Disusun oleh:
UNIVERSITAS INDONESIA
2019
Pembahasan
Pengantar Linguistik
Lingustik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Bahasa (Kentjono: 2002),
ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok
sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Sesuai pengertian
tersebut, bahasa merupakan elemen penting dalam kehidupan masyarakat. Bahasa menjadi
penghubung antar individu dan antar kelompok dalam bersosialisasi, dengan bahasa yang telah
disepakati oleh kelompok sosial tertentu juga menjadikan kelompok tersebut lebih mudah
untuk saling berkoordinasi dan bekerja sama. Terdapat pengertian lain mengenai bahasa
menurut André Martinet yaitu sebuah instrumen komunikasi yang mana penggunaannya sesuai
dengan pengalaman manusia dan berbeda di setiap komunitas (Builles: 1998).
Dari dua pengertian tersebut bisa diambil beberapa ciri-ciri bahasa secara umum,
seperti bahasa bersifat arbitrer, berbeda di setiap komunitas sosial atau kelompok sosial
tertentu, dan bahasa merupakan sebuah sistem. Sifat-sifat tersebut juga bisa dijelaskan lebih
mendalam, misalnya bahasa yang bersifat arbitrer. Arbitrer dalam KBBI berarti manasuka atau
sewenang-wenang, jika dihubungkan dengan bahasa, maka bahasa juga bersifat sewenang-
wenang contohnya adalah kita tidak bisa menjawab pertayaan mengapa benda yang kita duduki
dinamakan kursi sedangkan di komunitas lain benda tersebut dinamakan chair atau chaise.
Lingkup Linguistik
Secara singkat fonetik adalah bidang atau sub linguistik tentang pengucapan bunyi
bahasa, fonologi adalah bidang linguistik lain yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut
fungsinya. Untuk mengetahui bahasa lebih jauh maka bidang linguistik yang mengkajinya ada
sintaksis dan semantik. Sintaksis yaitu cabang linguistik tentang susunan kalimat dan
bagiannya, atau biasa juga disebut sebagai ilmu tata kalimat. Sedangkan semantik adalah ilmu
tentang makna kata dan kalimat, dalam semantik juga dipelajari faktor apa saja yang membuat
sebuah kata atau kalimat mengalami pergeseran makna.
Bahasa terbentuk karena ada bunyi yang keluar dari alat ucap yang dimiliki manusia.
Hal ini yang membuat bahasa juga dikaji dari proses terbentuknya bunyi-bunyi dari alat ucap
kita. Ilmu yang mengkajinya disebut fonetik. Ada tiga cabang fonetik yang telah dipelajari,
yaitu fonetik artikulatoris yang mempelajari bagaimana bunyi-bunyi bahasa tersebut
dihasilkan. Kedua, ada fonetik akustik yaitu mempelajari bahasa sebagai gelombang bunyi.
Lalu yang ketiga adalah fonetik auditoris yaitu mengkaji bunyi bahasa sebagai sesuatu yang
diterima oleh indra pendengaran kita.
Dalam fonetik ada hasil analisis bahwa struktur terkecil dari apa yang dapat kita
ucapkan adalah suku kata dan dari suku kata tersebut menghasilkan dua segmen yaitu vokal
dan konsonan. Perbedaan utama antara vokal dan konsonan adalah ada atau tidaknya hambatan
udara. Jika terdapat hambatan udara saat kita mengucapkan bunyi bahasa, maka hasilnya
adalah konsonan. Namun jika tidak ada hambatan saat kita mengucapkan bunyi bahasa, maka
hasilnya adalah vokal.
Klasifikasi Artikulatoris
Berbagai berbagai bunyi yang kta dengar dari alat bunyi merupakan hasil macam-
macam penyekatan atau rintangan terhadap udara yang ditiupkan ke dalamnya. Paru-paru dapat
menghembuskan udara ke tempat alat ucap yang ada di atasnya melalui tenggorokan dan
kerongkongan dapat mengalami macam-macam penyekatan dan rintangan. Rongga yang
dilalui aliran udara itu dapat berubah-ubah bentuknya disebabkan oleh jenis-jenis gerakan
artikulator.
Artikulator adalah bagian alat ucap yang dapat bergerak dan menyentuh daerah
artikulasi. Daerah artikulasi atau titik artikulasi selalu berada pada posisi tetap, tidak dapat
bergerak. Sebagai akibat dari gerakan artikulator-artikulator yang menyentuh titik artikulasi
terjadilah jenis-jenis artikulasi. Jenis-jenis artikulasi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
A. Artikulasi Vokal
1. Oral/nasalitas (Oralité/nasalité)
Vokal oral (Les voyelles orales) diucapkan dengan langit-langit diangkat, dan menutup
saluran hidung. Vokal nasal (Les voyelles nasales) diucapkan dengan langit-langit lunak
diturunkan, sehingga udara melewati mulut dan hidung.
2. Bulat (L'arrondissement)
Untuk vokal bulat (les voyelles arrondies), bibir dibulatkan dan diproyeksikan ke
depan, contohnya : [y] [u] [ø] [ ][ ] [o] [ ] [ ]. Untuk vokal tidak bulat/normal (les
voyelles non arrondies), bibir dipisahkan atau dalam posisi netral, contohnya: [i] [e][ ] [a]
Vokal tertutup (Les voyelles fermées) : lidah naik dan ada penyempitan rongga mulut,
contohnya : [i] [y] [u] [e] [ø] [o]
Vokal terbuka (Les voyelles ouvertes) : Lidah diam atau sedikit terangkat dan ada celah
4. Anterior/Posterior (Antérieure/Postérieure)
Vokal anterior (Les voyelles antérieures): ujung lidah bergerak ke arah depan mulut,
contohnya : [i] [y] [e] [ø] [ ] [ ] [ ] [a]. Vokal posterior (Les voyelles
postérieures): bagian belakang lidah menekuk di bagian belakang mulut, contohnya : [u] [o] [
][ ]
Artikulasi Konsonan
- Articulation sonore (artikulasi bersuara): Adanya intervensi terhadap pita suara atau
pengaturan getaran di pita suara.
- Articulation occlusive (artikulasi oklusif): Penutupan sesaat dari jalur udara diikuti
oleh pembukaan tiba-tiba (ledakan).
Unsur Suprasegmental/Prosodi
Dalam arus ujaran itu, ada bunyi yang dapat disegmentasikan, sehingga disebut bunyi
segmental; tetapi yang berkenaan dengan keras lembut, panjang pendek, dan jeda bunyi tidak
dapat disegmentasikan. Bagian dari bunyi tersebut disebut bunyi suprasegmental atau prosodi
(Abdul Chaer 2003:120). Bagian bunyi tersebut memiliki unsur-unsur bunyi bahasa yang
menyertai pengucapan. Unsur-unsur bunyi bahasa itu antara lain:
Intonasi
Perbedaan atau pergantian pada sebuah kata dapat memberikan tujuan yang berbeda,
perbedaan nada dapat membuat sebuah kalimat menjadi antara kalimat tanya, kalimat perintah,
atau kalimat berita. Contoh dalam kalimat “Irsyad lari”, jika nadanya naik, maka kalimat
tersebut akan terdengar seperti kalimat perintah, jika akhirnya bernada turun lalu naik, maka
menjadi kalimat tanya.
Jeda
Pemberian jeda yang tidak tepat dapat membedakan arti suatu kata atau kalimat, seperti
Ibu menjahit kain sobek,
Ibu // menjahit kain sobek, berarti ibu menjahit kain yang sedang dalam keadaan sobek
Ibu menjahit // kain sobek, berarti ketika ibu menjahit, kainnya sobek
Tekanan
Contoh pada kalimat “Yusuf membaca majalah”, penekanan pada kata Yusuf berarti
Yusuf yang membaca buku, dan jika penekanan terdapat pada kata buku, maka berarti buku
yang sedang dibaca oleh Yusuf.
Tempo
Pada pertemuan keempat, kami membahas tentang Langue et Parole, Langue adalah
sebuah konsep yang abstrak, dikatakan abstrak karena letak bahasa adalah di pikiran manusia,
namun bukan berarti tidak dapat diamati, Langue bersifat universal karena pada suatu
komunitas, Langue adalah sebuah aturan dalam berbahasa yang telah disetujui. Parole adalah
wujud asli bahasa yang dapat diamati karena dapat dirasakan dengan indra, Parole adalah
wujudnya dan Langue adalah aturannya. Langue et Parole dapat dianalogikan seperti font
ketika sedang mengetik, Langue adalah huruf-hurufnya, sedangkan Parole adalah fontnya.
Kemudian, kami juga membahas fon dan fonem. Fon adalah bunyi bahasa. Berbeda dengan
huruf, fon adalah bunyi dari huruf yang tertulis. Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil
yang dapat membedakan arti. Cara untuk membuktikan bahwa suatu fon adalah fonem adalah
dengan metode pasangan minimal, contoh, fon [b] dan [p], kita pasangkan menjadi pasangan
minimal, lalu buat kata seperti kata baku dan paku, karena perbedaan dua fon itu memberikan
arti yang berbeda, maka dapat dikatakan dua fon itu adalah fonem.
Sumber: