Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MORFOLOGI BAHASA INDONESIA

AFIKSASI

DISUSUN OLEH:
NURSYIFA AULIA (F011211001)
NUR FITRIA ALWI (F011211003)
MUH. ALIF SYAHPUTRA (F011211005)
AULIA SALSABILA (F011211007)

PRODI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah dan
rahmatnya tulisan ini dapat terselesaikan. Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Morfologi Bahasa Indonesia. Selain itu, tulisan ini juga memiliki tujuan untuk
menambah wawasan tentang proses morfologi afiksasi bagi pembaca maupun penulis.
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
k a m i membutuhkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat baik bagi para pembaca maupun penulis.

Makassar, 25 September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berinteraksi. Dengan bahasa,
manusia dapat menyampaikan maksudnya kepada pendengar maupun pembaca. Pembaca
dan pendengar juga dapat mengetahui maksud dari manusia lainnya dengan bahasa. Hal
ini membuktikan bahwa bahasa merupakan sesuatu yang penting dan tidak bisa
dilepaskan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, sebagai manusia, kita perlu
mengetahui seluk-beluk bahasa, khususnya bahasa Indonesia.
Bahasa dikaji dalam ilmu linguistik. Dalam ilmu linguistik, terdapat informasi
mengenai bagaimana bahasa digunakan, apa saja unsur bahasa, dan apa saja kaidah yang
terkait secara spesifik. Ilmu linguistik terbagi menjadi ilmu linguistik terapan dan ilmu
linguistik murni. Ilmu linguistik terapan mempelajari bahasa yang dipengaruhi oleh
unsur-unsur yang ada di luar bahasa. Adapun ilmu linguistik murni mempelajari struktur
yang ada di dalam bahasa itu sendiri. Kajian ilmu linguistik murni ini meliputi fonologi,
morfologi, sintaksis, dan semantik.
Seperti yang telah dipaparkan di atas, salah satu bidang kajian ilmu linguistik murni
adalah morfologi. Morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana kata
dibentuk, unsur-unsur apa yang berperan dalam pembentukan kata, dan kelas apa yang
ditempati oleh kata setelah dibentuk. Proses pembentukan kata terebut dan seluk-
beluknya disebut proses morfologi. Proses morfologi terdiri dari afiksasi, reduplikasi,
abreviasi, komposisi, derivasi zero, dan metanalisis. Dalam makalah ini, kami akan
memaparkan mengenai proses morfologi bidang afiksasi.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami akan memaparkan beberapa poin mengenai afiksasi, di
antaranya pengertian afiksasi, jenis-jenis afiksasi, dan bagan alir afiksasi dalam pelafalan
bahasa Indonesia.

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan penulis maupun
pembaca mengenai afiksasi. Selain itu, makalah ini juga ditulis untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah Morfologi Bahasa Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Afiksasi
Sebelum terbentuk menjadi suatu kata yang utuh, kata dasar atau leksem harus
melalui proses morfologi. Proses Morfologi merupakan proses pembentukan kata dari
satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya, baik berupa morfem bebas ataupun terikat.
Salah satu proses morfologi yaitu dengan afiksasi. Afiksasi merupakan proses
pembentukan kata dengan cara menambahkan afiks atau imbuhan pada kata dasar atau
leksem. Afiksasi mengubah leksem atau kata dasar dalam hal bentuknya, kategorinya, dan
arti katanya.
Terdapat pendapat beberapa pakar mengenai afiksasi. Menurut Parera (1994:18),
afiksasi terjadi apabila sebuah morfem terikat dibubuhkan atau dilekatkan pada sebuah
morfem bebas secara urutan lurus. Adapun menurut Surono (2015:15), afiksasi adalah
proses morfologi berupa penambahan afiks pada bentuk pradasar, kata dasar, atau bentuk
dasar. Sementara itu, Ramlan (2009:54) menyebutkan bahwa afiksasi merupakan
pembubuhan afiks pada suatu satuan baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun
bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Adapun menurut Kridalaksana (1993), afiksasi
ini adalah suatu bentuk terikat yang jika ditambahkan itu ke dalam bentuk lain akan
mengubah makna gramatikalnya. Selain itu, menurut Richards (1992), afiksasi adalah
salah satu bentuk terikat yang bisa atau dapat ditambahkan pada awal, akhir atau juga
tengah kata.
Afiks sendiri merupakan suatu satuan gramatikal terkecil yang terikat dalam suatu
kata. Menurut Mulyono dalam To’umbo (2017:2), afiks merupakan bentukan linguistik
yang terikat, baik secara morfologis maupun secara semantis. Jadi, afiks termasuk
morfem terikat. Contohnya kata minuman. Kata tersebut terdiri atas morfem bebas
{minum} dan morfem terikat atau afiks {-an}. Adapun satuan yang dilekati oleh afiks
atau yang menjadi dasar pembentukan kata sebagai satuan yang lebih besar disebut
bentuk dasar atau leksem. Dalam pembagiannya, afiks terdiri atas prefiks, infiks, sufiks,
dan konfiks.
1. Prefiks, yaitu afiks yang dibubuhi pada awal kata dasar. Contohnya {meng-}, {di-},
{ter-}, {ber-}, {peng-}, {per-}, dan {ke-}.
2. Infiks, yaitu afiks yang menyusup pada kata dasar. Contohnya {-el-} dalam kata
telunjuk, {-er-} dalam kata gerigi, {-em-} dalam kata kemuning, dan {-in-} dalam
kata kinerja.
3. Sufiks, yaitu afiks yang dibubuhi pada belakang kata dasar. Contohnya {-an}, {-kan},
dan {-i}.
4. Konfiks, yaitu afiks yang diletakkan di awal dan di akhir kata dasar. Contohnya {ke-
|-an},{ peng-|-an}, {ber-|-an}, dan sebagainya.

