1. Watch (perhatikan)
2. Give only what is needed (beri/ajarkan apa yang dibutuhkan saja).
3. Wait! (tunggu).
Keunikan lainnya adalah penggunaan alat peraga berupa balok/
tongkat kayu yang biasa disebut cuisenaire rods, begitu juga isyarat jika
diperlukan. Alat peraga ini digunakan selain sebagai media untuk
mengajarkan konstruksi-konstruksi kalimat, juga untuk memperkuat
konsentrasi para pelajar saat materi disajikan. Satu materi biasanya
diberikan satu kali, tidak diulangi. Begitu materi diberikan, konsentrasi
diperkuat karena pelajar menyadari apa yang dikatakan oleh guru tidak
akan diulangi. Isyarat kadng-kadang diberikan dalam bentuk gerakan
tubuh atau bantuan dari murid lain tanpa adanya penjelasan verbal.
Prinsip yang dipegang adalah adanya respek terhadap kemampuan
pelajar untuk mengerjakan masalah-masalah bahasa serta
kemampuan untuk mengingat informasi tanpa adanya verbalisasi dan
bantuan dari guru.
Metode ini dicetuskan oleh Calleb gattego dirintis pada tahun 1954.
Dr. Gattegno mulai memperkenalkan metode ini lewat
bukunya “Teaching Foreign Lenguages in School: A Silent Way.” Ide
dasarnya adalah bahwa belajar sangat bergantung pada diri (self)
seseorang. Diri tersebut mulai berfungsi pada waktu manusia diciptakan
dalam kandungan, dimana sumber awal tenaganya dalah DNA
(deoxyribonu acid). Diri menerima masukan-masukan dari luar dan
mengolahnya sehingga menjadi bagian dari diri itu sendiri. Dalam
penggunaan metode silent way, guru lebih banyak diam, ia menggunakan
gerakan, gambar dan rancangan untuk memancing dan membentuk reaksi.
Guru menciptakan situasi dan lingungan yang mendorong peserta didik
“mencoba-coba” dan menfasilitasi pembelajaran. Seolah hanya sebagai
pengamat, guru memberikan model yang sangat minimal dan membiarkan
peserta didik berkembang bebas, mandiri dan bertanggung jawab. Adapun
penjelasan, koreksi dan pemberian model sangat minim, lalu peserta
didik membuat generalisasi, simpulan dan aturan yang diperlukan sendiri.
Hanya saja, di dalamnya masih digunakan pendekatan struktural dan
leksikal dalam pembelajaran.
Metode ini dianggap cukup unik karena bukan hanya guru yang
diminta diam 90 % dari alokasi waktu yang dipakai tetapi ada juga saat-
saat tertentu dimana murid juga diam tidak membaca, tidak menghayal,
tidak juga menonton video, tetapi mereka berkonsentrasi pada bahasa
asing yang baru saja didengar.
Guru memakai beberapa tongkat/balok yang terbuat dari kayu. Prinsip
yang dipegang adalah adanya respek terhadap kemampuan murid untuk
mengerjakan masalah-masalah bahasa serta kemampuan untuk
mengingat informasi tanpa adanya verbalisasidan bantuan minimalpun
dari guru. Siswa dibiarkan saja dahu bersalah dalam berbahasa.Gattegno di
dalam buku Celce Murcia (1979:32) berpendapat “One of the great
imperfections of most teaching is the compulsion tore require perfection at
once”. Maksudnya, salah sat letak ketidak sempurnaan dari kebanyakan
pengajaran adalah adanya tuntutan/paksaan untuk memperoleh
kesempurnaan seketika.
Tahun 1976, ketika Gattegno memberikan kuliah umumdi New York dan
Vancouver pernah berkata bahwa masalah yang prinsip baginya adalah “How
can I make my student free so that they will react to the new language as
theydo to the old one”(1976:45). Maksudnya,
Sumber :
Kamil Ramma Oensyar, Ahmad Hifni, pengantar metodologi pembelajaran
bahasa arab, Banjarmasin;IAIN antasari,2015
Ada tiga dimensi bagi suatu metode pada tingkatan prosedur penerapannya
yaitu:
Sumber: