Anda di halaman 1dari 6

Studi Linguistika

Muhammad Dzulfikar Putra Effendi


22020074163/PE

Pendahuluan
Linguistik berasal dari kata latin “lingua” yang memiliki arti “bahasa”.
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Verhaar linguistik adalah “ilmu
bahasa” dalam buku asas-asas linguistik umum. Linguistik dapat diambil
beberapa pengertian menurut beberapa pengertian menurut beberapa negera,
akan tetapi subtasnsi pengertian didalamnya kurang lebih sama yaitu “bahasa”.
Apabila didalam bahasa indonesia “linguisti” adalah adalah nama bidang ilmu
pengetahuan sedangkan “linguistis’ adalah kata sifatnya (Verhaar:4). Linguistik
melewati perkembangan yang sangat panjang hingga masak kini. Awal pertama
lingusitik dari linguistik tradisional kemudia linguistik structuralis. Termasuk
dalam salah satu studi yang mengkaji ilmu bahasa ilmu ini bermula dari
penelitian sejak zaman yunani, dikenal dalam aliran lingusitik tradisional.
Kemudian agak maju kedepan pada zaman romawi dikenal dengan linguistik
zaman romawi. Terdepat beberapa aliran diantaranya yaitu, linguistik modern
Ferdinand de Saussure dikenal sebagai bapak linguistik modern berdasarkan
pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya. Ferdinand de Saussre
pelopor dari linguistik I membedakan antara langue, langage, dan parole. Langue
yang berarti sistem, sedangkan langage sebagai sifat khas manusia, dan parole
adalah bahasa yang dipakai secara konkret. Ferdinad de saussure membagi
linguistik menjadi linguistik sinkronik dan diakronik. Terdapat pembagian dalam
bidang bidang yang secara umum dapat disebut dengan inti dari studi linguistika
adalah Fonologi, Morfologi, Semantik, Morfofonemik, Sintaksis Frasa, Sintaksis
Klausa dan Pragmatik. Dalam abstrak ini penulis akan menjelaskan mengenai
linguistik sebagai ilmu bahasa, ditinjau dari: 1.)Bahasa sebagai objek kajian
linguistik, 2.)Perkembangan Linguistik, 3.)Cabang ilmu linguistik.

Pembahasan

1. Fonologi
Verhaar (1984:36) Fonologi memiliki pengertian yang cukup
signifikan yang mana sebuah Ilmu yang memperlajari bidang khusus pada
linguistik yang meneliti bunyi suatu bahasa tertentu yang sesuai dengan
fungsinya bertujuan menjadi pembeda antara makna leksikal dalam suatu
bahasa.
2. Morfologi
Morfologi dapat diartikan sebagai suatu bidang studi linguistik yang
mempelajari tentang bentuk-bentuk kata dan prsoses pembentukannya.
Menurut Verhaar (1996:97) morfologi adalah cabang linguistika yang
mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
Sedangkan menurut Kridalaksana morfologi dapat diambil pengertian
sebagai salah satu cabang linguistik yang mempelajari morfem dan segala
bentuk kombinasinya dari struktur bahasa. Objek kajian dalam morfologi
adalah kata sebelum terbentuk menjadi kata yang utuh sebuah ujaran,
yang menjadi objek pengamatan adalah kata sebagai satuan yang
dianalisis sebagai morfem satu atau lebih dari satu. didalam bidang studi
morfologi mempelajari tentang seluk beluk pembentukan kata serta
fungsi dari setiap perubahan-perubahan terebut. Objek kajian morfologi
adalah morfem dari tingkat terendah hingga tertinggi, maka sebelum
memasuki studi morfologi lebih dalam yang harus diketahui terlebih
dahulu adalah mengenai konsep-konsep dasar morfologi karena ketika
mempelajari morfologi akan menemukan banyak istilah-istilah yang
berkaitan erat dengan ilmu morfologi. Konsep-konsep dasar memiliki
hubungan dengan morfologi antara lain: morf, morfem, dan alomorf.
Maka dari itu perlunya adanya pembahasan tentang konsep-konsep dasar
dan pemahaan yang baik agar tidak mengalami kesulitan dalam
mempelajari morfologi lebih dalam lagi. Morfem sendiri adalah satuan
gramatikat terkecil akan tetpai memiliki makna. Kecil dalam arti disini
adalah tidak bisa dibagi menjadi satuan lebih kecil lagi. Morfem memiliki
berbagai varian bentuk yang disebut dengan alomorf sedangkan morf
adalah ujaran actual dari bentuk morfem. Penggabungan satu morfem
dengan morfem lainnya inilah yang disebut dengan proses morfologi
3. Semantik
Semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna. Salah satu
disiplin ilmu yang mempelajari tentang makna dalam bahasa. Merupakan
salah satu cabang linguistik tentang analisis bahasa, menurut Ferdinand
de Saussure (1966) mengklasifikasi menjadi dua komponen, komponen
pertama yang mengartikan bunyi-bunyi bahasa dan momponen kedua
yang mengartikan dari makna dari komponen yang pertama. Sedangkan,
menurut verhaar (2001:384) semantic diartikan sebagai teori mkana dan
membaginya menjadi du bagian yaitu, semantic gramatikal dan semantic
leksikal. Terdapat bebrapa istilah yang sering digunakan dalam bidang
disiplin ilmu semantic yaitu, leksem sebagai tanda linguistik. Semantic
adalah ilmu makna maka, yang menjadin objek kajian dalam semantic
adalah makna. Perlu dipahami bahwa tidak semua leksem mempunyai
acuan yang konkret dalam kenyataan, harus ditampilkan terlebih dahulu
refrensinya secara konkret. Didalam nya yaitu didalam semantik terdapat
juga bagian yang menjadi ciri khasnya yang fenomenal disebut dengan
dieksis. Dieksis adalah sifat dieksis sedemikian rupa sehingga dimensi
referensialnya kata tertentu tergantung dari identitas penutur
(Verhaar:85). Dapat disimpul bahwasanya semantik adalah ilmu yang
mempelajari tentang makna, maka objek utama dari kajian salah satu
cabang linguistik ini adalah makna. Didalam semantik terbagi menjadi 2
pembagian yaitu, semantik gramatikal dan semantik leksikal.
4. Morfofonemik
Banyak dikalangan masyarakat bahasa mengalami kesalahan saat
berbahasa. Baik dari segi kesalahan morfologis, kesalahn fonologis, serta
kesalahn sintaksisnya. Salah satu contoh dari keselahan tersebut dilihat
dari segi kesalahan morfologisnya yang sering kita jumpai adalah
kesalahan dalam penggunaan kata dengan morfofonemik yang tidak
sesuai dengan kaidah yang berlaku.. maka, sangat diperlukan tentang
pemahaman dalam bidang ilmu morfofonemik. Didalam fonologi tentu
memiliki pola sera bentuk yang mana didalamnya mengandung berbagai
macam metode seperti penambahan, pengurangan, serta perubahan
tekanan intonasinya dalam proses pembentukan morfem, wujud dari
struktur bahasa yang menggambarkan disebut morfofonemik.
Morfofonemik inilah yang menjadi pertengahan atau titik tengah antara
fonologi dengan tata bahasa. Morfofonemis terjadi ketika ada morfem
satu dengan yang lainnya saling bertemu, didalam bahasa Indonesia
sendiri proses morfofonemis sering terjadi pada morfem dasar denagn
realisasi afiksasinya baik afiks, sufiks, infiks maupun konfiks (Kridalaksana,
2007:183). Terdapat beberapa proses morfofonemis yang dilihat dari
aspek proses pembentukannya. Menurut kridalaksana proses
morfofonemis diawali dengan munculnya fonem kemudia disusul dengan
proses pengakalan fonem, setelah fonem-fonem tersebut muncul ada
proses penekana, pergeseran , perubahan, pelepasan, serta penyisipan
fonem ecara historis, ada juga proses pemunculan fonem berdasarkan
poka asing hingga variasi fonem bahasa sumber. Maka, didalam kajian
morfofonemik akan ditemukan suatu cabang ilmu yang membahas
tentang proses penambahan fonem, pengurangan fonem, perubahan
fonem, serta penghilangan fonem.
5. Sintaksis Frasa
Didalam kehdupan bermasyarakat tentunya sangat membutuhkan
komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini sangat dibutuhkan
ketrampilan berbahasa yang memadai. Didalam sebuah ketrampilan
berbahasa terdapat tatabahasa, merupakan salah satu cabang disiplin
ilmu linguistik. Pengaruh terbesar ketrampilan berbahasa ini dapat dilihat
dari penyusunan kalimatnya yang mana dapat kita temui pembahasannya
pada sintaksis. Sintaksis adalah suatu cabang linguistik yang membahas
tentang struktur internal kalimat. Bagian apa saja yang mencakup dalam
kajian linguistik? Yaitu mencakup frasa, kalimat, dan klausa. Yang menjadi
kajian pokok pembahasan kali ini adalah pada sintaksis frasa. Frasa
sendiri memiliki pengertian yaitu, menurut Lyons frasa adalah satu
kelompok kata yang secara gramatikal dapat dikatakan satu kata akan
tetapi tidak memiliki subjek dan predikat sendiri, sedangkan frasa
menurut frasa adalah gabungan dua kata atau lebih akan tetapi tidak
bersifat predikatif. Jadi, frasa memiliki fungsi sebagai predikat, subjek dan
objek. Frasa dapat terdiri dari satu kata atau lebih, dapat diperluas
dengan cara menambah berbgai kata. Frasa dapat dikategorikan menjadi
berbagai macam yaitu berdasarkan nama kelas kata di bagiu menjadi 4
antara lain : kelas kata benda disebut dengan frasa nomina, kelas kata
kerja disebut dengan frasa verba, kelas kata sifat disebut dengan frasa
ajektiva, dan kelas kata keterangan disebut dengan frasa adverbial.
Contoh pada kalimat “besok lusa” ini merupakan contoh dari frasa, frasa
tidak dibatasi berapapun jumlah kata akan tetapi dengan syarat tidek
melebihi batas fungsi. Contoh frasa diatas apabila dijadikan sebagai
bentuk kalimat “besok lusa saya kembali” besok lusa sebagai keterangan,
saya sebagai subjek, dan kembali sebagai predikat. Maka. Dapat diambil
pengertian sebagai berikut : sintaksis adalah suatu disiplin ilmu yang
membahas tentang hubungan antara kata dalam tuturan. Sedangkan,
frasa adalah satuan terkecil dalam sintaksis gabungan beberapa kata yang
bersifat nonpredikatif.
6. Sintaksis Klausa
Linguistik mempelajari bahasa pada umumnya disebut linguistik
umum (J.W.M Verhaar, 1996) Objek kajian linguistik sendiri tidak lain
yaitu bahasa, selain menjadi objek kajian linguistik bahasa juga menjadi
aspek dasar dari sintaksis linguistik. Menurut J.W.M Verhaar, 1996
sintaksis yaitu tata bahasa yang mempelajari hubungan antar-kata di
dalam kalimat. Sedangkan, menurut (Kridalaksana, 2008) Sintaksis adalah
subsistem bahasa yang mempelajari hubungan antar-kata. Sintaksis
merupakan bagian yang dari ilmu bahasa yang mempelajari segala bentuk
kata maupun kelompok kata yang akan membentuk frasa, klausa dan
kalimat. berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa sintaksis adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan
antara - kata atau kelompok kata untuk membentuk sebuah tuturan yang
dikomunikasikan masyarakat dalam kehiduapn sehari-hari. Sintaksis
menurut(Lyons,1995:131) berurusan dengan cara-cara penggabungan
kata-kata untuk membentuk suatu kalimat. Sederhananya sintaksis
membahas mengenai penggabungan kata dalam kalimat sebagai satuan
turunan dari tuturan yang terbagi menjadi dua yaitu kalimat majemuk
dan klausa. Menurut(Verhaar,1996:162) klausa yaitu kalimat yang terdiri
satu verba atau frasa verbal saja yang disertai satu atau lebih konstituen
yang secara sintaksis berhubungan dengan verba tadi. sederhananya
klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa kelompok kata yang
terdiri dari subjek dan predikat yang berpotensi menjadi kalimat.
Sehingga sintaksis klausa merupakan suatu cabang ilmu yang membahas
mengenai hubungan antar kata dalam kalimat yang berasal dari
penggabungan subjek dan predikat
7. Pragmatik
Salah satu cabang linguistik yang hanya terkhususkan kepada
pengkajian mengenai hubungan antara bahasa dan konteks tuturan.
Dapat juga dikatakan sebagai studi tentang keadaan-keadaan
penggunaan bahasa manusia yang disesuaikan dengan kondisi
masyarakat. Maka, kemampuan kemampuan berbahasa dengan
menyesuaikan kalimat dan konteks dengan dihubungkan dengan situasi
atau konteks diluar diluar bahasa ini sangat diperlukan dalam
keberlangsungan dalam interaksi dan komunkasi dalam masyarakat.
Karena, bahasa tidak hanya dipandang dari sisi gejala individual saja
melainkan dilihat dari sisi gejala sosialnya. Menurut Verhaar (1996:14),
pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas tentang apa
yang termasuk struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur
dan pendengar. Studi prgmatik ini mencakup beberpa konsep untuk
mencapai keserasian dalam penggunaan bahasa ketika berinteraksi.di
dalam kajianya,pragmatika menyelidiki pertuturan,konteksnya dan
maknanya. Aspek-aspek yang berada pada kajian cabang semiotika ini
sangat berpengaruh terhadap realisasi dalam interaksi,karena di
dalamnya terdapat seluk beluk,pemakaian dan tampak lambing.
Beberapa aspek yang di kaji adalah konteks luar bahasa yang mana ini
sangat membantu dalam makna ujaran. Merupakan salah satu cabang
linguistik yang mempelajari lambing dan penafsiranya. Maka objek kajian
pragmatik adalah maknanya. Apabila semantik menyelidiki tentang
makna di dalam bahasa,pragmatic menyelidiki makna lambing di luar
bahasa. Semantik mengkaji makana secara informatif dan pragmatik
mengkaji makna yang memfokuskan pada makna secara komunikatif.
Bagaimana pentur mengiplikasikan di dalam konteksnya. Pragmatik
adalah maksud dalam penutur.

