Anda di halaman 1dari 2

Onseigaku dan Oninron fonetik fonologi

Bunyi ujaran manusia dalam ilmu linguistic dibagi menjadi dua bidang bahasa yaitu onseigaku fonetik
dan oninron fonologi. Meskipun kedua istilah ini berbeda, dapat dikatakan bahwa kedua ilmu ini sama-sama
membahas ilmu bunyi. Perbedaannya, onseigaku adalah bidang ilmu yang membahas bunyi secara fisik
bagaimana bunyi itu dikeluarkan dari dalam perut melalui alat-alat artikulasi, sedangkan oninron adalah ilmu
yang membahas bunyi dalam fungsinya sebagai pembeda arti.
Perbedaan antara keduanya dijelaskan dalam Tanaka (1984:46) mencontohkan ungkapan
. Pada kata tersebut terdapat dua bunyi . Ketika dibahas
dalam ilmu fonetik, kedua bunyi tersebut diperlakukan sebagai dua bunyi yang berbeda. Karena dalam
pengucapan ada yang diucapkan dengan membuka mulut lebar ada juga yang tidak. Sedangkan bila kata
tersebut dibahas secara fonologi, kedua tersebut bila didengarkan secara cermat akan terdengar sebagai
dua bunyi yang berbeda. Tetapi, meskipun kedua tersebut berbeda dianggap sebagai dua yang sama.
Karena bunyi yang terdengar berbeda tersebut dianggap masih dalam lingkup toleransi bunyi yang sama.
1. Onseigaku fonetik
Menurut Tanaka (1984:13) onseigaku adalah bagian ilmu yang hanya membahas bunyi bahasa dari
segi ilmu alam yang di dalamnya dibahas ilmu-ilmu mengenai onkyoo onseigaku acoustic phonetics, chooon
onseigaku articulatory phonetics, dan chookaku onseigaku auditory phonetics.
Onkyoo onseigaku adalah bidang kajian onseigaku yang membahas bunyi/ ujaran sebagai gelombang
bunyi yang disampaikan pembicara kepada yang diajak bicara. Bidang ini banyak berkaitan dengan ilmu fisika.
Untuk menganalisa gelombang bunyi ini digunakan sebuah alat yang bernama spectrograph. Begitu bunyi ini
keuar dari sipembicara, alat tersebut akan mencatat tahap-tahap sehingga gelombang bunyi tersebut sampai
ditelinga yang diajak bicara.
Chooon onseigaku dan chookaku onseigaku adalah kajian onseigaku yang membahas struktur dan
fungsi alat ucap dan alat dengar manusia untuk mengetahui proses terjadinya sebuah bunyi bahasa. Bidang ini
sangat berkaitan erat dengan fisiologi dan anatomi. Jadi, dalam Chooon onseigaku diteliti bagaimana alat
ucap bekerja untuk menghasilkan bunyi., dan dalam chookaku onseigaku diteliti bagaimana suatu bunyi itu
terdengar di telinga
Onseigaku secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah ilmu yang meneliti bunyi bahasa
manusia secara umum. Apabila membahas bunyi bahasa tertentu seperti dalam bahasa Indonesia, maka
istilah khusus yang cocok dengan kajian ini adalah Indonesiago onseigaku atau fonetik bahasa Indonesia.
2. Oninron
Oninron adalah bidang linguistic yang meneliti bunyi bahasa berdasarkan artinya (Sutedi, 2004:35).
Kajian fonologi meliputi onso fonem, aksen dan tinggi nada (Kashima dalam Sutedi, 2004:35).
Kesimpulan dari beberapa pendapat, fonem merupakan satuan bunyi terkecil yang berfungsi untuk
membedakan arti. Richard et al (1992:279) memberi contoh misalnya kata pan dan ban dalam bahasa Inggris.
Kedua kata tersebut meiliki perbedaan yaitu kata yang pertama diawali dengan /p/ dan kata yang kedua diawali
dengan /b/. Kemudian pada kata ban dan bin yang memiliki perbedaan vocal // dan //. Perbedaan-perbedaan
tersebut menyebabkan perbedaan pula pada arti.
Aksen merupakan perubahan tinggi rendah pengucapan setiap mora. Misalnya pada kata ame ( )
dan ame ( ), ame ( ) diucapkan tinggi rendah sedangkan ame ( ) diucapkan rendah tinggi (Iori,
2001:2006).
Ame ( ) dan ame ( ) apabila dilihat dari hurufnya jelas berbeda dan berbeda pula artinya. Tapi
apabila diucapkan, kita akan bisa membedakan arti dari aksennya.
Pada bahasa Indonesia tidak dikenal sistem aksen. Misalnya kata bisa yang berarti racun
dan bisa yang berarti dapat, keduanya diucapkan dengan aksen yang sama (Sudjianto, 2004:50). Kita dapat
membedakan artinya berdasarkan konteksnya dalam kalimat.
Selain fonem dan aksen, unsur lain yang dapat membedakan arti dalam kajian fonologi adalah
intonasi. Contohnya seperti berikut ini.
(1)
(2)
Pada kalimat (1) kalimat diakhiri dengan intonasi naik yang menunjukkan kalimat Tanya, sedangkan
pada contoh (2) diakhiri dengan intonasi menurun yang menunjukkan kalimat berita (Sutedi, 2004:29).
D. Kesimpulan
Manusia berkomunikasi dengan manusia lainnya dengan menggunakan bahasa baik secara lisan maupun
tulisan. Kajian ilmu linguistic yang membahas bahasa dari segi bunyi ujaran adalah bidang fonetik dan fonologi.
Fonetik mengkaji bagaimana bunyi itu dihasilkan oleh alat ucap atau articulator, dan fonologi mengkaji bunyi
bahasa berdasarkan arti.
E. Daftar pustaka
Iori, Isao. 2001. Atarashii Nihongogaku Nyumon. Tokyo: 3A Nettwork
Monbusho. 1999. Chuugakkoo Gakushuu Shidoo Yooryoo. -- : Monbusho
Richard, Jack. Et al. Longman Dictionary of Applied Linguistics. Terjemahan oleh Yamazaki, Masatoshi et al.
1992. Ronguman Ooyoo Gengogakuyoogo Jiten. Tokyo: Nagumdoo
Sudjianto. Dan Ahmad Dahidi. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Oriental
Sugimoto, Tsutomu. Dan Iwabuchi Masashi. 1990. Nihongogaku Jiten. Tokyo:Sakura Kaede
Sutedi, Dedi. 2004. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora
Tanaka, Harumi. Et al. 1884. Gengogaku Enshuu. Tokyo: Daishukanshoten

Anda mungkin juga menyukai