Anda di halaman 1dari 32

KATA DAN

PEMBENTUKAN
KATA
Kelompok 5
Anggota :

Uliya Rizki Rana Zahira Wifa Ufairah Muhammad Muhammad


Fajar Gibran Abiyan Nabil
2104104010060 2104104010061 2104104010059 Asnawi 2104104010066

2104104010064
PEMBENTUKAN
KATA
(MORFOLOGI)
Morfem → Satuan gramatik yang paling kecil, yang tidak mempunyai satuan lain
sebagai unsurnya.

Kata → Satuan gramatik bebas terkecil yang bermakna.

Contoh :
Mahasiswa berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen dengan terus
belajar tanpa mengenal lelah.

Morf → Wujud nyata atau realisasi dari penggunaan morfem

Contoh : belajar dan bekerja


JENIS KATA
Berdasarkan Strukturnya

Kata asal dan kata jadian / turunan

Kata asal → Kata yang menjadi asal dari suatu bentukan atau kata yang
belum mengalami morfologis.

Kata jadian → Kata yang telah mengalami proses morfologi

Contoh :
Kata asal : rumah.
Kata jadian : dirumahkan, rumah rumah, rumah tangga.
Berdasarkan Kategorinya

Kategori Bahasa Indonesia berdasarkan penguasaan kata untuk anak


usia sekolah dasar :

1. Kata benda (nomina)


kelas, kursi, meja, rumah 4. Kata bilangan (pronomina)
Aku (ku), kamu, engkau (kau), dia,
2. Kata kerja (verba) mereka, ini, itu.
belajar, menulis, tidur, lari
5. Kata depan (preposisi)
3. Kata sifat (adjektiva) di, ke, dari, pada
pandai, cantik, tinggi
6. Kata sambung (konjungsi)
dan, atau, tetapi, yang, ketika
Pembentukan
Kata Dalam
Bahasa
Indonesia
Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara
morfem yang satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah
kata

Proses Morfologis adalah peristiwa


penggabungan morfem yang satu dengan
morfem yang lain menjadi kata.

Ciri suatu kata yang mengalami proses morfologis yaitu mengalami


perubahan bentuk, perubahan arti, dan perubahan kategori/jenis kata.
Terdapat tiga cara pembentukan kata melalui proses morfologis, yaitu :

• Afiksasi (pengimbuhan)

Afiksasi merupakan proses penambahan morfem afiks pada bentuk dasar. Afiks
tersebut dapat berupa prefiks, infiks, sufiks, konfiks dan simulfiks.
1) Prefiks (Awalan)
meN-, peN-, per-, ber-, ter-, di-, ke-, dan se-

a. Prefiks meN- dan peN-

a). Prefiks meN- berubah menjadi me- dan peN- berubah menjadi pe-,
jika diimbuhkan pada kata dasar yang berfonem awal /m/, /n/, /l/,
/r/, /ng/, /ny/, /w/, dan /y/.

Contoh :
meN- + lompat = melompat
Gibran melompat dari pagar sekolah

peN- + nyanyi = penyanyi


Abiyan ingin menjadi penyanyi yang terkenal
b). Prefiks meN- berubah menjadi mem- dan peN- berubah menjadi pem-,
jika diimbuhkan pada kata dasar yang berfonem awal /b/, /f/, /p/, dan /v/.

Contoh :
meN- + baca = membaca
Zahira membaca buku sejarah

peN- + pukul = pemukul


Uliya menjadi pemukul dalam permainan kasti
c). Prefiks meN- berubah menjadi men- dan peN- berubah
menjadi pen-, jika diimbuhkan pada kata dasar yang
berfonem awal /t/, /d/, /c/, /j/, dan /z/.

Contoh :
meN- + cuci = mencuci
Wifa mencuci pakaian adiknya

peN- + tata = penata


Ufairah merupakan seorang penata busana
d). Prefiks meN- berubah menjadi meng- dan peN- berubah menjadi
peng-, jika diimbuhkan pada kata dasar yang berfonem awal /a/, /i/,
/u/, /e/, /o/, /g/, /h/, dan /k/.

Contoh :
meN- + ikat = mengikat
Gibran mengikat tali sepatu Asnawi

peN- + ambil = pengambil


Fajar merupakan pengambil keputusan dalam rapat
e). Prefiks meN- berubah menjadi meny- dan peN- berubah
menjadi peny-, jika diimbuhkan pada kata dasar yang
berfonem awal /s/.

Contoh :
meN- + sogok = menyogok
Wifa menyogok Nabil agar tutup mulut

peN- + susun = penyusun


Abiyan adalah salah satu penyusun rencana strategi perang
f). Prefiks meN- berubah menjadi menge- dan peN- berubah menjadi
penge-, jika diimbuhkan pada kata dasar yang bersuku satu

Contoh :
meN- + bom = mengebom
Rizki mengebom halaman belakang rumahnya

peN- + las = pengelas


Abiyan ingin menjadi pengelas besi
b. Prefiks per- dan ber-
Prefiks per- memiliki alomorf pe- dan pel- dan ber- memiliki alomorf
be- dan bel-.

Contoh :
per- + ajar = pelajar
Ufairah adalah seorang pelajar teladan

ber- + ajar = belajar


Gibran belajar Bahasa Mandarin didalam kelas Bahasa Indonesia
c. Prefiks ter-
Prefiks ter- memiliki alomorf ter- jika diimbuhkan pada bentuk
dasar yang berfonem awal /r/ dan suku pertamanya /er/.

Contoh :
ter- + rasa = terasa
Belajar Bahasa Indonesia dengan Pak Tanzilul terasa sangat
menyenangkan
d. Prefiks di-, ke-, se-
Prefiks di-, ke-, se-, tidak mempunyai alomorf
sebagaimana awalan-awalan yang lain.

Contoh :
di- + rasa = terasa
Belajar Bahasa Indonesia dengan Pak Tanzilul
terasa sangat menyenangkan
2). Infiks (sisipan)
Infiks adalah bentuk terikat yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar. Infiks
yang terdapat dalam Bahasa Indonesia -el-, -em-, -er-, dan -in-.

Contoh :
-er- + suling = Seruling
Suara seruling terdengar dari kejauhan

-el- + tapak = telapak


Telapak kakinya tertusuk paku
3). Sufiks (Akhiran)
Sufiks adalah bentuk terikat yang diimbuhkan di akhir bentuk dasar. Sufiks yang
ada dalam Bahasa Indonesia adalah -an, -kan, dan -i.

Contoh :
lapang + -an = Lapangan
Lapangan itu sangat luas

turut + -i = turuti
Jangan turuti keinginannya
4). Gabungan
Gabungan adalah bentuk terikat yang diimbuhkan di awal dan di akhir
bentuk dasar. Gabungan yang terdapat dalam bahasa Indonesia adalah ber-an,
peN-an, per-an, ke-an, ber-kan, per-kam meN-kan, ter-kan, per-i, meN-, ter-i,
di-kan, di-I, diper-, diper-kan, diper-I, memper-, memper-kan, dan memper-i.
Gabungan terbagi atas 2, yaitu konfiks dan simulfiks.
Konfiks adalah gabungan yang tak dapat dipisahkan.

Contoh :
ke- an + pulau = kepulauan
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan.

Simulfiks gabungan yang dapat dipisahkan.

Contoh :
pe- an + kerja = pekerjaan
Pekerjaan ayah saya adalah petani
2. Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses atau hasil dari perulangan kata, baik secara keseluruhan atau
sebagian.

Secara garis besar kata ulang terbagi 2 yaitu


a. kata ulang berdasarkan bentuk
b. kata ulang berdasarkan makna yang terbentuk

a. Kata ulang berdasarkan bentuk


kata ulang berdasarkan bentuk terbagi lagi menjadi 5 bagian yaitu :

a) Kata ulang dwipurwa


Kata ulang dwipurwa disebut juga kata ulang sebagian. Jenis kata ulang ini mengalami
perulangan pada sebagian kata dasarnya saja. Contoh :
● rerumputan, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar rumput.
b) Kata ulang dwilingga
Kata ulang dwilingga adalah kata ulang seluruhnya. Jadi, kata ulang yang
termasuk dalam dwilingga adalah kata ulang yang bentuk dasarnya mengalami
perulangan seluruhnya. Contoh :
● bapak-bapak, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar bapak.

c) Kata ulang berimbuhan atau afiksasi


Kata ulang berimbuhan atau afiksasi adalah jenis kata ulang yang bentuk
dasarnya mengalami perulangan dan penambahan imbuhan.
● turun-temurun, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar turun.
d) Kata ulang berubah bunyi
Kata ulang berubah bunyi adalah jenis kata ulang yang bentuk dasarnya
mengalami perulangan dengan perubahan fonem atau bunyi.
●pernak-pernik, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar pernik.
●lauk-pauk, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasarnya adalah lauk.

e) Kata ulang semu


Kata ulang semu adalah kata dasar yang penulisannya dalam bentuk perulangan.
Contoh :
● Laba-laba
● Hati-hati
b. Jenis kata ulang menurut makna yang terbentuk.

● a) Kata Ulang yang Bermakna Mirip atau Menyerupai


Kehitam-hitaman, kemerah-merahan, dan mobil-mobilan.

● b) Kata Ulang yang Bermakna Jamak atau Beragam


Ibu-ibu, buah-buahan, sayur-mayur, dan dedaunan.

● c) Kata Ulang yang Bermakna Saling


Bersalam-salaman, tolong-menolong, beri-memberi, dan tarik-menarik.

● d) Kata Ulang yang Bermakna Kolektif atau Bilangan


Satu-satu, dua-dua, dan tiga-tiga.
● e) Kata Ulang yang Bermakna Kegiatan
Masak-memasak.

● f) Kata Ulang yang Bermakna Keadaan atau Situasi


Mentah-mentah dan hidup-hidup.

● g) Kata Ulang yang Bermakna Superlatif


Setinggi-tingginya, seindah-indahnya, dan sekuat-kuatnya.
3. Komposisi
Komposisi adalah proses penggabungan dasar dengan dasar untuk mewadahi suatu
‘konsep’ yang belum tertampung dalam sebuah kata.
Komposisi terbagi menjadi 5 macam :

a. Komposisi yang menampung konsep-konsep yang digabungkan sederajat,


sehingga membentuk komposisi yang koordinatif. Makna gramatikal hasil
penggabungan koordinatif bisa ‘dan’ bisa juga ‘atau’ tergantung pada konteks
kalimatnya, bisa juga bermakna idiomatic.

Contoh:
-Baca tulis ‘baca dan tulis’
b. Komposisi yang menampung konsep-konsep yang digabung tidak sederajat, sehingga
melahirkan komposisi yang subordinatif. Komposisi ini unsur pertama merupakan unsur
utama dan unsur kedua merupakan unsur penjelas.
Contoh:
- {Sate}+{Madura} Sate Madura (sate yang berasal dari madura)

c. Komposisi yang menghasilkan istilah, yakni yang maknanya sudah pasti, sudah tentu,
meskipun bebas dari konteks kalimatnya, karena istilah dalam komposisi ini tidak
ditentukan oleh hubungan kedua unsurnya, melainkan ditentukan oleh keseluruhannya.

a) Istilah olahraga:
Tolak peluru, angkat besi, terjun payung, terbang layang, belap sepeda.
b) Istilah linguistik
Fonem vokal, morfem bebas, frase endosentik, klausa verbal, kalimat inti.
c) Istilah politik
Suaka politik, hak angket, hak pilih, hak prerogatif, sidang paripurna.
d) Istilah pendidikan
Buku ajar, tahun ajar, guru bantu, model pembelajaran, tenaga
kependidikan.

e) Istilah agama (islam)


Hadits shahih, ayat kursi, ayat kursi,wali hakim, zakat fitrah,ibadah
haji.

d. Komposisi pembentuk idiom, yakni penggabungan dasar dengan dasar yang


diprediksi makna idiomatik, yaitu makna yang tidak dapat diprediksi secara
leksikal maupun gramatikal. Contoh:
- Memeras keringat ‘bekerja keras’

e. Komposisi yang menghasilkan nama, yakni yang mengacu pada sebuah wujud
dalam dunia nyata. Contoh:
Griya Matraman, Stasiun Gambir dan Selat Sunda.
MALU BERTANYA SESAT DI JALAN

Ini di kelas bukan di jalan, jadi tidak usah


bertanya, gabakal sesat

Anda mungkin juga menyukai