Kesimpulan
Linguistik adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang
bahasa, definisi yang dikemukakan oleh J.M Verhaar. Objek kajian
linguistik adalah bahasa, dengan ini bahasa yang dipelajari bersifat umum
tidak hanya mempelajari satu bahasa saja. Di idalam linguistik terdapat
cabang ilmu pengetahuan sebagaimana ilmu pengetahuan pada
semestinya. Cabang ilmu pengetahuan tersebuta diantaranya adalah :
fonologi, morfologi, morfofonemik, sintaksis, pragmatik, semantik, dan
lain sebagainya. Linguistik juga terbagi menjadi linguistik mikro dan
linguistik makro. Mengenai perkembangan sejarahnya terjadi selama 4
periode yaitu, periode tatabahasa tradisonal, periode tatabahasa
struktural, periode tatabahasa transformasional dan periode tata bahasa
campuran. Maka, pemahaman mengenai ilmu linguistik ini sangat
diperlukan terlebih kepada calon guru bahasa Indonesia.
Daftar Acuan (tulis secara alfabetis sesuai referensi yang digunakan dalam
abstrak)
de Saussure, F. 1988. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Lyons, J. 1995. Pengantar Teori Linguistik. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama.
Robins, R.H. 1992. Linguistik Umum: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Robins, R.H. 1996. Sejarah Singkat Linguistik. Bandung: Penerbit ITB Bandung.
Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai