta’ala berfirman:


ُ‫إِ َّنمَا َق ْولُ َنا لِ َشيْ ٍء إِ َذا أَرَ ْد َناهُ أَنْ َنقُو َل لَ ُه ُكنْ َف َي ُكون‬
INNAMA QOWLUNAA LISYAI IN IDZA ARODNAAHU AN NAQUULA LAHU KUN FAYAKUUN
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya
mengatakan kepadanya:”Kun (jadilah)”, maka jadilah ia. (QS. An Nahl ; 40).

Allah Ta’ala berfirman:


َ‫خيَرَ ةُ ۚ ُس ْبحَ انَ هَّللا ِ َو َتعَ الَ ٰى عَ مَّا ُي ْش ِر ُكون‬
ِ ‫َورَ بُّكَ ي َْخلُ ُق مَا َي َشا ُء َوي َْخ َتا ُر ۗمَا َكانَ لَ ُه ُم ْال‬
WAROB BUKA YAKHLUQU MAA YASYAAU WAYAKHTAARU MAA KAANA LAHUMUL KHIYAROTU
SUBKHAANALLAHI WATA’ALA’AMMA YUSYRIKUN
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih-Nya. Sekali-kali tidak ada
pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan
(dengan Dia). (QS. Al Qashas : 68).

Allah Ta’ala berfirman:


‫قُ ِل اللَّ ُه َّم مَالِكَ ْالم ُْلكِ ُت ْؤتِي ْالم ُْلكَ َمنْ َت َشا ُء َو َت ْن ِز ُع ْالم ُْلكَ ِممَّنْ َت َشا ُء َو ُتع ُِّز َمنْ َت َشا ُء َو ُت ِذ ُّل َمنْ َت َشا ُء ِۖب َيدِكَ ْال َخ ْي ُر ۖإِ َّنكَ عَ لَ ٰى ُك ِّل َشيْ ٍء َقدِي ٌر‬
QULILLAHUMMA MALIKAL MULKI TU’TIL MULKA MAN TASYAAA’U WATANZI’UL MULKA MIMMAN
TASYAA’U WATU’AZ ZIMAN TASYAA’U WATUDZIL LUMAN TASYAA’U BIYADIKAL KHOIRU
INNAKA’ALA KULLI SYAI IN QODIIR.
Katakanlah:”Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang
yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau
muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di
tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS.
Ali Imran : 26).

Allah Ta’ala berfirman:


“Kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia
memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-
anak laki-laki kepada siapa yang dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-
laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS. Asy Syuura : 94 – 50)

9.SIFAT ILMU (mengetahui)


adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala dalam mengetahui segala sesuatu.
kita harus meyakini bahwasanya Allah itu memiliki sifat Maha Berpengetahuan dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu Mengetahui segala hal,baik yang tampak maupun yg tidak . Dia
mengetahui jumlah pasir,tetes air hujan maupun daun pepohonan. Dia Mengetahui hal yg
rahasia maupun yg jelas . Tidak ada yg bisa bersembunyi dari Nya . Dan hendaklah kita
meyakini bahwasanya pengetahuan Allah itu tidak membutuhkan usaha meraihnya, namun
pengetahuan Allah akan segala sesuatu itu telah ada sejak zaman azali sebelum sesuatu itu
ada.

Allah Ta’ala berfirman:


‫ض ۖمَا َي ُكونُ مِنْ َنجْ َو ٰى ثَاَل َث ٍة إِاَّل ه َُو رَ ِاب ُع ُه ْم َواَل َخمْ سَ ٍة إِاَّل ه َُو سَ ا ِد ُس ُه ْم َواَل أَ ْد َن ٰى مِنْ ٰ َذلِكَ َواَل‬ ِ ْ‫ت َومَا فِي اأْل َر‬ َ ‫أَلَ ْم َترَ أَنَّ هَّللا َ َيعْ لَ ُم مَا فِي ال َّسم‬
ِ ‫َاوا‬
‫م أَ ْينَ مَا َكا ُنوا ُۖث َّم ُي َن ِّب ُئ ُه ْم ِبمَا عَ مِلُوا ي َْو َم ْال ِقيَا َم ِة ۚإِنَّ هَّللا َ ِب ُك ِّل َشيْ ٍء عَ لِي ٌم‬Pْ ‫أَ ْك َثرَ إِاَّل ه َُو مَعَ ُه‬
ALAM TARO ANNALLAHA YA’LAMU MAA FIS SAMAAWAATI WAL ARDHI MAA YAKUUNU MIN NAJWA
TSALATSATIN ILLA HUWA ROBBUHUM WALAA KHOMSATIN ILLA HUWA SAADISUHUM WALAA ADNA
MIN DZALIKA WALAA AKTSARO ILLA HUWA MA’AHUM AINAMA KANUU TSUMMA YUNAB BI UHUM
BIMAA’AMILUU YAUMAL QIYAMATI INNALLAHA BIKULLI SYAI IN’ALIM
Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang melainkan Dialah yang
keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya.
Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak,
melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan
memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Mujadilah : 7)

