INDONESIA
MAKALAH
Dibuat sebagai salah satu syarat mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia
Anggota Kelompok :
Rombel 005
2017
1. Pembuka
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa sangat penting dalam komunikasi baik tertulis maupun tak tertulis.
Sehingga penggunaannya harus berdasar pada kebahasaan dan perbendaharaan
kata yang kaya dan lengkap. Begitu juga dengan bahasa Indonesia yang
merupakan milik bangsa Indonesia merupakan alat komunikasi yang efektif dan
efisien dalam pemersatu bangsa ini.
2. Pembahasan
2.1 Pengertian Morfologi
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari
bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk
dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat diantara morphed dan logos ialah
bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan
makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang
bentuk.
2.2 Morfem
Morfem adalah satuan bahasa yang turut serta dalam pembentukan kata dan
dapat dibedakan artinya. Morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari
pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa
Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua
morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan
morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.
Morfem bebas adalah bentuk kata yang bisa berdiri sendiri dengan artinya,
misalnya kata dasar. Contoh: buku, besar, jual. Kata dasar tersebut apabila tidak
mendapat imbuhan tetap memiliki arti.
Morfem terikat morfologis yaitu morfem yang terikat oleh bentuk kata, terikat
pada struktur kata, misalnya imbuhan. Contoh:ber- pada kata beranak berarti
menghasilkan anak. Jika ber- berdiri sendiri tidak memiliki arti.
Morfem terikat sintaksis yaitu morfem yang mempunyai arti pada tataran kalimat,
misalnya kata sambung atau kata depan. Contoh: aku dan kamu pergi bersama.
Kata dan pada kalimat tersebut apabila berdiri sendiri tidak memiliki arti.
2.3 Alomorf
Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi yang
mempunyai fungsi dan makna yang sama yaitu merupakan unsur yang
membentuk verba aktif (Hasan Alwi, dkk, 2003: 28). Setiap morfem mempunyai
alomorf satu, dua, atau juga enam. Beberapa bentuk alomorf dari beberapa
morfem yaitu:
a. Ber-
Contohnya : bertamasya
b. Be-
Contohnya : bepergian
c. Bel-
Contohnya : belajar
2. Morfem me-, mempunyai alomorf me-, mem-, men-, meng-, menge-, dan
meny-.
a. Me-
b. Mem-
c. Men-
d.Meng-
e. Menge-
Contohnya : mengecat
f. Meny-
2.4 Afiksasi
Dari letak atau posisi melekatnya, afiks dapat dibagi menjadi empat macam
yaitu prefiks atau awalan, infiks atau sisipan, sufiks atau akhiran, dan konfiks
atau imbuhan gabungan.
a. Prefiks
Contoh:
b. Infiks
Infiks ialah afiks yang diselipkan atau dilekatkan di tengah kata dasar.
Contoh:
c. Sufiks
Contoh:
-man pada kata seniman adalah orang yang ahli dalam bidang seni.
d. Konfiks
Contoh:
a. Afiks Asli
Contoh:
Afiks asing ialah afiks yang berasal atau hasil pungutan dari bahasa
asing yang kini telah menjadi bagian sistem bahasa Indonesia. Untuk
menyatakan suatu afiks bahasa asing telah diterima menjadi afiks bahasa
Indonesia, apabila afiks tersebut sudah mampu keluar dari lingkungan
bahasa asing dan sanggup melekat pada bentuk dasar bahasa Indonesia.
Contoh:
a. Afiks improduktif
Contoh:
b. Afiks produktif
a) Dwipurwa (kata ulang sebagian): Reduplikasi atas suku kata awal. Vokal
dari suku kata awal mengalami pelemahan dan bergeser ke posisi tengah
menjadi e pepet. Contoh: tetangga, leluhur, leluasa.
b) Dwilingga (kata ulang utuh atau penuh): Reduplikasi atas seluruh bentuk
dasar (bisa kata dasar maupun kata berimbuhan). Contoh: rumah-rumah,
kejadian-kejadian.
e) Kata ulang semu: Kata yang sebenarnya merupakan kata dasar dan bukan
hasil pengulangan atau reduplikasi. Contoh: laba-laba, ubur-ubur, undur-undur,
kupu-kupu, empek-empek.
g) Kata ulang sebagian atau kata ulang dwipurwa merupakan perulangan kata
yang dialami oleh sebagian dari kata dasar, dengan kata lain perulangan kata
hanya terjadi pada suku awal kata dasar, seperti: lelaki, tetua, seseorang. Di
dalam kata ulang sebagian juga sering ditemukan kata ulang yang mendapat
akhiran, seperti: pepohonan, rerumputan.
h) Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang mengalami perubahan
bunyi pada akhir kata perulangan. contoh: sayur-mayur, bolak-balik.
2.6.1 Jamak (tak tentu). Contoh: Buku-buku itu telah kusimpan dalam lemari.
3. Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2013/01/penggunaan-kata-ulang-di-
bahasa.html
http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kata_ulang
http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah%20Awal/
Kajian%20Bahasa%20Indonesia%20SD/BAC/Unit_4_0.pdf
http://putryyanti.blogspot.com/2013/03/makna-kata-ulang_8071.html