Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Elemen Penyusun Kalimat


Dalam bahasa apapun, termasuk bahasa arab, pola kalimat adalah salah satu hal yang

penting dibahas. Dalam bahasa arab, kalimat disebut ” ‫( ” اجلملة‬Al – Jumlah). Jumlah minimal

tersusun dari subjek dan predikat. Prinsip penyusunan pola kalimat dalam bahasa arab pada
prinsipnya mirip dengan bahasa Indonesia, yaitu diterangkan-menerangkan.Sebelum
mengenal pola kalimat dalam Bahasa Arab, kenali lebih dalam masing-masing elemen
penyusun kalimat dalam pembahasan di bawah ini.
Setidaknya ada dua elemen penyusun kalimat: musnad dan musnad ilaih. Dua elemen
ini memiliki fungsi masing-masing. Berikut pembahasannya.
1. Musnad ilaih (subjek)

Subjek atau kata yang diterangkan adalah fokus utama pembahasan kalimat, karena
kita akan membahas apa yang terjadi pada hal yang menjadi subjek. Masing-masing
kalimat memiliki tugasnya untuk membahas hal tersebut. Ada kalimat yang berfungsi
mendefinisikan, mendeskripsikan bentuk, fitur, dan perilaku.

Pada tingkat yang lebih tinggi, kalimat dapat dipakai untuk mempertanyakan,
memerintah, dan melarang. Posisi dan fungsi subjek biasanya berubah mengikuti fungsi
kalimat tersebut. Contohnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Fungsi Subjek Bahasa Arab Bahasa Indonesia Keterangan


dalam Kalimat

Mubtada’ (subjek Buku adalah jendela Subjek menjadi kata


umum) ilmu benda yang
‫اب نَافِ َدةُ العِْلم‬ ِ
ُ َ‫الكت‬ dijelaskan predikat
dalam kalimat
deskriptif.

Fi’il (kata kerja) Muhammad Predikat


membuka pintu. (yaftahu/ membuka)
‫اب َي ْفتَ ُح حُمَ َّم ٌد‬
َ َ‫الب‬ menjelaskan perilaku
subjek.
Naibul fail (kalimat Puasa telah Subjek berfungsi
singkat yang berisi
‫ب‬ ِ ِّ diwajibkan. sebagai fa’il (pelaku)
subjek dan predikat) َ ‫الصيَ ُام ُكت‬ yang dijelaskan oleh
fi’il.

2. Musnad (predikat)

Predikat berfungsi sebagai penjelas deskripsi/ perilaku subjek. Pada contoh di tabel
atas, kata yang tidak di garis bawahi termasuk musnad..

B. Pola Dasar Struktur Bahasa Arab


1. Kalimat Verbal

Dalam bahasa Arab, sebuah pernyataan atau ucapan (kalam) didefinisikan sebagai
lafadz yang memiliki manfaat. Pengertian manfaat memeberikan batasan bahwa sebuah
ucapan tesebut dapat dipahami oleh audiens atau lawan bicara. Maka, sebuah kalimat tidak
dapat disebut sebagai ucapan (kalam) jika tidak dapat dipahami maksudnya : tidak semua
pernyataan yang tesusun dari kalimat atau kata dapat dipahami maksudnya. Pernyataan ”
ْ‫ ”!اِجْ لِس‬yang berarti “duduklah!” misalnya, ia masuk dalam kategori pernyataan yang
sempurna, meskipun pernyataan tesebut dalam bahasa Arab tediri dari satu kata.

Secara gramatikal, struktur bahasa Arab dikelompokkan menjadi 2 macam,yaitu


jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah. Jumlah ismiyah adalah struktur bahasa Arab yang
dimulai dengan kata benda (isim). Sementara jumlah fi’liyah merupakan struktur bahasa Arab
yang dimulai dengan kata kerja (fi’il). Coba perhatikan contoh tesebut :

Jumlah fi’liyah Jumlah ismiyah

‫قَام عثمان‬ ‫املدرسة مجيلة‬


‫يصلى املسلم ىف املسجد كل يوم‬ ‫الطالب يقومون امام املدرسة‬

Dalam bahasa Arab dua model struktur tersebut berlaku dan dibenarkan menurut
kaidah bahasa. Keduanya dapat kita temukan dalam setiap tulisan bberbahsa Arab, kapanpun
dan dimanapun, secara bersama-sama tanpa diunggulkan antar satu dengan yang lainnya.
Namun demikian, jika kita mencermati kedua model struktur itu, maka hanya struktur
ismiyah yang sesuai dengan struktur bahasa Indonesia. Dengan kata lain, bahasa Indonesia
tidak mengenal struktur fi’liyah.

Jika kita menerjemahkan kedua contoh yang terdapat dalam struktur ismiyah, maka
kita akan dapat menerjemahkan sebagai berikut : “ sekolah itu indah” dan “ murid- murid
berdiri didepan sekolah” kata “sekolah” itu diterangkan oleh kata “indah”, sedangkan kata
“murid-murid” diterangkan oleh kata “berdiri”, sementara kata “didepan sekolah” merupakan
keterangan. Susunan “sekolah itu” menjadai subjek, kata “indah” menjadi predikat. Kata
“murid-murid” menjadi subjek, kara “berdiri” menjadi predikat, dan “didepan sekolah”
menjadi keterangan.

Sekolah itu indah

S P

Murid – murid bediri didepan kelas

S P K

Struktur bahasa indonesia mengikuti pola DM (Diterangkan-Menerangkan) kadang


berbentuk SP (Subjek-Predikat), SPO (Subjek-Predikat-Objek), dan SPOK (Subjek-Predikat-
Objek-Keterangan). Pola seperti ini – sekali lagi – di dalam bahasa Arab hanya dapat
ditemukan padananya pada pola struktur ismiyah.

Tetapi tidak demikian dengan pola struktur fi’liyah. Model struktur ini tidak dapat
ditemukan padanannya pada atau bahkan berbeda dengan bahasa indonesia. Jika kedua
contoh yang terdapat pada lajur struktur fi’liyah tersebut diatas diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia secara literal (apa adanya), maka akan didapat “Berdiri Usman” dan “
menjalankan sholat orang muslim dimasjid setiap hari”. Terjemahan ini jelas tidak lazim
(tidak sesuai) dengan kaidah bahasa Indonesia. Yang lazim mestinya diterjemahkan menjadi :

Usman berdiri

S P

Seorang muslim itu sholat dimasjid setiap hari

S P K1 K2
Dengan demikian bahasa Arab jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia memiliki
dua pola struktur dasar yaitu ismiyah (diterangkan-menerangkan) dan fi’liyah (menerangkan-
diterangkan). Bahasa Indonesia hanya menganut pola DM. Oleh karena itu, jika kita
menemukan pola struktur fi’liyah dalam bahasa Arab dan hendak menerjemahkannya
kedalam bahasa Indonesia, maka harus mengikuti asas pola DM sebagaimana yang berlaku
dalam kaidah bahasa Indonesia itu sendiri. Ini merupakan pola dasar struktur bahasa yang
harus diketahui oleh semua penerjemah.

2. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk/Jumlah al-markabah adalah kalimat yang memiliki dua


klausa. Hubungan antar dua klausa ini dibentuk oleh konjungsi (kata sambung).
Adapun jenis-jenis kalimat majemuk dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut.

1) Jumlah Al-Markabah Setara

Klausa pada majemuk setara menunjukkan derajat yang sama, biasanya


disambung dengan kata sejenis “dan”. Pola kalimatnya adalah sebagai berikut.

‫ الجملة الثانية‬+ ‫ حرف العطف‬+ ‫الجملة المركبة = الجملة األولى‬

Kalimat majemuk= Kalimat awal + huruf al'athf (konjungsi)+ kalimat kedua

2) Jumlah Al-Markabah Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa
utama dan satu klausa anak sebagai penjelas. Misalnya “Ali harus pergi ke
sekolah karena ada rapat OSIS”. Kalimat “Ali harus pergi ke sekolah” adalah
kalimat utama yang diperjelas oleh alasan ‘Ada rapat OSIS’. Struktur kalimat ini
adalah sebagai berikut.

Subjek (Musnad Ilaih) + Predikat (musnad) + Anak kalimat (berupa S+P lagi yang
berfungsi sebagai objek/ keterangan).

3. Kalimat Aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang memiliki subjek. Pola kalimat ini adalah:
Subjek + predikat+ objek dan/keterangan.

Predikat bisa terletak di awal kalimat pada jumlah fi’liyah.

4. Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat tanpa subjek, dan biasanya menggunakan fi’il
majhuul/ kata kerja pasif. Kata kerja pasif membuat objek berfungsi sebagai subjek.
Pola kalimat ini adalah:

Predikat (kata kerja pasif) + objek (yang menjadi 'subjek')+keterangan.

Berikut ini beberapa contoh kalimat untuk dua jenis kalimat tersebut.

Perubahan fi’il Kalimat Pasif


Kalimat Aktif (B.
Arti ma’lum ke fi’il Arti
Arab) (B. Arab)
majhul

‫درس المعل ُم يَكتب‬EEEEEEEEEEE‫ال‬


َ Guru menulis ُ‫يكتب – ُي َك ِّتب‬ ‫درس على‬EEEEEEE‫ال‬
َ ‫ يَكتب المعل ُم‬Pelajaran dituliskan
‫السبورة على‬ pelajaran di ‫السبورة‬ di papan tulis
papan tulis

‫ُي َكرِّ ُم اه ُل ال َبيْت ضيفهم‬ Penghuni rumah ‫ ُي َكرَّ ُم‬- ‫ُي َكرِّ ُم‬ ‫اه ُل ال َبيْت ضيفهم يُك َر ُم‬ Tamu dimuliakan
memuliakan penghuni rumah.
tamunya
ُ ‫الح ِدي‬
‫ْث‬ َ ْ‫اري‬ِ ‫ َر َوي الب ًَخ‬Bukhari ‫ي‬
َ ‫َر َوي – ر ُِو‬ ُ ‫الح ِدي‬
‫ْث عن ابن َعبَّس‬ َ ‫َر َوي‬ Hadits Ibnu Abbas
‫عن ابن َعبَّس‬ meriwayatkan ini diriwayatkan.
hadits ibnu
abbas.

5. Kalimat Bahasa Arab Berdasarkan Makna

Ada empat kalimat dalam Bahasa Arab secara makna, yaitu ada kalimat berita,
perintah, seru, dan tanya. Berikut penjelasannya.

a) Kalimat berita

Kalimat berita berfungsi untuk mengabarkan sesuatu dengan cara netral. Polanya
adalah:
S+P, S+P+O, S+P+K atau S+P+O+K dan variasinya.

b) Kalimat tanya

Kalimat tanya berfungsi untuk mendapatkan informasi. Polanya adalah:

Kata tanya+pola dasar kalimat netral

c) Kalimat seru

Kalimat ini bertujuan untuk mengungkapkan kekaguman atau perintah. Polanya sama
dengan netral, hanya saja menggunakan predikat berupa fi’il amr.

d) Kalimat negatif

Kalimat yang sifatnya memberikan pandangan negasi dari kalimat lainnya. Ciri-
cirinya menggunakan kata “Bukan/ jangan”. Polanya adalah:

La (bukan/jangan) + pola kalimat netral, Hanya saja fi’il yang digunakan adalah
fi’il nahyi.

Berikut ini adalah contoh kalimat untuk keempat jenis kalimat tersebut.

Jenis kalimat
dalam bahasa Contoh kalimat Struktur kalimat Arti
Arab

Kalimat berita ‫ َق ْد اَ ْفلَ َح الم ُْؤ ِم ُن ْون الَّ ِذي َْن ُه ْم في‬Kata penegas + P + S Sungguh beruntung
‫صالت ِِه ْم َخاشِ ع ُْون‬
َ + konjungsi (Alladzi) orang-orang mukmin,
+ Anak kalimat (S + (yaitu) orang-orang
P) yang khusyu dalam
shalatnya.

Kalimat Tanya ‫؟ واالرض السموات خلق َمن‬ Kata tanya (tanya Siapakah yang
terhadap subjek) + P menciptakan langit
+ O+ ? dan bumi?

Kalimat seru ‫! أ ُ ْطلُبُ الع ِْل َم َولَو ِبالصين‬ SP (fi’il ‘amr/ kata Tuntutlah ilmu walau
(perintah) kerja perintah) + O+ ke negeri Cina!
konjungsi +Anak
kalimat
Kalimat negatif ‫اَل َي ْن َبغِى لَ َنا َ َن ْك َرهُ َغي َْر َنا‬ P (lam nahyi + fi’il Tidak patut bagi kita
nahyi/ peniadaan) + untuk memaksa
S+K orang lain.

Anda mungkin juga menyukai