Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“KALIMAT EFEKTIF”

Disusun oleh :
Muhammad Aththar Ramadhan (10220992)
Muhammad Raihan Ridwan (11220058)
Muhammad Rifqi Ramadhan (11220065)
Nada Shafira (11220115)
Nayda Triani (11220162)
Panji Gahara Andafa (11220241)
Kelas : 1EA10

JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa  yang telah memberikan


rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya yang berjudul “Kalimat Efektif” sebagai tugas kelompok
dosen Ibu Rini Sawitri yang mengajar mata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dalam bentuk penyusunan maupun materi. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan
makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Depok, 5 Oktober 2020

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................ ii

Daftar Isi................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................... 2
C. Tujuan Penulisan......................................................... 2
D. Manfaat Penulisan....................................................... 2
                                                                          

BAB II PEMBAHASAN ...................................................... 3

A. Pengertian Kalimat Efektif ......................................... 3


B. Syarat-syarat Kalimat Efektif......................................   3
C. Jenis-Jenis Kalimat Efektif  ....................................... 12

BAB III PENUTUP............................................................... 14

A. Kesimpulan................................................................. 14
B. Saran............................................................................ 14
                                                                                                     

DAFTAR PUSTAKA............................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi
dengan manusia yang lainnya dengan tujuan menyampaikan maksud dari si
pembicara. Bahasa berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada
diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan hendaklah dapat
mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau
dirasakan dapat diterima oleh pendengar atau pembaca.
Kalimat yang dapat mencapai sasarannya dengan baik disebut kalimat
efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca
secara tepat pula. Jika gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar
atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan
lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

Namun, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum


memahami kalimat efektif, sehingga harapan-harapan itu tidak mudah untuk
dicapai. Misalnya, masih banyak masyarakat yang menggunakan kata
dengan berlebihan sehingga terkesan berbelit dan menjadi sulit untuk
dipahami lawan bicara atau pembaca. Atau adapun yang mempersingkat
kalimat yang digunakan agar terdengar efektif, namun justru mengacu pada
perubahan unsur dan arti kalimat.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa syarat-syarat kalimat efektif?
3. Apa saja jenis-jenis kalimat efektif?
  
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa arti dari kalimat efektif
2. Mengetahui cara menerapkan kalimat efektif yang baik dan benar
3. Mengaplikasikan unsur bahasa Indonesia yang baik dan benar pada
kalimat efektif

D. Manfaat Penulisan
1. Membantu menerapkan kalimat efektif dalam kehidupan sehari-hari
2. Memudahkan menulis makalah dengan menggunakan kalimat efektif

2
BAB II
TEORI

A. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat
(subjek dan predikat), memperhatikan ejaan yang disempurnakan, serta cara
memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi
kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau
pendengar.
Berikut beberapa definisi kalimat efektif menurut para ahli:
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan
Ridwan:2001)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-
syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup,
segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada
diri pembaca. (Rahayu: 2007)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai
dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)

B. Syarat – Syarat Kalimat Efektif


1. Kesatuan gagasan, adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan
struktur bahasa yang digunakan.
Ciri-ciri kesatuan:

3
a. Adanya subjek dan predikat yang jelas. Ketidakjelasan subjek atau
predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu menjadi tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan
dengan menghindari pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk,
pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, para, dan sebagainya di
depan subjek.
Misalnya :
 Di rumah adat para petua mendiskusikan masalah kejahatan
yang terjadi. (Salah)
Para tetua adat mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi
di rumah adat. (Benar)
 Mahasiswa berprestasi ini berasal dari keluarga miskin
pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP). (Salah)
Mahasiswa berprestasi ini berasal dari keluarga miskin dan
pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP). (Benar)
b. Tidak terdapat subjek ganda.
Misalnya :
 Pembangunan saung kecil itu, Pak Parman dibantu oleh warga
sekitar. (Salah)
Pembangunan saung kecil itu, Pak Parman dibantu oleh warga
sekitar. (Benar)
 Soal itu saya kurang jelas. (Salah)
Soal itu bagi saya kurang jelas. (Benar)
c. Tidak memiliki penghubung kata intrakalimat pada kalimat tunggal.
Misalnya :
 Kemarin dia sakit oleh karena itu dia tidak masuk
sekolah. (Salah)
4
Kemarin dia sakit. Oleh karena itu dia tidak masuk
sekolah. (Benar)
 Saya tidur larut malam. Sehingga saya telat bangun pagi.
(Salah)
Saya tidur larut malam sehningga saya telat bangun pagi.
(Benar)
d. Predikat tidak didahului dengan kata “yang”.
Misalnya :
 Rena yang makan di pinggir pantai. (Salah)
Rena makan di pinggir pantai. (Benar)
 Tari Jaipong yang berasal dari Jawa Barat. (Salah)
Tari Jaipong berasal dari Jawa Barat. (Benar)

2. Kesejajaran, yaitu memiliki kesamaan bentuk atau imbuhan. Jika bentuk


pertama menggunakan verba, maka bentuk kedua juga menggunakan
verba. Lalu, jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan
be-, maka kalimat berikutnya juga harus menggunakan kata kerja
berimbuhan be-.
Misalnya :
 Seorang siswa harus mempelajari dan berlatih. (Salah)
Seorang siswa harus belajar dan berlatih. (Benar)
 Harga bawang putih dibekukan atau kenaikan secara luwes.
(Salah)
Harga bawang putih dibekukan atau dinaikkan secara luwe.
(Benar)

5
3. Kehematan, yaitu hemat dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya
yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan tersebut menyangkut soal
gramatikal dan makna kata. Namun, dalam hal ini tidak berarti bahwa
kata yang menambah kejelasan kalimat boleh dihilangkan.
a. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan
pengulangan subjek.
Misalnya :
 Pagi ini ayah tetap berjualan di pasar meskipun semalaman ayah
demam.
Haruskah aku selalu mengalah karena aku lebih kuat darinya?
(Salah)
Pagi ini ayah tetap berjualan di pasar meskipun semalam demam.
Haruskah aku mengalah karena lebih kuat darinya? (Benar)
 Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (Salah)
Ia tidak datang ke tempat itu karena tidak diundang. (Benar)
b. Hindari penggunaan hiponim bersamaan dengan hipernim dalam satu
kalimat. Hipernim adalah suatu kata secara umum yang masih
memiliki bagian-bagian lagi yang disebut hiponim. Misalkan burung
adalah hipernim, sedangkan merpati, kakaktua, dan rajawali adalah
hiponimnya.
Misalnya :
 Jalan raya di akhir pekan sungguh lengang hanya sedikit kendaraan
mobil dan motor yang melintas. (Salah)
Jalan raya di akhir pekan sungguh lengang hanya sedikit mobil dan
motor yang melintas. (Benar)
 Ibu sangat senang menyulam kain bermotif bunga mawar, anggrek,
dan tulip. (Salah)
6
Ibu sangat senang menyulam kain bermotif mawar, anggrek, dan
tulip. (Benar)
c. Hindari penggunaan sinonim dua kata atau lebih dalam sebuah
kalimat.
 Jangan kau marah padaku. Aku kan hanya sekadar bercanda saja.
(Salah)
Jangan kau marah padaku. Aku kan hanya bercanda. (Benar)
 Kulit anak perempuan itu begitu kusam karena sejak dari kecil ia
tak pernah suka makan sayur. (Salah)
Kulit anak perempuan itu begitu kusam karena sejak kecil ia tak
pernah suka makan sayur. (Benar)
d. Hindari upaya menjamakkan kata secara berlebihan. Ada beberapa
kata yang sudah bermakna jamak (misal: banyak, para, dan
segerombolan) sehingga tak perlu dipasangkan dengan kata ulang.
Misalnya :
 Studytour itu diikuti oleh para siswa-siswi dan para guru-guru.
(Salah)
Studytour itu diikuti oleh siswa-siswi dan guru. (Benar)
 Banyak para petani-petani berunjuk rasa di depan kantor
kecamatan. (Salah)
Para petani berunjuk rasa di depan kantor kecamatan. (Benar)
e. Hindari penggunaan kata kepemilikan berulang kali dalam sebuah
kalimat.
Misalnya :
 Felix sedang mengambil makanannya dan minumannya di atas
meja makannya. (Salah)

