Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP KAJIAN MORFOLOGI DAN KATA SERTA PENGGOLONGAN


KATA, PEMBENTUKAN KATA SECARA INFLEKTIF DAN DERIVATIF

DOSEN PENGAMPU : TRI ASTUTI M.pd

DISUSUN OLEH:

Yoga Devi Saputra (204230016)

Rahma Dini (204230015)

Fitria Isnain Nurhidayah (204230018)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI

2024
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang maha esa dan dengan
rahmat dan karunianya, makalah ini dapat kami buat sebagai tugas kami, sebagai
bahan pembelajaran kami dengan harapan dapat di terima dan di pahami secara
bersama.

Dalam batas-batas tertentu makalah ini memuat tentang .KONSEP KAJIAN


MORFOLOGI DAN KATA SERTA PENGGOLONGAN KATA,
PEMBENTUKAN KATA SECARA INFLEKTIF DAN DERIVATIF Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Kajian kebahasaan . Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan .

Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan
dalam penulisan atau penguraian makalah kami dengan harapan dapat di terima
oleh bapak dan dapat di jadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran kami.

Lubuklinggau 13 Maret 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian dan ruang lingkup kajian morfologi dan kata

Penggolongan kata

Pembentukan kata secara inflektif

Pembentukan kata secara derivatif

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Saran
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari bentuk kata dan perubahan-
perubahan bentuk kata yang mempengaruhi golongan dan arti kataDalam kajian morfologi,
terdapat satuan terkecil dari sebuah kata yang disebut morfem Morfem dapat dibagi menjadi
morfem bebas (morfem bebas) dan morfem terikat (morfem terikat). Morfem bebas dapat berdiri
sendiri sebagai kata, sedangkan morfem terikat hanya dapat berfungsi jika melekat pada morfem
lain. Pembentukan kata secara inflektif dan derivatif adalah dua proses penting dalam
bermorfologi. Pembentukan kata secara inflektif terjadi ketika afiks inflektif melekat pada kata
dasar untuk mengubah bentuk kata sesuai dengan kategori gramatikal seperti nomina, verba,
adjektiva, atau adverbia. Contoh pembentukan kata secara inflektif adalah dengan menambahkan
akhiran -kan pada kata dasar, seperti menanamkan, membacakan, atau mengajarakan .

Sementara itu, pembentukan kata secara derivatif terjadi ketika afiks derivatif melekat pada
kata dasar untuk mengubah kelas kata atau makna kata tersebutAfiks derivatif dapat berupa
awalan (prefiks) atau akhiran (sufiks). Contoh pembentukan kata secara derivatif adalah dengan
menambahkan awalan me- pada kata dasar, seperti membeli, memasak, atau mengajar. Dalam
morfologinya juga terdapat konsep penggolongan kata. Kata-kata dapat digolongkan berdasarkan
bentuk dan fungsinya. Contohnya, kata jalan merupakan kata benda tunggal, sedangkan kata
berjalan merupakan kata kerja terbitan Selain itu, ada juga golongan kata seperti adjektif dan
kerja yang dapat mengalami perubahan bentuk dengan penambahan afiks derivatif
B. RUMUSAN MASALAH

Makalah ini akan membahas beberapa konsep kajian morfologi dan kata serta
penggolongan kata serta pembentukan kata secara inflektif dan derivatif beberapa rumusan
masalah yang akan dijawab dalam makalah ini antara lain:

a. Apa pengertian dan ruang lingkup kajian morfologi dan kata?

b. Bagaimana penggolongan kata berdasarkan ciri ciri sematis ,sintaksis,dan morfologis nya?

c. Bagaimana proses pembentukan kata secara inflektif?

d. Bagaimana proses pembentukan kata secara derivatif?

C. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep dasar kajian morfologi dan kata, serta
penggolongan kata, pembentukan kata secara inflektif dan derivatif. Dalam makalah ini, akan
dijelaskan mengenai pengertian morfologi, konsep dasar kajian morfologi, penggolongan kata,
proses pembentukan kata secara inflektif dan derivatif.
BAB 2

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN RUANG LINGKUP KAJIAN MORFOLOGI DAN KATA

Morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang struktur dan
pembentukan kata dalam suatu bahasa. Morfologi meliputi analisis pembentukan kata,
perubahan bentuk kata untuk mengungkapkan makna yang berbeda, serta berbagai proses
morfologi seperti afiksasi (penambahan afiks), reduplikasi (pengulangan morfem), konversi
(perubahan kelas kata), dan lainnya. Melalui morfologi, linguistik dapat memahami bagaimana
bahasa mengatur kata-kata untuk membentuk kalimat yang bermakna

Ruang lingkup morfologinya meliputi kajian tentang pembentukan kata, morfem (satuan
terkecil dalam bahasa yang mempunyai pengertian dalam satu ujaran), dan bagian-bagian kata
bahasa Indonesia. Morfologi berbeda dengan fonologi, sintaksis, dan semantik, yang juga
merupakan cabang linguistik yang lain

Ruang lingkup morfem

Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna. Morfem tidak dapat dibagi
menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Contoh ruang lingkup morfem adalah penggabungan kata
yang mempengaruhi kelas kata, bentuk kata yang berbeda memiliki makna yang berbeda, dan
perubahan bentuk kata dalam proses pembentukan kata

Ruang lingkup morf

Morf adalah wujud konkret dari suatu morfem. Morf lebih menunjuk pada ciri bentuk atau
struktur fonemis suatu morfem.

Ruang lingkup alomorf:

Alomorf adalah variasi bentuk dari suatu morfem yang muncul dalam konteks yang berbeda.
Alomorf dapat terjadi karena adanya perubahan fonologis atau perubahan gramatikal. Contohnya
adalah bentuk jamak dan bentuk tunggal dari suatu kata.

Objek kajian bermorfologi terbesar adalah kata, sedangkan objek kajian terkecil adalah morfem.
Morfem berbeda dengan fonem, yang merupakan satuan lingual yang mempengaruhi suara
dalam bahasa

2.2 Penggolongan Kata

Penggolongan kata dilakukan berdasarkan ciri-ciri semantis, sintaksis, dan morfologisnya.


Beberapa penggolongan kata yang umum digunakan antara lain:

a. Kata benda (nomina): kata yang digunakan untuk menyebutkan nama orang, tempat, benda,
atau konsep abstrak.

b. Kata kerja (verba): kata yang mengungkapkan tindakan, perbuatan, atau keadaan.

c. Kata sifat (adjektiva): kata yang digunakan untuk memberikan keterangan atau sifat pada
benda atau kata kerja.

d. Kata keterangan (adverbia): kata yang digunakan untuk memberikan keterangan pada kata
kerja, kata sifat, atau kata keterangan lainnya.

2.3 Pembentukan Kata secara Inflektif

Pembentukan kata secara inflektif melibatkan perubahan bentuk kata berdasarkan kategori
gramatikal seperti nomina, verba, adjektiva, dan adverbia. Infleksi dapat terjadi melalui
penambahan awalan, akhiran, atau perubahan bentuk internal pada kata dasar. Contoh infleksi
adalah penambahan akhiran -s pada kata benda untuk menunjukkan bentuk jamak.

Pembentukan kata secara inflektif adalah proses yang digunakan untuk mengubah bentuk kata
dasar menjadi bentuk gramatikal yang sesuai dengan kategori-kategori gramatikal yang berlaku
dalam Bahasa Indonesia. Ini tidak membentuk kata baru yang berbeda identitas leksikalnya
dengan bentuk dasarnya, tetapi hanya mengubah bentuk kata dasar menjadi bentuk gramatikal
yang sesuai dengan konstruksi kalimat.

Pembentukan kata inflektif memiliki beberapa tipe, seperti:

Prefiks me- untuk verba transitif aktif, contoh: Kinerja para karyawan meningkat.

Prefiks di- untuk tindakan pasif verba transitif, contoh: Bunga itu disiram pada pagi hari.

Prefiks ter- untuk verba transitif keadaan pasif, contoh: Pensilku terbawa oleh Santi.
Pembentukan kata inflektif juga memiliki dua sifat, yaitu inflektif dan derivatif. Sifat inflektif
merupakan proses pembentukan kata yang mengubah bentuk kata dasar menjadi bentuk
gramatikal yang sesuai dengan kategori-kategori gramatikal, sedangkan sifat derivatif
merupakan proses pembentukan kata yang menghasilkan kata-kata baru yang secara leksikal
berbeda atau beridentitas baru dibandingkan dari kata dasarnya

2.4 Pembentukan Kata secara Derivatif

Pembentukan kata secara derivatif melibatkan perubahan bentuk dan makna kata melalui
penambahan afiks, baik awalan maupun akhiran. Afiks yang digunakan dapat berupa prefiks,
sufiks, atau konfiks. Pembentukan kata derivatif dapat menghasilkan kata dengan makna baru
atau kata yang memiliki hubungan semantis dengan kata dasar. Contoh pembentukan kata
derivatif adalah penambahan prefiks "ber-" pada kata kerja untuk menunjukkan .