dan Allah Ta’ala berfirman,


َ َ‫ض م ِْثلَهُنَّ َي َت َن َّز ُل اأْل َمْ ُر َب ْي َنهُنَّ لِ َتعْ لَمُوا أَنَّ هَّلَّلا َ عَ لَ ٰى ُك ِّل َشيْ ٍء َقدِي ٌر َوأَنَّ هَّلَّلا َ َق ْد أَح‬
‫اط ِب ُك ِّل َشيْ ٍء عِ ْلمًا‬ ِ ْ‫ت َومِنَ اأْل َر‬ َ ‫هَّلَّلا ُ الَّذِي َخلَقَ سَ ْبعَ سَ م‬
ٍ ‫َاوا‬
ALLAHUL LADZII KHOLAQO SAB’A SAMAAWAATI WAMINAL ARDHI MITSLAHUNNA YATANAZZALUL
AMRU BAINA HUNNA LITA’LAMUU ANNALLAHA’ALAA KULLI SYAI IN QODIR.,WA ANNALLAHA QOD
AKHAATO BIKULLI SYAI IN’ILMAA
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS. Ath- Thalaq : 12)

dan Allah Ta’ala berfirman:


‫س‬
ٍ ‫َاب‬ِ ‫ب َواَل ي‬ ِ ْ‫ت اأْل َر‬
ٍ ‫ض َواَل رَ ْط‬ ُ ‫ط مِنْ َورَ َق ٍة إِاَّل َيعْ لَ ُمهَا َواَل حَ َّب ٍة فِي‬
ِ ‫ظلُمَا‬ ُ ُ‫ب اَل َيعْ لَ ُمهَا إِاَّل ه َُو َۚو َيعْ لَ ُم مَا فِي ْالبَرِّ َو ْال َبحْ ر َۚومَا َتسْ ق‬
ِ ِ ‫َوعِ ْندَ هُ َم َفا ِت ُح ْالغَ ْي‬
‫ين‬
ٍ ‫ب م ُِب‬ٍ ‫إِاَّل فِي ِك َتا‬
WA’INDAHU MAFAATIKHUL GHOIBI LAA YA’LAMUHA ILLA HUWA WA YA’LAMU MAA FIL BARRI WAL
BAKHRI WAMAA TASQUTHU MIN WAROQOTIN ILLA YA’LAMUHA WALAA KHABBATIN FI
DHULUMAATIL ARDHI WALAA ROTHBIN WALLA YAA BISIN ILLA FII KITABIM MUBIINA
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia
sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang
gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan
bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata
(Lauh Mahfuzh). (QS. Al An’am : 59 ).

Allah Ta’ala berfirman,”Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui
apa yang dibisikkan oleh hatinya dan kami lebih dekat dari pada urat lehernya”(QS. Qaaf : 16)

10.SIFAT HAYAT (Hidup)


adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala. Sifat berkuasa, berkehendak, ilmu,
mendengar, melihat dan berbicara. Maka jika Allah itu tidak hidup,maka sifat- sifat tersebut
tidak akan tetap (ada). Hendaklah juga kita meyakini bahwasanya Allah Subhaanahu Wata’ala
Maha Hidup dan bahwa kehidupan Allah tidak seperti hidup kita Karena sesungguhnya
kehidupan kita membutuhkan perantara seperti mengalirnya darah dan nafas sedangkan
kehidupan Allah tanpa memerlukan apapun . Kehidupan Allah itu bersifat dahulu (Qodim),kekal
(Baqo’) dan kehidupanNya tiada pernah hilang maupun berubah sama sekali.

Allah Ta’ala berfirman,


ِ ‫ُوت َوسَ بِّحْ ِبحَ مْ ِد ِه َۚو َك َف ٰى ِب ِه ِب ُذ ُنو‬
‫ب عِ بَا ِد ِه َخ ِبيرً ا‬ ُ ‫َو َت َو َّك ْل عَ لَى ْالحَ يِّ الَّذِي اَل َيم‬
WATAWAKKAL’ALAL KHAYYIL LADZI LAYAMUUTU WASABBIKH BIKHAMDIHI WAKAFA BIHI
BIDZUNUUBI’IBAADIHI KHOBIIRO
Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan
memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa Maha Mengetahui dosa- dosa hamba-
hamba-Nya, (QS. Al- Furqon : 58 )

11.SIFAT SAMA'(mendengar)
Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah itu bersifat Maha Mendengar dan sesungguhnya
Allah mendengar segala sesuatu baik nampak atau pun yg tersembunyi . Namun, pendengaran
Allah Subhanaahu Wata’ala tidak seperti pendengaran kita , karena pendengaran kita sebagai
makhluk memerlukan alat perantara berupa telinga sedangkan pendengaran Allah tanpa
memerlukan perantara apapun.

12.SIFAT BASHOR (Melihat)


Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah itu bersifat Maha Melihat,dan Dia Maha Melihat atas
segala sesuatu. Dia Maha Melihat hingga semut hitam kecil berjalan di malam gelap gulita
sekalipun, bahkan yg lebih kecil dari itu (atom) . Tidak ada yg dapat bersembunyi dari
penglihatan Allah, baik yg ada di bumi maupun di luarnya, baik yg ada di langit maupun di
luarnya. Namun, penglihatan Allah berbeda dengan kita sebagai makhluk. Sesungguhnya
penglihatan kita membutuhkan perantara yakni mata,sedangkan penglihatan Allah tanpa
membutuhkan alat perantara.

sifat sama’dan bashor keduanya adalah sifat yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala yang dapat
menyingkap (membuka) sesuatu yang ada. Maka Alloh Ta’ala Maha Mendengar segala sesuatu
hingga mampu mendengar jalannya semut dipadang pasir yang hitam dimalam yang gelap dan
Maha Melihat segala sesuatu yang tampak secara keseluruhan yang meliputi segala yang
tampak (dapat ditemukan).

Allah Ta’ala berfirman,


‫جهَا َو َت ْش َتكِي إِلَى هَّللا ِ َوهَّللا ُ َيسْ َم ُع َتحَ اوُ رَ ُكمَا ۚإِنَّ هَّللا َ سَ مِي ٌع بَصِ ي ٌر‬
ِ ‫َق ْد سَ مِعَ هَّللا ُ َق ْو َل الَّتِي ُتجَ ادِلُكَ فِي َز ْو‬
QOD SAMI’ALLAHU QOWLAL LATII TUJAA DILUKA FII ZAUJIHA WATASTAKII ILALLAHI WALLAHU
YASMA’U TAHA WIROKUMAA INNALLAHA SAMI’UM BASHIR
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu
tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab
antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al Mujadilah
: 1)

Allah berfirman,
ْ ‫ُط عَ لَ ْي َنا أَ ْو أَنْ ي‬
P‫َطغَ ٰى َقا َل اَل َت َخا َفا ۖإِ َّننِي مَعَ ُك َما‬ َ ‫ْاذ َهبَا إِلَ ٰى فِرْ عَ ْونَ إِ َّن ُه َطغَ ٰى َفقُواَل لَ ُه َق ْواًل لَ ِّي ًنا لَعَ لَّ ُه َي َت َذ َّك ُر أَ ْو ي َْخ َش ٰى َقااَل رَ َّب َنا إِ َّن َنا َن َخافُ أَنْ َي ْفر‬
‫أَسْ َم ُع َوأَرَ ٰى‬
IDZHABAA ILA FIR’AWNA INNAHU THOGHO,FAQUULAA LAHU QOWLAL LAYYINAL LA’ALLAHU
YATADZAK KARU AW YAHSYA.,QOLAA ROBBANA INNANA NAKHOFU AYYAFRUTHO’ALAINAA AW
AYYADH GHO,QOLA LAA TAKHOFAA INNANII MA’AKUMAA ASMA’U WA ARO
Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan
ia ingat atau takut.”Berkatalah mereka berdua:”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir
bahwa ia segera menyiksa segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas Allah
berfirman:”Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku
mendengar dan melihat (QS. Thaha : 43-46).

13.SIFAT KALAM (berbicara)


kalam adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala bukan berupa huruf atau bukan
berupa suara yang menunjukkan pada seluruh maklumat. Hendaklah kita meyakini bahwa Allah
itu bersifat Maha Berbicara. Akan tetapi kalam Allah tidak sama dengan kita sebagai makhluk
Nya Sesungguhnya pembicaraan kita diciptakan dalam diri kita dan membutuhkan alat
perantara berupa mulut, lidah serta kedua bibir Sedangkan Kalam Allah tidak seperti itu (tidak
butuh alat perantara)

Allah Ta’ala berfirman:


‫َو ُر ُساًل َق ْد َقصَ صْ َنا ُه ْم عَ لَ ْيكَ مِنْ َق ْب ُل َو ُر ُساًل لَ ْم َن ْقصُصْ ُه ْم عَ لَ ْيكَ َۚو َكلَّ َم هَّللا ُ مُوسَ ٰى َت ْكلِيمًا‬
WAROSULAN QOD QOSHOSHNAAHUM’ALAIKA MIN QOBLU WA ROSULAL LAM NAQSHUSH
HUM’ALAIKA WAKALLAMALLAHU MUSA TAKLIIMAA
Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan
Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (QS. An Nisa :164)

Dan Allah Ta’ala berfirman:


‫ب أَ ْو يُرْ سِ َل رَ سُواًل َفيُوحِيَ ِبإِ ْذ ِن ِه مَا َي َشا ُء ۚإِ َّن ُه عَ لِيٌّ حَ كِي ٌم‬
ٍ ‫َومَا َكانَ لِ َب َش ٍر أَنْ ُي َكلِّ َم ُه هَّلَّلا ُ إِاَّل َوحْ يًا أَ ْو مِنْ َورَ ا ِء حِجَ ا‬
WAMA KANA LIBASYARIN AYYUKAL LIMAHULLAHU ILLA WAKHYAN AW MIW WAROO’I KHIJABIN
AWYURSILU ROSULAN FAYUUKHIYA BI’IDZNIHI MAA YASYAA’U INNAHU’ALIYYUN KHAKIIM
Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan
perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat)
lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha
Tinggi lagi Maha Bijaksana. (QS. Asy-Syura : 51).

Dan jika Allah Ta’ala mempunyai sifat berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar,
melihat, dan berbicara maka secara otomatis Alloh Ta’ala mempunyai sifat-sifat berikut :
14.Kaunuhu qaadiran Keadaan-Nya yang berkuasa
15.Kaunuhu muriidan Keadaan-Nya yang berkehendak menentukan
16.Kaunuhu’aliman Keadaan-Nya yang mengetahui
17.Kaunuhu hayyan Keadaan-Nya yang hidup
18.Kaunuhu sami’an Keadaan-Nya yang mendengar
19.Kaunuhu bashiiran Keadaan-Nya yang melihat
20.Kaunuhu mutakalliman Keadaan-Nya yang berbicara

Sifat-sifat 20 di atas terbagi menjadi 4 yaitu :

(1).SIFAT NAFSIYAH :
Sifat Nafsiyyah adalah Sifat yang menetetapkan adanya Allah dan menunjukkan kepada ZatNya
Allah tanpa ada sesuatu tambahan pada Zat.
Maksud sifat yang tetap adalah : Adanya sifat tersebut pada Zat Allah yang menunjukkan Allah
itu ada, bukan seperti sifat salbiyah, sebab sifat salbiyyah tidak tetap pada Zat, tetapi hanya
menolak sifat-sifat yang tidak patut dan layak kepada ZatNya Allah s.w.t. Dan maksud tanpa
ada sesuatu tambahan pada Zat adalah : Sifat Nafsiyyah ini bukanlah tambahan pada Zat, Sifat
Nafsiyyah tidak seperti sifat Ma`ani yang mana sifat Ma`ani tambahan dari ZatNya.
Adapun sifat Nafsiyyah adalah sifat WujudNya Allah s.w.t, dengan maksud bahwa wujudnya
Allah itu adalah tetap pada ZatNya Allah dan bukan tambahan dari Zat Allah. Sifat nafsiyah itu
ada satu yaitu sifat wujud Maka wajib Allah bersifat Wujud,mustahil bersifat bahwa Allah tidak
ada

(2).SIFAT SALBIYAH :
Sifat Salabiyyah adalah sifat yang menolak segala sifat-sifat yang tidak layak dan patut bagi
Allah s.w.t, sebab Allah Maha sempurna dan tidak memiliki kekurangan.

Sifat salbiyah itu ada 5 yaitu :


1.Qidam
2.Baqa’
3.Mukholafatuhu Lilhawaditsi
4.Qiyamuhu binafsihi
5.Wahdaniyah.

(3).SIFAT MA’ANI :
Sifat Ma`ani adalah sifat yang keberadaannya berdiri pada Zat Allah s.w.t yang wajib baginya
hukum.

Sifat Ma’ani itu ada 7 yaitu :


1.sifat berkuasa
2.berkehendak
3.berilmu
4.hidup
5.mendengar
6.melihat
7.berbicara.

(4)SIFAT MA’NAWIYYAH
Sifat Ma`nawiyah adalah sifat- sifat yang melazimi dari sifat Ma`ani, dengan kata lain sifat
Ma`nawiyah adalah sifat yang wujud disebabkan adanya sifat Ma`ani, seperti Allah memiliki
sifat kuasa, maka lazimlah Allah itu keadaannya Kuasa.

Sifat Ma`nawiyah terdiri dari tujuh sifat :


1.Kaunuhu Qaadiran
2.Kaunuhu Muridan
3.Kaunuhu `Aliman
4.Kaunuhu Hayyan
5.kaunuhu Sami`an
6.Kaunuhu Bashiran
7.kaunuhu Mutakalliman.

Adapun hikmah menyebut sifat- sifat Ma’nawiyah yang terkandung dalam sifat ma’ani tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Aqidah diterangkan dengan cara terperinci,karena pemikiran bodoh dalam masalah aqidah
adalah masalah benar.
2. Mengcounter (menjawab) orang-orang mu’tazilah yang mengingkari sifat-sifat ma’nawiyah.

Mereka berpendapat bahwa Allah Ta’ala Maha berkuasa dengan Dzatnya,berkehendak dengan
Dzatnya tanpa ada kekuasaan,dan kehendak dan sifat-sifat lainnya. Mereka bermaksud
mengingkari sifat-sifat itu untuk mensucikan Alloh Ta’ala.

Mereka berpendapat : Kami mensifati Allah Ta’ala dengan sifat-sifat itu baik sifat itu hadits
(baru) atau sifat-sifat itu qodim. Jika sifat-sifat itu hadits maka sifat-sifat itu menempati Allah
Ta’ala. Atau jika sifat-sifat itu Qodim maka sifat-sifat qodim itu berbilang (banyak) maka hal
itu mentiadakan sifat wahdaniyah (Esa).

Dan menjawab hal itu kami berpendapat : Sesungguhnya sifat-sifat tersebut tidak berdiri
sendiri dari DzatNya,hanya saja sifat-sifat itu mengikuti DzatNya yaitu sifat- sifat yang ada itu
menempati DzatNya.

SIFAT JAIZ BAGI ALLAH SWT

Sifat Jaiz bagi Allah Ta’ala adalah boleh bagi Allah mengerjakan atau meninggalkan sesuatu,
maka wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa Alloh Ta’ala boleh menciptakan dan
memilih hambaNya menurut kehendaknya,dan tidak sesuatupun (makhluknya) yang
mewajibkan Allah. Karena Allah adalah pengatur secara mutlak,tidak ada seorangpun memilih
bersamaNya karena seluruh urusan (hal) itu berada ditanganNya baik perkara baik atau buruk.
Maka Dialah (Allah) yang memberi,mencegah,memuliakan,menghinakan,memberi
manfaat,memberi madhorot,mengampuni,menyiksa,menetapkan (hukum) dan memberi sangsi
dan begitu seterusnya.

Allah Ta’ala berfirman,


َ‫خيَرَ ةُ ۚ ُس ْبحَ انَ هَّللا ِ َو َتعَ الَ ٰى عَ مَّا ُي ْش ِر ُكون‬
ِ ‫َورَ بُّكَ ي َْخلُ ُق مَا َي َشا ُء َوي َْخ َتا ُر ۗمَا َكانَ لَ ُه ُم ْال‬
WAROB BUKA YAKHLUQU MAA YASYAAU WAYAKHTAARU MAA KAANA LAHUMUL KHIYAROTU
SUBKHAANALLAHI WATA’ALA’AMMA YUSYRIKUN
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih-Nya. Sekali-kali tidak ada
pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan
(dengan Dia). (QS. Al Qashas : 68).

Allah Ta’ala berfirman,


‫قُ ِل اللَّ ُه َّم مَالِكَ ْالم ُْلكِ ُت ْؤتِي ْالم ُْلكَ َمنْ َت َشا ُء َو َت ْن ِز ُع ْالم ُْلكَ ِممَّنْ َت َشا ُء َو ُتع ُِّز َمنْ َت َشا ُء َو ُت ِذ ُّل َمنْ َت َشا ُء ِۖب َيدِكَ ْال َخ ْي ُر ۖإِ َّنكَ عَ لَ ٰى ُك ِّل َشيْ ٍء َقدِي ٌر‬
QULILLAHUMMA MALIKAL MULKI TU’TIL MULKA MAN TASYAAA’U WATANZI’UL MULKA MIMMAN
TASYAA’U WATU’AZ ZIMAN TASYAA’U WATUDZIL LUMAN TASYAA’U BIYADIKAL KHOIRU
INNAKA’ALA KULLI SYAI IN QODIIR.
Katakanlah:”Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang
yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau
muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di
tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS.
Ali Imran : 26).

“Kepunyaan Allahlah segala apa yang ada dilangit dan apa yang ada didalam hatimu atau kamu
menyembunyikannya niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu atas perbuatanmu
itu. Maka Allah akan mengampuni siapa yang dikehendakiNya dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu”(QS. Al Baqarah : 284)

SIFAT WAJIB,MUSTAHIL DAN SIFAT JAIZ BAGI NABI DAN ROSUL

Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa Alloh Ta’ala mempunyai para Nabi yang diutus.
Sebagaimana para malaikat, yang selalu patuh kepada perintah Allah, dan tidak pernah
sekalipun melanggar larangan Allah, maka para nabi dan rasul Allah juga demikian. Mereka
adalah orang- orang yang dijaga Allah dari perbuatan yang dapat mendatangkan dosa. Para
nabi dan Rasul adalah orang yang selalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangannya. Allah telah menjaga para nabi dan rasul dari terjerumus ke dalam perbuatan
dosa, sejak mereka baru lahir, begitu pula setelah diangkat menjadi nabi dan rasul.
Telah diyakini bahwa para rasul yang diutus Allah, mereka adalah laki laki merdeka yang telah
dipilih dengan sempurna dan dilengkapi dengan keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk
biasa. Begitu pula telah diberikan kepada mereka sifat-sifat kesempurnaan dengan tujuan
untuk menguatkan risalah yang dibawa. Maka Allah telah menganugerahkan kepada mereka
empat sifat kesempurnaan, yang wajib dimiliki oleh seorang rasul, yaitu Shidiq (Jujur),
Amanah (dipercaya), Tabligh (menyampaikan) dan Fathanah (cerdas).

Allah Ta’ala berfirman”Rosul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya. Demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Alloh,
malaikat – malaikatNya, kitab-kitabNya dan Rosul-rosulNya. (Mereka mengatakan) Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorang dari rosul-rosulNya dan mereka mengatakan,”Kami
mendengar dan kami taati, (mereka berdo’a) Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepadaMulah
tempat kembali”(QS. Al Baqarah : 285).

Wajib bagi seorang mukallaf mengetahui sifat wajib, sifat mustahil den sifat jaiz bagi Rosul.
Adapun sifat wajib bagi Rosul ada 4 yaitu :

1.SIFAT SHIDDIQ (benar/jujur):


Setiap rasul pasti benar dalam ucapan dan perbuatannya. Apa apa yang telah disampaikan
kepada manusia baik berupa wahyu atau kabar harus sesuai dengan apa yang telah diterima
dari Allah tidak boleh dilebihkan atau dikurangkan. Dalam arti lain apa yang disampaikan
kepada manusia pasti benar adanya, karena memang bersumber dari Allah. Makanya setiap
rasul pasti benar dalam pengakuan atas kerasulannya. Dan kita sebagai manusia harus
meyakinkanya dan beri’tikad bahwa semua yang datang dari Rasul baik perkataan atau
perbuatan adalah benar dan hak. Karena apa yang diucapkan atau diperbuat oleh para rasul
bukan menurut kemauannya sendiri. Ucapan dan perbuatannya itu tiada lain hanyalah wahyu
yang diwahyukan atau risalah yang diterima dari Allah.

Sebagai bukti atas kebenaran para rasul, mereka telah dibekali dengan mukjizat mukjizat yang
harus diyakini oleh setiap muslim kebenaranya. Dan tidak mungkin harus diyakini dan
diteladani jika mereka (para rasul) itu tidak benar dan jujur. Tentu setelah itu apa yang telah
diperintahkan Allah melalui perantaraan para rasul, kita sebagai muslim harus mengikuti
dengan ta’at dan apa yang dilarang Allah kita tinggalkan.

allah ta’ala berfirman


‫م عَ ْن ُه َفان َتهُو ْا‬Pْ ‫َومَآ آ َتا ُك ُم الرَّ سُو ُل َف ُخ ُذوهُ َومَا َنهَا ُك‬
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah,”(al- Hasyr, 7)
“Dan benarlah Rosul-rosulNya”. (QS. Yaasin : 52).

