Anda di halaman 1dari 4

morf

Terdapat beberapa istilah berkaitan morfem yang perlu kita ketahui iaitu morf dan alomorf.
Unit-unit morfem yang telah direalisasikan itu disebut morf, iaitu elemen dalam bentuk kata
yang kita dengar dalam pertuturan. Misalnya, perkataan ‘memakan’, morfnya ialah ‘me’ +
‘makan’. Tegasnya, morf disebut sebagai satuan gramatikal terkecil yang didengar dalam
pengucapan. Alomorf pula ialah variasi yang terdapat dalam morfem terikat. Kebanyakan
morfem terikat mempunyai sekurang-kurangnya satu alomorf. Sebagai contoh, morffem
awalan ‘di-‘ hanya mempunyai satu alomorf iaitu ‘di-‘ itu sendiri, manakala morfem ‘me-‘
mempunyai enam alomorf iaitu ‘me-‘, ‘mem-‘, ‘men-‘, ‘meng-‘, ‘ meny-‘ dan ‘menge-‘.
Alomorf
Alomorf adalah anggota suatu morfem yang wujudnya berbeda,tetapi mempunyai funggsi
dan makna yang sama.Kita lihat contoh berikut ini : mengarang,menulis,menyapu,dan
memarkir yang masing-masing berupa morfem terikat meng-+karang;men
+tulis;meny+sapu;mem+parkir.Bentuk-bentuk meng-,men-,meny dan mem-adalah empat
alomorf yang berasal dari satu morfem yang sama,yaitu[meng-].
Afiks atau Imbuhan
Bahasa Indonesia memiliki empat jenis imbuhan,yaitu awalan(prefiks), sisipan(infiks),
akhiran(sufiks), dan imbuhan terbelah(konfiks). Afiks sangatlah penting karena dapat
merubah bentuk, fungsi, kategori dan makna dasar kata yang melekatinya. Misalnya,kata
datang(kata dasar) berbeda bentuk, fungsi, kategori, dan maknanya dari kata kedatangan.
Perbedaan itu terjadi akibat melekatnya konfiks ke-…-an pada kata kerja datang. Disamping
itu, beberapa imbuhan dapat dilekatkan kekata dasar secara bertahap. Imbuhan seperti itu
dalam buku ini disebut simulfiks atau imbuhan gabung.
Dari keempat imbuhan itu, tampaknya hanya infiks yang kurang produktif. Untuk itu,
perhatikanlah uraian dibawah ini :
Prefiks atau Awalan
Awalan (prefiks) adalah imbuhan yang dilekatkan didepan kata dasar. Didalam bahasa
Indonesia terdapat delapan awalan, yaitu : ber- dan per-, meng- dan di-, ter-,ke- dan se-.
Contoh :

 bersegi dan persegi


 menggali dan penggali
 dilihat dan tertawa
 kedua dan keempat
 sedesa dan setempat

Infiks atau Sisipan


Sisipan adalah imbuhan yang diletakkan di tengah dasar. Bahasa Indonesia memiliki empat
buah, yaitu –el, -em, -er dan –in, seperti ;

 getar → geletar
 getar → gemetar
 gigi → gerigi
 kerja → kinerja
 geger → gelegar
 kelut → kemelut

Sufiks atau Akhiran


Akhiran adalah imbuhan yang dilekatkan pada akhir dasar. Bahasa Indonesia memiliki
akhiran –i, -kan, -an, -man, -wan, -wati, wi(-wiah) dan –nya seperti :
ambil → ambili,ambilkan,ambilan
seni → seniman
warta → wartawan,wartawati
dunia → duniawi
turun → turunnya

Karena adanya kontak dengan bahasa lain, kini bahasa Indonesia juga memiliki afiks-afiks
yang berasal dari bahasa asing seperti : -wan, -wati, -at, -in, -isme, -(is)asi, -logi dan –tas.
Konfiks atau Imbuhan Terbelah
Konfiks atau imbihan terbelah adalah imbuhan yang dilekatkan sekaligus pada awal dan
akhiran dasar. Konfiks harus dilekatkan sekaligus pada dasar karena konfiks merupakan
imbuhan tunggal yang tentusaja memiliki suatu kesatuan beantuk dan suatu kesatuan
makna, seperti :
a) konfiks ke- … -an → keuangan
b) konfiks ber- … -an → berhamburan
c) konfiks peng- … -an → pengalaman
d) konfiks per- … -an → perjuangan
e) konfiks se- … -nya → sebaliknya

Simulfiks atau Imbuhan Gabungan


Simulfiks atau imbuhan gabungan adalah imbuhan atau lebih yang ditambahkan pada kata
dasar secara bertahap. Contoh simulfiks adalah imbuhan member-kan yang melekat pada
kata memberlakukan dan memberdayakan. Afiks yang melekat pada kata dasar laku dan
daya adalah prefiks ber- menjadi berlaku dan berdaya, setelah itu sufiks –kan menjadi
berlakukan dan berdayakan. Akhirnya baru prefiks meng- dilekatkan pada kata tersebut
sehingga menjadi memberlakukan memberdayakan.
Arkifonem
Dalam buku Linguistik Am Siri Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Melayu, Abdullah
Hassan (2005) menyatakan arkifonem itu sebagai fonem yang melambangkan beberapa
fonem seperti N dalam morfem {meN-}. N ini berubah menjadi m, n, ny, ng dan nge apabila
morfem tersebut bercantum dengan kata dasar berdasarkan huruf pangkal pada kata dasar
tersebut dan N mewakili fonem-fonem tersebut.

KONSEP-KONSEP DALAM MORFOLOGI


Morf
Abdullah Hassan (2005: 120) dalam bukunya yang bertajuk Linguistik Am Siri Pengajaran
dan Pembelajaran Bahasa Melayu menyatakan setiap bentuk fonologi yang berlainan
sebagai morf. Beliau memberikan contoh morfem {meN-} yang mempunyai enam morf.
Setiap morf itu diwakili dengan satu lambang, iaitu meN-.
Jwuan Verhaan (2005) dalam bukunya, Pengantar Linguistik menyatakan morf sebagai
salah satu bentuk alomorfemis dari suatu morfem, tetapi bentuk yang hendak dipilih
dianggap mewakili secara konkrit morfem yang bersangkutan.
G. David Morley (2000) dalam Syntax In Functional Grammar pula menjelaskan morf
sebagai “the unit of grammatical form which realizes a morpheme”.
Dapatlah disimpulkan di sini bahawa morf itu ialah unsur yang mewakili morfem yang
bersangkutan dan mempunyai bentuk fonologi yang berlainan. Morf ini diberi satu lambang
bagi mewakili morfem yang bersangkutan itu. Misalnya meN- yang melambangkan me-,
men-, mem-, meng-, menge- dan menye-.
Alomorf
Dalam buku Tatabahasa Dewan Jilid 2: Perkataan, Nik Safiah Karim ada menyenaraikan
enam alomorf bagi awalan peN-, iaitu pe-, pem-, pen-, peng-, penge- dan pel-. Menurut
beliau, penyebaran alomorf-alomorf tersebut ditentukan oleh faktor fonologi, iaitu jenis huruf
pertama yang bercantum dengan awalan tersebut serta faktor perkembangan dan
perancangan bahasa.
Jos Daniel Parera (1994) dalam buku Morfologi Bahasa Edisi Kedua pula menyatakan
bahawa setiap perwakilan daripada sebuah morfem tertentu disebut alomorf. Beliau juga
berpendapat bahawa alomorf ialah nama untuk bentuk-bentuk perwakilan daripada sebuah
morfem berdasarkan linkungannya. Beliau ada memberikan contoh me-…-kan, mem-…-kan
dan men-…-kan sebagai alomorf daripada morfem yang sama.
G. David Morley (2000) dalam Syntax In Functional Grammar turut menjelaskan alomorf itu
sebagai “the variant possible morph of the one morpheme”.
Berdasarkan ketiga-tiga hujah tersebut, alomorf ialah bentuk yang berlainan daripada satu
morfem yang sama akibat daripada pengaruh bunyi awal kata dasar yang menerima
imbuhan awalan. Misalnya alomorf penye- digunakan sebelum huruf s pada awalan kata
dasar seperti semak menjadi menyemak dan alomorf pem- pula hadir pada kata dasar yang
bermula dengan huruf p, b, f dan v.

Pengertian morfofonemik
Morfofonemik adalah cabang linguistik yang mempelajari perubahan bunyi diakibatkan
adanya pengelompokkan morfem. Berikut pendapat dari beberpa para ahli mengenai
morfofonemik;
i. Nelson francis (1958) menyatakan bahwa morfofonemik mempelajari variasi-variasi yang
tampak pada struktur fonemik alomorf-alomorf sebagai akibat pengelompokkan menjadi
kata.
ii. Samsuri (1982:28) bahwa morfofonemik merupakan studi tentang perubahan-perubahan
fonem yang disebabkan hubungan dua morfem atau lebih serta pemberian tanda-tandanya.
iii. Ramlan, morfofonemik sebagai perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat
pertemuan morfem dengan morfem lain.

Anda mungkin juga menyukai