Anda di halaman 1dari 24

ILMU MORFOLOGI /

KEITAIRON ( 形態論 )
Nama : Wawan Agung Gumelar (12117069)
: Bella Vanessa (12117001)
: Adelia Rahma (12117024)
: Naufal Rizaldi (12117131)
: Aam Aminah (12117094)
: Dhika Fadilah (12117059)
: Adena Umar Alqoimu A (12117107)

2
Pengantar Morfologi

Dalam linguistik bahasa Jepang ( 日 本 語 学 /Nihon go-gaku) terdapat berbagai macam istilah
untuk menyebut cabang-cabang dalam linguistik, diantaranya adalah :

Fonetik ( 音声学‘ onseigaku’) Morfologi ( 形態 Semantik ( 意味論‘ imiron’)


論‘ keitairon’)

Fonologi ( 音韻論‘ on-in-ron’) Sintaksis ( 統語論 Pragmatik ( 語用論 ‘ goyouron’)


‘ tougoron’)

Sosio-linguistik ( 社会言語学‘ shakai gengogaku’)

dan lain-lain (Dedi Sutedi, 2003 : 6)

3
Definisi Morfologi
Morfologi merupakan bidang ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk pembentukan kata.
Istilah morfologi dalam bahasa Jepang disebut keitairon. Verhaar (1984:52) berpendapat bahwa
morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian kata secara gramatikal. Begitu
pula Kridalaksana (2001) yang mengemukakan bahwa morfologi, yaitu (1) bidang linguistik yang
mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; (2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup
kata dan bagian-bagian kata, yaitu morfem. Sejalan dengan pendapat tersebut, Koizumi (1993: 89)
mengatakan:

形態論は語形の分析が中心となる。
Keitairon wa gokei no bunseki ga chusin to naru.

Morfologi adalah suatu bidang ilmu yang meneliti pembentukan


kata’.

Dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara
morfem yang satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah kata. Singkatnya, morfologi
(keitairon/ 形 態 論 ) merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses
pembentukannya.
Pengertian Morfologi

Dalam ilmu linguistik, terdapat pembagian objek kajian yang dibagi menjadi dua kelompok
yaitu :
Ahmad dan Abdullah (2012: 17) mengungkapkan bahwa
dalam kelompok

Mikrolinguistik Makrolinguistik
Mempelajari bahasa secara internal Mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan
(sistem bahasa itu sendiri). faktor-faktor eksternal (di luar sistem bahasa).
Terdapat beberapa bidang yang dibahas diantaranya Bidang-bidang yang dibahas mencakup
Fonologi Morfologi Sintaksi Sosiolinguistik Psikolinguistik Dialektolog
s i
Semantik Leksikologi Antropolinguistik Etnolinguistik

Dari sub-sub kelompok mikrolinguistik tersebut, Stilistika Filologi


terdapat juga penggabungan bidang Misalnya
menggabungkan morfologi dan semantik Filsafat Bahasa Neurolinguistik

Morfosemantik Bidang - bidang ilmu tersebut dapat


bersifat teoretis maupun bersifat terapan.
Dari pembagian di atas, bahasa merupakan objek yang dapat diteliti lebih lanjut. Mengingat
dalam kehidupan sehari-hari bahasa selalu digunakan untuk berkomunikasi. Sebelum melakukan
komunikasi, tentunya individu harus mengetahui hal mendasar yang menunjang seperti mengetahui
kosakata dalam suatu bahasa terlebih dahulu.

Kata atau kosakata (perbendaharaan kata) merupakan hal kecil yang mendasari dalam
berbahasa. Kata dibahas dalam ilmu linguistik yang masuk ke dalam salah satu kelompok
mikrolinguistik yaitu morfologi. Kata morfologi berasal dari kata morf artinya ‘bentuk’ dan kata logi
artinya ‘ilmu’. Maka secara harfiah morfologi adalah ilmu mengenai bentuk. Dalam ilmu linguistik,
morfologi menjelaskan mengenai struktur pembentukan kata.

Arifin dan Junaiyah (2009: 2) mengemukakan bahwa morfologi adalah ilmu bahasa tentang
seluk-beluk bentuk kata (struktur kata). Katakata biasanya muncul dalam rangkaian kalimat.
Contohnya dalam kalimat berikut.
“Mahasiswa Fakultas Sastra, Universitas Indonesia Bersatu sedang
mempelajari macam-macam pembentukan kata”.
(Morfologi, 2009: 1)
Contoh kalimat di atas menggunakan beragam kata sebanyak sebelas
buah.
Bentuk dari sebelas kata tersebut tidak sama, ada tergolong

Kata Dasar Berbeda halnya dengan kata


Mahasiswa Bersatu
Fakultas Mempelajari dan
Sastra pembentukan
Kata-kata tersebut masing-masing terdiri
dari satu morfem.
Universitas
Indonesia
Sedang dan kata yang tergolong kata berimbuhan. Kata
bersatu terdiri dari dua morfem yaitu
ber- dan satu.
“Mahasiswa Fakultas Sastra, Universitas Indonesia Bersatu sedang
mempelajari macam-macam pembentukan kata”.
(Morfologi, 2009: 1)

Mempelajari Dan Pembentukan

terdiri dari tiga morfem yaitu terdiri dari tiga morfem yaitu

meng-, pelajar-, -i pem-, bentuk-, dan -an

Namun untuk kata macam-macam tergolong kata ulang yang terdiri dari dua morfem
yaitu macam sebagai kata dasar dan macam kedua merupakan kata ulang.
Dari pembahasan rangkaian kata dalam kalimat di atas merupakan objek yang secara
khusus dibahas dalam morfologi. Jadi morfologi merupakan bidang ilmu yang
mempelajari bagaimana proses terbentuknya kata dari kata dasar menjadi suatu kata
yang baru.

Pendapat lain mengenai morfologi, Koizumi (dalam Santoso, 2014: 5)


mengemukakan bahwa:

形態論は語形の分析が中心となる。
Ketairon wa gokei no bunseki ga chuusin to naru.
‘Morfologi adalah suatu bidang ilmu yang meneliti pembentukan kata.’

Tidak jauh berbeda dengan pendapat ahli sebelumnya, berdasarkan pendapat Koizumi,
morfologi membahas tentang kata dan proses pembentukannya. Dimana kata dapat
berubah bentuk melalui proses pembentukan kata.

Jika dalam bahasa Jepang sendiri istilah morfologi dikenal dengan sebutan keitairon ( 形態論 ). Objek
yang dibahas dalam morfologi seputar kata atau tango ( 単語 ), morfem atau keitaso ( 形態素 ), dan
proses pembentukan kata atau gokeisei ( 語形成 ).
Kata atau tango ( 単 語 ) merupakan bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan
terkecil yang dapat diucapkan secara berdiri sendiri (Bloomfield, 1933: 178 dalam
Sunarni dan Johana, 2010: 21). Lalu, morfem merupakan unsur terkecil yang termasuk
bagian dari kata. Kedua objek tersebut baik kata maupun morfem merupakan satu-
kesatuan yang saling berkaitan dalam morfologi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa morfologi merupakan kajian ilmu yang mencakup kata
di dalamnya terdapat bagian terkecil yaitu morfem yang tidak dapat diuraikan lagi.
Morfem dapat membentuk suatu kata melalui proses pembentukan kata atau gokeisei.
Pengertian Kata

Dalam pembahasan mengenai morfologi di atas, kata merupakan kajian utama yang
dibahas di dalamnya. Kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu makna.

Pengertian mengenai kata diungkapkan oleh Varro (dalam Chaer, 2003: 338) bahwa kata adalah bagian
dari ucapan yang tidak dapat dipisahkan lagi dan merupakan bentuk minimum.

Dalam bahasa Latin terdapat kata-kata yang terjadi

Secara Analogi Dan Secara Anomali

kesepadanan antara bentuk bahasa yang


penyimpangan dari normal
menjadi dasar terjadinya bentuk lain.

Dengan begitu terdapat bentuk kata yang reguler (mengikuti aturan) dan tidak reguler.
Pendapat lainnya mengenai pengertian kata dijelaskan oleh
Kageyama (2001: 2) bahwa:

語は文のミニチュアである。
Go wa bun no minichua de aru.

‘Kata adalah miniatur kalimat.’

Kata merupakan bagian paling kecil apabila terdapat dalam suatu kalimat.

Sebuah kata dapat diuraikan menjadi bagian yang kecil lagi disebut dengan morfem.

