KEBAHASAAN BAHASA
INDONESIA
KELOMPOK 6:
B. ALOMORF
Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi yang
mempunyai fungsi dan makna yang sama yaitu merupakan unsur yang membentuk
verba aktif. Setiap morfem mempunyai alomorf satu, dua, atau juga enam. Beberapa
bentuk alomorf dari beberapa morfem yaitu:
a. Prefiks
Prefiks ialah afiks (imbuhan) yang ditempatkan di bagian muka dasar (mungkin kata dasar atau
kata kompleks/ jadian).
Contoh:
ber - + jalan = berjalan, nosi dari imbuhan ber- pada kata berjalan adalah melakukan
tindakan jalan.
pe- + malas = pemalas, nosi dari imbuhan pe- pada kata pemalas adalah bersifat malas.
ter- + pandai = terpandai, nosi dari imbuhan ter- pada kata terpandai adalah paling
pandai.
se- + kantor = sekantor, nosi dari imbuhan se- pada kata sekantor adalah sama-sama
dalam satu kantor.
b. Infiks
Infiks ialah afiks yang diselipkan atau dilekatkan di tengah kata dasar.
Contoh:
-el- + getar = geletar
-em- + getar = gemetar
-er- + gigi = gerigi
-in- + kerja = kinerja
c. Sufiks
Sufiks ialah morfem terikat yang digunakan di bagian belakang kata atau dilekatkan
pada akhir dasar.
Contoh:
-an + hukum = hukuman, nosi dari imbuhan -an pada kata hukuman
adalah cara menghukum.
-nya + buku = bukunya, nosi dari imbuhan -nya pada kata bukunya
adalah menunjukkan kepemilikan.
-man + seni = seniman, nosi dari imbuhan
-man pada kata seniman adalah orang yang ahli dalam bidang seni.
d. Konfiks
Konfiks ialah gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir dasar.
Contoh:
ber-an + datang = berdatangan, nosi dari imbuhan ber-an pada kata berdatangan
adalah menyatakan banyak pelaku.
ke-an + camat = kecamatan, nosi dari imbuhan ke-an pada kata kecamatan adalah
menyatakan tempat.
ber-kan + senjata = bersenjatakan, nosi dari imbuhan ber-kan pada kata bersenjatakan
adalah memiliki atau memakai senjata.
meng-kan + kerja = mengerjakan, nosi dari imbuhan meng-kan pada kata
mengerjakan adalah melakukan perbuatan.
Ditinjau dari asalnya, afiks bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu afiks asli dan afiks
dari bahasa asing.
a. Afiks Asli
Afiks asli ialah afiks-afiks yang memang merupakan bentukan atau afiks dari bahasa Indonesia itu sendiri.
Contoh:
ke-an + adil = keadilan
ter- + jatuh = terjatuh
b. Afiks Asing
Afiks asing ialah afiks yang berasal atau hasil pungutan dari bahasa asing yang kini telah menjadi bagian
sistem bahasa Indonesia. Untuk menyatakan suatu afiks bahasa asing telah diterima menjadi afiks bahasa
Indonesia, apabila afiks tersebut sudah mampu keluar dari lingkungan bahasa asing dan sanggup melekat
pada bentuk dasar bahasa Indonesia.
Contoh:
pra- + sejarah = prasejarah
-ik + patriot = patriotik
Ditinjau dari produktifitasnya, afiks bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu afiks
improduktif dan afiks produktif.
a. Afiks improduktif
Afiks improduktif ialah afiks yang distribusinya terbatas pada kata-kata atau morfem-morfem tertentu
saja, tidak dapat digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru.
Contoh:
-is + nasional = nasionalis
-wi + manusia = manusiawi
b. Afiks produktif
Afiks produktif ialah afiks yang memilki kesanggupan yang besar untuk melekat pada kata-kata atau
morfem-morfem lain, sebagaimana tampak dalam distribusinya.
Jenis-jenis kata ulang bahasa indonesia
E. JENIS - JENIS KATA ULANG
a) Dwipurwa (kata ulang sebagian): Reduplikasi atas suku kata awal. Vokal dari suku kata awal mengalami pelemahan
dan bergeser ke posisi tengah menjadi e pepet. Contoh: tetangga, leluhur, leluasa.
b) Dwilingga (kata ulang utuh atau penuh): Reduplikasi atas seluruh bentuk dasar (bisa kata dasar maupun kata
berimbuhan). Contoh: rumah-rumah, kejadian-kejadian.
c) Dwilingga salin suara (berubah bunyi): Reduplikasi atas seluruh bentuk dasar yang salah satunya mengalami
perubahan suara pada suatu fonem atau lebih. Contoh: gerak-gerik, sayur-mayur.
d) Kata ulang berimbuhan: Reduplikasi dengan mendapat imbuhan, baik pada lingga pertama maupun pada lingga
kedua. Contoh: bermain-main, tarik-menarik.
e) Kata ulang semu: Kata yang sebenarnya merupakan kata dasar dan bukan hasil pengulangan atau reduplikasi. Contoh:
laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, empek-empek.
g) Kata ulang sebagian atau kata ulang dwipurwa merupakan perulangan kata yang dialami oleh sebagian dari kata
dasar, dengan kata lain perulangan kata hanya terjadi pada suku awal kata dasar, seperti: lelaki, tetua, seseorang. Di
dalam kata ulang sebagian juga sering ditemukan kata ulang yang mendapat akhiran, seperti: pepohonan, rerumputan.
h) Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang mengalami perubahan bunyi pada akhir kata perulangan. contoh:
sayur-mayur, bolak-balik.
KESIMPULAN