Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MORFOLOGI

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “pengetahuan

kebahasaan” Oleh kelompok 4 :

Indah sri asrina 2006104040112

Fera marlinda utamy 2006104040087

Syarifah indah yulia 2006104040130

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

TAHUN 2023-2024
i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dalam proses pengerjaan makalah ini. Khususnya teman – teman, dan
ibu selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengetahuan Kebahasaan.

Dalam proses pengerjaan makalah ini, penyusun menemukan banyak


kekurangan. Dikarenakan keterbatasan ilmu serta wawasan yang dimiliki penyusun.
Dengan semua kekurangan yang dimiliki oleh penyusun, diharapkan kepada para
pembaca ini dapat memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan
kita bersama.

Makalah yang berjudul “Morfologi” ditulis untuk memenuhi tugas mata


kuliah Pengantar Linguistik. Penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
terdapat banyak kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat dalam makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi seluruh pembaca.

Banda aceh, 26 oktober 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1


B. Rumusan Masalah.................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Morfologi .............................................................. 2
B. Morfem .................................................................................. 2
C. Alomorf................................................................................... 3
D. Afiksasi................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................ 11
3.2. Saran ..................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa sangat penting dalam komunikasi baik tertulis maupun tak
tertulis. Sehingga penggunaannya harus berdasar pada kebahasaan dan
perbendaharaan kata yang kaya dan lengkap. Begitu juga dengan bahasa
Indonesia yang merupakan milik bangsa Indonesia merupakan alat komunikasi
yang efektif dan efisien dalam pemersatu bangsa ini.
Tata bahasa harus berlangsung sesuai dengan kelaziman penggunaannya
sehingga dapat diterima oleh semua penggunanya yaitu tata bahasa yang baku.
Tata bahasa baku merupakan bahasa yang menjadi kelancaran dalam
penggunaannya dan tidak bersifat mengekang bagi bahasa yang bersangkutan.
Bahasa mempunyai struktur dan bentuk yang menyusun sebuah kata. Oleh
karena itu ilmu morfologi bahasa yang mempelajari tentang struktur dan
bentuk kata sangat penting dipelajari oleh bangsa ini baik dari jenjang bawah
sampai jenjang atas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan morfologi?
2. Apa yang dimaksud dengan Morfem?
3. Apa saja jenis-jenis Morfem?
4. Apa yang dimaksud dengan Morf dan Alomorf?
C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami pengertian dari
morologi, morfem, beserta jenis-jenisnya, morf dan alomorf, serta hal – halyang
terkait dengan morfem.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Morfologi
Morfologi menurut Wikipedia adalah cabang linguistik yang
mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-
perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta
fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun
fungsi semantik.
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal
dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti
bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat diantara morphed dan logos
ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi,
berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti
ilmu tentang bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi
ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang
muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu,
juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara
struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat
terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang
mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-
perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.
 Fungsi Morfologi
 Untuk mengetahui bagaimana perubahan-perubahan bentuk kata,
baik dari fungsi gramatink maupun sematik.
 Untuk Mengetahui bagaimana seluk-beluk kata.

2
 Untuk Mengetahui bagaimana suatu arti yang timbul akibat pristiwa
gramatik
 Untuk mempelajari peristiwa-peristiwa umum, peristiwa yang
berturut-turut terjadi, atau dengan kata lain sebagai sistem dalam
bahasa.
 Tujuan Morfologi

 Membahas masalah morfem dan kata.


 Membahas masalah unit-unit gramatikal.
 Membahas masalah prinsip pengenalan morfem.
 Membahas masalah klasifikasi morfem.
 Membahas masalah proses morfologis.
 Membahas masalah morfofonrmik.
 Membahas masalah fungsi dan makna afiksasi
 Membahas masalah kategori kata

B. Morfem
Morfem adalah satuan bahasa yang turut serta dalam pembentukan kata
dan dapat dibedakan artinya. Morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari
pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa

