Anda di halaman 1dari 11

DASAR DAN KAIDAH

KEBAHASAAN BAHASA
INDONESIA

KELOMPOK 6:

RIZKY MEGA LESTARI (1401417106)


DIAN PERWITASARI (1401417151)
AINUN NUR AFIDAH (1401417154)
PENGERTIAN MORFOLOGI
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal
dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti
bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat diantara morphed dan logos
ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi,
berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti
ilmu tentang bentuk.

Morfologi menurut Wikipedia adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi


satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari
seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata
terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-
perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
RUANG LINGKUP MORFOLOGI
A. MORFEM
Morfem adalah satuan bahasa yang turut serta dalam pembentukan kata dan
dapat dibedakan artinya. Morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari
pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa
Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan.
Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga
merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada
kata duga.

B. ALOMORF
Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi yang
mempunyai fungsi dan makna yang sama yaitu merupakan unsur yang membentuk
verba aktif. Setiap morfem mempunyai alomorf satu, dua, atau juga enam. Beberapa
bentuk alomorf dari beberapa morfem yaitu:

1. Morfem ber-, mempunyai alomorf ber-, be-, dan bel-.


2. Morfem me-, mempunyai alomorf me-, mem-, men-, meng-, menge-, dan meny-.
C. AFIKSASI
Menurut Suryadi Abdillah H. (2011), macam afiks dapat ditinjau dari posisi atau letaknya, asalnya,
serta produktifnya, yaitu:

1. Afiks Ditinjau dari Letaknya.


Dari letak atau posisi melekatnya, afiks dapat dibagi menjadi empat macam yaitu prefiks atau
awalan, infiks atau sisipan, sufiks atau akhiran, dan konfiks atau imbuhan gabungan.

a. Prefiks
Prefiks ialah afiks (imbuhan) yang ditempatkan di bagian muka dasar (mungkin kata dasar atau
kata kompleks/ jadian).
Contoh:
ber - + jalan = berjalan, nosi dari imbuhan ber- pada kata berjalan adalah melakukan
tindakan jalan.
pe- + malas = pemalas, nosi dari imbuhan pe- pada kata pemalas adalah bersifat malas.
ter- + pandai = terpandai, nosi dari imbuhan ter- pada kata terpandai adalah paling
pandai.
se- + kantor = sekantor, nosi dari imbuhan se- pada kata sekantor adalah sama-sama
dalam satu kantor.
b. Infiks
Infiks ialah afiks yang diselipkan atau dilekatkan di tengah kata dasar.
Contoh:
-el- + getar = geletar
-em- + getar = gemetar
-er- + gigi = gerigi
-in- + kerja = kinerja

c. Sufiks
Sufiks ialah morfem terikat yang digunakan di bagian belakang kata atau dilekatkan
pada akhir dasar.
Contoh:
-an + hukum = hukuman, nosi dari imbuhan -an pada kata hukuman
adalah cara menghukum.
-nya + buku = bukunya, nosi dari imbuhan -nya pada kata bukunya
adalah menunjukkan kepemilikan.
-man + seni = seniman, nosi dari imbuhan
-man pada kata seniman adalah orang yang ahli dalam bidang seni.
d. Konfiks
Konfiks ialah gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir dasar.
Contoh:
ber-an + datang = berdatangan, nosi dari imbuhan ber-an pada kata berdatangan
adalah menyatakan banyak pelaku.
ke-an + camat = kecamatan, nosi dari imbuhan ke-an pada kata kecamatan adalah
menyatakan tempat.
ber-kan + senjata = bersenjatakan, nosi dari imbuhan ber-kan pada kata bersenjatakan
adalah memiliki atau memakai senjata.
meng-kan + kerja = mengerjakan, nosi dari imbuhan meng-kan pada kata
mengerjakan adalah melakukan perbuatan.

2. Afiks Ditinjau dari Asalnya

Ditinjau dari asalnya, afiks bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu afiks asli dan afiks
dari bahasa asing.
a. Afiks Asli
Afiks asli ialah afiks-afiks yang memang merupakan bentukan atau afiks dari bahasa Indonesia itu sendiri.
Contoh:
ke-an + adil = keadilan
ter- + jatuh = terjatuh
b. Afiks Asing
Afiks asing ialah afiks yang berasal atau hasil pungutan dari bahasa asing yang kini telah menjadi bagian
sistem bahasa Indonesia. Untuk menyatakan suatu afiks bahasa asing telah diterima menjadi afiks bahasa
Indonesia, apabila afiks tersebut sudah mampu keluar dari lingkungan bahasa asing dan sanggup melekat
pada bentuk dasar bahasa Indonesia.
Contoh:
pra- + sejarah = prasejarah
-ik + patriot = patriotik

3. Afiks Ditinjau dari Produktifitasnya

Ditinjau dari produktifitasnya, afiks bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu afiks
improduktif dan afiks produktif.
a. Afiks improduktif
Afiks improduktif ialah afiks yang distribusinya terbatas pada kata-kata atau morfem-morfem tertentu
saja, tidak dapat digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru.
Contoh:
-is + nasional = nasionalis
-wi + manusia = manusiawi

b. Afiks produktif
Afiks produktif ialah afiks yang memilki kesanggupan yang besar untuk melekat pada kata-kata atau
morfem-morfem lain, sebagaimana tampak dalam distribusinya.
Jenis-jenis kata ulang bahasa indonesia
E. JENIS - JENIS KATA ULANG
a) Dwipurwa (kata ulang sebagian): Reduplikasi atas suku kata awal. Vokal dari suku kata awal mengalami pelemahan
dan bergeser ke posisi tengah menjadi e pepet. Contoh: tetangga, leluhur, leluasa.

b) Dwilingga (kata ulang utuh atau penuh): Reduplikasi atas seluruh bentuk dasar (bisa kata dasar maupun kata
berimbuhan). Contoh: rumah-rumah, kejadian-kejadian.

c) Dwilingga salin suara (berubah bunyi): Reduplikasi atas seluruh bentuk dasar yang salah satunya mengalami
perubahan suara pada suatu fonem atau lebih. Contoh: gerak-gerik, sayur-mayur.

d) Kata ulang berimbuhan: Reduplikasi dengan mendapat imbuhan, baik pada lingga pertama maupun pada lingga
kedua. Contoh: bermain-main, tarik-menarik.

e) Kata ulang semu: Kata yang sebenarnya merupakan kata dasar dan bukan hasil pengulangan atau reduplikasi. Contoh:
laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, empek-empek.

f) Kata ulang utuh. Contoh: anak-anak, jalan-jalan, makan-makan.

g) Kata ulang sebagian atau kata ulang dwipurwa merupakan perulangan kata yang dialami oleh sebagian dari kata
dasar, dengan kata lain perulangan kata hanya terjadi pada suku awal kata dasar, seperti: lelaki, tetua, seseorang. Di
dalam kata ulang sebagian juga sering ditemukan kata ulang yang mendapat akhiran, seperti: pepohonan, rerumputan.

h) Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang mengalami perubahan bunyi pada akhir kata perulangan. contoh:
sayur-mayur, bolak-balik.
KESIMPULAN

Dari pembahasan mengenai “dasar-dasar dan kaidah


kebahasaan morfologi bahasa indonesia sebagai
rujukan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan
benar” dapat disimpulkan bahwa morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan
dan arti kata. Atau dengan kata lain mempelajari
bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk
kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik
SARAN
Sebagai calon pendidik, pemahaman tentang morfologi dan jenis-
jenis kata Bahasa Indonesia perlu dipelajari secara luas supaya dapat
menjadi bekal dalam mengajar siswa dan bermanfaat dalam
berkomunikasi di kehidupan sehari-hari secara tepat dan benar.
Pembelajaran mengenai Bahasa Indonesia sangat penting diajarkan di
setiap jenjang sekolah untuk mengenalkan Bahasa Indonesi lebih
dalam dan menjadikan siswa memiliki rasa bangga terhadap bahasa
nasionalnya yaitu Bahasa Indonesia. Diharapkan siswa dapat
berkomunikasi Bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai kaidah
Tata Bahasa yang telah ada.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai