Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MODUL 4
DASAR-DASAR WACANA BAHASA INDONESIA

Oleh :
KELOMPOK 4
Ana Widya Fitriana 837620169
Fina Nuri Triyani 837629176
Muallimah 837620144
M Wakil 837620223
Siti Aisyah 837620033

UNIVERSITAS TERBUKA
JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pada Modul 4 yang
berjudul “Dasar- Dasar Wacana Bahasa Indonesia”. Penulisan makalah ini digunakan untuk
menguasai mata kuliah Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas
dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Materi dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia SD dapat bermanfaat untuk masyarakat dan dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Jember, 06 Nopember 2022


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai
hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut Hayon
bahwa wacana adalah suatu unit bahasa yang lebih besar dari kalimat atau suatu rangkaian,
yang bersinambung dari bahasa, yang lebih besar dari pada kalimat. Dari kedua definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa wacana merupakan satuan bahasa yang lebih besar dari kalimat yang
memiliki kesinambungan pengertian yang satu dengan yang lain. (dalam Rani dkk, 2006: 40).
Mulyana (2005:25) menyatakan bahwa suatu wacana dituntut memiliki keutuhan struktur.
Keutuhan ini dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin dalam suatu organisasi
kewacanaan yang disebut struktur wacana. Aspek-aspek yang mempengaruhi keutuhan wacana
itu adalah kohesi dan koherensi. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kohesi dan koherensi
sangat erat kaitannya dengan bidang analisis wacana.
Pada hakikatnya siswa mampu memahami wacana bahasa Indonesia secara baik dan benar
dalam kegiatan komunikasi. Manusia berkomunikasi melalui bahasa dengan cara berbicara
atau menulis. Alat ucap memegang peranan dalam kehidupan sehari hari. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan wawasan pada dasar-dasar wacana dalam Bahasa
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengertian dasar-dasar wacana dalam pembelajaran bahasa Indonesia SD ?
2. Bagaimana penggunaan dasar-dasar wacana dalam pembelajaran materi dan pembelajaran
bahasa Indonesia SD ?

C. Manfaat Makalah
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan dasar-dasar wacana dalam pembelajaran bahasa Indonesia SD.
2. Dapat menggunakan dasar-dasar wacana dalam pembelajaran materi dan pembelajaran
bahasa Indonesia SD ?
BAB II
PEMBAHASAN
MODUL 4
DASAR – DASAR WACANA BAHASA INDONESIA

Kegiatan Belajar 1
Pengertian wacana dan alat – alat wacana
A. Pengertian wacana

Wacana dalam komunikasi verbal diartikan sebagai“pembicaraan” (KBBI) wacana


dalam linguistik adalah kesatuan makna ( semantis) antar bagian di dalam suatu bangun
bahasa.(Yuwono ,2006:92) wacana adalah satuan bahasa yang lengkap sehingga dalam hierarki
gramatikal merupakan satuan gramatikal yang tertinggi atau terbesar. (Chaer ,2007:267)
sehingga sebagai satuan bahasa yang lengkap, wacana memiliki konsep, gagasan, pikiran atau
ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca ( dalam wacana tulis) atau pandangan ( dalam
wacana tulis )
Wacana dapat digunakan untuk mencapai tujuan dalam bentuk transaksi dalam rangka
memperoleh sesuatu yang lebih baik. ( Nunan ,1991:18) wacana merupakan satuan bahasa di
atas tataran kalimat yang digunakan berkomunikasi dalam konteks sosial ( Hamudi,2007 )
wacana merupakan penggunaan bahasa untuk berkomunikasi dalam konteks sosial secara nyata
(Stubss,1983:1)

B. Elemen – elemen Wacana


Elemen - elemen wacana adalah elemen atau unsur-unsur pembentuk wacana. Elemen-
elemen wacana tertata secara sistematis dan hierarki.
Berkaitan dengan elemen dalam sebuah wacana terkandung elemen inti dan non inti sebagai
berikut:
 Elemen inti adalah elemen utama atau elemen penting yang berisi informasi pokok atau
informasi inti dalam wacana
 Elemen non inti adalah elemen yang berada pada kedudukan bukan inti. Informasi dalam
elemen bukan inti merupakan informasi tambahan.
Etika dan Estetika dalam pendidikan yang berbudaya
 Pendidikan merupakan sebuah indikator untuk mengukur kemajuan sebuah bangsa.
 Seorang filosofi Yunani abad pertengahan mengatakan bahwa penaklukan dunia ditentukan
oleh seberapa jauh pendidikan suatu bangsa dapat dicapai dan seberapa maju bangsa –
bangsa bersangkutan menguasai ilmu pengetahuan
 Pembangunan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari sistem kehidupan masyarakat. Hal ini
menjadi indikator penting dari proses pembangunan karakter bangsa
 Taraf pendidikan yang dimiliki suatu bangsa dapat memberikan gambaran bagaimana
sebuah bangsa itu berkarakter dan berprilaku
C. Unsur-unsur pembangun Wacana
Wacana yang baik harus di susun dengan menggunakan alat pembangunan Wacana,yaitu :
 Konjungsi atau kata penghubung
 Kata ganti
 Repetisi
 Elipsis atau pelepasan

Contoh penggunaan alat-alat pembangunan Wacana


Konjungsi atau kata penghubung
Contohnya
 Badu sakit dan bidu meninggal
 Badu sakit karena bidu meninggal
 Badu sakit ketika bidu meninggal
 Badu sakit kemudian bidu meninggal
 Badu sakit sebelum bidu meninggal
 Badu sakit setelah bidu meninggal

Kata ganti
Contohnya
 Lala dan lili dua bersaudara. mereka belajar di sekolah yang sama
 Baim seorang aktor cilik. Selain pandai ia sangat lucu
 Setiap hari Sabtu.Anto pergi ke sanggar seni Di sana ia melatih para remaja menari
tarian tradisional

Repetisi
Contohnya
 Adikku Irdamsenang membaca buku. Beragam buku dibacanya. Buku-buku yang sudah
dibaca disimpannya dengan rapi.
Elipsis
Contohnya
 Adik dan ayah bekerja ke tempat tugas masing-masing setelah sarapan pagi
 Kak Andi praktek lapangan di bengkel otomotif, kak Mayang di laboratorium botani.

Kegiatan Belajar II

Kohesi,Koherensi,dan Jenis - Jenis Wacana Bahasa Indonesia

A. Kohesi Dan Koherensi


Kohesi adalah istilah yang digunakan dalam wacana yang membahas hubungan
antar unsur dalam kalimat (wacana) wacana yang memenuhi syarat kohesi disebut
dengan istilah kohesi yang berani utuh.
Apabila wacanamemiliki pokok dan ide penjelas tidak dituntut kepaduan antar bagian
(ide,pikiran atau gagasan )yang terkandung didalamnya. wacana yang utuh belum tentu
padu.
Wacana selain kohesi juga koherensi atau utuh dan padu kekohesi ditandai dengan
wacana berupa repetisi atau pengulangan.
B. Jenis-Jenis Wacana Bahasa Indonesia
Wacana dibedakan atas jenis-jenisnya berdasarkan sudut pandang dari mana
wacana itu dilihat. Yuwono(2006;93) menjelaskan ,wacana dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa segi yakni berdasarkan saluran komunikasi, fungsi
Bahasa,mitratutur,dan berdasarkan pemaparan.
Berdasarkan saluran komunikasi yang di gunakan ,wacana lisan dapat dibedakan dari
Bahasa tulis karena keduanya memiliki ciri masing-masing. Ciri wacana lisan adalah
adanya penutur dan petutur (mitra,tutur),Bahasa tutur ,alih tutur 9 giliran bicara).serta
konteks.
Berdasarkan fungsi Bahasa ,wacana dklasifikasikan menjadi wacana ekspresif,
fatis, informasional, estetis,dandirektif. Wacana yang bersifat ekspresif kita temukan
pada kegiatan menggambarkan hasil pemikiran ,penglaman atau perasaan secara
ekspresif. Misalnya pidato ,orasi dan cerita atau dogeng. Wacana fatis bertujuan untuk
memperlancar komunikasi seperti memperkenalkan diri.
Wacana informasional bertujuan memberi informasi kepada seseorang atau
khalayak. Bentuk wacananya dapat berupa berita, pengumuman atau iklan dimassa
media. Wacana estetisa dalah wacana yang menekankan pada segikeindahan,
sepertipuisi, pantun, dan syair. Wacana direktif adalah wacana yang mengarah pada
tindakan atau reaksi dari mitra tutur. Bentuk wacana biasanya digunakan kegiatan
penyuluhan, pelatihan, dan khotbah (ceramah agama).
Dari sudut mitratutur, wacana dibedakan menjadi wacana interkasional dan
transaksional. Artinya berhubungan atau saling melakukan aksi.
Berdasarkan jumlah peserta tutur, wacana dibedakan atas wacana monolog, dialog, dan
polilog. Jenis wacana monolog adalah wacana yang pelakunya hanya satu orang.
Wacana monolog ragam lisannya biasanya di implementasikan dalam bentuk pidato,
sedang pada ragam tulis sebagian besaradalah monolog. Wacana dialog dilakoni oleh
dua orang peserta. Dialog berupa percakapan sehari-hari, wawancara, dan drama.
Wacana polilog adalah wacana implementasi oleh pelaku/peserta dengan jumlah lebih
dari dua orang . jenisnya wacana ini dapat bentuk diskusi, ceramah , interaksi ,
dansejenisnya.
Berdasarkan cara memaparkan (pemaparan) wacana dibedakan atas wacana narasi,
diskripsi, eksposisi,argumentasi, danpersuasi. Wacana narasi adalah wacana yang
disusun dengan cara bercerita terdapat unsur-unsur penting sebuah cerita, misalnya
unsur waktu pelaku dan peristiwa .
Wacana deskripsi adalah wacana yang dipaparkan dengan cara merinc ibagian-
bagian suatu profil yang sampaikan . wacana deskripsi berusaha mengangkat imajinasi
pembaca untuk mampu melihat, mendengar atau mersakan apa yang dilihat, Didengar
atau dirasakan penulis. Wacana eksposisi adalah wacana yang dipaparkan dengan cara
menerangkan. Wacana eksposisi bertujuan menginformasikan sesuatu. Dalam wacana
esposisi bertujuan menginformasikan sesuatu. Dalam wacana eksposisi terdapat sebuah
pengetahuan, konsep atau petunjuk yang diperlukan oleh pembaca.
Wacana argumentasi dapat dikaitkan dengan makna argument wacana yang berisi
alasan yang dapat dikait kandengan makna argumenya wacana yang berisi alasan yang
dapa digunakan untuk menerima atau menolak suatu pendapat.
Wacana persuasi adalah wacana yang bersifat mengajak, membujuk menganjurkan atau
memengaruhi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pembelajaran bahasa dan belajar bahasa dan dasar-dasar fonologi dan morfologi
bahasa Indonesia adalah proses memperoleh pengetahuan, memahami dengan baik
wacana tulis dan lisan, berlatih menerapkan dalam praktik kebahasaan, dan terbiasa
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
Materi merupakan bahan pembelajaran yang berfungsi sebagai sarana untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan guru atau untuk mengembangkan kompetensi
dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

B. Saran

Dari makalah ini kami menyarankan agar guru memiliki kompetensi dalam
menggunakan bahasa secara baik dan benar dalam kegiatan komunikasi pembelajaran
bahasa Indonesia di SD. Pentingnya memahami dasar-dasar wacana dalam bahasa
Indonesia serta dapat memberikan contoh yang benar baik pelafalan maupun
penulisannya serta bagaimana penggunaannya dalam komunikasi lisan/tulisan.

Anda mungkin juga menyukai