Disusun oleh:
Istilah kurikulum tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita, bagaimanapun juga
sejak kita menginjakkan kaki di dunia pendidikan maka tidak akan terpisahkan dari
kurikulum. Kurikulum diciptakan untuk dijadikan sebagai tujuan yang akan dicapai dari
proses pendidikan. Dari waktu ke waktu kurikulum selalu mengalami berbagai macam
inovasi karena harus sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan pada masa tersebut. Kurikulum
merupakan alat yang berperan dalam menyukseskan pendidikan, tanpa disertai kurikulum
yang tepat maka akan sangat sulit untuk mencapai tujuan dari pendidikan. Untuk itu maka
penting bagi setiap guru untuk benar-benar memahami tentang kurikulum agar dapat
melaksanakan proses pembelajaran yang sejalan dengan tujuan pendidikan.
Kurikulum berasal dari bahasa latin Curriculum yang pada dasarnya mempunyai
pengertian a running course. Dalam bahasa Prancis courier yang berarti to run artinya
berlari. Nah istilah itu kemudian digunakan untuk sejumlah mata pelajaran (course) yang
harus ditempuh untuk mencapai gelar penghargaan dalam dunia pendidikan (ijazah).
(Abdullah Idi, 1999)
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (10) tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas), kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kemudian menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada
lembaga pendidikan/perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus.
Kurikulum yang digunakan menjadi cerminan proses dan hasil yang dilahirkan dari
setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain, kualitas siswa atau manusia, seperti apa yang
diharapkan dapat dilahirkan dari program pendidikan untuk mengisi kehidupan (individu,
masyarakat, berbangsa, dan bernegara) pada masa yang akan datang, banyak diwarnai dan
ditentukan oleh kurikulum yang dikembangkan oleh pendidikan itu sendiri.
Ada dua unsur pokok yang menjadi tekanan dari hakikat kurikulum tersebut, yaitu:
1. Isi kurikulum
mata pelajaran (subject matter) yang diberikan pihak sekolah dan harus ditempuh oleh
setiap siswa
2. Tujuan utama pendidikan atau kurikulum
agar siswa menguasai setiap mata pelajaran yang diberikan dan akhirnya siswa
tersebut berhak untuk mendapatkan sertifikat atau ijazah sebagai bukti telah
menyelesaikan program pendidikan. Sampai saat ini pengertian kurikulum tersebut
masih mewarnai dan pada bagian-bagian tertentu masih digunakan dalam setiap
praktik pendidikan.
III. Fungsi Kurikulum
Di atas kita sudah belajar mengenai pengertian dan hakikat dari kurikulum,
selanjutnya kita akan belajar tentang fungsi dari kurikulum. Kurikulum sebenarnya memiliki
beberapa fungsi bagi guru, siswa, orang tua, dan masyarakat. Pada dasarnya kurikulum
dijadikan sebagai acuan atau pedoman. Bagi seorang guru kurikulum dijadikan pedoman
untuk melaksanakan proses pembelajaran.Bagi orangtua kurikulum dijadikan pedoman dalam
membimbing anaknya di rumah. Bagi masyarakat kurikulum dijadikan sebagai pedoman
untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Dan bagi
siswa sendiri kurikulum dijadikan sebagai suatu pedoman dalam belajar.
1. Fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik yaitu sebagai berikut:
a. Fungsi Penyesuaian (the adjusive or adaptive function), artinya kurikulum mampu
menyesuaikan dengan kebutuhan dan perubahan yang terjadi, sehingga kurikulum
tersebut dapat menyesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan saat ini.
Bagaimanapun juga setiap manusia hidup dalam lingkungan sehingga harus
mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara menyeluruh. Karena
lingkungan yang senantiasa berubah dan bersifat dinamis maka masing-masing
individu harus memiliki kemampuan menyesuaikan diri secara dinamis pula. Di
sinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan. Fungsi penyesuaian
mengandung makna bahwa kurikulum harus mampu mengarahkan siswa agar
memiliki sifat well adjusted atau mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. Fungsi Integrasi (the integrating function) artinya kurikulum mendidik pribadi-
pribadi yang terintegrasi. Oleh karena individu sendiri merupakan bagian dari
masyarakat maka pribadi yang terintegrasi akan memberikan sumbangan dalam
pembentukan atau pengintegrasian masyarakat. Kurikulum tersebut
menggambarkan suatu keutuhan yang terintegrasi dalam satu kesatuan secara
menyeluruh atau komprehensif.Fungsi integrasi memberikan makna bahwa
kurikulum harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh sebagai dasar
anggota dari masyarakat. Sehingga peserta didik memiliki kepribadian yang
dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakat.
