Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KONTRASTIF MORFOLOGI

Dosen Pengampu: Arifah Nurtsania, M.A

Disusun Oleh:

Eva Lailatul Muafah (20031239)

Najma Shofinnia (20031254)

Putri Solikhah Salsabiela (20031259)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUNAN PANDANARAN

YOGYAKARTA

2023
Pendahuluan

Bahasa merupakan alat untuk berfikir dan mengekspresikan diri dalam bentuk
komunikasi. Bahasa juga merupakan sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat
untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa sendiri adalah sebuah
gabungan dari makna dan bunyi. Bahasa digabungkan oleh tiga buah komponen, yaitu:
leksikon, gramatikal dan fonologi.

Bahasa yang digunakan oleh manusia bersifat sistematis atau dalam bahasa arab
disebut tandzim. Disebut dengan sistematis karena bahasa itu bukan sebuah sistem
tungga,melainkan terdiri dari beberapa subsistem yaitu: fonologi,morfologi,sintaksis dan
juga semantik. Salah satu bidang pengkajian bahasa indonesia yang cukup menarik adalah
bidang tata bentukan atau morfologi. Bidang ini menarik dikaji karena perkembangan kata-
kata baru yang muncul dalam pemakaian bahasa menyebabkan benturan dengan kaidah yang
ada pada tata bentukan ini. Sebagai sebuah sistem bahasa biasanya memberikan kendala
pada penuturnya. Dengan demikian bahasa perlu diteliti, karena kendala-kendala yang
disebabkan oleh penutur suatu bahasa memerlukan pengkajian.

Karena jika terjadi kesalahan sampai pada tatanan makna, hal itu akan mengganggu
komunikasi yang berlangsung. Bila terjadi gangguan komunikasi maka gugurlah fungsi
utama bahasa yaitu sebagai alat komunikasi dan hal itu tentunya tidak boleh terjadi. Dalam
funsinya, morfologi merupakan salah satu aspek kebahasaan. Morfologi dalam bahasa Arab
memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain. Hanya dari satu kata
dasar saja dapat melahirkan berpuluh-puluh kata lain yang memiliki arti yang berbedadan
kedudukan yang berbeda pula. Misalnya saja kata ‫ )فعل‬kata kerja bentuk lampau) dapat
berubah menjadi kata ‫ )يفعل‬kata kerja yang menunjukkan waktu sekarang atau waktu yang
akan datang).

Pembahasan

1. Pengertian Morfologi

Morfologi secara etimologi berasal dari kata morf yang berarti ‘bentuk’ dan logi yang
berarti ‘ilmu’. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti ‘ilmu mengenai bentuk’. Didalam
kajian linguistik, morfologi berarti ‘ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukkan kata’.
Dikatakan dalam sumber lain bahwa morfologi merupakan bagian dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata
terhadap golongan dan arti kata, atau mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi
perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

Dalam bahasa Arab morfologi dikenal dengan istilah Saraf. Saraf yaitu ilmu tentang
asal usul kata yang dengan ilmu tersebut dapat diketahui bentuk-bentuk dari kata-kata bahasa
Arab dan keadannya yang bukan I’rab dan bukan bina’. Ilmu Saraf adalah ilmu yang
membahas tentang berbagai kata dari sisi tasrif, I’lal, idgham, dan pengertian huruf.

Objek kajian morfologi adalah satuan-satuan morfologi, proses-proses morfologi,


dan alat-alat dalam proses morfologi.Satuan morfologi adalah:

a. Kata adalah satuan gramatikal bebas yang terkecil, pengertian ini membedakan
antara kata dan morfem. Satu kata bisa terdiri dari beberapa morfem yang terbentuk
dari pengimbuhan/afiksasi yang berbentuk prefiks, infiks atau sufiks.
b. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang tidak bisa dibagi atas bagian bermakna
yang lebih kecil lagi yang maknanya relatif stabil. Dengan kata terkecil, berarti
‘satuan’ itu tidak dapat dianalisis menjadi lebih kecil lagi tanpa merusak
maknanya.Satuan bahasa merupakan komposit antara bentuk dan makna. Oleh
karena itu, untuk menetapkan sebuah bentuk adalah morfem atau bukan, didasarkan
pada kriteria bentuk dan makna itu.

Adapun yang menjadi ruang lingkup pembahasan dalam bahasa Arab adalah:

a. Isim yang mutamakkin (yang dapat di I’rab).


b. Fi’il yang dapat di tasrif.

Proses morfologi atau proses morfemis pada dasarnya adalah proses pembentukan
kata dari sebuah bentuk dasar dari pembubuhan afiks. Abdul chaer dalam bukunya
menyatakan bahwa proses morfologis melibatkan komponen berikut:

• Bentuk dasar
Bentuk dasar adalah bentuk yang kepadanya dilakukan proses morfologi itu. Contoh
bentuk dasar : meja, kursi, tulis, baca.
• Alat pembentuk
Komponen kedua dalam proses morfologi adalah alat pembentukkan kata. Sejauh ini
alat pembentukkan kata dalam proses morfologi adalah (a). Afiks dalam proses
afiksasi, (b). Pengulangan dalam proses reduplikasi, (c). Penggabungan dalam proses
komposisi, (d). Pemendekkan dalam proses akronimisasi, dan (e). Pengubahan status
dalam proses morfologi.
• Hasil pembentukan
Proses morfologi atau proses pembentukan kata mempunyai dua hasil, yaitu bentuk
dan makna gramatikal. Bentuk dan makna gramatikal merupakan dua hal yang
berkaitan erat. Bentuk merupakan wujud fisiknya, sedangkan makna gramatikal
merupakan isi dari wujud fisik atau bentuk tersebut.
• Makna gramatikal
Dalam kajian semantik secara umum dikenal adanya makna leksiakal,makna
gramatikal, makna kontektual, dan makna idiomatikal.Makna gramatikal merupakan
makna yag terbentuk dari proses gramatika.

2. Pondasi Kontruksi Morfologi

Sistem morfologi dalam bahasa Arab fushah terkonstruk diatas tiga pondasi utama:

1. Seperangkat makna-makna morfologi yang sebagiannya dikembalikan pada


pembagian kalim (kelas kata), dan sebagian lainnya pada tasrif shighat.
2. Seperangkat kontruksi yang sebagiannya masih berbentuk mujarrad (sunyi dari
proses afiksasi), yang sebagian lain sudah mengalami proses afiksasi.
3. Serangkaian relasi elemen positif yaitu hubungan antara kontruksi-kontruksi
serta serangkaian fitur pembeda yang menjadi aspek pembeda diantara kntruksi-
kontruksi tersebut.1

Makna morfologi dan kontruksi termasuk bagian dari sistem bahasa, tetapi pada level
tanda-tanda bahasa, baik yang terucap atau yang tertulis dapat berkembang pada tataran

1
Mohammad Kholison, Semantik Bahasa Arab: Tinjauan Historis Teoritik dan Aplikatif (Sidoarjo:
CV Lisan Arabi, 2016), hlm. 159.
ujaran (parol). Ini berarti ada hubungan kuat antara makna dan tanda verbal, sebagaimana
contoh-contoh pada tabel berikut:

No. Makna Kontruksi Tanda

1. Ismiyyah Shighat Isim ‫زيد‬

2. Fi’liyyah Shighat Fi’il (‫فعال‬-‫يفعل‬-‫) فعل‬ ‫ضربا‬-‫يضرب‬-‫ضرب‬

3. Idhmar Damir ‫ هو‬/ ‫هي‬ ‫هي بخصوصها‬-‫هو‬

4. Ta’mir Al Ma’rifah ‫الكتاب‬

5. Ta’nith Ta’ Muannath ‫فاطمة‬

6. Tathniyah (Muthanna) ‫األلف والنون‬ ‫الزيد‬

7. Mutakallim Damir Mutakallim ‫أنا اخذت كتابي‬

(Orang pertama)

8. Ghaibah Damir Ghaib ‫ضربه هو في بيته‬

(Orang ketiga)

3. Proses Morfologi
1) Afiksasi, adalah proses pembentukan kata dengan mengimbuhkan
afiks(imbuhan)pada bentuk dasar, baik pada bentuk dasar kompleks ataupun
kompleks. Afiks memiliki beberapa jenis, dilihat dari tempat melekatnya afiks dapat
dibedakan menjadi prefiks, infiks, sufiks, konfiks, interfiks, dan transfiks.
• Prefiks adalah afiks yang terletak didepan bentuk dasar seperti dalam bahasa
indonesia prefiks me- dalam kata cuci jadi (me+cuci) mencuci, sedangkan
dalam bahasa arab prefiks terjadi pada pembentukan isim maf’ul ‫أفعل‬+
prefiks mim menjadi ‫مفعل‬
• Infiks adalah afiks yang terletak pada tengah bentuk dasar seperti dalam
bahasa indonesia infiks -el- dalam kata telunjuk, sedangkan dalam bahasa
arab infiks alif+ ‫ نصر‬menjadi ‫ناصر‬.
• Sufiks adalah afiks yang diimbuhkan pada bagian kanan bentuk dasar atau
pada akhir bentuk dasar seperti dalam bahasa indonesia -or dalam kata
inovasi menjadi inovator.
• Konfiks adalah morfem yang terbagi, afiks tersebut dibubuhkan di awal dan
di akhir bentuk dasar. Afiks yang terdapat di awal dan akhir bentuk dasar
adalah satu kesatuan. Contohnya seperti ke-an + efektif menjadi keefektifan.
• Interfiks adalah sejenis infiks atau elemen-elemen penyambung yang muncul
dalam proses penggabungan dua unsur.
• Transfiks adalah afiks yang berwujud vokal-vokal yang diimbuhkan pada
keseluruhan dasar. Transfik ini dapat kita jumpai dalam bahasa Semit (Arab
dan Ibrani). Dalam bahasa ini dasar biasanya berupa konsonan-konsonan,
biasanya tiga konsonan, seperti k-t-b ‘tulis’ dan d-r-s ‘belajar’. Maka
transfiks itu diimbuhkan ke dalam konsonan-konsonan itu.

2) Reduplikasi, adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara
keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dalam perubahan bunyi.
3) Komposisi, merupakan proses penggabungan dua buah morfem dasar dengan
morfem dasar, baik morfem bebas maupun terikat yang kemudian menghasilkan
sebuah kata yang baru yang memiliki makna yang berbeda atau makna yang baru.
Proses ini dikenal dibeberapa bahasa. Dalam bahasa Arab salah satu contoh kata hasil
dari proses komposisi adalah hajarulaswad.
4) Akronimisasi atau pemendekan merupakan proses penanggalan bagian-bagian
leksem atau gabungan leksem sehingga menjadi sebuah bentuk singkat tanpa
merubah makna asalnya atau makna bentuk utuh sebelum terjadi proses
pemendekan.
5) Konversi, disebut juga dengan derivasi zero, transmusi atau transposisi adalah proses
pembentukkan kata dari sebuah dasar berkategori tertentu menjadi kata berkategori
lain, tanpa merubah bentuk fisik dari dasar itu. Misalkan dalam bahasa Indonesia
terdapat kata cangkul.
1. Ayah membawa cangkul ke kebun
2. Cangkul dahulu tanahnya!

Kata cangkul dalam kalimat pertama berkategori nomina (isim) dan kata cangkul
dalam kalimat kedua berkategori verba (fi’il).2

4. Makna fungsional pada tataran morfologi

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa morfologi merupakan cabang tata bahasa
yang khusus mengkaji struktur internal kata dan proses pembentukannya. Melalui proses
pembentukan ini lahirlah makna-makna morfologi atau makna fungsional pada tataran
morfologi. Makna fungsional memiliki beberapa tipe, diantaranya sebagai berikut:

• Makna yang disandarkan pada pembagian kalim, seperti makna isim(noun),


makna sifat(adjectiva), makna fi’il(verba), makna dharaf dan lainnya.
• Makna yang disandarkan pada unsur-unsur tasrif ,misalnya: makna takallum,
makna khitab,makna ghaibah(orang ketiga), makna mudzakar, makna
muanntas, makna mufrad, makna jama’,makna tahniah, makna ma’rifat, dan
makna nakiroh.
• Makna yang disandarkan pada sighot-sighot tunggal,seperti : makna
tafdhil(paling atau super),makna ta’ajjub(kekaguman),makna warna-warna
dan lain-lain.
• Makna-makna afiksasi, morfo-nemik, tasghir, muta’addy (transitive), lazim
(intransitive), dan sebagainya.

5. Implementasi Morfologi Bahasa Arab dengan Morgologi Bahasa Indonesia


Analisis kontrastif morfoligi dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Arab
sama-sama mbembahas mengenai selluk-beluk perubahasan kata serta cara
penyusunannya. Dari bahasa Indonesia dan bahasa Arab, keduanya sama-sama
memiliki bentuk tunggal dan jamak meskipun dengan cara penyusunan yang

2
Rahmawati Nur Fu’adah, Skripsi: Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Arab dan Bahasa Sunda
Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014), hlm. 7-14.
berbeda. Contoh: ‘akun’ jika dijamakkan menjadi ‘akun-akun’ (bahasa Indonesia)
yang berarti banyak akun. Sedangkan contoh dalam bahasa Arab ialah kata ‫بيت ج بيوت‬
dari sini bisa dilihat bahwa dari dua bahasa tersebut terdapat kata yang berbentuk
tunggal dan jamak dengan cara penyusunannya masing-masing.
Ada terdapat beberapa perbedaan dan persamaan terkait dengan kontrastif
morfologi dua bahasa ini, seperti; dalam bahsa arab tidak ada proses reduplikasi,
dalam bahasa indonesia tidak terdapat penggolongan kata berdasarkan huruf asal3

Kesimpulan

Dari penjelasan yang sudah dipaparkan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya
analisis kontrastif morfologi merupakan pembelajaran mengenai seluk –beluk perubahan
kata dan cara penyusunannya. Dalam analisis ini terdapat beberapa proses dalam morfoligi
bahasa, seperti afiksasi, komposisi, akronimisasi, dsb. Dalam bahasa arab analisis kontrastif
morfologi juga menjelaskan tentang perubahan kata, akan tetapi cara penyusunannya
berbeda dengan bahasa Indonesia.

Daftar Pustaka

Kholison, Muhammad, Semantik Bahasa Arab: Tinjauan Historis Teoritik dan Aplikatif
(Sidoarjo: CV Lisan Arabi, 2016), hlm. 159.
Fu’adah, Rahmawati Nur Skripsi: Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Arab dan Bahasa
Sunda Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2014), hlm. 7-14.

3 Ibid, hlm.74-75

Anda mungkin juga menyukai