Disusun oleh:
KRAKSAAN-PROBOLINGGO-JAWA TIMUR
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Fonem dan Grafem”.
Sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing dan membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju Addinul Islam.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini,banyak sekali pihak yang
telah mendukung dan membantu dalam proses penyelesaian. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Ibu Wahyu Lestari,M.Pd selaku Dekan Fakultas Tadris Umum Universitas Islam
Zainul Hasan Genggong.
2. Ibu Magfirotul Hamdiah, M.Pd selaku ketua Jurusan Tadris Bahasa Indonesia
3. Bapak Fatih Holis, M,Pd selaku dosen pembimbing yang telah sabar meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiranya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menelesaikan makalah ini
Penulis sadar bahwa dalam penulis karya tulis ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran bersifat membangun
untuk perbaikan yang selanjutnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan.............................................................................................................................8
3.2 Saran...................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut jenisnya, fonem dibagi menjadi dua yakni fonem segmental dan fonem
suprasegmental.
a. Tekanan
b. Jangka/Rentang waktu/Durasi
c. Nada
d. Aksen
e. Intonasi
f. Ritme.
2
Untuk kalimat deklaratif diberi tanda baca titik (.).
Untuk menandai bagian-bagian kalimat digunakan tanda koma (,) dan tanda titik
koma (;).
Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar tanpa
rintangan. Dalam bahasa, khususnya bahasa Indonesia, terdapat huruf vokal. Huruf vokal
merupakan huruf-huruf yang dapat berdiri tunggal dan menghasilkan bunyi sendiri. Huruf
vokal terdiri atas: a, i, u, e, dan o. Huruf vokal sering pula disebut huruf hidup. Bunyi vokal
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
3
- ketika lidah dalam posisi tinggi (i)
-depan (i dan a)
-tengah (e)
-belakang (o)
Konsonan adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar dengan
rintangan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan rintangan adalah terhambatnya udara keluar
oleh adanya gerakan atau perubahan posisi artikulator. Terdapat pula istilah huruf konsonan,
yaitu huruf-huruf yang tidak dapat berdiri tunggal dan membutuhkan keberadaan huruf vokal
untuk menghasilkan bunyi. Huruf konsonan tersebut terdiri atas: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p,
q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Huruf konsonan sering pula disebut sebagai huruf mati.
Ialah konsonan yang terjadi dengan hambatan penuh arus udara. Seperti
konsonan p, b, dan d.
Ialah bunyi konsonan yang yang terjadi jika udara keluar melalui rongga
hidung. Seperti konsonan m dan n.
c. konsonan paduan
ialah bunyi konsonan hambat dimana tempat artikulasinya ialah ujunng lidah
dan gusi belakang.
4
d. konsonan sampingan.
Ialah bunyi konsonan yang terbentuk dengan menutup arus udara ditengah
rongga mulut sehingga udar keluar melalui bagian samping rongga mulut.
Tempat artikulasinya ujung lidah dengan gusi.
e. konsonan frikatif
ialah bunyi konsonan yang terbentuk dengan menyempitkan jalan arus udara
yang dihembuskan dari paru-paru, sehingga jalan udara terhalang dan keluar
dan bergeser.
f. konsonan getar
ialah bunyi konsonan yang terbentuk ketika terjadinya hambatan jalan arus
udara yang dihembuskan dari paru-paru.
g. semivokal
Ada 3 (tiga) unsur penting ketika organ ucap manusia memproduksi bunyi atau
fonem, yaitu:
3. Titik artikulasi (disebut juga artikulator pasif) - bagian alat ucap yang menjadi titik
sentuh artikulator.
Grafem adalah lambang huruf (Alwi, dkk. 1998:26). Grafem merujuk pada huruf
atau gabungan huruf sebagai satuan pelambang fonem didalam sistem ejaan. Grafem ditulis
didalam tanda <…>. Grafem dan fonem memiliki kesamaan walaupun tidak selalu demikian.
Misalnya dalam bahasa Indonesia dan bahasa jawa pada kata buku terdiri atas empat huruf,
yakni b-u-k-u . pada setiap huruf tersebut merupaka grafem <b>, <u>, <k> dan <u> sekaligus
5
melambangkan fonem yang berbeda, yakni /b/, /u/, /k/ dan /u/. Contoh untuk grafem yang
tidak sama dapat dilihat pada kata tanggal dalam bahasa Indonesia dan jawa. Kata tersebut
terdiri atas tujuh huruf, yakni t-a-n-g-g-a-l, tetapi hana terdiri atas enam fonem, yakni /t/,
/a/, /ŋ/, /g/, /a/, /l/, sedangkan ketujuh grafemnya adalah <t>, <a>, <n>, <g>, <g>, <a>, <l>.
Grafem <e> digunakan untuk melambangkan dua buah fonem, yaitu fonem vokal /e/ dan /∂/.
- Fonem diftong /aw/ dilambangkan dengan gaabungan grafem <au> yang dapat menduduki
posisi awal dan akhir kata, fonem diftong /ay/ dilambangkan dengan gabungan grafem <oi>,
dan fonem diftong /ey/ dilambangkan dengan gabungan grafem <ei>. Ketiga diftong terakhir
hanya menduduki posisi akhir kata.
- Grafem <p> selain digunakan untuk melambangkan fonem /p/, juga dipakai untuk
melambangkan fonem /d/ sebagai koda dari sebuah silabel.
- Grafem <t> selain digunakan untuk melambangkan fonem /t/ juga digunakan untuk
melambangkan fonem /d/ sebagai koda dari sebuah silabel.
- Grafem <v> digunakan juga untuk melambangkan fonem /f/ karena menyesuaikan dengan
ejaan asli unsur leksikal yang diserap.
- Grafem <k> selain untuk melambangkan fonem /k/ digunakan juga untuk melambangkan
fonem /g/ yang berposisi sebagai koda dalam satu silabel.
- Grafem <n> selain digunakan untuk melambangkan fonem /n/, juga digunakan untuk
melambangkan fonem /ñ/ pada posisi di muka fonem konsonan /j/ dan /c/.
- Gabungan grafem masih digunakan, yaitu gabungan grafem <ng> untuk melambangkan
fonem /ŋ/, gabungan grafem <ny> untuk melambangkan fonem /ñ/, dan gabungan grafem
<kh> untuk melambangkan fonem /x/.
- Fonem hambatan glotal /?/ dilambangkan dengan grafem <k>; tetapi hambat glotal /?/ yang
bukan fonem tidak dilambangkan.
- Bunyi luncuran atau glider [w] dan [y] tidak dilambangkan dengan grafem apa-apa.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan bunyi-bunyi (fonem) bahasa dan
distribusinya. Fonologi diartikan sebagai kajian bahasa yang mempelajari tentang bunyi-
bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat ucap manusia .Bidang kajian fonologi adalah bunyi
bahasa sebagai satuan terkecil dari ujaran dengan gabungan bunyi yang membentuk suku
kata. Asal kata fonologi, secara harfiah sederhana, terdiri dari gabungan kata fon (yang
berarti bunyi) dan logi (yang berarti ilmu). Dalam khazanah bahasa Indonesia, istilah
fonologi merupakan turunan kata dari bahasa Belanda, yaitu fonologie.
Menurut jenisnya, fonem dibagi menjadi dua yakni fonem segmental dan fonem
suprasegmental. Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar
tanpa rintangan. Sedangksn Konsonan adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan
udara keluar dengan rintangan
3.2. Saran
Dengan penulisan makalah ini diharapkan agar pembaca dapat meluaskan wawasan
dan pengetahuan tentang fonem dan grafem.
7
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul (2009). Fonologi Bahasa Indonesia. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 1.
Sulthan, Faqih 2015 Rumah Sastra Indonesia Di akses pada 25 Maret 2023.