Anda di halaman 1dari 7

METODE GURU DIAM

(al-Thariqah al-Shamitah)

Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi kelompok pada Mata Kuliah Metode Khusus
Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, M.A. / N. Lalah Alawiyah, M.A.

Disusun oleh kelompok 8 :


Hidayatul Fattah 11190120000109
Uswatul Farikhah 11190120000080
Shabira Aulia Putri 11190120000086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442/2021
A. PENDAHULUAN.

Dalam pembelajaran bahasa asing, metode memiliki kedudukan yang sangat penting untuk
mencapai tujuan pembelajaran sendiri. Pembelajaran bahasa asing tentunya membutuhkan
metode yang menarik agar bahasa itu bisa familiar bagi peserta didik, dan menarik untuk
dipelajari. Penggunaan metode yang tepat dan disenangi oleh peserta didik perlu diprioritaskan
agar materi mudah diterima peserta didik meskipun sebetulnya tidak terlalu menarik. Namun
demikian, keunggulan suatu metode dalam pembelajaran dipengaruhi oleh banyak factor.

Usaha-usaha para ahli pendidikan bahasa dalam mengembangkan metode dalam pengajara
bahasa itu sendiri membawa paham-paham baru. Inovasi metode-metode ini mulai muncul
setelah metode audiolingual hampir selesai pada masa kejayaannya.

Sejak revolui bahasa Chomsky, kemajuan-kemajuan di bidang linguistik dan eksperimen-


eksperimen tentang pengajaran bahasa semakin berkembang. Para ahli bahasa mulai lebih
mengalihkan perhatiannya pada sisi psikologis belajar bahasa. Maka diadakanlah berbagai
inovasi dalam metode pembelajaran bahasa yang mana salah satunya adala metode guru diam
(al-thariqah al-shamitah).
B. PEMBAHASAN.

1. Pengertian Metode Guru Diam


Pengertia metode guru diam adalah……
Konsep dasar metode guru diam…..

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Guru Diam


Kelebihan-kelebihan metode guru diam antara lain adalah :
1. Tugas tugas dan aktivitas aktivitas dalam metode berfungsi untuk mendorong serta
membentuk response pelajar. Jadi, kelas tidak pasif dan tetap aktif.
2. Response pelajar dipancing tanpa instruksi lisan dari guru dan tanpa pemberian contoh
kalimat yang berulang kali. Oleh karena itu model itu model diberikan satu kali, pelajar yang
tidak menyimak akan terdorong untuk menyimak model seterusnya
3. Para pelajar didorong untuk membuat ujaran- ujaran baru dengan cara menggabungkan
ujaran-ujaran yang sudah dipelajari dengan yang baru dipelajari.
4. Karena tidak ada pembetulan pembetulan kalau kesalahan-kesalahan dibuat oleh pelajar
dan tidak ada keterangan- keterangan, maka pelajar didorong untuk membuat analogi analogi
sendiri dengan cara mengadakan kesimpulan dan rumusan aturan-aturan sendiri.
Kelemahan-kelemahan metode guru diam, antara lain adalah:
1. Meskipun tampaknya metode ini berdasarkan teori filsafat dan memberi kesan bahwa ini
suatu metode yang "mengguncangkan dunia pengajaran bahasa" tetapi dalam prakteknya metode
ini dalam banyak aspek mirip dengan metode audiolingual; dengan fokus yang kuat pada
pengulangan ujaran-ujaran atau kalimat-kalimat yang tanpa kesalahan. Ini di peragakan atau
diberi "model" oleh guru yang membimbing pelajar dari latihan-latihan yang terpimpin ke yang
lebih bebas.
2. Menurut Gottegno yang dilaporkan oleh Stervick "guru memupuk otonomi pelajar yang
memberi pilihan-pilihan dalam situasi-situasi yang disajikan nya". tetapi dalam kenyataannya
guru lah yang menguasai materi dan jalan pengajarannya dalam kelas. Dengan kata lain kelas
masih berpusat pada guru.
3. Kalau kita menelaah metode ini kita berkesimpulan bahwa kebanyakan dari contoh-
contoh yang diberikan Gattegno diperuntukkan pelajar BT tingkat permulaan, meskipun metode
ini dapat digunakan untuk mengajar membaca dan mengarang
4. Seperti dikatakan di atas tujuan metode ini ialah untuk membimbing pelajar agar
mencapai "kelancaran berbahasa yang hampir sama dengan penutur asli" dan sehubungan dengan
tujuan itu, para pelajar diharapkan menguasai lafal yang benar serta tekanan, ritme, intonasi dan
jeda BT. Disamping itu, pelajar diharapkan menguasai tetap bahasa dasar dari BT. Tujuan-tujuan
yang dirumuskan itu tidak mencerminkan tujuan untuk berkomunikasi secara wajar dengan
mengingat dengan siapa pelajar berbicara dan ragam bahasa apa yang harus digunakan.

