Landasan Teori
Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori dan konsep yang akan digunakan
sebagai landasan teori dalam penelitian skripsi. Teori yang digunakan oleh penulis
sebagai induk teorinya adalah teori sosiolinguistik yang akan dihubungkan dengan
Suatu ilmu maupun cabang ilmu merupakan sebuah perkembangan dari ilmu itu
sebelumnya (Mahsun, 2006: 3). Demikian halnya dengan ilmu sosiolinguistik yang
merupakan salah satu cabang dari ilmu linguistik itu sendiri. Sosiolinguistik berasal
secara khusus diarahkan untuk penelitian tentang interaksi struktur bahasa dengan
struktur sosial, serta saling pengaruh antara tingkah laku kebahasaan dengan tingkah
laku kemasyarakatannya.
11
2. menghubungkan faktor-faktor kebahasaan, ciri-ciri dan ragam bahasa dengan
berikut
社会言語学は、社会の中で生きる人間、乃至その集団とのかかわりに
おいて各言語現象あるいは言語運用をとらえようとする学問である。
社会言語学は、こういった観点から、その両面に同じ価値を与えると
ともに、いままで軽視されていた方面に特に光を当てるものとして出
発したのである。「社会言語学」という用語は、Sociolinguistics の直接
の訳語である。この語が論文の題名として日本で最初に用いられたの
は 1973 年のことである(真田,1990)。
Terjemahan
1. 方法論 – Metodologi
12
2. 属性とことば(年齢差、性差などとことばの変異,集団語など)–
Variasi bahasa (perbedaan umur, jenis kelamin dalam bahasa, logat khusus,
dan lain-lain)
dan lain-lain)
7. 言語意識(ことばの規範,アイデンティティーなど)– Pengetahuan
lain)
Jepang terkenal memiliki tata bahasa kesopanan yang khas, yang dikenal dengan
日本語の敬語というのは、ある人物について、その人に対して話し手
が敬意をもって(あるいは、改まった態度で)接しているのだという
ことを表すための、体系的な表現方法です。日本語の敬語には大きく
分けて二つの種類があります。一つは、ある人物が話し手より目上で
13
あることを、その人物の行為を表す表現として特別の形(「いらつし
やる」「ご覧になる」のような、いわゆる「尊敬語」のことです)を
使うことと、話し手の行為を表す表現として、別の種類の特別な形
(「参る」「申し上げる」のようないわゆる「謙譲語」のことです)
を使うことです。もう一つは、ある人物として聞き手を選び、聞き手
に対して話し手が普通よりは改まった気持ちで接していることを表す
ために、「です」とか「ます」のような特別の助動詞を述語に用いた
り(「丁寧語」といわれるもの)、「お米」とか「ご本」のような特
別の名詞の形(「美化語」といわれるもの)を用いたりするものです。
Terjemahan
Secara teori, juga dinyatakan bahwa keigo, khususnya sonkeigo dan kenjougo
digunakan saat berbicara dengan orang yang tidak dikenal, orang yang sangat
dihormati seperti guru, profesor, dan atasan, serta orang yang usianya lebih tua dari
dan bikago「美化語」 (Slobin, et al, 1996: 237). Nagasaki (2004: 110), dalam
14
dan kepemilikan, yaitu sonkeigo「尊敬語」, kenjougo「謙譲語」dan teineigo「丁
寧語」
2.2.1 Sonkeigo「尊敬語」
orang yang dihormati dan digunakan untuk menunjukkan rasa hormat ketika
membicarakan mengenai orang lain yang statusnya lebih tinggi daripadanya) (Slobin,
macam, yaitu
1. 「 れ る 」 「 ら れ る 」 を つ け て 敬 意 を あ ら わ す 形 式 (bentuk yang
なんからの動作をする人に対して、尊敬の意味をあらわす場合には、
動作をあらわす動詞に助動詞の「れる」「られる」をつけます。この
用法は、受身のことばや可能を示すことばと間違えられることもあり
ます。「れる」「られる」の形式は平易で、定まった形になるので、
これからの尊敬語としては有望だという人がいます。
Terjemahan
Bila menerangkan arti dari sonkei terhadap orang yang melakukan perbuatan,
dapat menambahkan kata kerja bantu “reru” “rareru” pada kata kerja yang
menerangkan perbuatan tersebut. Untuk penggunaan ini, dapat juga
menimbulkan kesalahan pengertian untuk menunjukkan kata-kata pasif atau
15
bentuk potensial. Ada orang yang mengatakan bahwa ini adalah suatu
kemungkinan yang baik sebagai bentuk dari sonkeigo yang sekarang karena
bentuk “reru” dan “rareru” yang polos dan memiliki bentuk yang teratur.
- 読む 読まれる
- 笑う 笑われる
- 話す 話される、など。
この形式は、「れる」「られる」よりも敬意が強くなります。場合に
は、「お(ご)~になる」の形式にほうが望ましいとされています。
「れる」「られる」では、相手との大きな差が埋まらないことがある
からです。 差別という人もいますが、女性は男性よりも少し敬体の強
い形式にしたほうが現実的な問題として奥ゆかしい、と言う人も多い
ことを知っておく必要がありそうです。女性は、「お(ご)~にな
る」形式のほうが「れる」「られる」よりも丁寧であるし、優しい感
じになる(永崎,2007 年:188)。
Terjemahan
Bentuk ini, dibandingkan dengan bentuk “reru” dan “rareru”, rasa hormatnya
menjadi lebih kuat. Dalam hal ini, bentuk “o (go) ~ ninaru” menjadi bentuk
yang lebih diinginkan. Hal ini disebabkan karena pada bentuk “reru” dan
“rareru” ada perbedaan besar yang tidak sesuai dengan lawan bicara. Perlu
diketahui bahwa banyak orang yang mengatakan, ada juga diskriminasi, tetapi
wanita, dibandingkan dengan pria, sedikit lebih halus seperti masalah yang
praktis tentang bentuk sopan yang kuat. Wanita lebih menggunakan bentuk “o
(go) ~ ninaru” dibandingkan dengan bentuk “reru” dan “rareru”, karena lebih
sopan dan menjadi lebih lembut (Nagasaki, 2007: 188).
adalah
- 読む お読みになる
- 笑う お笑いになる
16
- 休み お休みになる、など。
だから、上位の人には使わない。命令形は、「お(ご)~ください」が、一
tidak digunakan pada orang yang kedudukannya lebih tinggi karena merupakan
bentuk perintah yang sopan. Bentuk perintah yang digunakan sebagai ungkapan yang
(silahkan) menyerahlah!
など。
membentuk sonkeigo)
17
Beberapa contoh pola pembentukkan tokubetsuna sonkeigo 「 特 別 な 尊 敬 語
adalah
- Nomu「飲む」・taberu「食べる」 meshiagaru「召し上がる」
- Iu「言う」 ossharu「おっしゃる」
- Iku「行く」・kuru「来る」 irassharu「いらっしゃる」
- Suru「する」・yaru「やる」 nasaru「なさる」
- Kiru「着る」・noru「乗る」 omeshininaru「お召しになる」
2.2.2 Kenjougo「謙譲語」
macam, yaitu
謙譲語の一般的形式は、「お(ご)~する」となる。自分の動作だが、
相手にかかることばであるからこのようになる。相手と話し手の差に
よって、「する」のところが、「申す」「致す」などになる場合もあ
る。”
18
Terjemahannya
Bentuk umum dari kenjougo adalah “o (go) ~ suru”. Walaupun menjelaskan
perbuatan diri sendiri, tetapi karena ada kata yang berkaitan dengan lawan
bicara, jadi menggunakan bentuk ini. Jika berdasarkan perbedaan antara
pembicara dengan lawan bicaranya, selain bentuk “suru”, juga menjadi bentuk
“mousu” dan “itasu”.
する・申す・致す」adalah
- 渡す お渡しする
- 案内する ご案内いたします
- 話す お話し申しあげます、など。
(ご)~をいただく」が変わった形式だと言われています。「お(ご)~い
ただく」は、途中「を」を入れる言葉は、日常よく使われています。”.
く」adalah
19
- O shikari wo itadaki, odoroiteimasu「お叱りをいただき、驚いています」
す」artinya “saya merasa malu dan berterima kasih karena mendapat pujian”.
perbuatan lawan bicara, seperti yang dinyatakan oleh Nagasaki (2004: 129), yaitu
“「~ていただく」は、「~てもらう」が謙譲語化したものです。「~」の
ところには、相手の動作をあらわすことばがはいります。”.
Selain itu, Nagasaki (2007: 190) juga menyatakan bahwa bentuk o (go) ~ itadaku
結びついて、「~させていただく」という形式になることがある。”.
20
4. その他、謙譲語にするためのことばづかい (ungkapan lainnya untuk
membentuk kenjougo)
adalah
- Nomu「飲む」・taberu「食べる」 itadaku「いただく」
- Iu「言う」 mousu「申す」
- Iku「行く」 mairu「参る」
- Watasu「渡す」・yaru「やる」 sashiageru「さしあげる」
- Hikiukeru「引き受ける」 uketamawaru「うけたまわる」
2.2.3 Teineigo「丁寧語」
Walaupun antara teman yang akrab, namun digunakan juga pada situasi yang
pembicara sedang bertanya kepada temannya, “sensei irassharu?”. Pembicara
menggunakan bentuk sopan irassharu untuk merujuk aksi dari acuannya, walaupun
predikat tersebut merupakan bentuk yang tidak formal karena digunakan dalam
keadaan yang biasa. Bentuk desu/masu dapat digunakan saat berbicara dengan atasan
atau pada percakapan yang formal, seperti pada pembicaraan umum (Slobin, et al,
1996: 238).
2.2.4 Bikago「美化語」
untuk menghormati lawan bicara atau acuan si pembicara, tetapi memperhalus atau
lain-lain. Bentuk ini umumnya banyak digunakan oleh wanita (Slobin, et al, 1996:
239).
berikut
pembicara. Bila seseorang berada dalam rumah atau sebuah keluarga, maka yang
22
dimaksud dengan uchi「内」adalah seluruh anggota keluarganya dan soto「外」
adalah semua orang yang berada di luar keluarga tersebut atau bila seseorang berada
dalam sebuah kelompok yang lebih besar (misalnya di sekolah, kantor, atau
lingkungan sekolah (A adalah murid kelas 3-A), maka uchi「内」nya adalah seluruh
teman kelas 3-A, sedangakan soto「外」adalah orang-orang diluar kelas 3-A (misal
kelas 3-B). Akan tetapi, bila A membicarakan konteks yang membandingkan dengan
sekolah lain, maka seluruh siswa (baik kelas 3-A, maupun kelas 3-B) serta para guru
merupakan pihak uchi「内」dan semua orang diluar sekolahnya adalah pihak soto
「外」.
diluar tim tersebut, dan apabila dibandingkan dengan perusahaan lain, maka uchi
sebagai berikut
Uchi-soto are based on an anchor point of oneself and one’s group, and how
far away one is from the anchor point. Uchi and soto distinguish Japan by a
duality of inside and outside categories. In-groups and out-groups are not only
reflected in social and cultural constructs. They are also reflected in language
use to determine the status of individuals within these groups. Rather than the
ingroup receiving more linguistic politeness, the out-group receives the most
politeness in a given situation. Generally-speaking, when speaking with the
23
out-group, one must honor those individuals in speech, while the in-group uses
humbling speech. When speaking about one’s own ingroup, an individual uses
more casual speech. When speaking to another in-group member about his or
her family, the same person will use honorific terms to describe his or her
family.
Terjemahannya
Uchi-soto didasarkan pada titik pusat dari diri sendiri dan kelompok seseorang,
dan seberapa jauh seseorang lainnya dari titik pusat tersebut. Uchi dan soto
membedakan Jepang melalui dualitas kategori “dalam” dan “luar”. “Kelompok
dalam” dan “kelompok luar” tidak hanya tercermin dalam konstruksi sosial dan
budaya. Akan tetapi juga tercermin dalam penggunaan bahasa untuk
menentukan status individu dalam kelompok ini. Dalam situasi tertentu,
“kelompok luar” menerima perlakuan yang “paling” sopan, lebih dari
“kelompok dalam”, yang menerima perlakuan “lebih” sopan. Secara umum,
ketika berbicara dengan kelompok luar, seseorang harus menghormati orang-
orang tersebut dalam berbicara, sedangkan pada “kelompok dalam”
menggunakan bahasa yang merendah. Ketika berbicara tentang anggota
kelompok sendiri, individu menggunakan bahasa yang lebih santai. Ketika
berbicara dengan anggota lain dalam kelompok tentang keluarganya, orang
yang sama akan menggunakan bentuk sopan untuk menjelaskan keluarganya
tersebut.
Uchi/soto is a major organizational focus for Japanese self, social life, and
language. While uchi represents “we, us, our group, me, my, I”, and is a point
of reference and a sort of anchoring point for how one views society, soto is a
bit more “abstract, objective, and unanchored.
Terjemahannya
Uchi/soto adalah sebuah fokus organisasi yang besar untuk masyarakat Jepang
sendiri, kehidupan sosial, dan bahasa. Sementara uchi mewakili “kita, kami,
kelompok kami, saya (objek), milik saya, saya (subjek)”, dan merupakan titik
acuan dan semacam titik pusat mengenai bagaimana cara pandang seseorang
dalam masyarakat, soto sedikit lebih "abstrak, obyektif, dan tidak terpusat”.
adalah
「内」の人間(家族、自分の社会の人、属するグループの人など)が、
「外」の人間(親しくない人、他人、他社会の人、他グループの人な
24
ど)と話し合ったたり、その人たちを話題にするとき、自分を含む
「内」の人間に対しては謙譲語、「外」の人間に対しては尊敬語を使
う。
Terjemahannya
Hubungan hirarki dalam bahasa dan sosial di Jepang cukup rumit atau kompleks.
Bahasa ditunjukkan dalam hubungan hirarki, yang sebagian besar didasarkan pada
Terjemahannya
25
Salah satu contoh hubungan “atas-bawah” atau jouge kankei「上下関係」adalah
hubungan antara guru dan murid, dimana murid adalah bawah dan guru adalah atas,
して目上、生徒は目下、たしかに上下関係があります。”.
yang digunakan untuk menghormati orang yang memiliki status lebih tinggi dari
pembicara. Hal ini juga dinyatakan oleh Goekler (2010: 30-31) yaitu
Terjemahannya
Goekler (2010: 31) menyatakan bahwa di dalam keluarga ada hal yang
26