Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 1

1. Arief Baskoro ( A320110001)


2. Fathiya Az Zahra ( A320110002)
3. Rosanti Dwi S ( A320110003)
4. Nuraini Dyah T U ( A320110004)
5. David Fajar P ( A320110005)

SILENT WAY

A. Latar Belakang
Silent Way adalah nama suatu metode pengajaran bahasa yang ditemukan oleh Caleb
Gattegno. Seperti metode-metode lainnya, Gattegno menjadikan pemahamannya terhadap
proses pembelajaran bahasa pertama sebagai dasar untuk membuat prinsip-prinsip mengajar
bahasa asing bagi orang dewasa. Gattegno menganjurkan agar pembelajar kembali ke cara
bayi belajar.
Gattegno mengusulkan artificial approach yang didasarkan pada prinsip bahwa
pembelajaran yang berhasil melibatkan sebuah komitmen diri pada pemerolehan bahasa
melalui kesadaran dan uji coba aktif. Penekanan Gattegno yang berulang-ulang pada lebih
pentingnya pembelajaran daripada pengajaran, menempatkan komitmen dan prioritas diri
pembelajar sebagai fokus.
Diri yang dimaksud di sini terdiri atas dua sistem, yaitu sistem pembelajaran dan
sistem pemerolehan. Sistem Pembelajaran diaktifkan oleh kesadaran
intelegensi. Silence dianggap sebagai cara yang terbaik untuk pembelajaran, karena
dengan silence para pembelajar berkonsentrasi pada tugas yang diselesaikan dan cara-cara
potensial untuk penyelesaiannya. Silence, yang menghindari pengulangan, menjadi alat bantu
bagi kesadaran, konsentrasi, dan kesiapan mental.
Sistem Pemerolehan memungkinkan kita untuk mengingat unsur-unsur bahasa dan
prinsip-prinsipnya, dan memungkinkan komunikasi bahasa berlangsung. Pemerolehan dengan
upaya mental, kesadaran, dan kebijaksanaan lebih efisien daripada pemerolehan melalui
pengulangan mekanis.
Kesadaran dapat diajarkan, ketika seseorang belajar secara sadar, kekuatan kesadaran
seseorang dan kapasitasnya untuk belajar menjadi lebih besar. Karena itu, Silent Way
menyatakan bahwa hal tersebut mempermudah apa yang disebut para psikolog
sebagai Learning to learn.Rangkaian proses yang membangun kesadaran berasal dari
perhatian, penggunaan, perbaikan diri, dan penyerapan. Kegiatan koreksi diri melalui
kesadaran diri inilah yang membuat Silent Way berbeda dari metode pembelajaran bahasa
yang lain.
Gattegno melihat pembelajaran bahasa melalui silent way sebagai pengembalian
potensi dan kekuatan diri. Tujuan Gattegno bukanlah sekedar pembelajaran bahasa kedua,
melainkan pendidikan untuk kepekaan dan kekuatan spiritual individu.
Tujuan umum Silent Way adalah mengajarkan pembelajar bagaimana cara belajar
bahasa, dan keterampilan-keterampilan yang dikembangkan melalui proses pembelajaran
bahasa asing atau bahasa kedua dapat digunakan untuk mempelajari segala hal lain yang
belum

B. Karakteristik umum
1. Menurut Stevick (1980)
a. Pengajaran harus menjadi unsure bawahan (subordinate) dari pembelajaran
b. Pembelajaran tidak hanya sekedar proses peniruan atau pelatihan
c. Pengajar berupaya untuk tidak mengintervensi aktivitas pengajaran
d. Ketika bekerja, para pembelajar harus berusaha menghubungkan berbagai
pengalaman yang diperoleh selama belajar bahasa pertama
2. Menurut Karambelas (1971)
a. Pengulangan dan peniruan sebaiknya dihindari
b. Para pembelajar hanya diberi kesempatan menyimak satu kali
c. Bahan pembelajaran tidak pernah ditunjukan pada aspek memorisasi
d. Pengajar jarang melakukan koreksi karena pembelajar dianggap mampu
mengoreksinya sendiri
e. Kegiatan berbicara dilakukan setelah melakukan latihan menulis
f. Bila perlu, pembelajar bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka.
C. Kekurangan dan Kelebihan Silent Way
Kelebihan metode silent way adalah:
a. Tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas dalam metode ini berfungsi untuk mendorong serta
membentuk respon pelajar. Maka dalam hal ini kelas menjadi aktif.
b. Mendidik untuk berkonsentrasi terhap materi pelajaran juga para pelajar di tuntut untuk
selalu berusaha sendiri dalam belajar.
c. Karena tidak ada pembetulan kalau ada kesalahan yang dilakukan oleh pelajar, dan tidak
ada keterangan mak pelajar di dorong untuk membuat analogi-analogi sendiri dengan
cara membuat kesimpulan dan rumusan aturan atuaran sendiri. Ini melatih mereka dalam
membuat kesimpulan dan keputusan secara cepat.

Kekuranganya metode silent way adalah:


a. Jika di telaah secara seksama, silent way di gunakan untuk pelajar tingkat pemula yang
hanya di berikan materi-materi pelafalan suku kata dan membuat konstruksi kalimat-
kalimat sederhanaya. Sedangkan membaca dan mengarang nampaknya akan sulit di
ajarkan dengan metode ini.
b. Dalam konsep sailent way bertujuan membimbing para pelajar agar mencapai kelancaran
berbahasa yang hampir sama dengan penutur asli, maka mereka di tuntut untuk
menguasai lafal yang benar, intonasi, irama, dan jeda dalam berbicara dengan bahasa
asing yang dipelajari, proses belajar mengajar yang di gariskan oleh metode ini
nampaknya tidak meberi jaminan untuk mencapai tujuan tersebut.
c. Dalam silent way pengulangan tidak dianjurkan, bagaimanapun pelajar yang di beri
materi satu kali akan sangat membutuhkan pengulangan, apalagi mereka yang baru
mengenal bahasa asing yang sedang dipelajari.

D. Skenario Pembelajaran
1. Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam dan menyapa siswa.
Guru : Selamat pagi semuanya?
Siswa : Selamat pagi juga, pak.
Guru : Bagaimana kabarnya hari ini?
Siswa : Baik-baik saja
2. Guru melakukan apresepsi tentang apa yang akan dipelajari hari ini
Guru : Tadi saat saya bilang Selamat pagi kalian menjawab apa?
Siswa : Selamat pagi juga
Guru : kalau Apa kabar?
Siswa : Baik-baik saja, pak.
Guru : Itu namanya kalimat sapaan. Dan itu yang akan kita pelajari hari ini.

3. Guru menuliskan contoh-contoh kalimat sapaan, artinya, beserta responnya di papan


tulis.
Sapaan Respon
Selamat pagi (good morning) Selamat pagi
Selamat malam (good evening) Selamat malam
Selamat sore (good afternoon) Selamat sore
Selamat datang (welcome) Selamat datang
Sampai jumpa lagi (see you later) Sampai jumpa lagi
Selamat tinggal (Good bye) Selamat tinggal
Halo.. (Hello) Halo..
Apa kabar? (How are you) Baik-baik saja

4. Guru menunjukan cara baca yang benar (satu kali), sementara siswa menyimak dan
mendengarkan.
5. Guru meminta siswa mempraktekan cara pengucapan yang benar berdasarkan apa
yang siswa dengar.
6. Guru membuat empat kelompok (dua sebagai kelompok sapaan, sedangkan dua yang
lain sebagai kelompok respon). Dalam games ini, guru akan menunjuk salah satu
kelompok sapaan untuk mengucapkan satu kalimat sapaan, sementara kelompok
respon harus memberikan reson yang tepat).
7. Guru akan meminta dua orang siswa untuk mempraktekan dialog yang dibawa guru.
Dalam dialog ini, kelompok sapaan harus menemukan sapaan yang terkandung di
dalamnya, sementara kelompok respon harus menemukan respon yang terkandung di
dalam dialog tersebut.
8. Guru menutup kelas dengan menyimpulkan pelajaran.
Guru : Jadi, belajar apa kita hari ini?
Siswa : Kalimat sapaan
Guru : Apa itu selamat pagi?
Siswa : Good morning
Guru : Reponnya?
Siswa : Selamat pagi juga
Guru : Kalau respon untuk apa kabar?
Siswa : Baik-baik saja.
9. Guru memberikan penugasan dan menutup kelas.
Dialog 1
Susi : Selamat siang, Adi..
Adi : Selamat siang juga, Susi
Susi : Lama sekali kita tidak bertemu.
Adi : Benar, sudah dua tahun.
Susi : Apa kabar kamu?
Adi : Baik. Kamu sendiri? Sedang apa di sini?
Susi : Aku juga baik. Aku sedang menemani adikku. Ini Romi.
Romi : Halo.. saya Romi.
Adi : Halo, Romi. Saya Adi.
Susi : Adi, maaf kami sedang buru-buru. Romi harus naik kereta nanti jam 4.
Jadi, sampai jumpa lagi.
Adi : Sampai jumpa.

Dialog 2

Anda mungkin juga menyukai