Oleh:
2021
Contoh Surat Kabar
Beredar Surat Kabar Berlogo Menyerupai Logo KPK, Diduga untuk Memeras
Pelaksana Tugas Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri mengatakan, KPK
menerima informasi mengenai beredarnya surat kabar berlogo menyerupai logo KPK.
Menurut Ali, surat kabar itu diduga digunakan untuk melakukan pemerasan kepada pihak-pihak
tertentu.
“KPK sebagai lembaga negara memastikan tidak pernah menerbitkan surat kabar sebagai
medium pemberitaan tentang pelaksanaan tugas dan isu pemberantasan korupsi,” ujar Ali,
melalui keterangan tertulis, Senin (18/10/2021).
Ali menuturkan, surat Kabar bernama “Koran Pengawas Korupsi” dengan atribut logo
menyerupai KPK ini diketahui salah satunya beredar di wilayah Jakarta.
Namun, ujar dia, tidak menutup kemungkinan surat kabar tersebut juga beredar di wilayah
lainnya.
“KPK tegas meminta kepada oknum yang mengaku dari surat kabar KPK untuk segera
menghentikan aksinya melakukan tindak pemerasan,” tegas Ali.
Untuk menyampaikan kinerjanya kepada publik, ucap dia, KPK menerbitkan berbagai publikasi
salah satunya adalah Majalah Integrito dalam bentuk cetak dan digital yang dapat diakses
melalui https://www.kpk.go.id/id/integrito
Selain itu, publik juga dapat mengakses berbagai informasi tentang KPK dengan mengunjungi
website resmi kelembagaan pada https://www.kpk.go.id/.
KPK pun mengimbau kepada masyarakat untuk selalu hati-hati dan waspada terhadap berbagai
modus penipuan yang mengatasnamakan KPK.
“Apabila masyarakat menemui atau mengetahui adanya pihak yang mengaku pegawai KPK dan
melakukan tindakan kriminal pemerasan dan sejenisnya, segera laporkan ke call center 198 atau
kepada aparat penegak hukum setempat,” kata Ali.
PENGERTIAN DAN ANALISIS MORFEM, ALOMORF, DAN MORF DALAM SURAT
KABAR
A. Morfem
Morfem berasal dari kata morphe yang berarti bentuk kata dan ema yang berarti
membedakan arti sehingga dapat disimpulkan bahwa morfem merupakan suatu bentuk kata
terkecil yang dapat membedakan arti. Untuk membuktikan morfem sebagai pembeda makna,
dapat dilakukan dengan menggabungkan morfem dengan kata yang memiliki makna leksikal.
Apabila penggabungan menghasilkan makna baru, unsur yang digabungkan tersebut adalah
morfem.
1. Morfem bebas
Morfem bebas merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri dan memiliki makna tanpa
digabungkan dengan morfem lain (kata dasar). Di dalam surat kabar dijumpai morfem
bebas seperti: masyarakat, waspada, pihak, hukum, majalah, bentuk, digital.
2. Morfem terikat
Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki arti.
Morfem terikat baru memiliki makna setelah bergabung dengan morfem lain. Morfem
terikat banyak dijumpai di surat kabar, seperti contoh berikut:
B. Alomorf
Dalam bahasa Indonesia, me- merupakan morfem yang memiliki enam alomorf, yaitu
me- itu sendiri, men-, meny-, mem-, meng-, dan menge-. Disamping itu, ada pula morf ber-, be-,
dan bel- yang merupakan alomorf dari morfem ber- serta morf pe-, pel-, per-, pem-, pen-, peny-,
peng-, dan penge- yang merupakan alomorf dari morfem pe-.
C. Morf
Morf dapat diartikan sebagai bagian-bagian terkecil dari alomorf atau dapat dikatakan
bentuk fisik morf adalah sama dengan bentuk fisik alomorf. Morf adalah nama untuk sebuah
bentuk yang belum diketahui statusnya. Selain itu, morf juga dapat diartikan sebagai anggota
morfem yang tidak dikaitkan dengan distribusinya (seperti i pada kata kenai). Ramlan (2012: 33)
menyatakan bahwa morfem meN- yang mempunyai struktur fonologik mem-, men-, meng-,
meny-, menge-, dan me-. misalnya pada membawa, mendatang, menyuruh, menyesali,
mengebom, dan melerai. Bentuk-bentuk mem-, men-, meny-, meng-, menge-, dan me- itu,
masing-masing disebut morf, yang semuanya merupakan alomorf dari morfem meN-.
Demikianlah morfem mempunyai morf-morf mem-, men-, meng-, meny-, menge-, dan me-
sebagai alomorfnya. Contoh lain, misalnya morfem ber-, morfem ini terdiri dari morf ber-,
misalnya pada berjalan, morf be-, misalnya pada bekerja, dan morf bel- pada belajar, morf ber-,
be-, dan bel-, ketiganya merupakan alomorf morfem ber-.
Morfem merupakan suatu bentuk kata terkecil yang dapat membedakan arti. Untuk
membuktikan morfem sebagai pembeda makna, dapat dilakukan dengan menggabungkan
morfem dengan kata yang memiliki makna leksikal. Apabila penggabungan menghasilkan
makna baru, unsur yang digabungkan tersebut adalah morfem. Jenis- jenis morfem yang dapat
ditemui di surat kabar, yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Dalam bahasa
Indonesia, me- merupakan morfem yang memiliki enam alomorf, yaitu me- itu sendiri, men-,
meny-, mem-, meng-, dan menge-. Disamping itu, ada pula morf ber-, be-, dan bel- yang
merupakan alomorf dari morfem ber- serta morf pe-, pel-, per-, pem-, pen-, peny-, peng-, dan
penge- yang merupakan alomorf dari morfem pe-. Morf adalah nama untuk sebuah bentuk yang
belum diketahui statusnya. Selain itu, morf juga dapat diartikan sebagai anggota morfem yang
tidak dikaitkan dengan distribusinya (seperti i pada kata kenai). Perbedaan alomorf dan morf,
yaitu alomorf merupakan bentuk suatu morfem ketika menjadi bentuk yang nyata sedangkan
morf merupakan variasi-variasi yang berbeda sebelum menjadi bentuk yang nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Kamil, I. (2021). “Beredar Surat Kabar Berlogo Menyerupai Logo KPK, Diduga untuk
Memeras”. Diakses dari https://nasional.kompas.com/read/2021/10/18/20523921/beredar-
surat-kabar-berlogo-menyerupai-logo-kpk-diduga-untuk-memeras pada 14 November
2021.
Ramlan. (2012). Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono.