Anda di halaman 1dari 24

PDGK4504MATERI

PDGK4504 MATERIDAN
DANPEMBELAJARAN
PEMBELAJARANBBINDONESIA
INDONESIA SD

MODUL 8
PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN BERBAHASA
INDONESIA DI SD
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 8

Salahuddin Al Ayyubi NIM : 836414502

Sarinih NIM : 836397929

Siti Maliah NIM : 836393717

TUTOR : Adi Nurhadi, M.Pd.


MODUL 8
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA
INDONESIA DI SD

KB 1
Model Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Lisan
(reseptif-produktif)

KB 2
Model Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Tulis
(reseptif-produktif)
KB 1
Model Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Lisan
(reseptif-produktif)

Ke terampilan Berbahasa
Bahasa dikelompokkan menjadi bahasa ragam lisan dan ragam
tulis. Kedua ragam tersebut memiliki sifat reseptif dan sifat
produktif.
Keterampilan Berbahasa dan Sifatnya

Keterampilan Berbahasa
Lisan Tulis Sifat
Menyimak Membaca Reseptif
Berbicara Menulis Produktif
PDPDGGKK45044504 MMAATTEERRII DDANAN
PEPEMMBELBELAAJJAARRANAN BB IINNDDOONNEESSIIAA SSDD

Sifat reseptif pada keterampilan berbahasa ini bermakna aktif


memahami. Artinya seorang penyimak atau pembaca secara
aktif berusaha memahami pesan, ide, atau pemikiran yang
disampaikan oleh pembicara ketika ia menyimak sebuah
pembicaraan, atau ia aktif berusaha memahami pesan penulis
ketika ia membaca sebuah tulisan.
Sifat Produktif bermakna menghasilkan sesuatu yang
berkaitan dengan bahasa. Artinya seorang pembicara
aktif menyampaikan pesan, ide atau pemikiran berbentuk
pembicaraan kepada orang lain (penyimak) atau
seorang penulis aktif menyampaikan pesan, ide atau
pemikiran berbentuk tulisan kepada orang lain
(pembaca).
Beberapa komponen penting dalam pembelajaran :
1. Silabus
Silabus dikembangkan berdasarkan kurikulum yang berlaku,
terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengembangan silabus, yakni : ilmiah, relevan, sistematis,
memadai, actual, konseptual, fleksibel dan menyeluruh.
Prinsip ilmiah bermakna bahwa seluruh materi dan kegiatan yang
tercantum dalam silabus harus benar dan dapat dipertang ung
jawabkan secara keilmuan.
Relevan artinya terdapat hubungan logis antara kompetensi dasar, indicator,
materi kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
Sistematis artinya komponen-komponen silabus disusun berurutan secara logis
sehingga mudah diikuti atau dilaksanakan dalam rangka mencapai kompetensi.
Prinsip memadai memperhatikan cakupan indicator, materi kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, sumber belajar dan sistem penilaian cukup
memadai untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
Actual dan konseptual artinya cakupan indicator, materi, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata.
Fleksibel, keseluruhan komponen silabus dapat
mengakomodasi keragaman peserta didik, serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat seta prinsip.
Menyeluruh menyiratkan bahwa komponen silabus
mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, dan psikomotor)
2. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Belajar pada hakikatnya adalah kerja gotong royong. Hasil
pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain.
Untuk melaksanakan pembelajaran bahasa dengan
menggunakan kelas sebagai sumber belajar perlu memperhatikan
prinsip-prinsip berikut ini :
a. Kerja sama / saling menunjang
b. Gembira
c. Belajar dengan bergairah
a. Kerja sama / saling menunjang
b. Gembira
c. Belajar dengan bergairah
d. Pembelajaran terintegrasi
e. Menggunakan berbagai sumber
f. Siswa aktif dan kritis
g. Guru aktif dan kreatif
h. Selalu melakukan refleksi
1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dapat dikelompokkan
menjadi beberapa jenis yakni : media audio, visual, audiovisual, dan
realia.
Media-media tersebut dapat dijelaskan berikut ini.
a. Media Audio
Media audio adalah media suara yang digunakan dengan cara
didengarkan. Alatnya berupa radio, kaset/tape recorder, Compact Disk
(CD).
b. Media Visual
Adalah media gambar yang digunakan dengan cara dilihat. Alat pada
media ini berupa gambar-gambar, grafik, diagram, bagan, denah/peta,
karikatur dan lainnya.
c. Media Audiovisual
Adalah media berupa gambar yang sekaligus suara sehingga dapat dilihat
dan didengar. Alat media ini antara lain televise, film, Video Compact
Disk (VCD) atau DVD.
d. Media Realia
Adalah media nyata atau media yang dapat dilihat bentuknya, didengar
suaranya dan dirasakan suasana/situasinya. Media ini berupa segala
sesuatu yang nyata seperti lingkungan, orang, binatang, buah, tumbuhan
dan benda-benda.
A. Model Pembelajaran Menyimak dan Berbicara di Kelas Rendah
Contoh pelaksanaan Pembelajaran (Penerapan RP)
Pertemuan pertama
1. Memberi salam dan menyapa siswa serta menyiapkan suasana yang kondusif
2. Menginformasikan tujuan/manfaat belajar hari ini kepada siswa
3. Meinginformasikan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan
4. Memperdengarkan suara-suara binatang melalui kaset atau suara guru sendiri,
siswa menirukan dan menerka nama binatang.
5. Memperdengarkan suara anak-anak, remaja dan orang dewasa, siswa menerka
jenis suara tersebut
6. Guru memajangkan gambar
7. Mencontohkan lafal kata ibu, bapak, adik dan kaka, siswa menirukan dengan
tepat
8. Memperdengarkan bunyi-bunyi vocal yang terdapat pada kata-
kata tersebut (a, i, u) siswa menirukan
9. Memperdengarkan lagu “satu-satu akau sayang ibu”
10. Menyanyikan lagu yang disimak
11. Mencontohkan bunyi gabungan vocal dan konsonan, misal: la-la,
le-le
12. Meminta beberapa siswa menyanyikan lagu tersebut
13. Mengakhiri pelajaran pertama dan menugasi siswa mengulang
lagu tersebut di rumah.
A. Model Pembelajaran Menyimak dan Berbicara di Kelas Tinggi
Pelaksanaan pembelajaran di kelas tinggi tidak jauh berbeda dengan di kelas rendah,
perbedaannya hanya terletak pada kompetensi dan kedalaman materi.
Contoh Pelakasanaan Pembelajaran
1. Satu kali pertemuan (1 x 40 menit)
2. Menyapa siswa dan menciptakan suasana kondusif
3. Menginformas ikan kompetensi yang akan diperoleh s iswa bahwa siswa akan mampu
menyampaikan pesan kepada orang lain yang diter imanya melalui telepon dengan
bahasa yang santun.
4. Menginformas ikan kepada siswa langkah- langkah kegiatan yang akan dilakukan s iswa
untuk mencapai kompetensi tersebut.
5. Siswa diminta mengamati gambar dan membahasnya, guru sebagai fasilitator
6. Melakukan Tanya jawab tentang kegiatan bertelepon
7. Siswa mendengarkan kaset rekaman yang berisi percakapan
8. Mendiskusikan hasil simakan
9. Berlatih melakukan percakapan melalui telepon yang berisi pesan untuk disampaikan
kepada orang lain
10. Melakukan penilaian dengan cara dua orang bertelepon
11. Menugasi siswa menuliskan pesan yang disampaikan /diterima melalui percakapan
di telepon.
12. Melakukan refleksi
13. Memberikan tindak lanjut dengan menugasi siswa membuat dialog untuk telepon
Kegiatan Belajar 2
Model Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Tulis ( Reseptif – produktif )
A. Pembelajaran Membaca dan Menulis di Kelas Rendah
Pelaksanaan pembelajaran bahasa indonesia tidak hanya menyentuh ranah kognitif
siswa tetapi juga melibatkan aspek emotif dan daya kreatif siswa.
Terdapat banyak metode pembelajaran membaca dan menulis di kelas rendah atau
membaca dan menulis permulaan. Pada uraian ini hanya akan disajikan empat
macam metode yaitu metode eja atau metode bunyi, metode kata, metode global atau
metode kalimat, dan metode struktural analitik dan sintetik atau yang biasa disebut
SAS.
1. Metode Eja/Bunyi
Metode yang digunakan dengan cara memperkenalkan huruf kepada siswa.
Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan harfiah. Siswa mulai
diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf.
2. Metode Kata
Metode ini siswa diperkenalkan kata-kata. Kata-kata tersebut diuraikan menjadi suku
kata.
Contoh :
Ibu ➡ i - bu
Buku ➡ bu – ku
Baju ➡ ba-ju
Badu ➡ ba-du
3. Metode Global
Metode global atau metode kalimat ini didasarkan atas sajian pembelajaran membaca
dengan menggunakan kalimat pendek/sederhana.
Contoh :
Nani membaca buku
nani membaca buku
na-ni mem-ba-ca bu-ku
n-a-n-i m-e-m-b-a-c-a b-u-k-u
4. Metode SAS
Metode ini memiliki kesamaan dengan metode global sama-sama menampilkan
sebuah kalimat. Perbedaannya terdapat proses sintetik pada metode ini artinya pada
metode global siswa berhenti pada proses analisis, sedangkan pada metode SAS
proses tersebut dilanjutkan dengan kegiatan mensintesis.
5. Kompetensi Dasar
Membaca = membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang
tepat.
Menulis = mencontoh huruf,kata,atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis
dengan benar.
A. Pembelajaran Membaca dan Menulis di Kelas Tinggi
Membaca dan menulis permulaan dilaksanakan dikelas rendah, sedangkan
membaca dan menulis lanjutan dilaksanakan dikelas tinggi
1. Reka cerita gambar
Bertujuan melatih siswa mengembangkan imajinasinya. Melalui gambar
tunggal atau gambar berseri siswa ditugasi menyusun sebuah cerita yang
berhubungan dengan gambar.
2. Meniru model
Teknik ini dapat diterapkan pada semua materi pembelajaran menulis.
Terlebih untuk melatih siswa membuat pantun, menulis pengumuman,
dan membuat surat undangan.

Anda mungkin juga menyukai