Edisi Ke- :1
1. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu
pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis
(Depdikbud, 1995:9).
Rumusan tentang hakikat Bahasa Indonesia dikemukakan Machfudz (2000) bahwa,
"Hakikat Bahasa Indonesia adalah: Bahasa sebagai simbol, Bahasa sebagai bunyi
ujaran, bahasa bersifat arbitrer, dan Bahasa bersifat konvensional." Arti kata hakikat
bila merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Ali, 1990) memiliki
pengertian intisari atau dasar. Hakikat bahasa dapat diartikan sebagai sesuatu yang
mendasar dari bahasa.
3.
a. memperjuangkan
- Unsur morfologis: awalan me-, prefiks per-, akar kata juang, dan sufiks -kan
b. menelantarkan
- Unsur morfologis: awalan me-, akar kata lantar, dan sufiks -kan
c. kemilau
d. pengorbanan
- Unsur morfologis: prefiks pen-, akar kata korban, dan sufiks -an
4.
a. Perjuangan: terdiri dari awalan "per-", akar kata "juang", dan akhiran "-an". Bentukan kata
ini termasuk mendapat imbuhan konfiks, yaitu awalan "per-" dan akhiran "-an". Awalan "per-
" memberikan arti "melakukan atau melakukan sesuatu secara terus-menerus", sedangkan
akhiran "-an" memberikan arti "hasil dari suatu pekerjaan atau tindakan".
b. Menyatukan: terdiri dari awalan "me-", akar kata "satukan", dan akhiran "-kan". Bentukan
kata ini termasuk mendapat imbuhan simulfiks, yaitu awalan "me-" dan akhiran "-kan".
Awalan "me-" memberikan arti "melakukan suatu tindakan atau pekerjaan", sedangkan
akhiran "-kan" memberikan arti "membuat atau melaksanakan suatu tindakan atau
pekerjaan".
c. Memberikan: terdiri dari awalan "me-", akar kata "beri", dan akhiran "-kan". Bentukan kata
ini termasuk mendapat imbuhan simulfiks, yaitu awalan "me-" dan akhiran "-kan". Awalan
"me-" memberikan arti "melakukan suatu tindakan atau pekerjaan", sedangkan akhiran "-kan"
memberikan arti "membuat atau melaksanakan suatu tindakan atau pekerjaan".
d. Pertanian: terdiri dari awalan "per-", akar kata "tanam", dan akhiran "-an". Bentukan kata
ini termasuk mendapat imbuhan konfiks, yaitu awalan "per-" dan akhiran "-an". Awalan "per-
" memberikan arti "melakukan atau melakukan sesuatu secara terus-menerus", sedangkan
akhiran "-an" memberikan arti "hasil dari suatu pekerjaan atau tindakan".
Konfiks adalah gabungan dari awalan dan akhiran yang digabungkan ke dalam suatu kata
untuk membentuk makna baru. Contoh konfiks adalah "per-" dan "-an" dalam kata
"perjuangan" dan "pertanian".
Simulfiks adalah gabungan dari awalan dan akhiran yang berbeda yang digabungkan ke
dalam suatu kata untuk membentuk makna baru. Contoh simulfiks adalah "me-" dan "-kan"
dalam kata "menyatukan" dan "memberikan".
5.
a. Kantor gubenur itu bercat hijau.
Ket.tempat O
b. Pak Lurah menandatangani surat undangan rapat.
S P O
c. Dia menangis di bahuku.
S P K.tempat
d. Mahasiswa yang baik harus punya sikap disiplin
S P O
e. Para murid sedang mengerjakan tugas di siang yang panas itu.
S P O Ket.waktu