Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan sistem yang menganut sistem tertentu dalam tataran


fonologi, morfologi, dan sintaksis. Karena bahasa merupakan sistem, tentu saja
bahasa bersifat sistemis atau mempunyai atauran-aturan yang khas (Asrori 2004: 6).
Lebih jelasnya, bahasa merupakan fenomena yang memadukan bagian makna dan
bagian bunyi mempunyai 3 subsistem, yaitu subsistem fonologis, subsistem
gramatikal, dan subsistem leksikal (Kridalaksana 2009: 5). Subsistem fonologis
mencakup segi-segi bunyi bahasa, baik yang bersangkutan dengan aspek artikulatoris,
aspek auditif, serta aspek akustik, maupun yang bersangkutan dengan aspek fungsinya
dalam komunikasi.

Secara teoretis kemampuan berbahasa Arab sebagaimana bahasa lainnya


terdiri dari kompetensi dan performansi. Kompetensi berkenaan dengan teori,
sedangkan performansi berkenaan dengan praktek penerapan kompetensi dalam
kegiatan bertutur atau berkomunikasi. Kedua bidang kegiatan di atas mempunyai
hubungan yang erat. Teori bahasa disusun berdasarkan temuan-temuan praktis melalui
pemakaian para penutur bahasa itu. Di lain pihak para penutur menggunakan bahasa
berdasarkan kaidah-kaidah yang disusun dalam teori. Kompetensi dan permormansi
dikembangkan secara simultan, karena keduanya saling menentukan. Pengembangan
ini dilakukan guna mencapai tingkat konsistensi sebuah teori, juga untuk merumuskan
kaidah-kaidah berbahasa yang dapat dipahami oleh para pembelajar dengan mudah.
Namun demikian para pembelajar bahasa Arab di Indonesia banyak menemukan
kesulitan dalam mempelajari bahasa itu, antara lain yang bersifat teoritis seperti
morfologi (sharaf).

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Morfologi
Morfologi atau tata bentuk adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan
bagian-bagian kata secara gramatikal (Verhaar, 2009: 52). Sedangkan proses
morfologis adalah suatu proses yang mengubah leksem atau satuan leksikal menjadi
kata (Arifin 2009: 9). Dari akar dan pola, tersebutlah kata dalam bahasa Arab
terbentuk. Adapun kata adalah satuan atau bentuk yang dapat berdiri sendiri dalam
tuturan. Sedangkan satuan bahasa terkecil yang maknanya relatif stabil dan tidak
dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil disebut morfem (Kridalaksana,
2008: 158). Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses
pembentukan kata ada tiga komponen yang sangat erat berkaitan, yaitu leksem
(input), morfem dan kata (output). Dengan kata lain proses pembentukan kata itu bisa
terjadi pula proses pembentukan morfem.

Sedangkan pengertian Morfologi menurut Ramlan (2001:21) ialah bagian dari


ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta
pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Tarigan
(1995 : 4 ) membagi morfologi menjadi dua tipe analisis yaitu (1) morfologi
sinkronik, (2) morfologi diakronik. Morfologi sinkronik menelaah morfem-morfem
dalam satu cakupan waktu tertentu, baik waktu lalu maupun waktu kini. Morfologi
diakronik menelaah sejarah atau asal-usul kata, dan mempermasalahkan mengapa
misalnya pemakaian kata kini berbeda dengan pemakaian kata pada masa lalu.
Adapun proses morfologis, pengertian yang diberikan oleh M. Ramlan ialah proses
pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Dalam
bahasa Arab morfologi itu disebut ilmu al-sharf, yaitu ilmu yang mempelajari seluk-
beluk bentuk kata dalam bahasa Arab. Al-Ghalayaini (1978 : 8) memaparkan definisi
ilmu al-sharf sebagai ilmu yang mengkaji akar kata untuk mengetahui bentuk-bentuk
kata Arab dengan segala hal-ihwalnya di luar i’rab dan bina. Hassan (1979: 82)
berbeda kajiannya tentang sharaf, dia mengkaji sharaf dari segi nizham sharfy yang
melahirkan tiga kelompok kajian; yaitu kajian makna, kajian bentuk dan kajian
hubungan antara keduanya.

2
Berikut merupakan beberapa istilah yang sering digunakan dalam proses
morfologi Arab ini:

1. Bunyi (Fonem)
Secara kasar bunyi-bunyi dapat dihasilkan melalui dua cara, pertama bunyi
itu dikeluarkan dengan cara udara itu tidak menggangu dalam rongga mulut.
Udara yang keluar dari rongga mulut ini tidak tersekat atau terhimpit dan
sebagainya. Bunyi tersebut dipengaruhi oleh kedudukan lidah dan bentuk bibir
sahaja, Bunyi yang dihasilkan ini disebut sebagai bunyi vokal. Kedua, ialah bunyi
yang dihasilkan dengan menekan udara keluar dari paru-paru. Aliran udara ini
kemudiannya terganggu oleh alat-alat sebutan tadi semasa melalui rongga mulut
atau rongga hidung. Bunyi ini disebut sebagai bunyi konsonan (Abdullah Hassan
1982).
Dalam bahasa Arab, setiap huruf yang menghasilkan bunyi disebut sebagai
harakat. Harkat ini dibahagikan kepada dua kategori iaitu harakat yang berbaris
yang disebut sait (‫صاِئت‬
َ ) dan tidak berbaris (‫) ساكن‬. Huruf yang tidak diletakkan
baris ini disebut sebagai samit (‫صا ِمت‬
َ ) (Mahmud 2006). Vokal yang mempunyai
harakat ini merupakan bunyi suara memanjang yang terhasil dari gelombang nafas
untuk melambangkan titik nibrah atau disebut sebagai tekanan. Kedudukan huruf
ini boleh diletakkan dihadapan, ditengah atau dibelakang dalam sesuatu perkataan
itu (al-Khuli 1982). Secara ringkasnya, vokal adalah tanda bunyi yang dituliskan
di atas atau bawah konsonan berpola aktif meliputi fathah untuk bunyi (a), kasrah
untuk bunyi (i), dan dommah untuk bunyi (u), serta berpola pasif meliputi sukun,
yaitu penanda hilangnya bunyi vokal (Kridalaksana 2009).
2. Morfem

Morfem merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam


pengkajian morfologi Arab. Hal ini kerana setiap pembentukan kata dalam bahasa
Arab tidak terlepas dari penggunaan aspek morfem ini. Morfem diistilahkan
sebagai unsur perkataan. Maknanya, setiap bentuk dari perkataan mengandungi
unit-unit morfem di dalamnya. Sebagai contoh penggunaan morfem di dalam
bahasa Melayu, perkataan biru, terdiri dari satu morfem tetapi jika ditambahkan
imbuhan padanya seperti –an (biru + an), maka terdiri padanya dua bentuk
morfem iaitu kata dasar biru dan –an. Oleh yang demikian morfem boleh diartikan

3
sebagai unit tatabahasa yang terkecil yang mengandungi makna atau mempunyai
peranan atau fungsi dalam tatabahasa (Utusan online 2013).

Menurut Abdullah Hassan (1982), morfem ini terbahagi kepada dua


bahagian, iaitu morfem bebas serta morfem terikat. Morfem bebas merupakan
morfem yang dapat wujud bersendirian, sementara morfem terikat mesti
diletakkan sekurang-kurangnya bersama dengan sebuah bentuk morfem yang lain.
Misalnya, perkataan ‘kerja’, ia merupakan sebuah morfem bebas kerana tidak
memerlukan perkataan lain untuk disandarkan namun kata be-, terpaksa
digabungkan dengan perkataan ‘kerja’ agar kata tersebut dapat difahami. Oleh
sebab itu, kata be- dikatakan morfem terikat.
3. Akar Kata

Akar atau lebih mudah difahami dengan asal kata ialah bahagian perkataan
yang berbaki atau tertinggal apabila kesemua imbuhan telah diasingkan. Seperti
pada perkataan ‘pertanyaan’ akarnya ialah dari kata ‘tanya’ (Abdullah Hassan
1982). Dalam bahasa Arab, akar ini disebut sebagai al-jizr (‫) الجذر‬.

Contohnya Perkataan ‫ب‬


َ ‫ضر‬
ِ ِ‫( ا‬pukullah) merupakan perkataan yang diambil
dari komponen tiga huruf yaitu ‫ب‬
َ ‫ ض َر‬- - . Selain itu, satuan terkecil dari leksikon
(kata) disebut leksem. Leksem ini berperanan dalam memberi input dalam proses
morfologi.

Terdapat perbezaan diatara leksem serta kata walaupun jika sekilas dilihat
ia seakan-akan hampir serupa. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2016),
Leksem merupakan kata dasar yang mendasari sesuatu kata, contohnya perkataan
‘dipukul’, ‘terpukul’ dan ‘pukulan’ merupakan leksem dari ‘pukul’ sedangkan kata
adalah bagian terkecil dalam suatu bahasa yang memiliki makna dan dapat berdiri
sendiri. Kridalaksana (2009), menyatakan “kata” memainkan peranan terbesar
dalam proses morfologi yang berfungsi sebagai output dan dapat dianalisis.
4. Pengimbuhan
Di dalam bahasa Melayu, pengimbuhan merupakan kaedah dalam
mengembangkan kata dasar dengan menggunakan imbuhan. Kata dasar seperti
yang sedia maklum, merupakan suatu bentuk di mana sesuatu imbuhan
dicantumkan atau penggandaan dilakukan. Sesuatu dasar itu boleh terdiri dari
morfem akar (bebas atau terikat) atau sesuatu bentuk kompleks (terbitan),

4
berganda atau majmuk. Tambahan pula, imbuhan ini terdiri dari bentuk terikat
kerana ia tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada bentuk lain sebagai dasar.
Pengimbuhan ini boleh digolongkan kepada awalan, akhiran, sisipan dan
kurungan sesuai dengan kedudukannya berhubung dengan bentuk dasar.
Penambahan imbuhan pada awalan diistilahkan sebagai prefix seperti pen-,pe-,ke-
dan pra-. Manakala penambahan pada akhiran disebut suffix seperti –an, -man,-
wan,-wati,-is, dan –isme. Penambahan pada sisipan pula disebut inflik misalnya –el-,-em- dan
–er- (Abdullah Hassan 1982).
Seperti dalam bahasa Melayu, bahasa Arab juga turut berlaku proses
pengimbuhan pada bentuk dasar sesuatu kata tersebut. Pengimbuhan ini dikenali
sebagai al-zaidah (‫) الزائدة‬. Selain itu Baalabaki (1990), menyatakan bahawa
pengimbuhan juga dapat distilahkan sebagai suatu morfem terikat yang
ditambahkan dalam kata sehingga berubah tugas dan maknanya.
5. Infleksi
Infleksi atau fleksi merupakan perubahan dari suatu bentuk perkataan ke
perkataan yang lain. Dalam bahasa Arab ia disebut sebagai tasrif (‫ ) تصريف‬atau
taghir (‫) تغيير‬. Infleksi dalam bahasa Arab ini melibatkan perubahan yang berlaku
dari sudut kata kerja ( ‫ ) تصريف اَلفعل‬sahaja seperti perkataan ‫ض َربُون‬
َ merupakan
infleksi dari ‫ب‬
َ ‫ض َر‬
َ atau dalam bahasa Inggeris walks dari kata asal walk (Baalbaki
1990).
6. Derivasi
Bahasa Arab digolongkan dalam bahasa Inflektif (‫رفة‬hh‫ة اَلمتص‬hh‫ ) اللغ‬atau
dikenali sebagai bahasa derivasi (‫تقاق‬hh‫ة اَالش‬hh‫) اللغ‬. Menurut al-Asmac (1968), Al-
isytiqaq merupakan suatu proses pengambilan satu perkataan daripada satu kata
atau lebih, malah perkataan yang diambil itu haruslah bersesuaian antara
perkataan terbitan dengan perkataan asal dari segi lafaz dan makna. Hal ini
bermaksud sesuatu perkataan asal atau sumber boleh mengalami proses infleksi
dan derivasi bagi membentuk perkataan baru dengan makna yang berkaitan dan
fungsi nahu yang berbeda.
B. Proses Morfologi
Sebelum menjelaskan lebih jauh apa saja proses morfologis, terlebih dahulu
dijelaskan apa yang dimaksud dengan proses morfologis itu sendiri. Menurut Samsuri,
proses morfologis adalah: “Cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan
morfem yang satu dengan morfem yang lain.” Atau dengan kata lain proses mofologis