B. Jenis-Jenis Afiksasi
Dalam bahasa Indonesia yang baku, afiksasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu
prefiksasi, sufiksasi, infiksasi, konfiksasi, dan kombinasi afiks.
1. Prefiksasi adalah proses pembentukan kata dengan penambahan prefiks pada kata
dasar atau leksem. Prefiks sendiri adalah afiks yang dibubuhi pada awal kata dasar.
Contohnya sebagai berikut.
a. Kata menggambar merupakan kata yang terbentuk dari leksem gambar yang
dibubuhi oleh prefiks meng-.
b. Kata diajar merupakan kata yang terbentuk dari leksem ajar yang dibubuhi oleh
prefiks di-.
c. Kata terbaik merupakan kata yang terbentuk dari leksem baik yang dibubuhi oleh
prefiks ter-.
d. Kata berusaha merupakan kata yang terbentuk dari leksem usaha yang dibubuhi
oleh prefiks ber-.
e. Kata pengganti merupakan kata yang terbentuk dari leksem ganti yang dibubuhi
oleh prefiks peng-.
f. Kata pejuang merupakan kata yang terbentuk dari leksem juang yang dibubuhi
oleh prefiks per-.
g. Kata kehendak merupakan kata yang terbentuk dari leksem hendak yang dibubuhi
oleh prefiks ke-.

2. Sufiksasi adalah proses pembentukan kata dengan penambahan sufiks pada bentuk
pradasar, kata dasar, atau bentuk dasar. Sufiks yaitu afiks yang dibubuhi pada
belakang kata dasar. Contohnya sebagai berikut.
a. Kata makanan merupakan kata yang terbentuk dari leksem makan yang dibubuhi
oleh sufiks –an.
b. Kata ajarkan merupakan kata yang terbentuk dari leksem ajar yang dibubuhi oleh
sufiks –kan.
c. Kata ajari merupakan kata yang terbentuk dari leksem ajar yang dibubuhi oleh
sufiks –i.

3. Infiksasi adalah proses pembentukan kata dengan penambahan infiks pada bentuk
pradasar, kata dasar, atau bentuk dasar. Infiks sendiri yaitu afiks yang menyusup pada
kata dasar. Contohnya
a. Kata telunjuk merupakan kata yang terbentuk dari leksem tunjuk yang disisipi
infiks -el-.
b. Kata gerigi merupakan kata yang terbentuk dari leksem gigi yang disisipi infiks -
er-.
c. Kata kemuning merupakan kata yang terbentuk dari leksem kuning yang disisipi
infiks -em-.
d. Kata kinerja merupakan kata yang terbentuk dari leksem kerja yang disisipi infiks
-in-.

4. Konfiksasi adalah proses pembentukan kata dengan penambahan konfiks pada bentuk
pradasar,kata dasar, atau bentuk dasar. Konfiks sendiri yaitu afiks yang diletakkan di
awal dan di akhir kata dasar. Contohnya sebagai berikut.
a. Kata kehilangan merupakan kata yang terbentuk dari leksem hilang yang dibubuhi
oleh konfiks ke-|-an.
b. Kata pengadilan merupakan kata yang terbentuk dari leksem adil yang dibubuhi
oleh konfiks peng-|-an.
c. Kata bersinggungan merupakan kata yang terbentuk dari leksem singgung yang
dibubuhi oleh konfiks ber-|-an.

5. Kombinasi afiks adalah kombinasi dari dua afiks atau lebih yang bergabung dengan
kata dasar. Menurut Kridalaksana (1993), afiks ini bukan jenis afiks yang khusus,
melainkan hanya merupakan gabungan beberapa afiks yang mempunyai bentuk dan
makna gramatikal tersendiri, muncul secara bersama pada bentuk dasar, tetapi berasal
dari proses yang berlainan. Contohnya: (1) memperkatakan sebuah bentuk dasar
dengan kombinasi tiga afiks, dua prefiks dan satu sufiks; (2) mempercayakan sebuah
bentuk dasar dengan kombinasi dua afiks, satu prefiks dan satu sufiks. Dalam bahasa
Indonesia kombinasi afiks yang lazim ialah {me-|-kan}, {me-|-i}, {memper-|-kan},
{memper-|-i}, {ber-|-kan}, {ter-|-kan}, {per-|-kan}, {pe-|-an}, dan {se-|-nya}.

C. Bagan Alir Afiksasi


1. Prefiksasi
Menggambar

Meng- Gambar
(Prefiks) (Leksem)

Diajar

Di- Ajar
(Prefiks) (Leksem)

Terbaik

Ter- Baik
(Prefiks) (Leksem)
2. Sufiksasi

Makanan

-an Makan
(Sufiks) (Leksem)

Tuliskan

-kan Tulis
(Sufiks) (Leksem)

Ajari

-i Ajar
(Sufiks) (Leksem)
3. Infiksasi

Telunjuk

-el- Tunjuk
(Infiks) (Leksem)

Gerigi

-er- Gigi
(Infiks) (Leksem)

Kemuning

-em- Kuning
(Infiks) (Leksem)
4. Konfiksasi
Keadilan

Ke-|-an Adil
(Konfiks) (Leksem)

Peradilan

Per-|-an Adil
(Konfiks) (Leksem)

Bersinggungan

Ber-|-an Singgung
(Konfiks) (Leksem)
5. Kombinasi Afiks
Mengajari

Meng- Ajari
(Prefiks) (Kata)

-i Penuh
(Sufiks) (Leksem)

Pemakaian

Pe- Pakaian
(Prefiks) (Kata)

-an Pakai
(Sufiks) (Leksem)
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Afiksasi merupakan proses pembentukan kata dengan cara menambahkan afiks
atau imbuhan pada kata dasar atau leksem. Afiksasi mengubah leksem atau kata dasar
dalam hal bentuknya, kategorinya, dan arti katanya. Dalam bahasa Indonesia yang baku,
afiksasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu prefiksasi, sufiksasi, infiksasi, konfiksasi, dan
kombinasi afiks. Afiks sendiri merupakan suatu satuan gramatikal terkecil yang terikat
dalam suatu kata. Dalam pembagiannya, afiks terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, dan
konfiks.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh
dari kata kesempurnaan. Tentunya, kami akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan yang telah dibahas
pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Kridalaksana, H.. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Verhaar, J.W.M.. 2016. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Habibie, Wildan. 2021. Proses Morfologi Kata Main: Afiksasi, Reduplikasi, dan
Komposisi. Skripsi.

Ratnasari, Abriani Ori. 2017. Pemetaan Afiksasi Buku Juara Jurnal Bahasa Indonesia
Mahasiswa BIPA 2016/2017. Skripsi.

Rangga, Aditya. 2021. Afiksasi. Diakses pada 25 September 2022, dari


https://cerdika.com/afiksasi/

Ramlan. 1979. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono

Badudu, J.S.. 1993. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Prima.

Anda mungkin juga menyukai