PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Morfologi
Morfologi atau tata bentuk adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan
bagian-bagian kata secara gramatikal (Verhaar, 2009: 52). Sedangkan proses
morfologis adalah suatu proses yang mengubah leksem atau satuan leksikal menjadi
kata (Arifin 2009: 9). Dari akar dan pola, tersebutlah kata dalam bahasa Arab
terbentuk. Adapun kata adalah satuan atau bentuk yang dapat berdiri sendiri dalam
tuturan. Sedangkan satuan bahasa terkecil yang maknanya relatif stabil dan tidak
dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil disebut morfem (Kridalaksana,
2008: 158). Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses
pembentukan kata ada tiga komponen yang sangat erat berkaitan, yaitu leksem
(input), morfem dan kata (output). Dengan kata lain proses pembentukan kata itu bisa
terjadi pula proses pembentukan morfem.
2
Berikut merupakan beberapa istilah yang sering digunakan dalam proses
morfologi Arab ini:
1. Bunyi (Fonem)
Secara kasar bunyi-bunyi dapat dihasilkan melalui dua cara, pertama bunyi
itu dikeluarkan dengan cara udara itu tidak menggangu dalam rongga mulut.
Udara yang keluar dari rongga mulut ini tidak tersekat atau terhimpit dan
sebagainya. Bunyi tersebut dipengaruhi oleh kedudukan lidah dan bentuk bibir
sahaja, Bunyi yang dihasilkan ini disebut sebagai bunyi vokal. Kedua, ialah bunyi
yang dihasilkan dengan menekan udara keluar dari paru-paru. Aliran udara ini
kemudiannya terganggu oleh alat-alat sebutan tadi semasa melalui rongga mulut
atau rongga hidung. Bunyi ini disebut sebagai bunyi konsonan (Abdullah Hassan
1982).
Dalam bahasa Arab, setiap huruf yang menghasilkan bunyi disebut sebagai
harakat. Harkat ini dibahagikan kepada dua kategori iaitu harakat yang berbaris
yang disebut sait (صاِئت
َ ) dan tidak berbaris () ساكن. Huruf yang tidak diletakkan
baris ini disebut sebagai samit (صا ِمت
َ ) (Mahmud 2006). Vokal yang mempunyai
harakat ini merupakan bunyi suara memanjang yang terhasil dari gelombang nafas
untuk melambangkan titik nibrah atau disebut sebagai tekanan. Kedudukan huruf
ini boleh diletakkan dihadapan, ditengah atau dibelakang dalam sesuatu perkataan
itu (al-Khuli 1982). Secara ringkasnya, vokal adalah tanda bunyi yang dituliskan
di atas atau bawah konsonan berpola aktif meliputi fathah untuk bunyi (a), kasrah
untuk bunyi (i), dan dommah untuk bunyi (u), serta berpola pasif meliputi sukun,
yaitu penanda hilangnya bunyi vokal (Kridalaksana 2009).
2. Morfem
3
sebagai unit tatabahasa yang terkecil yang mengandungi makna atau mempunyai
peranan atau fungsi dalam tatabahasa (Utusan online 2013).
Akar atau lebih mudah difahami dengan asal kata ialah bahagian perkataan
yang berbaki atau tertinggal apabila kesemua imbuhan telah diasingkan. Seperti
pada perkataan ‘pertanyaan’ akarnya ialah dari kata ‘tanya’ (Abdullah Hassan
1982). Dalam bahasa Arab, akar ini disebut sebagai al-jizr () الجذر.
Terdapat perbezaan diatara leksem serta kata walaupun jika sekilas dilihat
ia seakan-akan hampir serupa. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2016),
Leksem merupakan kata dasar yang mendasari sesuatu kata, contohnya perkataan
‘dipukul’, ‘terpukul’ dan ‘pukulan’ merupakan leksem dari ‘pukul’ sedangkan kata
adalah bagian terkecil dalam suatu bahasa yang memiliki makna dan dapat berdiri
sendiri. Kridalaksana (2009), menyatakan “kata” memainkan peranan terbesar
dalam proses morfologi yang berfungsi sebagai output dan dapat dianalisis.
4. Pengimbuhan
Di dalam bahasa Melayu, pengimbuhan merupakan kaedah dalam
mengembangkan kata dasar dengan menggunakan imbuhan. Kata dasar seperti
yang sedia maklum, merupakan suatu bentuk di mana sesuatu imbuhan
dicantumkan atau penggandaan dilakukan. Sesuatu dasar itu boleh terdiri dari
morfem akar (bebas atau terikat) atau sesuatu bentuk kompleks (terbitan),
4
berganda atau majmuk. Tambahan pula, imbuhan ini terdiri dari bentuk terikat
kerana ia tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada bentuk lain sebagai dasar.
Pengimbuhan ini boleh digolongkan kepada awalan, akhiran, sisipan dan
kurungan sesuai dengan kedudukannya berhubung dengan bentuk dasar.
Penambahan imbuhan pada awalan diistilahkan sebagai prefix seperti pen-,pe-,ke-
dan pra-. Manakala penambahan pada akhiran disebut suffix seperti –an, -man,-
wan,-wati,-is, dan –isme. Penambahan pada sisipan pula disebut inflik misalnya –el-,-em- dan
–er- (Abdullah Hassan 1982).
Seperti dalam bahasa Melayu, bahasa Arab juga turut berlaku proses
pengimbuhan pada bentuk dasar sesuatu kata tersebut. Pengimbuhan ini dikenali
sebagai al-zaidah () الزائدة. Selain itu Baalabaki (1990), menyatakan bahawa
pengimbuhan juga dapat distilahkan sebagai suatu morfem terikat yang
ditambahkan dalam kata sehingga berubah tugas dan maknanya.
5. Infleksi
Infleksi atau fleksi merupakan perubahan dari suatu bentuk perkataan ke
perkataan yang lain. Dalam bahasa Arab ia disebut sebagai tasrif ( ) تصريفatau
taghir () تغيير. Infleksi dalam bahasa Arab ini melibatkan perubahan yang berlaku
dari sudut kata kerja ( ) تصريف اَلفعلsahaja seperti perkataan ض َربُون
َ merupakan
infleksi dari ب
َ ض َر
َ atau dalam bahasa Inggeris walks dari kata asal walk (Baalbaki
1990).
6. Derivasi
Bahasa Arab digolongkan dalam bahasa Inflektif (رفةhhة اَلمتصhh ) اللغatau
dikenali sebagai bahasa derivasi (تقاقhhة اَالشhh) اللغ. Menurut al-Asmac (1968), Al-
isytiqaq merupakan suatu proses pengambilan satu perkataan daripada satu kata
atau lebih, malah perkataan yang diambil itu haruslah bersesuaian antara
perkataan terbitan dengan perkataan asal dari segi lafaz dan makna. Hal ini
bermaksud sesuatu perkataan asal atau sumber boleh mengalami proses infleksi
dan derivasi bagi membentuk perkataan baru dengan makna yang berkaitan dan
fungsi nahu yang berbeda.
B. Proses Morfologi
Sebelum menjelaskan lebih jauh apa saja proses morfologis, terlebih dahulu
dijelaskan apa yang dimaksud dengan proses morfologis itu sendiri. Menurut Samsuri,
proses morfologis adalah: “Cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan
morfem yang satu dengan morfem yang lain.” Atau dengan kata lain proses mofologis
5
yaitu penggabungan morfem-morfem menjadi kata. Proses dimaksud adalah sebagai
berikut: ( Nasution, 2017 : 105)
1. Afikasi
Sebelumnya akan dijelaskan terlebih dahulu apa itu afiksasi. Afiks adalah:
“Imbuhan, atau bentuk terikat yang apabila ditambahkan pada kata dasar atau
bentuk dasar dapat merubah makna gramatikal.” Penambahan morfem asi
memberikan makna sebuah proses. Dengan demikian, afiksasi adalah proses atau
hasil penambahan afiks pada akar atau dasar kata. Seperti morem ber pada kata
bertiga, morfem er pada kata gerigi dan morfem an kata ancaman. ( Nasution,
2017 : 105)
2. Reduplikasi
Adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara
keseluruhan, sebagian maupun dengan perubahan bunyi.135 Pengulangan dalam
bentuk keseluruhan, seperti buku-buku, meja-meja, guru-guru, murid-murid dll.
Makna yang muncul dari pengulangan secara keseluruhan ini pada umumnya
memunculkan makna menunjukkan banyak (plual/jama’). Pengulangan secara
sebagian seperti lelaki dari kata dasarnya laki. Pengulangan dalam bentuk
perubahan bunyi, seperti bolak-balik, kocar-kacir, morat-marit dll. ( Nasution,
2017 : 105)
Dalam bahasa Arab, proses seperti ini disebut التأكيد. Yaitu pengulangan
kata secara utuh dengan makna penguat. Seperti kata: . جاء جاء الغيبDi sini tidak
menunjukkan makna jama’ tetapi sebagai bentuk penegasan. Dengan demikian,
reduplikasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab berbeda dalam makna yang
ditimbulkannya.
3. Komposisi
Adalah hasil dan proses penggabungan morfem dasar dengan morfem
dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk sebuah leksikal
yang baru dan makna yang baru. Dalam bahasa Indonesia seperti rumah sakit,
tangan kanan, lintah darat dll. Dalam bahasa Inggris seperti blackboard dll.
Dalam bahasa Arab juga banyak ditemukan, seperti: بيت, حجر األسود,ر الكالم بيت هلل
أخ, اللحم, dll.
6
4. Modifikasi Internal
Yaitu proses pembentukan kata dengan penambahan unsur-unsur (yang
biasanya berupa vokal) ke dalam morfem yang berkerangka tetap (yang biasanya
beruba konsonan).
Dalam hal ini, bahasa Arab selalu menggunakan modifikasi internal,
karena bahasa Arab tidak bisa dibaca tanpa dibantu dengan vokal-vokal ) )الحركات.
Misalnya morfem tetap n-s-r ( ) ن ص رtidak akan bisa dibaca tanpa diberi vokal,
misalnya /-a-a-a/ atau /-u-i-a/ sehingga terbentuklah kata: نصر/nasara/ atau نصر
/nusira/, dst.
Dalam bahasa-bahasa lain juga ditemukan proses modifikasi internal.
Bahasa Inggeris misalnya, seperti: mouse (ou-e) berubah menjadi mice (ie). Foot
(-oo-) berubah menjadi feet (-ee-). Louse (-ou-e) berubah menjadi lice (-i-e). dll.
( Nasution, 2017 : 108)
5. Pemendekan
7
bersangkutan. Seperti Hankam (Pertahanan dan Keamanan). ( Nasution, 2017 :
110)
Kata dalam bahasa Arab disebut kalimah. Kalimah itu terdiri dari jamid (apa
adanya) dan musytaq (ada pengambilannya). Dilihat dari segi bentuknya, kata dalam
bahasa Arab ada yang termasuk kategori fi’il (kata kerja), ada yang termasuk kategori
ism (kata benda), dan ada yang termasuk huruf (kata penghubung).
Fi’il; (kata kerja) memiliki 3 bentuk, yaitu fil madhi (kata kerja untuk masa
lampau), fi’il mudhari’ (kata kerja untuk masa sedang, akan, dan tindakan biasa), fi’il
amr (kata kerja untuk menyuruh. Sedangkan fi’il nahyi (kata kerja untuk melarang)
digunakan fi’il mudhari yang diawali oleh ( )الyang artinya jangan.
Dilihat dari segi bilangannya, kata itu ada yang disebut mufrad (tunggal), ada
mutsanna (dua) ada jamak (banyak).
Jamak dalam bahasa Arab ada yang termasuk kategori المhh) سselamat dari
perubahan bentuk mufrodnya), dalam hal ini ada dua macam yaitu jamak mudzakkar
dan jamak muannats. Ada pula yang termasuk dalam kategori ( غير سلمtidak selamat
dari perubahan bentuk mufrodnya), dan disebut dengan يرhh تكسpecah, berubah dari
bentuk mufrodnya). Di samping itu ada pula yang disebut dengan اسم الجمعyaitu kata
yang mengandung makna jamak akan tetapi tidak ada bentuk mufrad yang selapal
dengannya, yang ada adalah bentuk mufrad yang tidak selapal. Model yang begini
banyak didapat dalam bahasa Arab, antara lain seperti yang dipaparkan oleh
alGhalayaini (1978 : 64) ialah kata) جيشtentara) kata ini memiliki bentuk mufrad
yang tidak selapal dengannya yaitu kata جند يselain dari itu adalah kata-kataشعب
(bangsa), قبيلة,( suku bangsa)ومhh( قkaum)( رهطsekumpulan orang) ( معشرsekumpulan
orang) dan( ثلةsekelompok orang) semua kata-kata ini memiliki bentuk mufrad yang
tidak selapal dengannya yaitu kata ( رجلseorang laki-laki) atau راةhhh( امseorang
perempuan). Ada lagi contoh lain yaitu kataاءhh نس, bentuk mufradnya tidak selapal
dengannya yaitu kata امراة.
8
seperti jamak dari kata اسدmenjadi اسد, ada kalanya dengan proses penambahan dan
perubahan bunyi seperti jamak dari kata رجلmenjadi رجل.
Tabel 1
Jamak Qillah
Contoh
No Wazan Proses Morfologis
Asal Jamak
1 افعل نفس انفس Penambahan hamzah dan perubahan bunyi
2 افعال عمل اعمال Penambahan hamzah
3 افعلة لسان السنة Penghilangan alif, penambahan hamzah dan ta
marbuthah serta merubah bunyi
4 فعلة اخ اخوة Penambahan ta marbuthah dan perubahan bunyi
Tabel 2
Jamak Katsra
Contoh
No Wazan Proses Morfologis
Asal Jamak
1 فعل اصم صم Penghilangan hamzah dan perubahan bunyi
2 فعل كتاب كتب Penghilangan alif dan perubahan bunyi
3 فعل غر فة غر ف Penghilangan ta marbuthah dan perubahan
bunyi
4 فعل قطعة قطع Penghilangan ta marbuthah dan perubahan
bunyi
5 فعلة - - -
9
6 فعلة كفر كفرة Penghilangan alif, penambahan ta marbuthah
dan perubahan bunyi
7 فعلى مريض مرضى Penghilangan ya, penambahan alif maqsurah
dan perubahan bunyi
8 فعلة قرد قردة Penambahan ta marbuthah dan perubahan bunyi
9 فعل راكع ركع Penghilangan alif, penambahan ‘an fi’il dan
perubahan bunyi
10 فعال فاجر فجار Penghilangan alif, penambahan ‘an fi’il serta
perubahan bunyi
11 فعال رجل رجل Penambahan alif dan perubahan bunyi
12 فعول وجه وجوه Penambahan wawu dan perubahan bunyi
13 فعالن غالم غلمان Penghilangan alif, penambahan alif dam nun
serta perubahan bunyi
14 فعالن راهب رهبان Penghilangan alif, penambahan alif dam nun
serta perubahan bunyi
15 فعالء شهيد شهداء Penghilangan ya, serta penambahan alif dan
hamzah, serta perubahan bunyi
16 افعالء داع ادعياء Penghilangan alif, penambahan hamzah, alif
dan hamzah serta perubahan bunyi
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari enam belas bentuk jamak katsrah, ada
satu bentuk yang tidak digunakan dalam Alquran yaitu bentuk فعلة. Adapun proses
morfologisnya ada tiga macam, yaitu ada yang menggunakan penambahan dan
perubahan bunyi, ada yang menggunakan penghilangan dan perubahan bunyi, dan ada
pula yang menggunakan penghilangan, penambahan dan perubahan bunyi.
Tabel 3
Contoh
No Wazan Proses Morfologis
Asal Jamak
1 فعا لل سنبلة سنا بل Penghilangan ta marbuthah, penambahan alif
dan perubahan bunyi
2 فعا ليل قنطرة قنا طير Penghilangan ta marbuthah, penambahan alif
10
dan ya serta perubahan bunyi
3 افاعل سوار اساور Penghilangan alif, penambahan hamzah dan
alif serta perubahan bunyi
4 افا عيل ابر يق اباريق Penambahan hamzah dan alif serta perubahan
bunyi
5 تفا عل تر يبة ترائب Penghilangan ya dan ta marbuthah,
penambahan alif dan hamzah serta perubahan
bunyi
6 تفا عيل تم ثال تماثيل Penghilangan alif, penambahan alif dan ya serta
perubahan bunyi
7 مفاعل مقعد مقا عد Perubahan alif dan perubahan bunyi
8 مفاعيل مسكين مسا كين Penambahan alif dan perubahan bunyi
9 يفاعل - - -
10 يفا عيل ينبوع ينابيع Penghilangan wawu, penambahan alif dan ya,
serta perubahan bunyi
11 فواعل كوكب كواكب Penambahan alif dan perubahan bunyi
12 فوا عيل قارورة قوارير Penghilangan alif, wawu dan ta marbuthah,
penambahan wawu, alif dan ya, serta perubahan
bunyi
13 فياعل - - -
14 فياعيل شيطان شيا طين Penghilangan alif, penambahan alif dan ya, serta
perubahan bunyi
15 فعا ئل ش مال شمائل Penambahan hamzah dan perubahan bunyi
16 فعا لى يتيم يتا مى Penghilangan ya, penambahan alif dan alif
maqsurah, serta perubahan bunyi
17 فعالى - - -
18 فعالى اسير اسارى Penghilangan ya, penambahan alif dan alif
maqsurah, serta perubahan bunyi
19 فعالى انسان اناسى Penghilangan alif dan nun, penambahan alif dan
wa bertasydid, serta perubahan bunyi
11
فياعلdan الىhhفع. Adapun proses morfologisnya ada dua macam, yaitu ada yang
menggunakan penambahan dan perubahan bunyi, ada yang menggunakan
penghilangan, penambahan dan perubahan bunyi.
Tabel 4
12
perubahan bunyi
5 فعل افعل بكم ابكم Perubahan hamzah dan perubahan bunyi
BAB III
PENUTUP
13
A. Kesimpulan
Morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk
kata terhadap golongan dan arti kata.
Morfologi terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Morfologi sinkronik
2. Morfologi Diakronik
Proses morfologi :
1. Asifikasi
2. Reduplikasi
3. Komposisi
4. Modifikasi internal
5. Pemendekan
6. Morfonemik
B. Saran
Pembahasa pemakalah saat ini masih dalam cakupan sempit mungkin penulis
selanjutnya bisa mengembangkan jauh lebih luas lagi.
14