DOSEN PENGAMPUH
Ibu Siti Hadija Alaydrus, S.Pd., M.Si
Segala puja dan puji syukur atas kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat
Makalah ini. Walaupun demikian, penyusun berusaha dengan semaksimal
mungkin demi kesempurnaan penyusunan laporan ini
Saran dan kritik yang sifatnya membangun begitu diharapkan oleh penyusun demi
kesempurnaan dalam penulisan Makalah berikutnya. Dalam kesempatan ini,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Makalah ini,
Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta
dapat membantu bagi pembaca. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua
pihak yang telah membantu, semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan
kalian. Amin.
DAFTAR ISI
2
MAKALAH MORFOLOGI DAN BAGIAN-BAGIANNYA ..............................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
BAB II .......................................................................................................................4
PEMBAHASAN .......................................................................................................5
A. Pengertian Morfologi.......................................................................................5
B. Bagian-Bagian Morfologi ................................................................................5
C. Proses Morfologis............................................................................................9
D. Komposisi (Kata Majemuk)..........................................................................11
BAB III....................................................................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................12
A. KESIMPULAN ..............................................................................................13
B. SARAN ............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Morfologi adalah salah satu bagian dari ilmu bahasa yang perlu dipelajari
lebih dalam. Topik ini fokus pada perubahan bentuk kata dan maknanya. Ingin
mengetahui lebih lanjut terkait morfologi? Berikut adalah penjelasannya! Baryadi
dalam buku Morfologi dalam Ilmu Bahasa menjelaskan morfologi sebagai kata
yang diadaptasi dari Bahasa Inggris morphology. Morph berarti 'bentuk,'
sedangkan -logy berarti 'ilmu.' Bila digabungkan, morfologi berarti ilmu tentang
bentuk. Morfologi dalam ilmu bahasa Juga diartikan sebagai salah satu cabang
linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji morfem dan kata, yaitu dua satuan
kebahasaan dari sepuluh satuan kebahasaan yang dikenal secara umum.
BAB II
4
PEMBAHASAN
A. Pengertian Morfologi
Dengan kata lain, bisa dikatakan morfologi merupakan suatu ilmu yang
mempelajari mengenai seluk-beluk kata dan juga fungsi perubahan-perubahan
bentuk tersebut, baik itu dalam fungsi gramatik atau arti kata berdasarkan konteks
penggunaan, maupun fungsi semantik atau arti kata berdasarkan makna
kamus/leksikal.
B. Bagian-Bagian Morfologi
Lalu, sebenarnya apa yang menjadi objek kajian morfologi? Pastinya yang
menjadi objek morfologi adalah kata. Akan tetapi, sebenarnya kata sendiri
dibentuk dari sesuatu yang lebih kecil, sebelum akhirnya menjadi sebuah kata.
Sesuatu yang kecil tersebut adalah morfem.
1. Morfem
Kata merupakan sebuah morfem juga, atau lebih tepatnya adalah morfem bebas,
karena kata bisa berdiri sendiri tanpa adanya morfem lain. Sedangkan afiks atau
5
imbuhan di- dan ber- adalah morfem terikat, karena keduanya harus digabungkan
dengan morfem lainnya.
Berikut ini adalah beberapa contoh analisis sederhana morfem, antara lain:
Dari contoh yang sudah disebutkan di atas, bisa kita lihat bahwa morfem
{meng-} mempunyai banyak sekali variasi. Tepatnya dari contoh di atas, ada lima
varian. Variasi tersebut disebut dengan sebutan alomorf. Secara sederhana, alomorf
merupakan variasi dari morfem (). Diantara alomorf di atas yang dinilai paling
mewakili adalah morfem {meng-} itu sendiri. Adapun bentuk yang paling
mewakili itu disebut dengan morf, yang pada umumnya akan langsung dijadikan
sebagai nama morfem itu sendiri.
Alomorf dari morfem {meng-} dinilai sebagai morf, karena distribusinya yang
luas, yaitu bisa diikuti oleh konsonan velar (k,g), konsonan faringal (h), dan juga
semua vokal (a,i,u,e,o). Berikut ini adalah beberapa contoh dari morfem yang
mempunyai alomorf dan morf adalah morfem {ber-}.
A.Klasifikasi Morfem
6
Morfem sendiri bisa dikelompokkan menjadi beberapa klasifikasi, antara lain:
Sementara itu, morfem terikat merupakan morfem yang tidak bisa berdiri
sendiri. Itu artinya, morfem tersebut harus bergabung dan juga terikat dengan
morfem lainnya untuk membentuk sebuah kata utuh. Berikut ini adalah beberapa
contohnya, antara lain:
Contohnya, kata “minuman” terdiri dari dua morfem yaitu morfem bebas
{minum} dan morfem terikat {-an}. Dimana masing-masing morfem itu
tergolong ke dalam morfem utuh.
7
disela oleh morfen bebas yaitu {buru}, sehingga komponennya terpisah dan
terbagi, yaitu sebagian berada di depan bentuk dasar dan sebagian lagi berada di
belakang bentuk dasar.