c. Fungsi Diferensiasi (the differentiating function) artinya kurikulum perlu
memberikan pelayanan terhadap perbedaan di antara setiap peserta didik. Pada
dasarnya diferensiasi akan mendorong orang-orang berfikir kritis dan kreatif
sehingga akan mendorong kemajuan sosial. Namun, diferensiasi bukan
dimaksudkan untuk mengabaikan solidaritas sosial dan integrasi, karena
diferensiasi juga dapat menghindarkan terjadinya stagnasi sosial. Kurikulum
tersebut harus mampu menyediakan bahan atau materi yang beragam sesuai
dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan peserta didik.Kurikulum harus mampu
menghargai dan melayani peserta didik dengan baik, meskipun mereka memiliki
perbedaan dari segi fisik maupun psikis.
d. Fungsi Persiapan (the propaedeutic funtction) artinya kurikulum mampu
mengarahkan setiap peserta didik untuk memilih keahlian yang ditekuni sesuai
dengan potensi yang dimilikinya. Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar
mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh.
Misalnya melanjutkan studi ke sekolah yang lebih tinggi atau persiapan belajar di
dalam masyarakat. Persiapan belajar lebih lanjut ini diperlukan, mengingat
sekolah tidak mungkin memberikan semua yang diperlukan siswa atau yang
menarik perhatian mereka. Selain itu kurikulum juga diharapkan dapat
mempersiapkan peserta didik untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya
karena sesuatu hal tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
e. Fungsi Pemilihan (the selectivefunction) artinya bahwa kurikulum tersebut
menyediakan pilihan-pilihan bagi peserta didik yang sesuai dengan kondisi yang
diperlukan. Kurikulum mampu menyediakan pilihan-pilihan kepada peserta didik
untuk diseleksi sesuai dengan minatnya. Perbedaan (diferensiasi) dan pemilihan
(seleksi) adalah dua hal yang berkaitan. Ketika seseorang mengakui tentang
perbedaan, maka ia memiliki kesempatan untuk memilih apa yang diinginkan dan
menarik minatnya. Untuk mengembangkan berbagai kemampuan tersebut, maka
kurikulum perlu disusun secara luas dan bersifat fleksibel.
f. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function) artinya kurikulum tersebut disusun
dan dikembangkan dengan mempertimbangkan hasil telaah atas kebutuhan,
maksudnya kurikulum yang dirumuskan tersebut berangkat dari hasil kebutuhan
yang diperoleh melalui survei atau observasi lapangan. Salah satu segi pelayanan
pendidikan adalah membantu dan mengarahkan siswa untuk memahami dan
menerima dirinya. Sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi yang
dimilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika siswa menyadari semua kelemahan dan
kekuatan yang dimilikinya melalui proses eksplorasi. Sehingga siswa diharapkan
dapat memperbaiki kelemahan tersebut dan mengembangkan sendiri kekuatan
yang ada.
Kurikulum memiliki peran penting dalam dunia pendidikan karena merupakan syarat
mutlak pendidik di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum merupakan bagian yang
tidak dapat terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Bagi seorang guru yang akan
mengajar maka hal yang pertama kali harus diketahui atau dipahami adalah kurikulum,
kemudian kompetensi dasar. Setelah itu, guru berlanjut untuk mencari bahan dari berbagai
sumber yang relevan untuk membuat silabus pengajaran. Kurikulum merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan, sehingga semestinya guru mencermati tujuan dari lembaga
pendidikan sebagai acuan untuk mengevaluasi terhadap jalannya proses pembelajaran. Proses
pembelajaran yang tidak berpedoman pada kurikulum, maka tidak akan berjalan dengan
efektif. Tujuan yang akan dicapai oleh guru dan siswa serta cara atau strategi yang digunakan
untuk mencapai tujuan merupakan komponen penting dalam sistem kurikulum.
Peran orang tua tidak dapat dipisahkan dalam prosesn pendidikan seorang anak.
Orangtua memiliki kewajiban untuk membimbing anak-anaknya belajar di rumah. Orangtua
juga tidak dapat berlepas tangan menyerahkan pendidikan putra-putrinya kepada bapak dan
ibu guru. Mereka juga harus melakukan pembinaan kepada putra-putrinya karena seorang
anak memang perlu pengawasan yang ekstra. Fungsi kurikulum bagi orangtua adalah
membantu sekolah dalam melakukan pembinaan terhadap peserta didik. Sehingga orangtua
akan memiliki peran besar dalam membimbing putra-putrinya sekaligus dapat memantau
perkembangan informasi yang diserap oleh anak mereka.
Kurikulum merupakan seperangkat peraturan dan rencana mengenai isi, cara, dan
bahan yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dalam
suatu lingkup pendidikan. Kurikulum menjadi dasar dari sistem Pendidikan. Pada hakikatnya
kurikulum terdiri dari dua unsur pokok yaitu isi kurikulum dan tujuan utama pendidikan atau
kurikulum. Kurikulum memiliki beberapa fungsi bagi pendidik, peserta didik, orang tua, dan
masyarakat. Kurikulum sebagai sistem pendidikan berfungsi sebagai pedoman umum dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA