AL - TADHAD (Antonim)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Fiqh Al - Lughah
Dosen Pengampu :
Dr. Ade Nandang. S, M.Ag
Disusun Oleh:
Kelompok 9 - Kelas D
Semester 5
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Yang Maha
Pengasih dan Penyayang karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugasmakalah tentang “Al–Tadhad” ini dengan sebaik mungkin,
meskipun masih ada kekurangan didalamnya. Solawat serta salam semoga selalu
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
serta pengetahuan pembaca mengenai Al-Tadhad. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini masih ada kekurangan dan belum sempurna. Oleh sebab
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki
makalah yang akan kami susun selanjutnya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan At-Tadhad?
2. Bagaimana menurut pendapat para Ulama mengenai At-Tadhad?
3. Apa saja sebab-sebab adanya lafadz At-Tadhad?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian At-Tadhad
2. Untuk mengetahui pendapat para Ulama mengenai At-Tadhad
3. Untuk mengetahui sebab-sebab adanya lafadz At-Tadhdad
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut bahasa idhdhad (Antonim) berasal dari kata ضد يضد ضدyang
berarti menolak, berlawanan, atau kontradiksi. Sedangkan menurut
istilah idhdhad (Antonim) adalah sebuah lafadz yang menghendaki makna dan
lawan katanya, ada dua kata yang berlawanan maknanya atau beberapa pasangan
kata yang mempunyai arti berlawanan.
Kridalaksana mendefinisikan antonim sebagai oposisi makna dalam
pasangan leksikal yang dapat dijenjangkan yaitu beberapa pasangan kata yang
mempunyai arti berlawanan. Al-Tadhad (antonim) adalah lafadz yang
mempunyai makna ganda tapi berlawanan seperti kata الجونberarti putih dan
hitam, lafadz الجللberarti agung dan berarti hina contoh dalam kalimat berikut :
2
bahwa salahsatu gurunya mengingkari adanya al-Tadhad sebagaimana
diberitakan oleh ahli bahasa.
Sebagian ulama berpendapat bahwa al-Tadhad itu ada, mereka pun
memberikan contoh-contoh yang banyak. Diantaranya yang berpendapat seperti
ini adalah al-khalil, sibawaih, abu ubidah, abu zaid all-anshari, ibnu faris, ibnu
sidah, ibnu juraij,Tsaalibi, mubarrad dan suyuti. Suyuthi dan dured telah
menghitung al thadad mencapai 100 kata. Ulama kelompok ini banyak
menyusun kitab terkenal diantaranya : كتاب األضدادsusunan ibnu al anbari yang
didalamnyaterhitung lafadz al-Thadad kurang lebih 400 kata.
Kedua kelompok ini terkadang menyimpang dari apa yang mereka
sampaikan dan yang disesalkan adalah mengingkari adanya Al-Tadhad dan
mereka menta’wil contoh-contoh dengan ta’wilan yang keluar dari bab ini
sebagaimana telah dilakukan oleh kelompok pertama yakni kelompok yang
mengingkari Al-tadhad.
C. Sebab-Sebab Adanya Lafadz Al-tadhad
Diantara yang menjadi sebab munculnya Al-Tadhad adalah sebagai berikut :
1. Faktor eksternal
a. Perbedaan dialek, misalnya kata الطدفةyang dapat bermakna “ الظلوةgelap”
dan “ الضىءterang.
b. Pinjaman bahasa asing, misalnya kata جللyang berasal dari bahasa ibrani
yang bermakna “menggelinding” berubah makna dalam bahasa Arab
menjadi bermakna “ كريمmulia” dan “ حقيرhina”
c. Motivasi sosial, misalnya sebgai kata yang menunjukkan rasa optimisme,
pesimisme, ejekan atau bahkan sebagai kata karma, seperti kata عاقل
“berakal” untuk orang yang sesungguhnya bodoh.
2. Faktor internal
a. Motivasi relasi lafaz, misalnya perbedaan akar kata, substitusi konsonan
akar kata ataupun perubahan tempat konsonan akar kata. Relasi lafadz hal
ini disebabkan oleh beberapa hal :
1) Perbedaan asal kata/derivasi seperti pada kata ضاعyang dapat bermakna
‘hilang’ dimana berasal dari kata ضاع – يضيع – ضياعا
2) Substitusi konsonan akar kata ) (األبدالseperti pada kata رسأyang
bermakna ( رهظأmenampakkan) dan ( متكmenyembunyikan). Makna شرأ
3
berasal dari kata اإلظهارyaitu dengan mensubstitusi konsonan سmenjadi
ش
3) Perubahan tempat akar kata seperti pada kata راصyang bermakna جمع
mengumpulkan dan ( منهmemisahkan).
b. Motivasi relasi makna/bentuk misalnya sebagai kata yang menunjukkan
perluasan makna, majas, penegasan ataupun untuk menggeneralisasikan
makna aslinya. Relasi bentuk seperti pada kata yang maknanya dapat الركوب
menjadi partisip aktif yaitu ‘yang mengendarai’ atau dapat pula menjadi
prinsip pasif yaitu ‘yang dikendarai’.
3. Faktor historis
a. Peninggalan masa lalu seperti yang diungkapkan Giese Kontranimi
merupakan ungkapan manusia yang berupa pemikiran orang-orang di
masa lampau
b. Keadaan asasi kata, maksunya ungkapan yang menjadi kontranimi sejak
awal memang sudah begitu adanya, namun pendapat demikian ditentang
oleh Ibnu Sayyid yang mengatakan bahwa tidak dibenarkan memberi dua
makna bertentangan pada satu kata dalam waktu yang bersamaan.
