Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Sosiolinguistik merupakan ilmu antar disiplin, antara sosiologi dengan
linguistic, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan yang sangat erat. Secara
umun dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang
mempelajari bahasa dalam kaitannya dengn penggunaan bahasa itu di dalam
masyarakat. Dengan kata lain, sosiolinguistik adalah studi atau pembahasan terhadap
bahasa sehubungan dengan penutur bahasa sebagai anggota masyarakat. Bahasa
tumbuh dan dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan masyarakat yang meliputi
kegiatan bermasyarakat seperti perdagangan, pemerintahan, kesehatan, pendidikan,
keagamaan, dan sebagainya. Bahasa mampu menyampaikan keinginan, gagasan,
kehendak, dan emosi dari seseorang kepada orang lain. Pemakaian bahasa yang
digunakan masyarakat dipengaruhi oleh faktor antara lain status sosial, tingkat
pendidikan, tingkat ekonomi, usia, dan jenis kelamin kemudian mencakup siapa yang
berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, bilamana, di mana, dan masalah apa
yang dibicarakan. Sehingga dalam pemakaian bahasa akan mempengaruhi munculnya
variasi bahasa. Variasi bahasa merupakan cermin tidak seragamnya bahasa dalam
masyarakat yang bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen,
tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam.
Dalam studi tentang variasi bahasa, Kridalaksana (Nasucha, dkk., 2013:14)
mengemukakan
bahwa
ragam
bahasa
merupakan
variasi
bahasa
menurut
B Rumusan Masalah
Masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1 Apa yang dimaksud variasi bahasa ?
2 Apa jenis-jenis variasi bahasa ?
3 Bagaimana variasi bahasa lisan pedagang kaki lima pada saat berinteraksi
dengan pembeli?
C Tujuan
1 Mengetahui pengertian variasi bahasa.
2 Mengetahui jenis-jenis variasi bahasa.
3 Mengetahui variasi bahasa PKL pada saat berinteraksi dengan pembeli.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Idiolek
Idiolek yaitu variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut
konsep idiolek, setiap orang mempunyai variasi bahasanya atau
idioleknya masing-masing. Variasi idiolek ini berkenaan dengan
warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan
sebagainya. Namun yang paling dominan adalah warna suara itu,
sehingga jika kita cukup akrab dengan seseorang, hanya dengan
mendengar suara bicaranya tanpa melihat orangnya, kita dapat
mengenalinya. Mengenali idiolek seseorang dari bicaranya memang
lebih mudah daripada melalui karya tulisnya.
b. Dialek
Dialek yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu.
Karena dialek ini lazim disebut dialek areal, dialek regional, atau
dialek geografi.
Para penutur dalam suatu dialek, meskipun mereka mempunyai
idioleknya masing-masing, memiliki kesaman ciri yang menandai
bahwa mereka berada pada satu dialek, yang berbeda dengan
kelompok penutur lain, yang berada dalam dialeknya sendiri dengan
ciri lain yang menandai dialeknya juga. Dalam bahasa Bali misalnya
ada beberapa dialek, bahasa Bali dialek Gianyar, bahasa Bali dialek
Klungkung yang berbeda dengan bahasa Bali dialek Singaraja atau
dialek Tabanan. Contoh pengucapan kata suba (bahasa Bali) yang
bisa diucapkan [sUbO] oleh masyarakat Tabanan dengan dialek
Tabanan atau diucapakan [sUb] oleh masyarakat Gianyar dengan
dialek Gianyar. Perbedaan dialek dari segi kosa kata misalnya, kata
naskeleng digunakan sebagai ungkapan perasaan marah oleh
masyarakat Gianyar, akan tetapi kata naskeleng ini tidak digunakan
oleh masyarakat Singaraja yang tinggal di Singaraja. Contoh lain,
misalnya
masyarakat
yang
memiliki
kasta
brahmana
ngumpet),
begokit
(untuk
mengatakan
begitu)
buku pelajaran dan sebagainya. Pola dan kaidah resmi sudah ditetapkan
secara mantap sebagai suatu standar. Ragam resmi ini pada dasarnya sama
dengan ragam bahasa baku atau standar yang hanya digunakan dalam
situasi resmi, dan tidak dalam situasi yang tidak resmi.
(3) Gaya atau ragam usaha (konsultatif)
Ragam usaha atau ragam konsultatif adalah variasi bahasa yang lazim
digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah, dan rapat-rapat atau
pembicaraan yang berorientasi pada hasil atau produksi. Jadi, dapat
dikatakan ragam usaha ini adalah ragam bahasa yang paling operasional.
Wujud ragam bahasa ini berada di antara ragam formal dan ragam
informal atau ragam santai.
(4) Gaya atau ragam santai (kasual)
Ragam santai atau ragam kasual adalah ragam bahasa yang digunakan
dalam situasi yang tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga
atau teman karib pada waktu beristirahat, berolah raga, berekreasi, dna
sebagainya.
(5) Gaya atau ragam akrab (intimate)
Ragam akrab atau ragam intim adalah variasi bahasa yang biasa
digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti
antaranggota keluarga atau antarteman yang sudah karib. Ragam ini
ditandai dengan penggunaan bahasa yang tidak lengkap, pendek-pendek,
dan dengan artikulasi yang seringkali tidak jelas. Hal ini terjadi karena di
antara partisipan sudah ada saling pengertian dan memiliki pengetahuan
yang sama.
3
stuktur yang tidak sama. Adanya ketidaksamaan wujud struktur ini adalah
karena dalam berbahasa lisan atau dalam meyampaikan informasi secara
lisan, kita dibantu oleh unsur-unsur nonsegmental atau unsur nonlinguistik
yang berupa nada suara, gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan
sejumlah gejala-gejala fisik lainnya. Padahal di dalam ragam bahasa tulis,
hal-hal yang disebutkan itu tidak ada (Chaer dan Agustina, 1995: 95).
C. Variasi Bahasa dalam Video
1 Bugis vs Ambon
Dalam video ini bisa di lihat variasi bahasa dari segi penutur dimana
terdapat idiolek dari kedua penutur sangat kental meskipun mereka saling
tidak mengerti satu sama lain. Misalnya;
Orang Bugis: Pekko caramu bensingnge masoli mabela pole yala
barangnge manakkue melo muala barangnge de muwajaki,
Orang Ambon: ??? (sambil menarik-narik barang)
Orang Bugis: wajakki yolo nappa muala barangnge. Rogi-rogi kappala e
de muwajakki, bela-belana kappalae pole yala barangnge. De wedding
jaji.
Orang Ambon: oi kalamahite naihakata kalamahatu kalipatamai
nahikapai
Orang Bugis: Paui yolo kei La Tando.?
Orang Ambon: Tandu? Ohh Tandu, Tandu sedang baranang-barang ke
tepian..ee (kemudian kembali menarik-narik barang)
Orang Bugis: de nawedding..
Orang Ambon: mukulaha..
Orang Bugis: wajaii yolo barangnge, rogi aga-agae. Mupasiapu-apu agaagae de muwajakki
Orang Ambon: (terpikir untuk mencari jalan keluar adalah dengan
mengeluarkan uang)..Duit!
Orang Bugis: alani ro barangnge, iya metto aro utajeng-tajeng.
Orang Ambon:
2 Ragam Bahasa nusantara Indonesia