3. Tujuan dan Langkah Penerapan Metode Guru Diam


Tujuan pokok metode ini adalah:
 Melatih keterampilan para pelajar dalam menggunakan bahasa asing yang dipelajari
secara lisan sehingga mampu mencapai kelancaran berbahasa asing yang hampir sama
dengan penutur aslinya.
 Metode guru diam ini juga mendorong peserta didik untuk bisa menggunakan bahasa
dengan ekspresi mereka sendiri dalam mengungkapkan pemikiran, persepsi, dan
perasaan.1
 Serta melatih keterampilan para pelajar dalam menyimak pembicaraan lawan bicaranya.
Menyimak dipandang sebagai unsur yang cukup sulit apalagi jika bahasa asing tersebut
dibawakan langsung oleh penutur aslinya.2
Langkah-langkah yang bisa diambil oleh guru dalam menggunakan metode guru diam ini,3
adalah:
1) Pada tahap pendahuluan, guru menyediakan alat peraga berupa;
a) papan peraga yang bertuliskan materi (field chart). Papan ini berisi ejaan dari semua suku
kata dalam bahasa asing yang dipelajari.
b) tongkat/ balok kayu (cuisinaire rods). Tongkat yang biasanya berjumlah sepuluh dengan
warna yang berbeda-beda yang nantinya digunakan sebagai alat peraga dalam
membentuk kalimat lengkap dan memiliki ukuran yang berbeda-beda.

2) Guru menyajikan satu bahasa yang dipahami, penyajiannya hanya satu kali saja. Dengan
demikian ia memaksa para pelajar untuk menyimak dengan baik. Pada permulaan, guru pun
tidak mengatakan apa-apa, tetapi hanya menunjukkan simbol-simbol yang tertera di papan
peraga. Pelajar mengucapkan simbol yang ditunjuk guru dengan melafal dengan keras, mula-
mula secara serentak. Kemudian atas petunjuk guru, satu persatu pelajar melafalkanya. Langkah
ini adalah tahap permulaan.
3) Sesudah pelajar mampu mengucapkan bunyi-bunyi dalam bahasa asing yang dipelajari, guru
menyajikan papan peraga kedua yang berisi kosa kata yang terpilih, kosa kata ini diambil dari
1
Tarigan, Henry Guntur. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa 1. Bandung: Angkasa.

2
Izzan, Ahmad. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.

3
Acep Hermawan, Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab, Remaja RosdaKarya, Bandung, 2011, hal. 204
kalimat-kalimat yang paling sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Kosa kata ini
sangat berguna bagi para pelajar dalam menyusun sebuah kalimat secara mandiri, langkah ini
juga masih tahap permulaan.
4) Guru menggunakan tongkat warna-warni yang telah disediakan untuk memancing para pelajar
berbicara bahasa asing yang sedang dipelajari. Pada saat ini guru mengangkat tongkat dan
berkata, misalnya:
)ini tongkat merah(‫هذه العصا احلمراء‬

Setelah itu guru mengangkat tongkat lain yang berlainan warna, misalnya :
)ini tongkat biru(‫هذه العصا الزرقاء‬

Setelah itu guru meminta salah seorang pelajar untuk maju ke depan dan menunjukkan balok lain
misalnya:
)ambil tongkat hijau( ‫خذ العصا اخلضراء‬

Lalu pelajar itu mengatakan:


)ini tongkat hijau(‫هذه العصا اخلضراء‬

Banyak kalimat yang dapat diajarkan dengan tongkat itu, misalnya kalimat-kalimat di bawah ini:
)tonkat merah itu panjang(‫العصا احلمراء طويلة‬

)tongkat hijau lebih pendek dari tongkat putih(‫العصا اخلضراء أقصر من العصا البيضاء‬

)?dimana tongkat putih(‫أين العصا البيضاء؟‬

Dan bermacam contoh kalimat lainnya. Setelah itu pelajar tersebut diminta untuk melakukan dan
mengatakan hal yang sama kepada temannya yang lain, dan seterusnya. Dengan demikian para
pelajar akan terangsang untuk membuat kalimat lengkap secara lisan dengan kata-kata yang telah
mereka kuasai sebelumnya. Dalam hal ini penggunaan isyarat yang paling benar cukup penting
sebagai pengganti penjelasan verbal. Guru secara berangsur-angsur berkata seminimal mungkin,
sedangkan para pelajar melakukan hal sebaliknya, dengan berusaha menghindari penggunaan
bahasa mereka, tetapi tetap dalam pengawasan non-verbal guru. Jika sudah memungkinkan
untuk mengembangkan perbendaharaan kata-kata, guru bisa menggunakan alat peraga lainnya
yang sesuai, misalnya benda-benda alam, gambar-gambar, atau worksheet dengan tema-tema
tertentu sesuai kebutuhan.
5) Sebagai penutup, guru bisa mengadakan tes keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kosa
kata yang telah diajarkan dengan memberikan perintah-perintah yang sedapat mungkin tidak
secara verbal. Dalam pengetesan ini tntu harus memperhatikan waktu yang tersedia.4

4
Ibid., hlm. 205
SIMPULAN
Dalam proses pembelajaran bahasa asing, penerapan metode sangat berperan penting dalam
proses pembelajaran tersebut. Apa sih metode pembelajaran itu? Metode pembelajaran itu adalah
suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan suatu materi, guna
terciptanya tujuan pembelajaran yang sesuai dengan harapan. Jadi dalam proses pembelajaran
itu, penggunaan metode sangatlah diprioritaskan agar para peserta didik lebih enak dan nyaman
dalam menerima atau mengolah materi yang disajikan oleh guru.
Salah satu metode pembelajaran yang terkenal di Eropa dan Amerika adalah Metode Guru Diam
yang dikenal dengan nama Silent Way. Metode pembelajaran Silent Way yaitu metode
pembelajaran dimana peserta didik yang lebih aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.
Guru lebih banyak diam, namun guru aktif menggunakan gerakan, gambar, dan rancangan untuk
memancing dan membentuk reaksi. Guru menciptakan suasana lingkungan yang mendorong
peserta didik untuk mencoba-coba dan memberikan fasilitas dalam proses pembelajaran.  
Silent Way ini adalah salah satu nama metode pembelajaran yang ditemukan Calleb Gattegno
melalui bukunya yang berjudul “Teaching Foreign Languages in School: The Silent Way”.
Metode Silent Way pada umumnya diterapkan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris dan
Prancis. Namun tidak menutup kemungkinan metode ini akan cocok diterapkan dalam
pembelajaran bahasa asing lainnya misalnya dalam pembelajaran bahasa Arab.
Peserta didik diberi kesempatan luas untuk berpikir tanpa kontrol guru yang terlalu ketat. Dan
menurut kami, kontrol guru yang terlalu ketat dapat mengurangi kreativitas peserta didik dalam
proses berpikir dan timbul ketidaksukaan. Ketidaksukaan tersebut bisa melalui ekspresi,
kemarahan, dan bahkan pemberontakan. Menurut saya metode ini sangatlah menarik untuk
diterapkan karena dengan metode ini peserta didik akan lebih bisa kreatif, jadi agar proses
pembelajaran berlangsung tidak monoton.
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Tarigan, Henry Guntur. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa 1. Bandung: Angkasa.
Izzan, Ahmad. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
Kompasiana.com. (2019, 28/10). Penerapan Metode Pembelajaran “Silent Way”. Diakses pada
16/03/2020, dari:
https://www.kompasiana.com/wafiahmad/5db6fb0a097f366f4f625db2/penerapan-metode-
pembelajaran-silent-way-dalam-proses-pembelajaran-bahasa-asing

Anda mungkin juga menyukai