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Nabi Ismail di dalam Al Qur’an.
Sesungguhnya dia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang Rosul dan
Nabi”(QS.Maryam : 54).

Karena mereka (para Rosul) jika sifat bohong itu boleh pada diri mereka maka kebohongan itu
ada pada kabar (risalah) Alloh Ta’ala dan hal itu tidak mungkin terjadi.

2.SIFAT AMANAH (dapat dipercaya):


Amanah berarti bisa dipercaya baik dhahir atau bathin. Sedangkan yang dimaksud di sini bahwa
setiap rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Para rasul akan
terjaga secara dhahir atau bathin dari melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama,
begitu pula hal yang melanggar etika.

allah berfirman
ٌ‫إِ ِّني لَ ُك ْم رَ سُو ٌل أَمِين‬
“Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,”(asy-
syuara’143)

Maka hal yang muhal atau mustahil jika rasul itu terjerumus ke dalam perzinahan, pencurian,
meminum minutan keras, berdusta, menipu dan lain sebagainya. Rasul tidak mungkin memiliki
sifat hasud, riya’, sombong, dusta dan sebagainya.

allah berfirman :”Sesungguhnya Aku bagimu adalah utusan Alloh yang dapat
dipercaya”(QS.Ad Dukhan : 18).

allah berfirman
َ ُّ‫إِنَّ هَّللا َ الَ ُيحِب‬
َ‫الخا ِئنِين‬
”Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang berkhianat.”(al-Anfal, 58)

Karena jika mereka berkhianat dengan melakukan perbuatan yang haram atau makruh maka
kita tidak dapat merubah/mengganti perbuatan haram dan makruh karma takut pada mereka
(para Rosul). Alloh Ta’ala memerintahkan kita untuk mengikuti mereka baik ucapan, perbuatan
den keadaan (sikapnya).

3.SIFAT TABLIGH (menyampaikan)


Sudah menjadi kewajiban para rasul untuk menyampaikan kepada manusia apa yang diterima
dari Allah berupa wahyu yang menyangkut didalamnya hukum hukum agama. Jika Allah
memerintahkan para rasul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia, maka wajib bagi
manusia untuk menerima apa yang telah disampaikan dengan keyakinan yang kuat sebagai
bukti atau saksi akan kebenaran wahyu itu.

allah berfirman
ً ‫ت هَّللا ِ َوي َْخ َش ْو َن ُه َوالَ ي َْخ َش ْونَ أَحَ داً إِالَّ هَّللا َ َو َك َفى ِباهَّلل ِ حَ سِ يبا‬
ِ َ‫الَّذِينَ ُيبَلِّ ُغونَ ِرسَ اال‬
Allah berfirman,”(yaitu) orang- orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut
kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan
cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.”(al-Ahzab, 39).

adalah firman Alloh Ta’ala”Hai Rosul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan maka kamu tidak menyampaikan amanatNya
(risalahNya)”(QS. Al Maidah : 67).

“Selaku para Rosul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada
alasan bagi manusia membantah Alloh sesudah diutusnya para Rosul itu”(QS.An Nisa : 165).

Kabar gembira dan peringatan itu tidak sempurna kecuali bila disampaikan. Karena jika
mereka tidak menyampaikan syariat kepada manusia maka mereka berarti menyembunyikan
syariat. Dan hal itu tidak mungkin terjadi karena menyembunyikan syariat merupakan
aib/cacat yang besar. Yaitu ketika orang yang teledor dalam bersyariat memiliki alasan untuk
membantah Alloh SWT atas dasar tidak adanya tabligh.

4.SIFAT FATHONAH (cerdas)


Dalam menyampaikan risalah Allah, tentu dibutuhkan kemampuan dan strategi khusus agar
wahyu yang tersimpan didalamnya hukum hukum Allah dan risalah yang disampaikan bisa
diterima dengan baik oleh manusia. Karena itu, seorang rasul wajib memiliki sifat cerdas.
Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam menghadapi orang-orang yang membangkang
dan menolak ajaran Islam.

Maka diharuskan bagi kita untuk meyakinkan bahwa para rasul itu adalah manusia yang paling
sempurna dalam penampilan, akal, kekuatan berfikir, kecerdasan dan pembawaan wahyu yang
diutus pada zamannya. Kalau saja para rasul itu tidak sesuai dengas sifat sifatnya maka
mustahil manusia akan menerima dan mengakuinya. Sifat sifat itu merupakan satu hujjah bagi
mereka agar apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik.

Allah berfirman
‫َوت ِْلكَ حُجَّ ُت َنآ آ َت ْي َناهَآ إِ ْبرَ اهِي َم عَ لَى َق ْو ِم ِه‬
Allah berfirman:”Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi
kaumnya.”(al-An’am, 83)

jika sifat fathonah itu tidak ada pada diri Rosul maka mereka (para Rosul tidak mampu
berhujjah dalam berargumentasi, dan hal itu tidak mengkin terjadi, karena Al Qur’an
menunjukkan mengenai kemampuan para Rosul berargumentasi itu banyak sekali.

“Mereka berkata, Hai Nuh sesungguhnya kamu telah berargumentassi dengan kami, dan kamu
lelah memperpanjang berargumentasi terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab
yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”(QS. Hud :
32).

“Dan berargumentasilah pada mereka dengan cara yang baik”(QS. An Nahl : 125).
Dan juga kita diperintahkan mengikuti jejaknya dan orang yang mengikuti jejaknya tidak akan
menjadi orang bodoh.

DAN SIFAT JAIZ BAGI PARA NABI DAN ROSUL

pada haknya para Nabi dan Rosul Alaihi Sholatu Wassalam adalah adanya sifat- sifat (yang bisa
terjadi) pada manusia yanag tidak menyebabkan terjadinya pengurangan pada martabat
(kedudukan) mereka yang tinggi.

Maka wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa mereka Alaihi Sholatu Wassalam bersifat
seperti yang dimiliki oleh manusia yang lainnya seperti makan, minum, jual beli, masuk pasar,
kawin, mati, hidup, merasakan’kelezatan, merasakan sakit, sehat dan sakit. Namun, sifat-sifat
yang ada dalam diri mereka (para Nabi dan Rosul) tidak menyebabkan orang-orang
menjauhinya. Tidurnya beliau hanya matanya saja tetapi hatinya tidak, dan beliau
mengeluarkan mani hanya memenuhi tempatnya,bukan ihtilam (mengeluarkan mani karena
mimpi). Karena ihtilam adalah permainan syetan,maka syetan tidak dapat menguasai mereka
(para Nabi dan Rosul) dan penguasaan syetan lainnya.

Adapun sifat kekurangan seperti kusta, lepra, tuli, buts, bisu, lumpuh, pincang dan buta
sebelah, maka itu sernua mustahil terjadi pada mereka (para Nabi dan Rosul). Dan cerita yang
mengatakan bahwa Nabi Syuaib alaihissalam buts,maka cerita tersebut tidak ada dasarnya dan
ceritan Nabi Ya’qub alaihissalam tertimpa kebutaan dan kebutaan tersebut akhirnya hilang
(dapat melihat), begitu pula cerita ulat yang- keluar dari tubuh Nabi Ayub alaihissalam ketika
beliau sakit adalah cerita bohong yang tidak berdasar.

Dalil yang menunjukkan sifat-sifat yang terjadi pada setiap manusia pada diri Nabi dan Rosul
adalah firman AIloh Ta’ala

“Dan mereka berkata, mengapa Rosul ini memakan makanan dan herjalan di
pasar?”(QS.Al Furqan : 7)
“Dan Kami tidak mengutus Rosul- rosul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan
makanan dan berjalan drpasar pasar”(QS.Al Furqan 20).
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beherapa Rosul sebelum kamu dan Kami memberikan
kepada mereka keturunan”(QS.ArRa’ad : 38).
“Dan ingatlah kisah Nabi Ayub ketika ia menyeru Tuhannya”Wahai Tuhanku sesungguhnya aku
telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara para
penyayang”, maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit
yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya padanya dan Kami lipat gandakan
bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan menjadi peringatan bagi semua yang
menyembah Alloh”(QS.Al Anbiya 83-84).

“Muhammad itu tak lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlaku sebelumnya beberapa
orang Rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang maka ia tidak
dapat mendatangkan madharat kepada Alloh sedikitpun”(QS. Ali Imran : 144).
Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa para Nabi dan Rosul’Alaihi Sholatu Wassalam
terjaga dari dosa-dosa (ma’shum) sebagaimana para malaikat terjaga dari dosa, mereka
terhindar dari perbuatan maksiat, dan mereka meninggalkan maksiat itu wajib hukumnya dan
mereka tidak melakukan perbuatan yang diharamkan dan mereka tidak mernpunyai sifat
kecuali dengan akhlak yang mulia. Karena mereka (para Nabi dan Rosul) adalah suri tauladan
yang baik dan contoh yang tinggi sebagai kiblat manusia (tempat mengadu/menghadap) dan
Allah mendidik, membina dan mengajarkan mereka sehingga mereka (para Nabi dan Rosul)
menjadi orang yang terdidik dan terpelajar.

Dalil yang menunjukkan ishmah mereka adalah firman Alloh Ta’ala

“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada
dalam penglihatan Kami”(QS.Ath thur :48)
“T’idak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang”(QS.Ali Imran :
161)
“Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dariKu supaya kamu diasuh
dibawah pengawasanKu”(QS.Thaha : 39).

Dan mereka (para Nabi dan Rosul) lebih utama dari para malaikat sebagaimana pendapat
jumhur Al Asyairah.

Dan dalil hal itu adalah firman Allah Ta’ala :”Dan ketika Kami katakan pada para malaikat
sujudlah kalian kepada Adam, makes sujudlah mereka”(QS.AI Baqarah : 34).

Perintah pada para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam adalah sebagai penghormatan.
Jika saja Nabi Adam tidak lebih utama maka mereka tidak perintahkan sujud kepadanya.
Termasuk hal yang wajib diyakini bahwa sebagian para Nabi dan Rosul itu lebih utama dari
sebagian yang lain, berdasarkan firman Alloh Ta’ala,

“Rosul-rosul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain”(QS. Al Bagarah :
253 ),
dan firman Allah Ta’ala,”Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian Nabi-nabi itu”(QS. AL
Isra’55).