Diantara yang menjadi sebab munculnya lafadz Al-Tadhad adalah sebagai
berikut :
1. Makna asal suatu lafadz digunakan pada makna umum yang berlawanan,
sebagian orang lupa pada penggunaan makna tersebut sehingga menduga
bahwa itu bagian dari lafadz yang mempunyai dua makna yang
berlawanan.contoh seperti lafadz الصريمdigunakan dalam ungkapan ليل
نهار الصريم, الصريمpadahal makna asal dari kata الصريمadalah القطع
(putus), penggunaan makna tersebut karena melihat kenyataan bahwa
apabila siang datang malam tidak ada dan begitu sebaliknya apabila
malam datang dan siang tidak ada. Begitu juga lafadz السدفةberarti gelap
dan terang padahal makna تلسدفةasalnya adalah ( السّرtertutup ).
2. Perubahan makna suatu lafadz dari makna asli kepada makna majazi
karena alasan Tafa’ul ( berharap kebaikan ) seperti contoh lafadz البصير
sebutan bagi orang buta dan lafadz السليمsebutan bagi orang yang digigit
ular. Dan karena alasan ( تهكمmengejek ), seperti lafadz ابو البيضاء
sebutan bagi orang yang berkulit hitam atau perubahan makna tersebut
4
karena tujuan seperti menjauhi pengungkapan yang kurang disukai,
seperti penyebutan . المولى, عبد, السيد.
3. Kesesuaian antara dua lafadz dalam satu sighat sharfiyah ( bentuk
perubhan kata ), seperti lafadz مجتثbisa berarti الذي يجتث الشئdan berarti
pula الذي يجتثadapun isim fail dari lafadz يجتثadalah مجتثثdan isim
maf’ulnya مجتثlalu berkembang kesesuaian antara dua lafadz baik isim
fail dan isim maf’ul karena alasan idgham. Contoh lain seperti lafadz
المختارyang berarti الذي المختار dan lafadz المبتاعyang berari البائعdan
المبيع
4. Perbedaan kabilah-kabilah arab dalam menggunakan suatu lafadz, seperti
lafadz وثبyang digunakan oleh kabilah Himyar dengan arti قعدdan
kabilah Mudlar dengan arti ظفرlafadz السدفةdigunakan oleh kabilah
Tamim dengan arti الضوءdan lafadz سجدberarti إنتصبmenurut kabilah
Thai dan berarti انحنىmenurut kabilah-kabilah lain.
D. Macam-Macam al-Tadhad
1. Antonim mutlak yaitu perlawanan makna binary/ ( الحادpasangan) contoh:
( موتkematian) yang berlawanan dengan ( حياةkehidupan)
( رجلlaki-laki) yang berlawanan makna dengan ( مرأةperempuan)
( ظلمgelap) yang berlawanan makna dengan ( نورcahaya)
2. Antonim bertingkat yaitu perlawanan makna bertingkat/( المتدرجgradable)
contoh:
( كبيرbesar), ( متوسطsedang) dan ( صغيرkecil)
( جففmusim kemarau), ( امطارmusim hujan), ( ربيعmusim semi) dan خريف
(musim gugur)
3. Antonim berlawanan yaitu perlawanan makna timbal balik/ ( العكسيconverse)
contoh:
(suami) berlawanan makna timbal balik dengan (istri)
(dokter) berlawanan makna timbal balik dengan (pasien)
(guru) berlawanan timbal balik dengan (murid)
4. Antonim garis lurus yaitu perlawanan makna berhubungan dengan gerak dan
arah/( االتجاهيreversi) contoh:
(atas) berlawanan makna dengan (bawah)
(kanan) berlawanan makna dengan (kiri)
5
(keluar) berlawanan makna dengan (masuk)
5. Antonim garis lurus yaitu perlawanan berdasarkan garis lurus (melawan
arah) contoh :
( شوالutara) lawan kata ( جنبselatan)
( شرقtimur) lawan kata ( غربbarat)
E. Al-Tadhad dalam Al-Qur’an
Beberapa contoh kata yang terbentuk al-addad dalam al-qur’an diantaranya:
1. Kata االشتراءkata ini memiliki dua arti yang bertentangan yaitu arti yang pertama
adalah “membeli”( )االبتياعsurat at-Taubah: 111.
Arti االشتراءyang kedua adalah “menjual” ( )باعوPengertian ini terdapat dalam
surat al-Baqarah: 90.
ّ kata ini juga memiliki arti yang berlawanan yaitu “yakin” يقينdan
2. Kata ظن
“kira-kira: atau “ragu” )(شك
Pengertian yang pertama dapat dilihat dalam surat al-Baqarah: 45-46 dan Al-
haqqoh:20
3. ( نحن جعلناها تذكرة ومتاعا للمقوينQ.S Al-Waqi’ah : 73). للمقوينbermakna yang tidak
memiliki bekal dan tidak memiliki harta dan bermakna banyak harta dan
memiliki kendaraan yang kuat’.
4. ... وأسروا الندامة لما رأوا العذاب... (Q.S Yunus 54). أسرbermakna كتم
(menyembunyikan) dan ( أظهرmenampakkan).
6
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Al-Tadhad adalah lafadz yang mempunyai makna ganda tapi berlawanan seperti
kata الجونberarti putih dan hitam, lafadz الجللberarti agung dan berarti hina contoh
dalam kalimat berikut : جلل تخطاتك مصيبة كل جلل مصاحب هذا
Sebab-Sebab Adanya Lafadz Al-tadhad yaitu faktor eksternal, faktor internal dan
faktor historis. Adapun macam-macam al-Tadhad antara lain antonim mutlak, antonim
bertingkat, antonim berlawanan, antonim garis samping dan antonim garis lurus.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://ejournal.inaifas.ac.id/index.php/alfusha/article/dpwnload/185/167/
https://id.scribd.com/document/440673180/At-Tadhad