Pembentukan kata secara derivatif adalah proses pembuatan kata baru yang didasarkan pada kata
dasar yang sudah ada. Proses pembentukan kata derivatif dapat dilakukan melalui penggabungan
morfem (afiks) yang menunjukkan fungsi gramatikal kata, seperti prefiks, sufiks, infiks, dan
infiks. Pada bahasa Jepang, contohnya adalah penggabungan morfem 不-, 非-, 無- dengan kata
dasar yang berkelas nomina maupun ajektiva, seperti "健康" (kesehatan) + 不- → 不健康 (tidak
sehat), "金属" (logam) + 非- → 非金属 (bukan logam), "作法" (etiket) + 無- → 無作法 (tidak
beretika), "可能" (mungkin) + 不- → 不可能 (tidak mungkin), dan "効率的" (efisien) + 非- →
非効率的 (tidak efisien)

Pada bahasa Indonesia, contohnya adalah penggabungan morfem –al dengan kata dasar yang
berkelas nomina, seperti "dogs" menjadi formal sebagai adjektiva

. Afiks derivasi yang digunakan dalam bahasa Indonesia antara lain: meng-, ber-, ter-ke-an, ber-
an, dan ber-kan

Dalam bahasa Arab, pembentukan kata derivatif dikenal sebagai isytiqaq, yang melibatkan
proses afiksasi yang berfungsi untuk membuat kata baru dengan identitas leksikal yang berbeda
dari kata dasar
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam makalah ini, kita telah membahas konsep kajian morfologi dan kata, serta penggolongan
kata, pembentukan kata secara inflektif, dan derivatif. Berdasarkan hasil penelusuran, dapat
disimpulkan bahwa:

Morfologi adalah disiplin ilmu bahasa yang mengkaji struktur, bentuk, dan penggolongan kata.
Morfologi juga mengkaji bagaimana kata terbentuk, termasuk unsur-unsur yang membentuk kata,
proses-proses pembentukan kata, dan bentuk-bentuk kata seperti morfem dan kata

Morfologi merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari bentuk kata dan perubahannya,
serta dampak perubahan tersebut terhadap arti dan kelas kata. Morfologi juga mengatur dan
menghubungkan satuan-satuan terkecil dalam suatu bahasa.

Pembentukan kata secara inflektif tidak membentuk kata baru, melainkan hanya mengubah
bentuk dasar kata. Sedangkan pembentukan kata secara derivatif membentuk kata baru yang
memiliki identitas leksikal yang berbeda dengan kata dasarnya

Dalam kajian morfologi, terdapat beberapa konsep dan teori yang perlu dipahami, seperti
morfem, afiks inflektif, afiks derivatif, dan bentuk dasar kata. Melalui pemahaman ini, kita dapat
memahami bagaimana kata-kata dalam bahasa terbentuk dan mengalami perubahan.

SARAN

Untuk memperdalam pemahaman tentang kajian morfologi dan kata, serta pembentukan kata
secara inflektif dan derivatif, disarankan untuk melakukan kajian lebih lanjut dengan membaca
buku-buku referensi yang telah disebutkan dalam hasil penelusuran

. Selain itu, dapat juga melakukan diskusi dengan dosen atau teman sejawat untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih komprehensif tentang topik ini.

Dengan pemahaman yang baik tentang konsep-konsep ini, kita dapat menerapkannya dalam
analisis bahasa, penelitian linguistik, dan pengajaran bahasa.
DAFTAR PUSTAKA

Yule, George. (2010). The Study of Language. Cambridge University Press.

Katamba, Francis. (2003). Morphology. Palgrave Macmillan

.https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-morfologi-fungsi-dan-ruang-lingkupnya
-212r4YWOiE9

Anda mungkin juga menyukai