Dan nash ini tidak bertentangan dengan firman Allah Ta’ala,


“Kami tidak membedakan diantara seorangpun dari para Rosul- rosulNya”(QS. Al Baqarah :
285)

Karena makna ayat ini tidak membeda-bedakan dalam risalah mereka dan mengimani mereka.
Maka orang-orang yang beriman bukan seperti orang-orang yahudi dan nasrani yang hanya
beriman pada sebagian para Nabi dan Rosul dan mengkafiri sebagian yang lainnya.

Maka Ulul Azmi (Nabi yang mempunyai kesabaran, ketetapan dan mampu menahan kesulitan),
Alloh Ta’ala berfirman,”Bersabarlah sebagaimana para ulul azmi bersabar”(QS.Al Qof : 35).
Termasuk ulul azmi adalah: junjungan kita Nabi Muhammad, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa,
Nabi Nuh Alaihi Sholatu Wassalam merupakan paling utama diantara para Rosul yang lainnya.

Dan paling utama diantara ulul azmi secara mutlak adalah junjungan kita Nabi Muhammad SAW
dan termasuk yang wajib diyakini bahwa sebagian dari para malaikat lebih utama dari sebagian
yang lainnya seperti para Rosul berdasarkan firman Allah Ta’ala,

“Alloh memilih diantara para malaikat seorang utusan dan paling utama diantara mereka
adalah malaikat Jibril alaihissalam.

SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH SWT DAN SIFAT MUSTAHIL PARA NABI DAN ROSUL

“Dan sifat mustahil adalah lawan dari sifat yang wajib maka hafalkanlah 50 sifat itu sebagai
ketentuan yang wajib”.

Sifat mustahil bagi Alloh Ta’ala, den rosulNya adalah lawan dari sifat wajib bagi Alloh Ta’ala
den rosulNya, maka jumlah sifat mustahil itu sama seperti sifat wajib dan setiap mukallaf
wajib mengetahuinya.

Sifat mustahil bagi Alloh Ta’ala itu berjumlah 20 sifat yang terperinci sebagai berikut ini:
1. Sifat Adam (tidak ada) lawan dari sifat wujud
2. Sifat Hudust (baru) lawan dari sifat Qwidam
3. Sifat Fana'(rusak) lawan dari sifat Baqa’
4. Sifat Mumatsilah lilhawaditsi (sama dengan makhluknya) lawan dari sifat mukholafatuhu
lilhawaditsi (berbeda dengan makhiuknya)
5. Sifat A’damu Qiyamuhu binafsihi (tidak berdiri sendiri) lawan dari sifat Qiyamuhu binafsihi
(berdiri sendiri)
6. Sifat Ta’dud (berbilang) lawan dari sifat Wahdaniyah (Esa)
7. Sifat A’juzn (lemah) lawan dari sifat Qudrat (berkuasa)
8. Sifat Al Karahah (terpaksa) lawan dari sifat Iradah (berkehendak)
9. Sifat Jahlun (bodoh) lawan dari sifat Ilmun (berilmu)
10. Sifat Mautun (coati) lawan dari sifat Hayat (hidup)
11. Sifat Shomamun (tuli) lawan dari sifat Same'(mendengar)
12. Sifat Umyun (buta) lawan dari sifat Basher (melihat)
13. Sifat Bukmun (bisu) lawan dari sifat kalam (berbicara)
14. Sifat Kaunuhu A’jizan (Dzat yang lernah) lawan dari sifat Kaunuhu Qoadiron (Dzat yang
berkuasa)
15. Sifat Kaunuhu Kaarihan (Dzat yang terpaksa) lawan dari Kaunuhu Muriidan (Dzat yang
berkehendak)
16. Sifat Kaunuhu Jaahilan (Dzat yang bodoh) larvan dari sifat Kaunuhu `Aliman (Dzat yang
berilmu)
17. Sifat Kaunuhu Mayyitan (Dzat yang coati) lawan dari Kaunuhu Hayyan (Dzat yang hidup)
18. Sifat Kaunuhu Ashomma (Dzat yang tuli) lawan dari Kaunuhu Sami’an (Dzat yang
mendengar)
19. Sifat Kaunuhu A’maa (Dzat yang buts), lawan dari sifat Kaunuhu Bashiran (Dzat yang
melihat)
20. Sifat Kaunuhu Abkamu (Dzat yang bisu) lawan dari sifat Kaunuhu Mutakalliman (Dzat yang
berbicara)

Dan sifat mustahil bagi para Nabi dan Rosul alaihimus Sholatu Wassalam ada 4 sifat yaitu
1.Sifat Kidzib (bohong) lawan dari sifat sidiq (jujur)
2.Sifat Khianat (berkhianat) lawan dari sifat Amanat (dapat dipercaya)
3.Sifat Kitman (menyimpan) lawan dari sifat tabligh (menyampaikan risalah)
4.Sifat Baladah (bodoh) lawan dari sifat Fathonah (cerdas)

Aqidah-aqidah itu Wajib bagi kita menghafalkannya yaitu 50 sifat, perinciannya sebagai berikut
ini:
-Sifat Wajib bagi Alloh ada 20
-Sifat Mustahil bagi Alloh ada 20
-Sifat Wajib bagi Rosul ada 4
-Sifat Mustahil bagi Rosul ada 4 -Sifat Jaiz bagi Alloh ada 1
-Sifat Jaiz bagi Rosul ada 1

Sumber :
1.jala’ul afham syarh aqidatul awwam
2.jawahirul kalamiyyah
‫وهللا اعلم بالصواب‬

Anda mungkin juga menyukai