Anda di halaman 1dari 23

Bahasa dan Budaya :

Pentingnya Persekutuan

Gunung Mahameruh (12) - 1410620027

Raden Pasila Rama (32) - 1410620038

Raden Ali Reza G.K (33) - 1410620052

Tazkia Aulia Rahman (38) - 1410620011


Bahasa dan Budaya

Bila membicarakan tentang Bahasa dan budaya, kedua aspek ini saling
berhubungan. Bahasa merupakan sebuah alat yang paling efektif untuk
mengutarakan sebuah ide dan pikiran. Bahasa juga merupakan
manifestasi dan identitas dari sebuah budaya.
Apa hubungannya dengan
komunikasi antarbudaya?

Bila diingat kembali, untuk mengutarakan sebuah ide dan pikiran, diperlukan
Bahasa. Dengan bekal tersebut, kita bisa juga melontarkan budaya kita kepada
orang lain dengan Bahasa. Dengan Bahasa, kita bisa mempelajari budaya kita
sendiri, mulai dari nama, penggunaan kosa kata, dan juga perilaku budaya kita
sendiri. Dan ini juga berlaku kepada budaya lainnya, dan bila terdapat dua
orang atau lebih saling berdiskusi dengan budaya dan latar belakang yang
berbeda-beda, Pastinya akan terjadi komunikasi antarbudaya. Lalu bagaimana
caranya mereka bisa memahami antar sesama dan dapat bersatu?
Peranan Bahasa
1. BAHASA DAN PERSATUAN 2. BAHASA DAN IDENTITAS

Penggunaan Bahasa yang sama dapat Penggunaan bahasa juga dapat memperlihatkan
meningkatkan rasa persatuan terhadap budaya seseorang, Contohnya orang jawa
seseorang. Dalam skala besar, contoh menyebut spatula/soled dengan kata sutil. Contoh
kasus yang nyata adalah ketika terjadi lainnya adalah orang Jakarta yang menggunakan
Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Pada kata lain saya dengan kata gua, atau orang Manado
saat itu, masyarakat nusantara dengan kata lain beta. Terlihat dari Bahasa yang
bersumpah bahwa Bahasa Indonesia digunakan juga bisa menentukan daerah asal
adalah Bahasa persatuan. Dengan seseorang, yang juga menentukan budaya orang
adanya kesamaan Bahasa, masyarakat
tersebut.
yang berbeda budaya dapat
berkomunikasi dengan baik tanpa adanya
language barrier antar sesama.
3. PERTUKARAN INFORMASI
Bahasa memiliki peran penting dalam menyatakan pemikiran atau pandangan mengenai orang
lain. Kalo kita sedang marah, biasanya akan didampingi kata kasar yang gunanya mendukung
informasi bahwa tersebut sedang kesal/marah. Contohnya:

Selain itu, sebagian besar hidup anda dipenuhi dengan bahasa.


Dengan bahasa kita dapat melakukan kegiatan sehari-hari, seperti:
- Menonton tv
- Membaca/menulis buku
- Surfing di internet
- Chatting pacar atau orang tua
- Mengobrol bersama teman
- Mendengarkan musik

Semua hal tersebut menggunakan Bahasa. Jadi, perlu disadari, peran Bahasa itu sangatlah besar bagi
kehidupan manusia.
Apa itu bahasa? VARIASI BAHASA

Bahasa merupakan simbol-simbol, tanda- Budaya ditandai dari variasi bahasa, seperti :
tanda yang memiliki sebuah arti. Simbol-
simbol dan tanda-tanda tersebut lalu disetujui 1. Aksen
penggunaannya oleh sekelompok orang. Suatu budaya mungkin bisa berbicara satu Bahasa dengan
Setiap simbol-simbol dan tanda-tanda budaya-budaya lainnya, namun pelafalannya akan sedikit
tersebut bervariasi, contohnya masyarakat berbeda dengan budaya lainnya. Hal ini biasanya
dikarenakan oleh faktor budaya pada daerah tersebut dan
Indoensia menggunakan alphabet,
juga pengaruh dari Bahasa ibu komunitas tersebut.
sedangkan orang Rusia menggunakan Contohnya orang jawa dengan medok jawanya.
alphabet kiril.
2. Dialek

Selain pelafalannya yang berbeda, dialek juga dibedakan dari perbedaan


kosakata, tata bahasa, dan penggunaan tanda baca. Orang dengan ras
keturunan afrika-amerika mengumpat dengan kalimat screw you (screw bila
diartikan artinya sekrup)
Contoh lainnya yaitu bagaimana orang Bali lebih sering berbicara predikat-
subjek, bukan subjek-predikat. Orang Bali juga jarang berbicara dengan kata
“banget” kata “banget” akan digantikan dengan “kali” dengan nada dan intonasi
yang kerap dikenal sebagai dialek orang Bali.

3. Argot
Kosakata khusus yang digunakan oleh sebuah kelompok khusus. Contohnya di dunia penjara
Amerika, ada sebutan seperti “green” yang artinya uang kertas, dan “rat” yaitu seseorang yang
mengkhianati teman-temannya dengan menjadi informan agar teman-temannya masuk penjara
dengan bayaran hukuman penjaranya dikurangi oleh pihak kepolisian.
4. Slang
Istilah-istilah yang digunakan pada lingkungan informal. Contohnya di
Jakarta, anak remaja lebih biasa mengucapkan kata sabi daripada bisa, dan
kane daripada enak. Slang lainnya yang sempat diangkat oleh Lutfi Agizal
adalah kata anjay yang memiliki makna “keren”.

5. Branding
Simbol-simbol atau tanda-tanda yang dapat melambangkan
suatu perusahaan. Contohnya adalah Logo “M” McDonalds,
Logo centang Nike, dan minuman bersoda dengan aksen
warna hitam dan merah milik Coca cola.
Simbiosis Antara Bahasa
dan Budaya

Sebuah budaya hanya akan berkembang dengan adanya Bahasa (Simbol, gerak tubuh, perkataan).
Dengan Bahasa, seseorang dapat membagi ide, nilai, norma, dan kepercayaan mereka kepada orang lain.
Dan budaya digunakan untuk menjaga kesamaan dan juga keamanan antar sesama, dalam bentuk kontrol
sosial agar sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang ada.

Tanpa kedua hal tersebut, kita bisa saja tidak menikmati gaya hidup yang kita jalani sekarang. Tidak ada
perkembangan teknologi, tidak ada penyebaran agama, tidak ada ilmu pengetahuan, dan hal-hal penting
lainnya yang sudah menjadi fondasi hidup manusia
Bahasa Sebagai
Cerminan Nilai Budaya
Tinggi rendahnya konteks

Jepang dianggap sebagai budaya yang tinggi penggunaan konteksnya dan sebaliknya pada
Amerika Serikat. Pengelompokkan ini menjadi mudah terlihat dalam bahasa Jepang yang
mengandung banyak kata dengan cara baca yang hampir sama, namun memiliki arti yang
berbeda. Misalnya, kiku (memiliki 2 arti yang berbeda). Misal lainnya, "mendengar" (minasan
kitte kudasai = tolong dengarkan) dan arti lainnya "bertanya" (sensei ni kitte kudasai = tolong
tanyakan guru)

Jepang memercayai bahwa bahasa verbal tidak menjadi cara yang paling baik dalam
meningkatkan pemahaman dengan sesama dan mereka cenderung menggunakan komunikasi
non-verbal. Jepang menekankan bagaimana sesuatu dikatakan dibanding apa yang dikatakan.
Tinggi dan Rendahnya
Pengaruh Kekuasaan

Amerika Serikat, gelar biasanya tidak digunakan, kecuali untuk pegawai


pemerintah tingkat tinggi (dokter dan tokoh agama).

Hubungan antara karyawan Amerika Serikat hanya dengan memanggil


nama pertama, tidak memanggil seseorang sesuai dengan posisinya.
Misalnya, Presiden Smith, General Manajer Jones, dan lain-lain).
Individualisme dan Kolektivisme
Individualisme merupakan suatu tatanan sosial yang mana terdapat
suatu hubungan yang renggang antara individu satu dengan individu
lainnya. Budaya memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan individu, belajar dari lingkungan sekitarnya.

Terdapat 4 faktor yang memperngaruhi individualisme dan kolektivisme:


Faktor Gender: Misalnya, di Mesir laki-laki dianggap sebagai pemimpin dan
perempuan sebagai pengikutnya. Laki-laki cenderung lebih individualis dibanding
perempuan. Sedangkan di Australia perempuan dan laki-laki memiliki peran yang
sama di kehidupan sehari-hari.
Faktor asal daerah: suatu penduduk dengan kepadatan penduduk tinggi cenderung
akan lebih individualis.
Faktor ekonomi: status ekonomi yang tinggi berhubungan dengan positif dan negatif
dengan individualisme dan kolektivisme.
Faktor di bidang pekerjaan: karakteristik kepribadian membentuk perilaku seseorang.
BAHASA DALAM INTERAKSI
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

B. KECEPATAN BERBICARA
I. Interaksi Interpersonal

Anda harus berbicara sedikit lebih lambat


Ketika berinteraksi dengan individu dari
dan lebih jelas dari biasanya, amati umpan
latar belakang budaya yang berbeda,
balik dari pembicara bahasa kedua,
perlu adanya beberapa pertimbangan,
selanjutnya anda dapat menyesuaikan
diantaranya:
kecepatan berbicara anda.
A. KEWASPADAAN

Dalam berinteraksi dengan individu yang memiliki latar belakang


budaya berbeda, apalagi menggunakan bahasa kedua, seseorang
harus lebih hati-hati terhadap cara penyampaian serta apa yang
sedang disampaikan oleh orang lain, dan juga harus memikirkan
bagaimana meresponnya.
C. KOSA KATA

Hindari penggunaan kosakata tertentu, kata-kata teknik, dan singkatan


ketika berkomunikasi menggunakan bahasa kedua, sampai anda yakin
bahwa orang lain telah memiliki kemampuan bahasa kedua yang cukup
agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

D. MEMONITOR UMPAN BALIK NON-VERBAL

Ketika berinteraksi dengan seseorang yang menggunakan bahasa kedua,


anda perlu hati-hati terhadap respons non-verbal seseorang. Hal ini dapat
mengisyaratkan mengenai kecepatan berbicara dan tipe kosakata anda,
juga apakah seseorang memahami apa yang anda katakan.
E. PEMERIKSAAN

Hal ini untuk membantu anda apakah rekan bicara anda mengerti pesan anda,
jika anda merasa bahwa penutur bahasa kedua kesulitan memahami, ulangi
pernyataan anda dengan cara yang lain.

II. Interpretasi dan Penerjemahan


A. Interpretasi
Mengindikasikan perubahan pesan simbolis dari suatu bahasa ke bahasa yang lain. Jenis
penerjemahannya ada dua, konsekutif dan simultan. Pada jenis konsekutif, pembicara akan
berbicara sebentar, kemudian berhenti untuk mengizinkan penerjemah mengartikan pesannya.

Pada jenis simultan, menggunakan perlengkapan audio, penerjemah berada dalam ruangan
kedap suara, pembicara tidak berhenti, penerjemah harus mendengarkan dan berbicara
dalam waktu bersamaan.
B. Penerjemahan

Dilakukan dengan pesan tertulis, mengubah suatu teks tertulis dari suatu bahasa ke
bahasa yang lain. Jenis teksnya dapat berupa dokumen pemerintahan, kontrak
internasional, laporan ilmiah, serta novel atau puisi. Membutuhkan kewaspadaan
yang tinggi terhadap suasana budaya, baik dari perilaku maupun bahasa, serta
harus berhati-hati terhadap istilah kolokuialisme dan bahasa slang yang ada.

III. Pernikahan Antarbudaya


Pernikahan antara dua orang dari budaya yang berbeda memungkinkan bertambahnya permasalahan
yang ada, bahkan mungkin hanya masalah yang sederhana. Apalagi jika pasangan tersebut dihadapkan
pada perbedaan peranan gender. Komunikasi merupakan kunci utama dalam menghadapi tantangan-
tantangan tersebut. Agar komunikasi dapat efektif, setiap pasangan harus memutuskan bahasa apa yang
akan digunakan pasangan tersebut dalam berkomunikasi, kecuali keduanya fasih dalam bahasa asli
pasangannya. Dalam beberapa kasus, pasangan tersebut mungkin mengambil jalan akhir dengan
menggunakan bahasa ketiga yang mereka ketahui.
Mereka juga akan dihadapkan dengan permasalahan mengenai bahasa apa yang
akan digunakan untuk membesarkan anak-anaknya, namun biasanya permasalahan
ini dipecahkan dengan strategi “satu orangtua, satu bahasa”. Jadi anak-anak
dibesarkan dalam dua bahasa, menjadi dwibahasa, dan budaya orangtuanya dikenal
dan diajarkan.

TEKNOLOGI DAN BAHASA KOMUNIKASI

Teknologi komunikasi modern telah memungkinkan orang-orang di seluruh dunia


untuk dengan mudah “terhubung” melalui pesan suara dan teks. Internet
memungkinkan orang-orang dari berbagai budaya untuk berinteraksi dalam jarak
yang luas dalam waktu yang tidak terbatas.
Pada Januari 2020, terdapat 288,1 juta pengguna internet di Amerika
Serikat. Sedangkan di Tiongkok, terdapat 854,5 juta pengguna internet.
Penetrasi internet di India meningkat pesat hingga 70% dengan adanya
jaringan seluler bernama Reliance Jio yang menawarkan harga data seluler
yang sangat terjangkau. Hal ini membuat masyarakat pedesaan pun dapat
menggunakan internet dengan mudah.

Mudahnya akses internet menyebabkan munculnya suatu komunitas multikultral


dalam skala global. Seluruh lapisan masyarakat sudah mulai tergerus oleh arus
globalisasi. Mereka lebih saling terhubung, tidak terhambat oleh ruang dan
waktu. Ketika masyarakat dunia menjadi lebih saling terhubung dan lebih
terintegrasi, ada kebutuhan yang sesuai untuk berbicara lebih dari satu Bahasa.
Di Amerika Serikat, ada banyak komunitas orang yang berbicara bahasa selain
bahasa Inggris.
Pertimbangan Bahasa dalam
Kompetensi Antarkultural

Banyaknya orang yang mempelajari bahasa lain, menimbulkan kompetensi


antarkultural. Semakin banyak bahasa yang seseorang bisa kuasai, semakin
banyak keuntungan yang akan timbul mulai dari relasi hingga ekonomi. Sebuah
perusahaannya akan menekankan pemahaman bahasa asing bila dianggap
menguntungkan bagi masa depan perusahaannya.

Dan saat ini, banyak bahasa yang berlomba-lomba untuk mendampingi bahasa
internasional, bahasa inggris, sebagai bahasa yang digunakan tidak hanya
untuk kepentingan bisnis, tetapi juga untuk kebutuhan sehari-hari.
Contoh kasus
Contoh kasus materi ini ada pada sebuah penelitian yang diteliti oleh Oktolina
Simatupang, Lusiana A. Lubis dan Haris Wijaya dalam Jurnal Komunikasi ASPIKOM,
Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, halaman 314-329 dengan judul “GAYA
BERKOMUNIKASI DAN ADAPTASI BUDAYA MAHASISWA BATAK DI
YOGYAKARTA”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya berkomunikasi dan adaptasi budaya
mahasiswa Batak asal Sumatera Utara di Institut Seni Indonesia Yogyakarta
menggunakan teori komunikasi antarbudaya, gaya komunikasi dan adaptasi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Sepuluh mahasiswa Batak
asal Sumatera Utara di Institut Seni Indonesia Yogyakarta diwawancara sebagai
informan untuk memperoleh data primer.

Informan pada penelitian ini adalah mahasiswa yang menjalani pendidikan dasar
hingga tingkat atas di Sumatera Utara. Data dianalisis melalui pemrosesan data,
kategorisasi dan penafsiran data. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
sebagian besar informan berbicara lugas dan eksplisit. Hal ini menunjukkan gaya
komunikasi mereka cenderung kepada komunikasi konteks rendah.
Mereka juga mengalami kejutan budaya (culture shock) dalam proses adaptasi
budaya. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa subjek penelitian dapat
beradaptasi dengan baik di Yogyakarta. Keterbukaan dan kesediaan mereka
untuk beradaptasi dengan budaya baru menolong mereka untuk bisa merasa
nyaman dengan lingkungan baru.

Anda mungkin juga menyukai