PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
3
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Makna dan Arti
Dalam KBBI makna adalah arti atau maksud sesuatu kata. Sedangkan arti
adalah maksud yang terkandung dalam perkataan, kalimat, pribahasa dan
sebagainya. Sehingga makna dan arti dapat dikatakan sama.
Menurut deSaussure setiap tanda linguistik atau tanda bahasa terdiri dari
dua komponen, yaitu komponen signifian (yang mengartikan) yang wujudnya
berupa runtunan bunyi, dan komponen signifie (yang diartikan) yang
wujudnya berupa pengertian atau konsep (yang dimiliki signifian).
semantik
antara
lain
makna
kata
(gonoimi),
relasi
makna
Misalnya;
Dalam bahasa Indonesia kata jatuh memiliki makna jatuh kemana saja
Dalam bahasa Jepang terdapat verba bersinonim
ochiru () : jatuh dari ketinggian
korobu (): jatuh ketika sedang melaju
taoreru (): sampai tergeletakketiga verba tersebut .
Dalam bahasa Jepang pun terdapat kata yang memiliki makna lebih
dari satu makna atau Polisemi yang dalam bahasa jepang disebut dengan
tagigo, misalnya pada kata ageru:
kaidan o ageru ( naik)
ryouri o ageru (siap memasak)
ieniageru (masuk rumah)
hanningaageru ( penjahatnya tertangkap)
2. Relasi Makna
Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan
bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lain. atau menyusun kelompok kata
(goi) berdasarkan kategori, dalam relasi makna terbagi 3 kategori, yaitu :
Sinonim hubungan semantik yang menyatakan adanya
kesamaan
makna
antara
satu
kata
dengan
kata
lainnya.
3.
lebih.
Dilihat dari segi maknanya ada 2 macam:
ren-go (frase biasa/ kolokasi) : maknanya bisa dipahami cukup
dipahami cukup dengan mengetahui makna setiap kata yang
membentuk frase tersebut.
Contoh : Frase hon o yomu dan kutsu o kau dapat dipahami cukup
dengan mengetahui makna kata-kata hon, kutsu, kau, dan o; ditambah
dengan pemahaman tentang struktur kalimat bahwa nomina + o +
verba. Jadi, frase tersebut bisa dipahami secara leksikalnya
(mojidourinoimi).
kanyouku (ideom) : maknanya tidak dapat dipahami jika
hanya mengetahui makna setiap katayang membentuk ideom tersebut
saja.
Contoh: ude ganaru (bersemangat)
Frase pada kan-youku juga ada yang memiliki makna leksikal sekaligus
idiomatik
Contoh: atamawokakaeru, memiliki makna leksikal
(memeluk
kepala
sendiri)
dan
secara
idiomatik
bermakna
(kebingungan).
4. Makna Kalimat
Makna suatu kalimat bisa ditentukan oleh kata dan strukturnya. sama
halnya dengan kata, dalam kalimat juga ada kalimat yang maknanya sama
dougibundan ada juga kalimat yang bermakna ganda
ryougibun.
Contoh:
a.
Tarouga Yukiko nihon o ageta
Taro memberi buku pada Yukiko
b.
Tarouga Yukiko nihon o kureta
Taro memberi buku pada Yukiko
Kalimat a dan b merupakan dougibun, perbedaanya terletak pada
sudut pandang shiten . Pada kalimat (a) Tarou
dijadikan shitennya, didalamnya terkandung pengertian bahwa
pembicara lebih dekat dengan Taro dan bersifat netral. Sedangkan
pada kalimat (b) Yukiko dijadikan sebagai shitennya.
c.
Watashiwa Nida san o jibun noheyadebenkyousaseta.
Saya menyuruh Nida belajar di kamar sendiri.
Kalimat c bermakna ganda , yaitu penggunaan jibun
c.1
2.3.
(Aduh, Maaf!)
Makna sumimasen disini adalah permintaan maaf, bukan permisi lagi. Misal
ketika bergegas seseorang tak sengaja menyenggol seseorang, maka ujaran yang
keluar adalah Sumimasen deshita!.
Jadi kajian semantik dan pragmatik sama sama mengkaji makna, tetapi semantik
membahas makna kalimat secara aslinya, sedangkan untuk garapan pragmatik
berupa makna kalimat yang tergantung pada situasi dan kondisinya.
Manfaat Semantik
Ada beberapa manfaat semantik dalam bidang tertentu yaitu :
1.
Semantik adalah studi tentang makna. Ini adalah subjek yang luas dalam studi
umum bahasa. Pemahaman semantik sangat penting untuk mempelajari bahasa
akuisisi (bagaimana pengguna bahasa memperoleh makna, sebagai pembicara
dan penulis, pendengar dan pembaca) dan perubahan bahasa (bagaimana
mengubah makna dari waktu ke waktu). Sangat penting untuk memahami bahasa
dalam kontekssosial, karena ini cenderung mempengaruhi arti, dan untuk
memahami jenis bahasa dan efek gaya.
Jadi dengan memahami dan menguasai semantik, akan mempermudah dan
memperlancar dalam pembelajaran bahasa berikutnya misalkan dalam
mempelajari pragmatik, karena pada dasarnya kedua bidang bahasa ini saling
berhubungan dan menunjang satu sama lain. Bagi pelajar sastra, pengetahuan
semantik akan banyak member bekal teoritis untuk menganalisis bahasa yang
sedang dipelajari. Sedangkan bagi pengajar sastra, pengetahuan semantik akan
member manfaat teoritis, maupun praktis. Secara teoritis, teori-teori semantik
akan membantu dalam memahamidengan lebih baik bahasa yang akan
diajarkannya. Dan manfaat praktisnya adalahkemudahan untuk mengajarkannya.
2.
Manfaat yang dapat dipetik dalam studi semantik bagi orang-orang yang
berkecimpung dalam dunia persuratkabaran dan pemberitaan, mereka barangkali
akan memperoleh manfaat praktis dan pengetahuan mengenai semantik.
Pengentahuan semantik akan memudahkannya dalam memilih dan menggunakan
kata dengan makna yang tepat dalam menyampaikan informasi kepada
masyarakat umum.
3.
Manfaat semantik bagi orang awam atau bagi orang-orang kebanyakan pada
umumnya, pengetahuan yang luas akan teori semantik tidaklah diperlukan untuk
dapat memahami dunia di sekelililngnya yang penuh dengan informasi dan lalu
lintas kebahasaan. Semua informasi yang ada disekelilingnya, dan yang juga harus
mereka serap, berlangsung melalui bahasa, melalui dunia lingual. Sebagai
manusia bermasyarakat tidak mungkin.