3
Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki
dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar
penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.
1. Morfem Bebas
Morfem bebas adalah bentuk kata yang bisa berdiri sendiri dengan
artinya, misalnya kata dasar. Contoh: buku, besar, jual. Kata dasar tersebut
apabila tidak mendapat imbuhan tetap memiliki arti.
2. Morfem Terikat
Morfem terikat adalah bentuk kata yang selalu bergabung dengan
morfem lain. Morfem terikat terbagi menjadi dua yaitu:
a) Morfem Terikat Morfologis
Morfem terikat morfologis yaitu morfem yang terikat oleh bentuk kata,
terikat pada struktur kata, misalnya imbuhan. Contoh:ber- pada kata
beranak berarti menghasilkan anak. Jika ber- berdiri sendiri tidak memiliki
arti.
b) Morfem Terikat Sintaksis
Morfem terikat sintaksis yaitu morfem yang mempunyai arti pada tataran
kalimat, misalnya kata sambung atau kata depan. Contoh: aku dan kamu
pergi bersama. Kata dan pada kalimat tersebut apabila berdiri sendiri tidak
memiliki arti.

C. Alomorf
Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi
yang mempunyai fungsi dan makna yang sama yaitu merupakan unsur yang
membentuk verba aktif (Hasan Alwi, dkk, 2003: 28). Setiap morfem
mempunyai alomorf satu, dua, atau juga enam. Beberapa bentuk alomorf dari
beberapa morfem yaitu:
1. Morfem ber-, mempunyai alomorf ber-, be-, dan bel-.
a. Ber-
Contohnya : bertamasya
b. Be-
Contohnya : bepergian

4
c. Bel-
Contohnya :
belajar

2. Morfem me-, mempunyai alomorf me-, mem-, men-, meng-, menge-,dan


meny-.
a. Me-
Contohnya : mewajibkan, merajut
b. Mem-
Contohnya : membawa, mempunyai
c. Men-
Contohnya : mencangkul, menulis, menndapatkan
d. Meng-
Contohnya : menggulung, mengkaji
e. Menge-
Contohnya :
mengecat
f. Meny-
Contohnya : menyapu, menyiram, menyingkir

D. Afiksasi
Afiksasi sering pula disinonimkan dengan proses pembubuhan afiks
(imbuhan). Afiksasi atau proses pembubuhan imbuhan ialah pembentukan
kata dengan cara melekatkan afiks pada bentuk dasar. Hasil afiksasi disebut
kata berafiks atau kata berimbuhan. Afiksasi dalam bahasa Indonesia sangat
memegang peranan penting. Hal itu didasarkan pada suatu kenyataan, bahwa
bahasa Indonesia termasuk rumpun bahasa aglutinatif. Afiks dapat
diklasifikasikan menjadi bermacam-macam. Hal itu akan sangat bergantung
pada segi tinjauannya. Menurut Suryadi Abdillah H. (2011), macam afiks
dapat ditinjau dari posisi atau letaknya, asalnya, serta produktifnya, yaitu:
1. Afiks Ditinjau dari Letaknya.

5
Dari letak atau posisi melekatnya, afiks dapat dibagi menjadi empat
macam yaitu prefiks atau awalan, infiks atau sisipan, sufiks atau akhiran, dan
konfiks atau imbuhan gabungan.

6
a. Prefiks
Prefiks ialah afiks (imbuhan) yang ditempatkan di bagian muka dasar
(mungkin kata dasar atau kata kompleks/ jadian).
Contoh:
ber - + jalan = berjalan, nosi dari imbuhan ber- pada kata
berjalan adalah melakukan tindakan jalan.
pe- + malas = pemalas, nosi dari imbuhan pe- pada kata
pemalas adalah bersifat malas.
ter- + pandai = terpandai, nosi dari imbuhan ter- pada kata
terpandai adalah paling pandai.
se- + kantor = sekantor, nosi dari imbuhan se- pada
kata sekantor adalah sama-sama dalam satu kantor.
b. Infiks
Infiks ialah afiks yang diselipkan atau dilekatkan di tengah kata dasar.
Contoh:
-el- + getar = geletar
-em- + getar = gemetar
-er- + gigi = gerigi
-in- + kerja = kinerja
c. Sufiks
Sufiks ialah morfem terikat yang digunakan di bagian belakang kata
atau dilekatkan pada akhir dasar.
Contoh:
-an + hukum = hukuman, nosi dari imbuhan -an
pada kata hukuman adalah cara menghukum.
-nya + buku = bukunya, nosi dari imbuhan -nya
pada kata bukunya adalah menunjukkan kepemilikan.
-man + seni = seniman, nosi dari imbuhan
-man pada kata seniman adalah orang yang ahli dalam bidang seni.
d. Konfiks

