Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi morfem
derivasional dan infleksional dalam lirik lagu Lewis Capaldi. Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses afiksasi dalam lirik lagu, mengklasifikasikan morfem derivasi dan infleksional serta mengetahui morfem derivasi dan infleksional yang paling dominan dalam lirik lagu Lewis Capaldi. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini diambil dari lirik lagu album Lewis Capaldi Divinely Uninspired to a Hellish Extent sebagai album pertama. Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada 42 sufiks kata seperti -ing, -ed, -s, -ness, - able, -ly dan prefiks satu kata re- (2) Terdapat 29 morfem infleksional dan 67,44% sedangkan morfem turunan terjadi 14 kali dan 32,56%, artinya morfem infleksional paling dominan dibandingkan morfem turunan. ,,, Bahasa merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, karena bahasa berperan sebagai alat komunikasi antar manusia. Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, merupakan alat dasar dalam masyarakat karena bahasa dan manusia memiliki hubungan yang kuat. Manusia harus berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, tidak hanya komunikasi tetapi bahasa juga sebagai penyampai gagasan, mengungkapkan emosi, pesan atau kesannya, baik melalui lisan maupun tulisan. Komunikasi membutuhkan bahasa yang mengandung linguistik. Linguistik berkaitan dengan bahasa, karena linguistik adalah studi ilmiah tentang bahasa. Artinya linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa yang menjelaskan tentang banyak bahasa. Bahasa terdiri dari dua aspek yaitu bentuk dan makna. Linguistik adalah pusat studi bahasa yang memiliki beberapa pola seperti semantik, sintaksis, fonologi dan morfologi. Morfologi adalah subbidang linguistik yang mempelajari bagaimana kata-kata dibangun. Dalam makna relevansi, unit makna terkecil dalam bahasa adalah morfem. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki makna. Morfem merupakan bentuk satuan dari linguistik paling dasar dari fungsi gramatikal (Fromkin et al., 2013). Morfem dibedakan menjadi dua jenis yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri. Morfem terikat harus melekat pada morfem bebas. Morfem terikat juga disebut imbuhan dan sering diklasifikasikan menjadi awalan, sisipan, dan akhiran. Morfem terikat ada dua macam yaitu prefiks dan sufiks. Prefiks ditempatkan di awal kata untuk mengubah kata dan juga mengubah arti seperti re-, un-, dis-. Sufiks adalah afiks yang diletakkan setelah akar (batang atau pangkal) seperti -s, - ist, -ing, -er, -or, -ed dan ly. Misalnya: kind-ly, wait-er, book-s, walk-ed. Morfem terikat dibedakan menjadi dua, yaitu morfem turunan dan morfem infleksional. Morfem infleksional adalah proses gramatikal yang menghasilkan bentuk-bentuk alternatif dari leksem yang sama. Berbeda dengan bidang yang menghasilkan kata berbeda, bidang infleksi menghasilkan berbagai bentuk leksem yang sama (Hamawand et al., 2017). Artinya, morfem infleksional tidak pernah mengubah kategori gramatikal atau bagian ujaran. Contoh kecil dan kecil keduanya kata sifat. Derivasi biasanya mengubah kelas kata dari leksem dasar (Haspelmath, 2013). Artinya, derivasi mengubah makna suatu kata melalui perubahan kategori atau kelas kata. Morfem derivasi adalah morfem yang mengubah bagian tutur yang menghasilkan leksem baru dari basa sedangkan morfem infleksional tidak mengubah kelas akar. Morfem terikat seperti - ly atau –ness disebut morfem derivasional. Beberapa lagu karya Lewis Capaldi menjadi top chart dan didengar jutaan kali, sehingga para peneliti mendengarkan lagu-lagu Lewis Capaldi dan membaca liriknya. Setelah mendengarkan dan membaca lirik lagu Lewis Capaldi, peneliti menemukan banyak kata yang mengandung afiks terutama derivasi dan infleksi. Peneliti tertarik untuk menganalisis. Peneliti memilih album Lewis Capaldi sebagai objek penelitian karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan derivasi dan infleksi kepada pembaca. Linguistik adalah ilmu umum bahasa yang menjelaskan tentang banyak bahasa. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan perkembangan bahasa secara umum atau bahasa tertentu. Kata linguistik berasal dari bahasa Latin “lingua” yang berarti bahasa, sedangkan akhiran “ics” menunjukkan nama suatu ilmu (Rustamaji, 2015). Artinya linguistik menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Komunikasi memerlukan penggunaan bahasa yang mengandung linguistik, kesimpulannya linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa sebagai subjek, dan mencakup beberapa aspek, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik (Karlinda et al., 2014). Berdasarkan teori tersebut, linguistik merupakan dasar kajian bahasa manusia dari berbagai aspek, seperti bunyi, kata, dan kaidah tata bahasa. Linguistik adalah kata yang maknanya berkaitan dengan bahasa dan kata yang artinya berkaitan dengan linguistik (Yastanti & Setiawati, 2018). Teori mendefinisikan linguistik adalah studi yang mempelajari lebih khusus tentang bahasa, yaitu bahasa manusia. Selain itu, linguistik dan bahasa sangat dekat dan keduanya tidak dapat diramalkan. Linguistik berkaitan dengan studi tentang struktur internal dan bagaimana kata-kata baru dibuat dari yang sudah ada melalui berbagai proses morfologis (Ramadhan, 2015). Dari definisi di atas, peneliti ingin menyimpulkan bahwa linguistik memiliki hubungan yang lebih dekat dengan bahasa. Linguistik memiliki semacam pola seperti fonologi, morfologi, fonetik, sintaksis, semantik, dan juga beberapa ilmu lain yang terkait dengan linguistik. 2.2. Morfologi Morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari bagaimana kata-kata disusun dan bagaimana mereka disatukan dari bagian- bagian yang lebih kecil. Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk. Morfologi dalam linguistik mengacu pada sistem mental yang terlibat dalam pembentukan kata atau cabang linguistik yang berhubungan dengan kata, struktur internal, dan kata itu terbentuk (Aronoff & Fudeman, 2011). Artinya morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kata yang menyangkut struktur internal dan bentuk kata. Menurut Lieber, morfologi adalah tentang pembentukan kata, dengan cara kata-kata baru ditemukan dalam bahasa dunia, dan cara bentuk kata beragam tergantung pada bagaimana mereka digunakan dalam kalimat (Yastanti et al.2020). Teori mendefinisikan morfologi dikenal sebagai pembentukan kata, pembentukan kata dapat terjadi melalui proses afiksasi dan kata- kata memiliki inovasi tergantung pada bagaimana digunakan dalam sebuah kalimat. Morfologi mengacu pada kata-kata bahasa (Fromkin et al., 2013). Kata-kata merupakan bagian penting dari bahasa dan komponen tata bahasa mental karena mereka dibangun dari elemen terkecil. Morfologi adalah ilmu yang mempelajari struktur internal kata (Haspelmath, 2013). Artinya morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kaidah-kaidah pembentukan kata, dan struktur internal kata. Katamba menyatakan bahwa morfologi dalam linguistik adalah studi tentang bagaimana kata-kata adalah struktur (Erlinawati, 2018). Seperti yang dapat dilihat dalam definisi ini oleh Katamba, morfologi mengacu pada studi pembentukan dan struktur kata. Morfologi juga mengacu pada pengetahuan gramatikal yang menghubungkan kata-kata bahasa dan sebagian besar pengetahuan linguistik tidak disadari oleh orang-orang. Sebagian besar orang menggunakan kamus untuk berkomunikasi dalam bahasa lain. Tanpa kata-kata, orang tidak akan bisa berkomunikasi satu sama lain. Dari semua pengertian tentang morfologi di atas, berarti morfologi mempelajari tentang kata-kata. Ini bukan hanya tentang makna, tetapi juga struktur dari setiap kata. Hal ini juga berkaitan dengan kalimat yang dibentuk dengan menggabungkan kata-kata, dan tidak dapat dibagi lagi menghasilkan unit yang bermakna karena kata adalah bagian terkecil dari kalimat. 2.3. Morfem Bagian kecil yang memiliki arti dan fungsi gramatikal disebut morfem. Menurut Katamba, morfem adalah satuan makna minimal bahasa yang memiliki fungsi gramatikal (Erlinawati, 2018). Dengan kata lain, satuan gramatikal terkecil dalam bahasa adalah morfem. Morfologi yang menyelidiki kata, struktur internal dan bagaimana mereka terbentuk adalah definisi dan studi morfem (Aronoff & Fudeman, 2011). Artinya, morfem adalah bagian dari morfologi yang mempelajari kata, struktur internal dan cara pembentukannya. 2.4. Derivasi Dalam linguistik, derivasi adalah proses pembentukan kata. Morfem derivatif melibatkan penciptaan satu leksem dari yang lain, seperti pemilih atau seleksi dari pilih (Aronoff & Fudeman, 2011). Artinya, morfem derivasional mengubah kelas kata dan mengubah makna kata itu sendiri dengan menambahkan awalan atau akhiran. Select adalah kata sifat dengan menambahkan -tion di akhir seleksi diubah menjadi kata benda. Rahmayani, menyatakan bahwa morfem derivasional memperjelas penugasan kelas kata untuk menjadikannya sebagai adjektiva, adverbia, atau part of speech lainnya (Nurngaini, 2019). Artinya, derivasi mengubah kelas kata dan juga mengubah makna dengan menambahkan awalan atau akhiran. Misalnya power to powerless, power menjadi nomina dengan cara mengurangi kelas kata yang diubah dari nomina menjadi adjektiva. 2.5.infleksional yang tidak mengubah part of speech dan tidak menciptakan leksem baru disebut morfem infleksional. Beberapa imbuhan bila dilekatkan pada kata dasar tidak dapat mengubah part of speech dan tidak dapat menghasilkan kata baru. Mereka hanya memiliki fungsi gramatikal tertentu (Aryati et al., 2016). Artinya, kata-kata yang tidak mengubah part of speech dan tidak membuat kata baru disebut infleksi. Morfem infleksional tidak digunakan untuk menghasilkan kata- kata baru dalam bahasa, tetapi untuk menunjukkan aspek fungsi gramatikal suatu kata. Ini digunakan untuk menunjukkan suatu kata jamak atau tunggal, apakah itu lampau atau sekarang, dan itu adalah bentuk komparatif atau posesif (Yule, 2010). Artinya, pembentukan kata biasanya merupakan bidang-bidang yang menghasilkan kata-kata baru atau berbeda, tetapi daerah infleksi menghasilkan berbagai bentuk leksem yang sama. Infleksi melibatkan pembentukan bentuk gramatikal seperti masa lalu; sekarang, masa depan; jamak tunggal; maskulin, netral; begitu seterusnya dari leksem tunggal (Aronoff & Fudeman, 2011). Artinya, infleksi tidak mengubah kelas kata dan tetap memiliki makna yang sama. Contoh, show, show, show dimana dengan menambahkan akhiran –s sebagai fungsi gramatikal jamak, dengan menambahkan akhiran –ed menjadi bentuk lampau mereka memiliki arti yang sama.
2.6. Lirik Lagu
Lagu adalah bagian dari syair atau nomor dalam syair yang diatur musik dan dimaksudkan untuk dinyanyikan. Lagu terdiri dari banyak lirik. Lagu yang bagus memiliki lirik yang bagus. Komposer menafsirkan puisi dari suasana suasana menjadi musik. Lirik dapat menggambarkan ekspresi seseorang dengan menulis lirik menggunakan bahasa yang indah, dan seseorang yang menulis lirik dapat mengirim pesan kepada pendengar melalui lagunya. Lagu adalah bagian dari puisi yang dapat diekspresikan dalam bentuk lagu untuk dimainkan dengan cara dinyanyikan (Triyono, 2019). Lirik lagunya abstrak dan hampir tidak bisa dibicarakan, menekankan artikulasi, meter, dan bisa juga simetris. Lirik lagu merupakan kumpulan kata-kata yang membentuk sebuah lagu, terdiri dari kata-kata yang digabungkan menjadi sebuah paduan suara (Yastanti & Setiawati, 2018). Artinya, lirik lagu merupakan gabungan kata-kata dengan urutan melodi untuk menghasilkan suara yang indah. Teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra tetapi juga ekspresi yang bersifat peribahasa, pesan iklan, politik slogan, lagu pop puisi dan doa-doa (Jaenudin, 2018). Dari teori di atas, lagu menyampaikan kata-kata atau kalimat yang disusun oleh ritme untuk mengungkapkan perasaan untuk menunjukkan tempat emosional dalam musik dan puisi. Lirik ditulis sebagai bentuk komunikasi antara peneliti dan pendengar. Biasanya, mereka membawa pesan dengan tujuan menginspirasi pendengar, setidaknya, untuk mempertimbangkannya. Tujuan dan bentuk interaksi seperti itu tertanam dalam konteks budaya orang, berdasarkan preferensi musik, waktu, dll. (Yastanti et al., 2020). Teori mendefinisikan lirik sebagai bagian dari media komunikasi, peneliti dapat mengirimkan pesan, mengungkapkan perasaan atau pengalaman kepada pendengar melalui lirik lagu. Dari definisi di atas peneliti menyimpulkan bahwa hubungan antara musik dengan unsur puisi atau lirik lagu merupakan salah satu bentuk komunikasi. Melalui lirik lagu yang berupa pesan atau kalimat berfungsi untuk menciptakan imajinasi kepada penonton dan menciptakan makna yang beragam. METODE Makalah ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis deskriptif. Menurut Parse (2001), metode kualitatif deskriptif adalah mempelajari fenomena secara intens untuk menemukan pola dan tema tentang peristiwa kehidupan ketika peneliti memiliki pertanyaan spesifik tentang fenomena tersebut. Analisis penelitian ini dimulai dari membaca dan memahami teori linguistik dan morfologi dari artikel jurnal dan buku-buku teori. Untuk mengolah penelitian ini peneliti menggunakan teori Mark Aronoff, Victoria Fromkin, Martin Haspelmath dan juga George Yule. Para peneliti mengumpulkan beberapa data dari lirik lagu dalam Album Lewis Capaldi Divinely Uninspired to a Hellish Extent dan mencari beberapa informasi dari internet untuk membantu dalam menganalisis prosesnya. Setelah itu peneliti membaca lirik yang terdapat dalam album Lewis Capaldi untuk menentukan artikel yang akan dianalisis. Selanjutnya, mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kata-kata yang mengandung afiks infleksional dan derivasional, serta memeriksa makna baru menggunakan kamus Oxford dan menjadikannya unit-unit kecil untuk mengetahui proses pembentukan kata. Setelah data yang relevan diperoleh, peneliti menggunakan tabel observasi dan diagram pohon untuk menyimpulkan formasi kata yang digunakan dalam lirik album Lewis Capaldi yang telah dianalisis. Proses pendeskripsian analisis tampak pada tabel 1. . HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti menemukan fungsi kata sendiri dalam kalimat. Pada lirik lagu pertama Don't Get Me Wrong terdapat 5 kata kerja, 2 kata sifat, 1 kata benda dengan akhiran -ing 5, - mampu 1, -ed 1, -ness 1. Pada lirik lagu kedua Lost on You, ada ada 6 kata kerja, 1 kata sifat, 2 kata benda, 1 kata keterangan dengan akhiran -ing 5, -ly 2, -s 2, - ed 1. Lirik lagu ketiga Let it Roll, ada 5 kata kerja dan 1 kata benda dengan awalan re- 1 dan sufiks -ing 3, -ed 1, -s 1. Pada lirik lagu keempat Hold Me While You Wait, terdapat 7 verb dan 1 adjective dengan akhiran –ing 6 dan -ed 2. Lirik lagu terakhir atau kelima Leaving My Love Behind, ada 7 kata kerja, 3 kata benda, 1 kata keterangan dengan akhiran -ing 6, -ed 2, -s 2 dan – ly 1. Lihat tabel 2. …… 4.1. Klasifikasi morfem derivasional dan infleksional Pada bagian ini adalah klasifikasi afiks derivasional dan infleksional yang terdapat pada lirik lagu album Lewis Capaldi. Peneliti ingin mengklasifikasikan morfem derivasional dan infleksional muncul pada tabel 3. …… Peneliti menemukan afiks yang dapat dibagi menjadi empat berdasarkan fungsi kata yang terbentuk. Sufiks pertama adalah pembentukan kata kerja, itu terjadi ketika bagian lain dari pidato seperti kata sifat dan kata benda berubah menjadi kata kerja. Yang kedua adalah kata benda, itu terjadi ketika bagian lain dari pidato seperti kata sifat dan kata kerja menjadi kata benda. Yang ketiga adalah kata sifat, itu terjadi ketika bagian lain dari pidato seperti kata benda dan kata kerja menjadi kata sifat. Yang keempat adalah pembentukan sufiks -ly atau adverb, terjadi ketika verb, noun, adjective berubah menjadi adverb karena suffix -ly menandakan sebagai pembuat adverbia dan mengubah part of speech. Lihat tabel 4 dan tabel 5. ……. Tabel 4 dan Tabel 5 menunjukkan bahwa yang paling dominan adalah morfem infleksional yang muncul 29 kali dan 67,44 % dibandingkan morfem derivasional yang muncul 14 dan 32,56 % pada lirik lagu album Lewis Capaldi. Fungsi infleksional tidak mengubah part of speech dan tidak membuat kata baru. Sufiks yang terdapat pada tabel klasifikasi infleksional morfem adalah sufiks - ing, -ed, dan -s. Hasil penelitian di atas peneliti menyimpulkan ada 14 kata yang terindikasi sebagai morfem derivasional yang mengubah bagian tutur dan 29 kata yang terindikasi sebagai morfem infleksional. 5. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah peneliti menemukan morfem derivasional dan infleksional dalam lirik lagu album Lewis Capaldi Divinely Uninspired to a Hellish Extent. Berdasarkan data di atas peneliti dapat mengetahui perbedaan antara morfem derivasional dan morfem infleksional. Para peneliti menemukan afiksasi dalam album Lewis Capaldi. Peneliti menyimpulkan ada 30 kata kerja, 4 kata sifat, 7 kata benda, dan 2 kata keterangan. Pada lirik lagu pertama Don't Get Me Wrong dengan akhiran -ing 5, -able 1, -ed 1, - ness 1. Pada lirik lagu kedua Lost on You dengan akhiran -ing 5, -ly 2, -s 2 , -ed 1. Lirik lagu ketiga Let it Roll dengan awalan re- 1 dan akhiran -ing 3, -ed 1, -s 1. Pada lirik lagu keempat Hold Me While You Wait dengan akhiran -ing 6 dan -ed 2 Lirik lagu terakhir atau kelima Leaving My Love Behind dengan akhiran -ing 6, -ed 2, -s 2 dan – ly 1. Total kata yang peneliti temukan adalah 43 kata yang mengandung afiksasi dalam album Lewis Capaldi. Jumlah morfem derivasional klasifikasi yang tampak dalam lirik lagu album Lewis Capaldi adalah empat belas (14) kata. Terdapat 14 morfem derivasi yang terdapat dalam 6 lirik lagu yang peneliti temukan. Morfem turunan yang mengubah kategori leksikal dan mengubah arti kata dasar atau kata dasar. Peneliti menemukan akhiran -ly, -ness, -ed, -ing, -able dan juga prefix re-. Jumlah morfem infleksional yang muncul dalam lirik lagu album Lewis Capaldi adalah 29. Ada sufiks -ing, sebagai pembuat progresif, -ed sebagai past participle atau kata kerja lampau, -s sebagai pembuat kata benda jamak, orang ketiga tunggal, lampau participle dan kata ganti posesif. Morfem infleksional adalah yang paling banyak digunakan dalam lirik lagu album Lewis Capaldi. Morfem infleksional merupakan morfem yang paling dominan dibandingkan morfem derivasional. Morfem infleksional yang muncul 29 kali dan 67,44% sedangkan morfem turunan yang muncul 14 dan 32,56% dalam lirik lagu album Lewis Capaldi Divinely Uninspired to a Hellish Extent