Anda di halaman 1dari 3

Morfologi

1. Pengertian Morfologi
Morfologi dalam kajian linguistik atau kebahasaan merupakan suatu ilmu tentang bentuk-
bentuk dan pembentukan kata (Chaer, 2015, hlm 3). Sementara itu, menurut Ramlan (2019, hlm.
29) menyatakan bahwa morfologi adalah bagian ilmu bahasa yang mempelajari mengenai seluk-
beluk kata dan pengaruh perubahan bentuk kata pada golongan dan juga arti kata.
Dengan kata lain, Morfologi merupaka suatu ilmu yang mempelajari perubahan bentuk kata dan
juga fungsi perubahan-perubahan tersebut, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Untuk lebih mengetahui arti kata morfologi. Berikut ini adalah pendapat para ahli:
a. Taringan
Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membahas mengenai seluk-beluk bentuk
kata dan pengaruh perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata.
b. O’Grady
Menurut O’Grady, “Morphology is the system of categories and rules involved in word
formation and interpretation”. Artinya, morfologi merupakan sebuah sistem kategori dan
juga aturan yang digunakan dalam pembentukan sebuah kata dan interpretasinya.
c. Bloomfield
Bloomfield berpendapat mengenai pengertian morfologi, yaitu “By the morphology of a
language we mean the constructions in which bound forms or words, but never phrases.
Accordingly, we may say that morphology includes the constructions of words and parts of
words”. Artinya, morfologi yang ada di dalam ilmu bahasa adalah pembentukan kata yang
menghasilkan morfem namun bukan frasa. Lalu, bisa dikatakan bahwa ruang lingkup
morfologi juga akan menjamah pada bagian konstruksi dan bagian-bagian dari kata.
d. Verhaar
Morfologi ataupun kata bentuk merupakan bidang linguistik yang membahas mengenai
susunan bagian-bagian kata secara gramatikal.

2. Morfem
Jika ditinjau berdasarkan pengerian tentu yang menjadi objek pembahasan dari morfologi
adalah kata. Namun sebenarnya kata sendiri dibentuk dari satuan yang lebih kecil yakni morfem.
Morfem adalah satuan terkecil penyusun kata. Sebagai contoh kata sepeda terdiri dari satu morfem.
Lain halnya degan kata bersepeda yang terdiri dari dua morfem, ialah morfem ber- sebagai afiks
dan morfem sepeda sebagai bentuk dasarnya.
3. Satuan-satuan gramatik lainnya
Jika kita mendengarkan tuturan seseorang dengan saksama, ternyata ada satuan-satuan yang
berualng-ulang dapat kita dengar, misalnya sepeda, bersepeda, bersepeda ke luar kota, ia membeli
sepeda, dan sebagainya, satuan-satuan yang mengandung arti, baik arti leksikal maupun arti
gramatik seperti tersebut di atas, yang disebut dengan satuan garamatik, atau disingkat satuan.
Satuan gramatik itu mungkin berupa morfem, misalnya ke, jalan, akan,, rumah, datang, sedang,
mungkin berupa kata misalnya rumah, membawa, kehidupan, terjauh, lempar lembing, mungkin
berupa frase, misalnya akan datanag, ke rumah teman, akan minum, sudah sehat, mungkin berupa
klausa, misalnya ia sedang berkunjung ke rumah teman, usaha itu sangat baik, dan mungkin juga
berupa wacana

4. Proses Morfologik
Proses morfologik ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk
dasarnya. Bentuk dasarnya itu mungkin kata, seperti pada kata terjauh yang dibentuk dari kata
jauh, kata berjalan-jalan yang dibentuk dari kata berjalan; mungkin berupa pokok kata, misalnya
bertemu yang dibentuk dari pokok kata temu, kata mengalir yang dibentuk dari pokok kata alir;
mungkin berupa frase, misalnya kata keadilan yang dibentuk dari frase tidak adil, kata
ketidakmampuan yang dibentuk dari frase tidak mampu; mungkin berupa kata dan kata, misalnya
kata rumah sakit yang dibentuk dari kata rumah dan kata sakit; mungkin juga berupa pokok kata
dan pokok kata, seperti kata jual beli yang dibentuk dari pokok kata jual dan pokok kata beli.
Pada terjauh, kata jatuh mendapat bubuhan ter-, pada bertemu, kata temu mendapat bubuhan
ber-, pada mengalir, kata alir mendapat bubuhan men-. Proses pembentukan kata dengan
membubuhkan bubuhan atau yang disebut dengan afiks disebut proses pembubuhan afiks atau
afiksasi.
Pada kata berjalan-jalan, kata berjalan yang menjadi kata dasar bukannya mendapat bubuhan
seperti halnya kata terjauh, melainkan diulang. Proses pembentukan kata dengan pengulangan
bentuk dasarnya itu disebut proses pengulangan atau reduplikasi, dan kata yang dibentuk dengan
proses ini disebut kata ulang.
Pada kata rumah sakit, kata rumah dan kata sakit, yang merupakan bentuk dasarnya
digabungkan, hingga dua kata tersebut menjadi satu kata. Demikian pula kata jual beli yang
dibentuk dari kata jual dan kata beli. Proses pembentukan kata dengan penggabungan semacam itu
disebut proses pemajemukan, dan kata yang dibentuk proses ini disebut kata majemuk.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa dalam Bahasa Indonesia terdepat tiga proses morfologik,
ialah proses pembubuhan afiks, proses pengulangan, dan proses pemajemukan.

Anda mungkin juga menyukai