7
Konfiks ialah gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus
pada awal dan akhir dasar.
Contoh:
ber-an + datang = berdatangan, nosi dari
imbuhan ber-an pada kata berdatangan adalah menyatakan banyak pelaku.
ke-an + camat = kecamatan, nosi dari
imbuhan ke-an pada kata kecamatan adalah menyatakan tempat.
ber-kan + senjata = bersenjatakan, nosi dari
imbuhan ber-kan pada kata bersenjatakan adalah memiliki atau memakai
senjata. meng-kan + kerja = mengerjakan, nosi dari imbuhan
meng- kan pada kata mengerjakan adalah melakukan perbuatan.
2. Afiks Ditinjau dari Asalnya
Ditinjau dari asalnya, afiks bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu afiks asli dan afiks dari bahasa asing.
a. Afiks Asli
Afiks asli ialah afiks-afiks yang memang merupakan bentukan atau
afiks dari bahasa Indonesia itu sendiri.
Contoh:
ke-an + adil = keadilan
ter- + jatuh = terjatuh
b. Afiks Asing
Afiks asing ialah afiks yang berasal atau hasil pungutan dari bahasa
asing yang kini telah menjadi bagian sistem bahasa Indonesia. Untuk
menyatakan suatu afiks bahasa asing telah diterima menjadi afiks bahasa
Indonesia, apabila afiks tersebut sudah mampu keluar dari lingkungan
bahasa asing dan sanggup melekat pada bentuk dasar bahasa Indonesia.
Contoh:
pra- + sejarah = prasejarah
-ik + patriot = patriotik

3. Afiks Ditinjau dari Produktifitasnya

8
Ditinjau dari produktifitasnya, afiks bahasa Indonesia dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu afiks improduktif dan afiks produktif.

a. Afiks improduktif
Afiks improduktif ialah afiks yang distribusinya terbatas pada kata-
kata atau morfem-morfem tertentu saja, tidak dapat digunakan lagi untuk
membentuk kata-kata baru.
Contoh:
-is + nasional = nasionalis
-wi + manusia = manusiawi
b. Afiks produktif
Afiks produktif ialah afiks yang memilki kesanggupan yang besar
untuk melekat pada kata-kata atau morfem-morfem lain, sebagaimana
tampak dalam distribusinya.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas tentang pengertian Morfologi dan beserta pokok


bahasan lain yang terkandung dalam pengertian Morfologi,dapat ditarik sedikit
kesimpulan sebagai berikut :

Pengertian Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan


antara morfem yang satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah kata.
Di dalam ilmu morfologi kita bisa membahas pengertian morfem dan jenis-jenisnya,
morf, alomorf, serta hal-hal yang terkait dengan morfologi

Saran

Setiap kajian bahasa perlu adanya peninjauan kembali guna memperoleh


hasil yang optimal sehingga tidak ada lagi kesalahan yang ditimbulkan dalam kajian
morfologi.

1
0
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta : RINEKA

CIPTA. Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta : RINEKA CIPTA.

Finoza, Lamuddin. 2006. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia

Samsuri. 1985. Analisis Bahasa. Jakarta. ERLANGGA.

Sutawijaya, Alam, dkk. 1996. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta :

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PENDIDIKAN

DASAR DAN MENENGAH BAGIAN PROYEK PENATARAN GURU

SLTP SETARA TAHUN 1996/1997

Verhaan, J.w.M. 1983. Pengantar Linguistik. Yogyakarta : GADJAH MADA

UNIVERSITY PRESS.

1
1

Anda mungkin juga menyukai