Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

NAMA : KIKI MUNIATI


NIM : 826261352
Nama Mata Kuliah : Materi & Pembelajaran BI SD

Kode Mata Kuliah : PDGK 4504

Jumlah sks : 3 sks

Nama Penulis : Drs. Sulistiyono, M.Pd

Nama Penelaah : Tiara Sevi Nurmanita, S,Pd., M.Pd

Status Pengembangan : Baru/Revisi*

Tahun Pengembangan : 2020

Edisi Ke- :1

No. Tugas Tutorial Skor


1 Anda sebagai bangsa Indonesia tentu memiliki penguasaan Berbahasa 30
Indonesia. Bagaimanakah hakikat belajar Bahasa Indonesi Anda jika
dipandang dari teori hakikat belajar bahasa? Bagaimana pula rumusan
Anda tentang hakikat Bahasa Indonesia sesuai dengan teori hakikat
bahasa!
2 Berdasarkan teori belajar bahasa yang universal. Buatlah konsep strategi 10
pembelajaran bahasa Indonesia untuk siswa SD!

3 Analisislah bentukan kata berikut ini berdasarkan unsur morfologisnya 15


dan tentukan morfem bebas dan morfem terikatnya: a.
memperjuangkan, b. menelantarkan, c. kemilau, d. pengorbanan
4 Bentukan Kata: 30
a. perjuangan, b. menyatukan, c. memberikan, d. pertanian
Analisis bentukan kata di atas dan golongkan yang termasuk mendapat
imbuhan konfiks dan simulfik! Mengapa disebut konfiks dan simulfiks?
5 Analisislah kalimat-kalimat di bawah ini berdasarkan fungsinya dalam 15
kalimat
a. Kantor gubenur itu bercat hijau.
b. Pak Lurah menandatangani surat undangan rapat.
c. Dia menangis di bahuku.
d. Mahasiswa yang baik harus punya sikap disiplin
e. Para murid sedang mengerjakan tugas di siang yang panas itu.

Jumlah Skor 100

Tangerang, 1 September 2020


Drs. Sulistiyono, M.Pd

1. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu
pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis
(Depdikbud, 1995:9).
Rumusan tentang hakikat Bahasa Indonesia dikemukakan Machfudz (2000) bahwa,
"Hakikat Bahasa Indonesia adalah: Bahasa sebagai simbol, Bahasa sebagai bunyi
ujaran, bahasa bersifat arbitrer, dan Bahasa bersifat konvensional." Arti kata hakikat
bila merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Ali, 1990) memiliki
pengertian intisari atau dasar. Hakikat bahasa dapat diartikan sebagai sesuatu yang
mendasar dari bahasa.

2. Strategi pembelajaran yang digunakan guru untuk memenuhi kriteria


 Relevan dengan tujuan pembelajaran
 Menantang dan merangsang siswa untuk belajar
 Mengembangkan kreativitas siswa secara individual ataupun kelompok
 Memudahkan siswa memahami materi pelajaran
 Mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan
 Mudah diterapkan dan tidak menuntut disediakannya peralatan yang rumit
 Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan

3.

a. memperjuangkan

- Unsur morfologis: awalan me-, prefiks per-, akar kata juang, dan sufiks -kan

- Morfem bebas: juang

- Morfem terikat: me-, per-, dan -kan

b. menelantarkan

- Unsur morfologis: awalan me-, akar kata lantar, dan sufiks -kan

- Morfem bebas: lantar

- Morfem terikat: me- dan -kan

c. kemilau

- Unsur morfologis: prefiks ke-, akar kata milau

- Morfem bebas: milau

- Morfem terikat: ke-

d. pengorbanan
- Unsur morfologis: prefiks pen-, akar kata korban, dan sufiks -an

- Morfem bebas: korban

- Morfem terikat: pen- dan -an

4.

a. Perjuangan: terdiri dari awalan "per-", akar kata "juang", dan akhiran "-an". Bentukan kata
ini termasuk mendapat imbuhan konfiks, yaitu awalan "per-" dan akhiran "-an". Awalan "per-
" memberikan arti "melakukan atau melakukan sesuatu secara terus-menerus", sedangkan
akhiran "-an" memberikan arti "hasil dari suatu pekerjaan atau tindakan".

b. Menyatukan: terdiri dari awalan "me-", akar kata "satukan", dan akhiran "-kan". Bentukan
kata ini termasuk mendapat imbuhan simulfiks, yaitu awalan "me-" dan akhiran "-kan".
Awalan "me-" memberikan arti "melakukan suatu tindakan atau pekerjaan", sedangkan
akhiran "-kan" memberikan arti "membuat atau melaksanakan suatu tindakan atau
pekerjaan".

c. Memberikan: terdiri dari awalan "me-", akar kata "beri", dan akhiran "-kan". Bentukan kata
ini termasuk mendapat imbuhan simulfiks, yaitu awalan "me-" dan akhiran "-kan". Awalan
"me-" memberikan arti "melakukan suatu tindakan atau pekerjaan", sedangkan akhiran "-kan"
memberikan arti "membuat atau melaksanakan suatu tindakan atau pekerjaan".

d. Pertanian: terdiri dari awalan "per-", akar kata "tanam", dan akhiran "-an". Bentukan kata
ini termasuk mendapat imbuhan konfiks, yaitu awalan "per-" dan akhiran "-an". Awalan "per-
" memberikan arti "melakukan atau melakukan sesuatu secara terus-menerus", sedangkan
akhiran "-an" memberikan arti "hasil dari suatu pekerjaan atau tindakan".

Konfiks adalah gabungan dari awalan dan akhiran yang digabungkan ke dalam suatu kata
untuk membentuk makna baru. Contoh konfiks adalah "per-" dan "-an" dalam kata
"perjuangan" dan "pertanian".

Simulfiks adalah gabungan dari awalan dan akhiran yang berbeda yang digabungkan ke
dalam suatu kata untuk membentuk makna baru. Contoh simulfiks adalah "me-" dan "-kan"
dalam kata "menyatukan" dan "memberikan".

5.
a. Kantor gubenur itu bercat hijau.
Ket.tempat O
b. Pak Lurah menandatangani surat undangan rapat.
S P O
c. Dia menangis di bahuku.
S P K.tempat
d. Mahasiswa yang baik harus punya sikap disiplin
S P O
e. Para murid sedang mengerjakan tugas di siang yang panas itu.
S P O Ket.waktu

Anda mungkin juga menyukai