5
yaitu penggabungan morfem-morfem menjadi kata. Proses dimaksud adalah sebagai
berikut: ( Nasution, 2017 : 105)
1. Afikasi
Sebelumnya akan dijelaskan terlebih dahulu apa itu afiksasi. Afiks adalah:
“Imbuhan, atau bentuk terikat yang apabila ditambahkan pada kata dasar atau
bentuk dasar dapat merubah makna gramatikal.” Penambahan morfem asi
memberikan makna sebuah proses. Dengan demikian, afiksasi adalah proses atau
hasil penambahan afiks pada akar atau dasar kata. Seperti morem ber pada kata
bertiga, morfem er pada kata gerigi dan morfem an kata ancaman. ( Nasution,
2017 : 105)
2. Reduplikasi
Adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara
keseluruhan, sebagian maupun dengan perubahan bunyi.135 Pengulangan dalam
bentuk keseluruhan, seperti buku-buku, meja-meja, guru-guru, murid-murid dll.
Makna yang muncul dari pengulangan secara keseluruhan ini pada umumnya
memunculkan makna menunjukkan banyak (plual/jama’). Pengulangan secara
sebagian seperti lelaki dari kata dasarnya laki. Pengulangan dalam bentuk
perubahan bunyi, seperti bolak-balik, kocar-kacir, morat-marit dll. ( Nasution,
2017 : 105)
Dalam bahasa Arab, proses seperti ini disebut ‫ التأكيد‬. Yaitu pengulangan
kata secara utuh dengan makna penguat. Seperti kata: .‫ جاء جاء الغيب‬Di sini tidak
menunjukkan makna jama’ tetapi sebagai bentuk penegasan. Dengan demikian,
reduplikasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab berbeda dalam makna yang
ditimbulkannya.
3. Komposisi
Adalah hasil dan proses penggabungan morfem dasar dengan morfem
dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk sebuah leksikal
yang baru dan makna yang baru. Dalam bahasa Indonesia seperti rumah sakit,
tangan kanan, lintah darat dll. Dalam bahasa Inggris seperti blackboard dll.
Dalam bahasa Arab juga banyak ditemukan, seperti: ‫ بيت‬,‫ حجر األسود‬,‫ر الكالم بيت هلل‬
‫ أخ‬,‫ اللحم‬, dll.

6
4. Modifikasi Internal
Yaitu proses pembentukan kata dengan penambahan unsur-unsur (yang
biasanya berupa vokal) ke dalam morfem yang berkerangka tetap (yang biasanya
beruba konsonan).
Dalam hal ini, bahasa Arab selalu menggunakan modifikasi internal,
karena bahasa Arab tidak bisa dibaca tanpa dibantu dengan vokal-vokal ‫) )الحركات‬.
Misalnya morfem tetap n-s-r ( ‫ ) ن ص ر‬tidak akan bisa dibaca tanpa diberi vokal,
misalnya /-a-a-a/ atau /-u-i-a/ sehingga terbentuklah kata: ‫ نصر‬/nasara/ atau ‫نصر‬
/nusira/, dst.
Dalam bahasa-bahasa lain juga ditemukan proses modifikasi internal.
Bahasa Inggeris misalnya, seperti: mouse (ou-e) berubah menjadi mice (ie). Foot
(-oo-) berubah menjadi feet (-ee-). Louse (-ou-e) berubah menjadi lice (-i-e). dll.
( Nasution, 2017 : 108)

5. Pemendekan

Chaer menyebutkan, yang dimaksud pemendekan adalah proses


penanggalan bagian-bagian leksem atau gabungan leksem sehingga menjadi
sebuah bentuk singkat, tetapi maknanya tetap sama dengan makna bentuk
untuhnya. Misalnya bentuk lab (untuk laboratorium), dok (dokter),dll.
Dalam bahasa Indonesia ada beberapa bentuk pemendekan, antara lain:
a. Pengekalan huruf awal pada sebuah leksem, seperti MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat), l (untuk kata liter), dll.
b. Pengekalan beberapa huruf dari sebuah leksem, seperti hlm (untuk halaman).
c. Pengekalan huruf pertama kemudian dikombinasikan dengan penggunaan
angka untuk pengganti huruf yang sama, seperti P3 (Partai Persatuan
Pembangunan).
d. Pengekalan dua, tiga, empat atau beberapa huruf awal dari sebuah leksem,
seperti Okt. (untuk oktober), dll.
e. Pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir pada sebuah leksem, seperti: Ir.
(Insinyur), dll.

Pemendekan tidak sama dengan akronim. Karena akronim adalah


“Kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau begian lain yang
ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang sesuai dengan kaedah fonetik bahasa yang

7
bersangkutan. Seperti Hankam (Pertahanan dan Keamanan). ( Nasution, 2017 :
110)

Kata dalam bahasa Arab disebut kalimah. Kalimah itu terdiri dari jamid (apa
adanya) dan musytaq (ada pengambilannya). Dilihat dari segi bentuknya, kata dalam
bahasa Arab ada yang termasuk kategori fi’il (kata kerja), ada yang termasuk kategori
ism (kata benda), dan ada yang termasuk huruf (kata penghubung).

Fi’il; (kata kerja) memiliki 3 bentuk, yaitu fil madhi (kata kerja untuk masa
lampau), fi’il mudhari’ (kata kerja untuk masa sedang, akan, dan tindakan biasa), fi’il
amr (kata kerja untuk menyuruh. Sedangkan fi’il nahyi (kata kerja untuk melarang)
digunakan fi’il mudhari yang diawali oleh (‫ )ال‬yang artinya jangan.

Dilihat dari segi bilangannya, kata itu ada yang disebut mufrad (tunggal), ada
mutsanna (dua) ada jamak (banyak).

Jamak dalam bahasa Arab ada yang termasuk kategori ‫الم‬hh‫) س‬selamat dari
perubahan bentuk mufrodnya), dalam hal ini ada dua macam yaitu jamak mudzakkar
dan jamak muannats. Ada pula yang termasuk dalam kategori ‫( غير سلم‬tidak selamat
dari perubahan bentuk mufrodnya), dan disebut dengan ‫ير‬hh‫ تكس‬pecah, berubah dari
bentuk mufrodnya). Di samping itu ada pula yang disebut dengan ‫ اسم الجمع‬yaitu kata
yang mengandung makna jamak akan tetapi tidak ada bentuk mufrad yang selapal
dengannya, yang ada adalah bentuk mufrad yang tidak selapal. Model yang begini
banyak didapat dalam bahasa Arab, antara lain seperti yang dipaparkan oleh
alGhalayaini (1978 : 64) ialah kata) ‫ جيش‬tentara) kata ini memiliki bentuk mufrad
yang tidak selapal dengannya yaitu kata ‫ جند ي‬selain dari itu adalah kata-kata‫شعب‬
(bangsa), ‫قبيلة‬,( suku bangsa)‫وم‬hh‫( ق‬kaum)‫( رهط‬sekumpulan orang) ‫( معشر‬sekumpulan
orang) dan‫( ثلة‬sekelompok orang) semua kata-kata ini memiliki bentuk mufrad yang
tidak selapal dengannya yaitu kata ‫( رجل‬seorang laki-laki) atau ‫راة‬hhh‫( ام‬seorang
perempuan). Ada lagi contoh lain yaitu kata‫اء‬hh‫ نس‬, bentuk mufradnya tidak selapal
dengannya yaitu kata ‫ امراة‬.

Perubahan bentuk jamak taksir ada kalanya dengan proses penambahan


seperti jamak dari kata ‫ صنو‬menjadi ‫ صنو ان‬ada kalanya dengan proses pengurangan
seperti jamak dari kata ‫ تخمة‬menjadi ‫تخم‬, ada kalanya dengan proses perubahan bunyi

8
seperti jamak dari kata ‫ اسد‬menjadi ‫ اسد‬, ada kalanya dengan proses penambahan dan
perubahan bunyi seperti jamak dari kata ‫ رجل‬menjadi ‫رجل‬.

Tabel 1

Jamak Qillah

Contoh
No Wazan Proses Morfologis
Asal Jamak
1 ‫افعل‬ ‫نفس‬ ‫انفس‬ Penambahan hamzah dan perubahan bunyi
2 ‫افعال‬ ‫عمل‬ ‫اعمال‬ Penambahan hamzah
3 ‫افعلة‬ ‫لسان‬ ‫السنة‬ Penghilangan alif, penambahan hamzah dan ta
marbuthah serta merubah bunyi
4 ‫فعلة‬ ‫اخ‬ ‫اخوة‬ Penambahan ta marbuthah dan perubahan bunyi

Tabel di atas menunjukkan bahwa keempat bentuk jamak qillah digunakan


dalam Alquran. Adapun proses morfologisnya ada 3 macam, yaitu ada yang
menggunakan penambahan saja, ada yang menggunakan penambahan dan perubahan
bunyi, dan ada pula yang menggunakan penghilangan, penambahan dan perubahan
bunyi.

Tabel 2

Jamak Katsra

Contoh
No Wazan Proses Morfologis
Asal Jamak
1 ‫فعل‬ ‫اصم‬ ‫صم‬ Penghilangan hamzah dan perubahan bunyi
2 ‫فعل‬ ‫كتاب‬ ‫كتب‬ Penghilangan alif dan perubahan bunyi
3 ‫فعل‬ ‫غر فة‬ ‫غر ف‬ Penghilangan ta marbuthah dan perubahan
bunyi
4 ‫فعل‬ ‫قطعة‬ ‫قطع‬ Penghilangan ta marbuthah dan perubahan
bunyi
5 ‫فعلة‬ - - -

9
6 ‫فعلة‬ ‫كفر‬ ‫كفرة‬ Penghilangan alif, penambahan ta marbuthah
dan perubahan bunyi
7 ‫فعلى‬ ‫مريض‬ ‫مرضى‬ Penghilangan ya, penambahan alif maqsurah
dan perubahan bunyi
8 ‫فعلة‬ ‫قرد‬ ‫قردة‬ Penambahan ta marbuthah dan perubahan bunyi
9 ‫فعل‬ ‫راكع‬ ‫ركع‬ Penghilangan alif, penambahan ‘an fi’il dan
perubahan bunyi
10 ‫فعال‬ ‫فاجر‬ ‫فجار‬ Penghilangan alif, penambahan ‘an fi’il serta
perubahan bunyi
11 ‫فعال‬ ‫رجل‬ ‫رجل‬ Penambahan alif dan perubahan bunyi
12 ‫فعول‬ ‫وجه‬ ‫وجوه‬ Penambahan wawu dan perubahan bunyi
13 ‫فعالن‬ ‫غالم‬ ‫غلمان‬ Penghilangan alif, penambahan alif dam nun
serta perubahan bunyi
14 ‫فعالن‬ ‫راهب‬ ‫رهبان‬ Penghilangan alif, penambahan alif dam nun
serta perubahan bunyi
15 ‫فعالء‬ ‫شهيد‬ ‫شهداء‬ Penghilangan ya, serta penambahan alif dan
hamzah, serta perubahan bunyi
16 ‫افعالء‬ ‫داع‬ ‫ادعياء‬ Penghilangan alif, penambahan hamzah, alif
dan hamzah serta perubahan bunyi

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari enam belas bentuk jamak katsrah, ada
satu bentuk yang tidak digunakan dalam Alquran yaitu bentuk ‫ فعلة‬. Adapun proses
morfologisnya ada tiga macam, yaitu ada yang menggunakan penambahan dan
perubahan bunyi, ada yang menggunakan penghilangan dan perubahan bunyi, dan ada
pula yang menggunakan penghilangan, penambahan dan perubahan bunyi.

Tabel 3

Muntaha al- Jumua’

Contoh
No Wazan Proses Morfologis
Asal Jamak
1 ‫فعا لل‬ ‫سنبلة‬ ‫سنا بل‬ Penghilangan ta marbuthah, penambahan alif
dan perubahan bunyi
2 ‫فعا ليل‬ ‫قنطرة‬ ‫قنا طير‬ Penghilangan ta marbuthah, penambahan alif

10
dan ya serta perubahan bunyi
3 ‫افاعل‬ ‫سوار‬ ‫اساور‬ Penghilangan alif, penambahan hamzah dan
alif serta perubahan bunyi
4 ‫افا عيل‬ ‫ابر يق‬ ‫اباريق‬ Penambahan hamzah dan alif serta perubahan
bunyi
5 ‫تفا عل‬ ‫تر يبة‬ ‫ترائب‬ Penghilangan ya dan ta marbuthah,
penambahan alif dan hamzah serta perubahan
bunyi
6 ‫تفا عيل‬ ‫تم ثال‬ ‫تماثيل‬ Penghilangan alif, penambahan alif dan ya serta
perubahan bunyi
7 ‫مفاعل‬ ‫مقعد‬ ‫مقا عد‬ Perubahan alif dan perubahan bunyi
8 ‫مفاعيل‬ ‫مسكين‬ ‫مسا كين‬ Penambahan alif dan perubahan bunyi
9 ‫يفاعل‬ - - -
10 ‫يفا عيل‬ ‫ينبوع‬ ‫ينابيع‬ Penghilangan wawu, penambahan alif dan ya,
serta perubahan bunyi
11 ‫فواعل‬ ‫كوكب‬ ‫كواكب‬ Penambahan alif dan perubahan bunyi
12 ‫فوا عيل‬ ‫قارورة‬ ‫قوارير‬ Penghilangan alif, wawu dan ta marbuthah,
penambahan wawu, alif dan ya, serta perubahan
bunyi
13 ‫فياعل‬ - - -
14 ‫فياعيل‬ ‫شيطان‬ ‫شيا طين‬ Penghilangan alif, penambahan alif dan ya, serta
perubahan bunyi
15 ‫فعا ئل‬ ‫ش مال‬ ‫شمائل‬ Penambahan hamzah dan perubahan bunyi
16 ‫فعا لى‬ ‫يتيم‬ ‫يتا مى‬ Penghilangan ya, penambahan alif dan alif
maqsurah, serta perubahan bunyi
17 ‫فعالى‬ - - -
18 ‫فعالى‬ ‫اسير‬ ‫اسارى‬ Penghilangan ya, penambahan alif dan alif
maqsurah, serta perubahan bunyi
19 ‫فعالى‬ ‫انسان‬ ‫اناسى‬ Penghilangan alif dan nun, penambahan alif dan
wa bertasydid, serta perubahan bunyi

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari sembilan belas bentuk muntaha


aljumu’, ada tiga bentuk yang tidak digunakan dalam Alquran yaitu bentuk , ‫يفاعل‬

11
‫فياعل‬dan ‫الى‬hh‫فع‬. Adapun proses morfologisnya ada dua macam, yaitu ada yang
menggunakan penambahan dan perubahan bunyi, ada yang menggunakan
penghilangan, penambahan dan perubahan bunyi.

Tabel 4

Pengasalan Jamak Taksir

No Wazan Contoh Proses Morfologis


Jamak Mufrad Jamak Mufrad
1 ‫فعل‬ ‫فعال‬ ‫كتب‬ ‫كتاب‬ Penghilangan alif dan perubahan bunyi
‫فعول‬ ‫رسل‬ ‫رسول‬ Penghilangan wawu dan perubahan
bunyi
‫فعيل‬ ‫سبل‬ ‫سبيل‬ Penghilangan ya dan perubahan bunyi
‫فعيلة‬ ‫صحف‬ ‫صحيفة‬ Penghilangan ya dan ta marbuthah, serta
perubahan bunyi
‫فعل‬ ‫سقف‬ ‫سقف‬ Perubahan bunyi
2 ‫مفاعل‬ ‫مفعل‬ ‫مقاعد‬ ‫مقعد‬ Penambahan alif dan perubahan bunyi
‫مفعل‬ ‫مساجد‬ ‫مسجد‬ Penambahan alif dan perubahan bunyi
‫مفعل‬ ‫مفاتح‬ ‫مفئاح‬ Penghilangan alif, penambahan alif dan
perubahan bunyi

‫مفعلة‬ ‫منافع‬ ‫ملفعة‬ Penghilangan ta marbuthah,


penambahan alif dan perubahan bunyi
3 ‫افعل‬ ‫فعل‬ ‫انفس‬ ‫نفس‬ Penambahan hamzah dan perubahan
bunyi
‫فعل‬ ‫ارجل‬ ‫رجل‬ Penambahan hamzah dan perubahan
bunyi
‫فعلة‬ ‫انعم‬ ‫نعمة‬ Penghilangan ta marbuthah,
penambahan hamzah dan perubahan
bunyi
4 ‫فعل‬ ‫فعلة‬ ‫عرف‬ ‫غرفة‬ Penghilangan ta marbuthah,dan
perubahan bunyi
‫فعلة‬ ‫قرى‬ ‫قرية‬ Penghilangan ta marbuthah,dan

12
perubahan bunyi
5 ‫فعل‬ ‫افعل‬ ‫بكم‬ ‫ابكم‬ Perubahan hamzah dan perubahan bunyi

BAB III

PENUTUP

13
A. Kesimpulan
Morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk
kata terhadap golongan dan arti kata.
Morfologi terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Morfologi sinkronik
2. Morfologi Diakronik

Proses morfologi :

1. Asifikasi
2. Reduplikasi
3. Komposisi
4. Modifikasi internal
5. Pemendekan
6. Morfonemik

B. Saran

Pembahasa pemakalah saat ini masih dalam cakupan sempit mungkin penulis
selanjutnya bisa mengembangkan jauh lebih luas lagi.

14

Anda mungkin juga menyukai