7
Felix sedang mengambil makanan dan minuman di atas meja
makan. (Benar)
 Hatiku dan pikiranku seperti melayang-layang di angkasa. (Salah)
Hati dan pikiranku seperti melayang-layang di angkasa. (Benar)
f. Hindari penggunaan kata berulang dalam satu paragraf jika memang
masih memungkinkan untuk membentuk struktur dan makna kalimat
yang baik. Prinsip ini berlaku untuk satu paragraf.
 Menguasai bahasa asing adalah sebuah keterampilan yang mutlak
dimiliki oleh manusia masa kini. Di era globalisasi, keterampilan
bahasa asing menjadi nilai plus bagi para pelamar kerja.
Keterampilan bahasa asing akan sangat membantu ketika seorang
karyawan harus menghadapi klien yang berasal dari luar negeri.
(Salah)
 Menguasai bahasa asing adalah sebuah keterampilan yang mutlak
dimiliki oleh manusia masa kini. Di era globalisasi, keterampilan
tersebut menjadi nilai plus bagi para pelamar kerja. Hal ini akan
sangat membantu ketika seorang karyawan harus menghadapi
klien yang berasal dari luar negeri. (Benar)

4. Logis/Nalar, suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam


kalimat tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar. Logis atau tidaknya
kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya. Suatu kalimat
dikatakan logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan
antar gagasan dalam kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok
serta gagasan penjelas juga masuk akal.
Misalnya :

8
 Agar tidak terlalu banyak memakan waktu. (Salah)
Agar tidak terlalu lama. (Benar)
 Saya mengajar mata kuliah Bahasa Indonesia di kampus. (Salah)
Saya mengajarkan mata kuliah Bahasa Indonesia di kampus.
(Benar)

5. Kepaduan, yaitu kalimat yang tersusun memiliki kata yang saling


berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kepaduan kalimat menjadikan
pembaca tidak menyalahartikan informasi dari penulis.  
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele.
Misalnya :
 Saya sungguh amat sangat turut berduka atas kepergian kakek.
(Salah)
Saya turut berduka atas kepergian kakek. (Benar)
 Mengapa kamu terus-terusan selalu menyalahkan dia? Padahal itu
bukan salah dia. (Salah)
Mengapa kamu selalu menyalahkannya? Padahal itu bukan
salahnya. (Benar)
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal
secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Misalnya :
 Surat itu saya sudah baca. (Salah)
Surat itu sudah saya baca. (Benar)
 Saran dari Pak Eko kami akan pertimbangkan setelah makan siang.
(Salah)
Saran dari Pak Eko akan kami pertimbangkan setelah makan siang.
(Benar)
9
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti
daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Misalnya :
 Siti menerima bingkisan kue daripada Rina. (Salah)
Siti menerima bingkisan kue dari Rina. (Benar)
 Lia menyuarakan tentang pendapatnya terhadap buruknya fasilitas
di taman kota. (Salah)
Lia menyuarakan pendapatnya terhadap buruknya fasilitas di
taman kota. (Benar)

6. Penekanan Gagasan Pokok, yaitu suatu penekanan atau penonjolan pada


ide pokok kalimat. Penekanan atau penonjolan yang dilakukan pembicara
biasanya dengan memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan
sebagainya pada bagian kalimat tersebut. Dalam penulisan juga ada cara
untuk menekankan gagasan dalam kalimat.
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan kalimat
 Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan
negaranya.
Penekanannya adalah Harapan presiden.
b. Membuat urutan kata yang bertahap
 Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (Salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (Benar)
c. Menggunakan partikel penekanan (penegasan)
Misalnya :
 Saudaralah yang bertanggung jawab.
10
d. Repetisi, yaitu mengulang kata yang sama dalam kalimat yang bukan
sinonim kata.
Misalnya :
 Kalau pimpinan sudah mengatakan tidak tetap tidak.
e. Kursif, yaitu menulis miring, menghitamkan atau menggarisbawahi
kata yang dipentingkan.
Misalnya :
 Bab II skripsi ini tidak membicarakan harga saham.
f. Pertentangan, yaitu menempatkan kata yang bertentangan dalam
kalimat. Pertentangan bukan berarti antonim kata.
Misalnya :
 Dia sebenarnya pintar tapi malas kuliah.

7. Kevariasian, yaitu upaya penulis menggunakan berbagai pola kalimat


dan jenis kalimat untuk menghindari kejenuhan atau kemalasan pembaca
terhadap teks karangan ilmiah. Fungsi utama kevariasian ini adalah
menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah berlanjur bagi
pembaca.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat variasi :
1) Variasi berarti tidak selalu dimulai dengan unsur subjek tetapi dapat
dimulai dengan predikat atau keterangan sebagai variasi dalam
penataan pola kalimat.
2) Kalimat yang panjang dapat diselingi kalimat pendek.
3) Kalimat berita dapat divariasikan dengan kalimat tanya, kalimat
perintah, dan kalimat seruan.
4) Kalimat aktif dapat divariasikan dengan diubah menjadi kalimat pasif.
5) Kalimat tunggal dapat divariasikan dengan kalimat majemuk.
11
6) Kalimat tak langsung dapat divariasikan dengan kalimat tak langsung.

Misalnya :
 Dari renungan itu seorang manajer menemukan suatu makna,
suatu realitas yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide
sentral yang menjiwai bisnisnya ke depan.
 Di tengah pandemi Covid-19, pemerintah tetap akan mengesahkan
RUU Cipta Kerja tanpa mendengar aspirasi dan koreksi dari
masyarakat. Apakah ini mencerminkan negara yang
berdemokrasi?

C. Jenis-Jenis Kalimat Efektif


1. Kalimat Argumentasi

Sebuah kalimat argumentasi harus mudah dipahami atau mudah


dimengerti oleh pembaca atau pendengar. Kalimat ini tidak boleh
bersifat ambigu dan tidak jelas.
Misalnya :
• Besok saya tidak bisa mengikuti acara ini karena akan pergi ke
Yogyakarta.
• Lahan gambut harus kita jaga kelestariannya karena disana sebagai
tempat hidup banyak macam organisme.

2. Kalimat dalam Penyampaian Ide atau Gagasan


Saat kita menyampaikan sebuah ide harus menggunakan kalimat
efektif agar mudah dipahami dan tidak terkesan berbelit-belit apalagi jika
sampai menimbulkan kesalahpahaman.
12
Misalnya :
• Menurutku, acaranya akan lebih tepat kita undur setelah sholat jum’at
saja agar para peserta laki-laki yang beragama Islam bisa ikut acara
ini sampai selesai.
• Menurutku, acara kemah akan lebih seru jika diakhiri dengan pesta
api unggun.

3. Kalimat Formal
Kalimat formal adalah kalimat yang sesuai kaidah tata bahasa yang
baik dan benar.
Misalnya :
• Kami, PT Maju Mundur mengucapkan selamat atas kemenangan
pasangan calon presiden Jokowi dan KH. Ma’ruf Amin sebagai
presiden RI tahun 2019-2014.
• Diharapkan kepada calon pegawai untuk mengikuti ujian seleksi
tertulis yang akan dilaksanakan tanggal 4 Maret 2020 pukul 7.30 wib
di GOR Among Progo.
• Diumumkan kepada para siswa untuk membersihkan kelasnya
masing-masing sampai pukul 11.30 wib.

13
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau
pembaca secara tepat pula. Di dalam penyusunan kalimat efektif sangat
memperhatikan struktur kalimat, kelugasan, dan faktor-faktor lainnya yang
membuat kalimat menjadi tepat dan mudah untuk dipahami. Kalimat efektif
juga memiliki syarat-syarat meliputi: kesatuan gagasan, kesejajaran,
kehematan, logis/nalar, kepaduan, serta penekanan gagasan pokok.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami
pengertian dari kalimat efektif , cara penyusunannya, serta pengaplikasian
dalam kehidupan sehari-hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti; Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 2001. Pembinaan


Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Grasindo.
Arifin, E Zaenal dan Amran Tasai. 1989, Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Penerbit Antarkota.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. 2013. Modul Kuliah Bahasa Indonesia.
https://pddikti.kemdikbud.go.id/ diakses pada hari Minggu, 4 Oktober
2020.
https://blog.typoonline.com/prinsip-kehematan-kata-dalam-bahasa-indonesia/
diakses pada hari Minggu, 4 Oktober 2020.
https://www.gurupendidikan.co.id/kalimat-efektif/ diakses pada hari Senin, 5
Oktober 2020.
https://www.siswapedia.com/jenis-fungsi-dan-ciri-ciri-kalimat-efektif/ - A_Jenis-
jenis_kalimat_efektif/ diakses pada hari Minggu, 11 Oktober 2020.

15

Anda mungkin juga menyukai