Morfem dasar merupakan salah satu bentuk yang menjadi dasar bentukan
dalam proses morfologis. Bentuk dasar tersebut bisa berupa morfem tunggal,
misalnya saja, gambar, main, dan lain sebagainya.Dalam Bahasa Indonesia,
gambar dan main adalah morfem tunggal yang menjadi bentuk dasar dari kata
bermain dan juga mainan, lalu bergambar dan menggambar.Morfem dasar juga
bisa berupa gabungan dari morfem, misalnya saja, kata perbudak. Morfem dasar
perbudak (adalah gabungan dari morfem bebas “budak” dan morfem terikat yaitu
“per-”) menjadi dasar bentuk dari kata “memperbudak”.
2. Kata
Kata merupakan sebuah bentuk bebas yang paling kecil. Akan tetapi,
morfem mungkin saja termasuk ke dalam keseluruhan kata ataupun merupakan
bagian dari suatu kata. Jadi, bisa dikatakan juga bahwa kemungkinan besar,
sebenarnya morfem adalah satuan kata yang paling kecil.
Untuk perbedaan yang paling mendasar dari morfem dan juga kata adalah
kata bisa berdiri sendiri dan bisa membentuk suatu makna bebas. Sebagai satuan
8
gramatik, kata sendiri terdiri satu ataupun beberapa morfem.Suatu kata bisa berupa
bentuk tunggal ataupun terdiri dari satu satuan gramatikal dan bisa juga berupa
bentuk kompleks atau terdiri dari beberapa satuan gramatikal. Dalam artian lain,
bentuk kompleks tersebut dibangun oleh satuan gramatikal yang lebih kecil.
a. Klasifikasi Kata
Kata monomorfemis yang mana terdiri dari satu morfem seperti meja,
burung, pohon, nasi, ibu, dan lain sebagainya.
Kata polimorfemis adalah kata yang terdiri dari dua morfem atau lebih,
misalnya saja, membeli, makanan, kue-kue, duduklah, jejaring, rumah
makan, mitra kerja, temanmu, dan lain sebagainya.
Morfem, kata, frasa, dan klausa, dan lainnya sebagai satuan gramatika
ataupun gramatika. Satuan gramatik merupakan berbagai satuan yang mengandung
arti, baik itu arti leksikal ataupun arti gramatikal. Pastinya, untuk memahami
morfologi yang mempelajari tentang bentuk dan pembentukan sebuah kata,
pemahaman terhadap satuan gramatika menjadi sangat penting.
C. Proses Morfologis
1. Afiksasi
9
Afiksasi merupakan proses pembubuhan afiks atau imbuhan pada suatu
morfem dasar atau bentuk dasar. Proses tersebut melibatkan unsur-unsur dasar
ataupun bentuk dasar, afiks, dan juga makna gramatikal yang dihasilkannya.
Contoh dari afiksasi sederhana yaitu:
Jika dilihat dari posisi melekatnya bentuk dasar, afiks bisa diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Prefiks: merupakan afiks yang telah ditambahkan di awal bentuk dasar, seperti
misalnya me- yang ada pada kata menghibur. Prefiks ini bisa muncul bersama
dengan sufiks ataupun afiks lainnya. Misalnya saja, prefiks ber- bersama dengan
sufiks -kan pada kata berdasarkan.
c. Sufiks: merupakan sebuah afiks yang ditambahkan pada posisi akhir bentuk
dasar. Misalnya saja, dalam Bahasa Indonesia, sufiks -an yang ada pada kata
bagian dan sufiks -kan yang ada pada kata bagaikan.
d. Konfiks: merupakan afiks yang berbentuk morfem terbagi, yang mana pada
bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar dan yang bagian kedua berposisi
pada akhir bentuk dasar. Di dalam Bahasa Indonesia, terdapat konfiks per-/-an
seperti yang ada pada kata pertemuan, konfiks ke-/-an seperti pada kata
keterangan, dan konfiks ber-/-an seperti pada kata berciuman.
e. Sirkumfiks: merupakan gabungan dari afiks yang bukan konfiks, seperti ber-/-an
pada kata beraturan yang mempunyai makna “memiliki aturan”.
2. Reduplikasi
10
a. Pengulangan seluruh yaitu pengulangan untuk seluruh bentuk dasar, tanpa
adanya perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses oembubuhan
afiks, misal ya: sepeda menjadi sepeda-sepeda, pohon menjadi pohon-pohon, dan
lain sebagainya.
Kata majemuk setara biasanya disebut juga dengan kata majemuk kumulatif
atau kata majemuk gabungan, yaitu kata majemuk yang bagiannya sederajat. Kata
majemuk setara ini dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
BAB III
PENUTUP
12
A. KESIMPULAN
Morfologi terdiri dari Morfem, Kata, dan Satuan Gramatik lainnya seperti:
Morfem, kata, frasa, dan klausa. Adapun proses Morfologis yaitu Afiksasi,
Reduplikasi dan Komposisi
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
13
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6241560/morfologi-adalah-pengertian-
proses-jenis-dan-contoh.
https://www.gramedia.com/products/pengantar-
morfologi?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&
utm_content=LiterasiRekomendasi
14