Sutedi (2008: 42) berpendapat bahwa morfem merupakan satuan


bahasa terkecil yang memiliki makna dan tidak bisa dipecahkan lagi.

Dalam bahasa Jepang, kata dikenal dengan istilah tango ( 単 語 ) dan morfem disebut
dengan keitaiso ( 形態素 ). Kedua kajian tersebut saling berkaitan karena kata terbentuk
dari morfem dan kumpulan morfem dapat membentuk sebuah kata.
contohnya kata daigaku
( 大学 )

yang dapat dipecahkan lagi menjadi satuan yang lebih kecil.


Secara makna, daigaku memiliki arti ‘universitas’.

Kata tersebut terdiri dari dua huruf kanji yaitu dai ( 大 ) dan gaku ( 学 ).

Keduanya merupakan satuan paling kecil yang tidak dapat dipecahkan lagi yang mengandung makna.

Maka kedua itulah yang disebut dengan morfem.


Jika diartikan secara leksikal morfem

dai ( 大 ) gaku
(学)
artinya ‘besar’ artinya ‘belajar/ ilmu’

yang membentuk satu kata daigaku.


Dapat disimpulkan kata merupakan unsur yang bebas dan memiliki makna. Rangkaian
beberapa morfem yang membentuk suatu kata dapat terjadi melalui proses
penggabungan, pengulangan, kombinasi, dan sebagainya. Oleh karena itu, Sunarni dan
Johana (2010: 21) berpendapat dari proses tersebut kata akan berwujud menjadi kata
tunggal (kata yang terbentuk dari satu unsur) dan kata kompleks atau turunan (kata
yang terbentuk dari beberapa unsur pembentuknya).
Kedudukan Morfologi Dalam Bidang Linguistik

Kedudukan morfologi (keitaron) merupakan salah satu dari cabang ilmu linguistik.

Pendapat tersebut sesuai dengan pernyataan Sutedi (2003: 41) yang mengatakan bahwa morfologi merupakan
cabang dari linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses pembentukannya.

Objek yang dipelajarinya yaitu

Dan
tentang kata ( 語・単語 morfem 「形態素 ‘ ketais
‘ go/tango’) o’ 」 .

Sutedi (2003: 41) juga mengatakan morfem merupakan satuan bahasa terkecil yang memiliki
makna dan tidak bisa di pecah lagi ke dalam satuan makna yang lebih kecil lagi. Koizumi
(1993:91) mengatakan morfem adalah potongan yang terkecil dari kata yang mempunyai arti.
Koizumi (1993:93) membagi morfem berdasarkan bentuk menjadi dua, yaitu:

自由形 ’ jiyuukei’ (Bentuk Bebas) 結合形’ ketsugoukei’ (Bentuk terikat)

morfem yang biasanya digunakan dengan cara


morfem yang dilafalkan/ diucapkan
mengikatnya dengan morfem lain tanpa dapat
secara tunggal (berdiri sendiri).
dilafalkan secara tunggal (berdiri sendiri).

Sutedi (2003:43) juga mengatakan kata yang bisa berdiri sendiri dan
bisa menjadi suatu kalimat tunggal disebut morfem bebas. Sedangkan
kata yang tidak bisa berdiri sendiri dinamakan morfem terikat.

Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan morfologi bahasa Jepang, diantaranya morfem
(keitaiso), Sutedi (2003: 44-45) berpendapat, dalam bahasa Jepang, selain terdapat morfem
bebas dan morfem terikat, morfem bahasa Jepang juga dibagi menjadi dua, yaitu morfem isi dan
morfem fungsi.
Morfem isi
内容形態素
naiyoukeitaiso

Morfem fungsi
Morfem yang menunjukkan makna aslinya.
機能形態素
kinoukeitaiso
Seperti: nomina, adverbia, dan gokan dari verba atau adjektiva.

Morfem yang menunjukkan makna aslinya.

seperti partikel, gobi dari verba atau adjektiva, kopula dan morfem pengekpresi kala
(jiseikeitaiso).
Koizumi (1993:95) juga menggolongkan morfem berdasarkan isinya
menjadi dua yaitu :

Akar kata Afiksasi


( 語幹‘ gokan’) ( 接辞‘ setsuji’)

Morfem yang memiliki arti yang terpisah Morfem yang menunjukkan hubungan
(satu per satu) dan kongkrit. gramatikal.

Dapat diketauhi, dalam pembentukan kata dalam bahasa Jepang


terdapat dua unsur penting antara lain dilihat bedasarkan bentuknya,
yaitu bentuk bebas dan bentuk terikat, serta berdasarkan isi, yaitu
akar kata dan afiksasi atau dari segi gramatikalnya.
Hasil dari pembentukan kata dalam Bahasa Jepang sekurang-kurangnya ada
4 macam yaitu :

Haseigo Karikomi/shouryaku
Fukugougo/goseigo
Kata yang terbentuk dari Kata yang terbentuk sebagai hasil Merupakan akronim yang berupa
penggabungan naiyou-keitaiso penggabungan beberapa morfem suku kata (silabis) dari kosakata
dengan setsuji disebut haseigo isi disebut dengan fukugougo atau aslinya.
‘kata jadian’. gokeisei ‘kata majemuk’

Toujigo

Merupakan singkatan huruf pertama yang dituangkan dalam huruf Alfabet.


Tipologi Bahasa Jepang

Bahasa Jepang dapat dikatakan sebagai bahasa yang kaya dengan huruf tetapi miskin
dengan bunyi, karena hanya memiliki lima buah vokal dan beberapa buah konsonan yang
diikuti vokal tersebut dalam bentuk suku kata terbuka. Jumlah suku kata (termasuk bunyi
vokal) dalam bahasa Jepang hanya 102 buah, tidak ada suku kata tertutup atau yang
diakhiri dengan konsonan kecuali bunyi [N].

Untuk menyampaikan bunyi yang jumlahnya terbatas tadi (102 bunyi) digunakan empat
macam huruf, yaitu:

1. Huruf Hiragana
Huruf Kanji dalam bahasa Jepang ada dua
macam cara membacanya, yaitu: (1) ala Jepang 2. Huruf Katakana
(kun-yomi) dan (2) ala Cina (on-yomi).
Sedangkan huruf terakhir adalah Romaji atau 3. Huruf Kanji
huruf Alfabet (latin). (Sutedi, 2003 : 7-9).
4. Huruf Romaji.
Tipologi Morfologi
Proses Morfologis
Kata terbentuk dari morfem atau morfem-morfem. Terbentuknya kata dari morfem-morfem
itu melalui suatu proses yang disebut proses morfologik atau morfemik. Jadi, proses morfologi
adalah proses terbentuknya kata dari morfem-morfem. Pada umumnya dikenal delapan proses
morfologik, yaitu:
Derivasi adalah proses morfologis yang menghasilkan kata-kata yang
1. Derivasi
makna leksikalnya berbeda dari kata pangkal pembentuknya.

Dalam proses ini leksem berubah menjadi kata kompleks. Dengan kata
lain, afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau
bentuk dasar. Dilihat pada posisi melekatnya pada bentuk dasar
2. Afiksasi
biasanya dibedakan adanya prefiks, infiks, sufiks, konfiks, interfiks,
dan transfiks. Di samping itu masih ada istilah ambifiks dan
sirkumfiks.

Dalam proses ini leksem berubah menjadi kata kompleks dengan beberapa
3. Reduplikasi macam proses pengulangan terhadap bentuk dasar , baik secara
keseluruhan, sebagian (parsial), maupun dengan perubahan buyi.
Proses Morfologis
Kata terbentuk dari morfem atau morfem-morfem. Terbentuknya kata dari morfem-morfem
itu melalui suatu proses yang disebut proses morfologik atau morfemik. Jadi, proses morfologi
adalah proses terbentuknya kata dari morfem-morfem. Pada umumnya dikenal delapan proses
morfologik, yaitu:

Dalam proses ini dua leksem atau lebih berpadu dan outputnya adalah
4. Komposisi paduan leksem atau kompositum dalam tingkat morfologi atau kata
majemuk dalam tingkat sintaksis.

Dalam proses ini terjadi perubahan vokal-vokal pada kata, seperti kata
dalam bahasa Inggris foot---feet dan mouse---mice. Proses morfologis
5. Perubahan Vokal bahasa Jepang adalah apabila dua buah morfem disatukan,
mengakibatkan terjadinya penyesuaian diantara kedua morfem
tersebut.
ありがとうござい
ます。

© 一番グループ 24

Anda mungkin juga menyukai