Anda di halaman 1dari 3

Nama : RIDHA PUTRI

NIM : 835460403

KASUS

Ibu Desi adalah guru bahasa Indonesia di SD Bina Mulya. Ketika memasuki ruang kelas,
serentak para siswa siap dan berdo'a, kemudian Bu Desi menerima salam, melakukan
presensi untuk melihat kehadiran siswa-siswanya. Kemudian Bu Desi melakukan dialog
sebagai berikut:

Bu Desi: Anak-anak, pelajaran bahasa Indonesia hari ini kita akan belajar menulis prosa.
Sebelum kita belajar bagaimana menulis prosa sederhana, apakah ada pertanyaan tentang
materi sebelumnya? ”

Siswa: ”Tidak ada bu!”

Bu Desi: ”Baiklah, kalau tidak ada pertanyaan, apakah kalian punya pengalaman pribadi
yang berkesan sampai hari ini?”

Siswa: ”Punya bu ...!” jawab siswa serentak

Kemudian Bu Desi meminta salah seorang siswa untuk menceritakan pengalaman yang
dapat dibaca di depan kelas, namun tidak ada siswa yang berani bercerita di depan kelas.

Bu Desi: ”Baiklah, kalau kalian masih belum berani bercerita, ibu akan menjelaskan terlebih
dahulu bagaimana cara menulis prosa!”

Lalu dengan Lancar Bu Desi menjelaskan langkah demi langkah bagaimana cara menulis
prosa.

Beberapa siswa berusaha menjelaskan penjelasan Bu Desi dengan serius dan sesekali
catatan hal-hal yang penting, namun sebagian siswa terlihat sedang berbicara dengan
asyiknya. Bu Desi tidak memperhatikan siswanya yang ribut dan terus bercerita tentang
pengalaman Bu Desi sambil menjelaskan bagaimana menulis prosa sehingga seluruh
langkah menulis prosa selesai.

Bu Desi: ”Baiklah anak-anak .... apakah ada pertanyaan tentang bagaimana menulis prosa?

Siswa: ”Tidak ada Bu! ”

Bu Desi: ”Nah ... kalau tidak ada pertanyaan, ibu minta kalian membuat prosa sederhana
dari pengalaman pribadi kalian sebanyak 5 paragraf, apakah kalian paham tugas ini?”
Siswa: ”Paham Bu ...!” jawab siswa serentak

Setelah 30 menit berlalu, Bu Desi meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaan
siswa.

Bu Desi: ”Baiklah anak pelajaran hari ini kita akhiri sampai disini. Pekerjaan kalian ini akan
mengoreksi dan besok hasilnya akan ibuk membagi. Lalu ibuk desi menutup pelajaran.

Pada pertemuan berikutnya Bu Desi menepati janjinya untuk membagikan hasil siswa
membuat prosa sederhana. Bu desi terlihat kecewa sekali, Karena dari 24 siswa hanya 6
siswa yang mampu membuat prosa sederhana sesuai dengan penjelasan Bu Desi
sedangkan yang lainya masih belum mampu menunjukkan hasil yang sesuai dengan
penjelasan Bu Desi.

Jika Anda sedang menghadapi siswa seperti yang dihadapi Bu Desi, yaitu diminta untuk
bercerita tidak berani, diminta untuk bertanya tidak ada yang bertanya, Strategi apa yang
akan Anda tempuh untuk memotivasi siswa Anda, sehingga siswa menjadi berani
mengungkapkan pendapat atau menceritakan pengalamannya, dan berani bertanya saat
mereka belum jelas atas penjelasan materi pelajaran !

Jika saya menghadapi kondisi seperti kasus pembelajaran Bu Desi, ada beberapa strategi yang
akan saya tempuh, yaitu:
1. Dalam proses pembelajaran, guru seharusnya menghindari menunjuk siswa tertentu
(misalnya yang pintar selalu di tunjuk, atau yang kemampuannya paling rendah selalu di tunjuk)
untuk maju mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan.
2. Membiasaakan kepada siswa untuk bertanya.  Awali dengan pertanyaan yang ringan
yang sangat dekat dengan kehidupan siswa, kemudian bawa pola pikir siswa ke topik pelajaran
secara perlahan.
3. Berikan sanjungan/hadiah kepada yang berhasil menjawab pertanyaan, dan hindarkan
hukuman yang membuat trauma bagi anak jika anak melakukan kesalahan.
4. Lakukan pendekatan/komunikasi kepada siswa di luar kelas, sehingga siswa merasa
dekat dengan guru, sehingga diharapkan ketika di ruang kelas tidak ada rasa takut bagi siswa
untuk berbicara dan bertanya.
5. Menerapkan model pembelajaran Discovery Learning, menurut Hosnan (2014:282),
discovery learning adalah model pengembangan kemampuan belajar aktif pada siswa agar bisa
investigasi dan mendapatkan ilmu secara mandiri. Dengan belajar aktif ini siswa juga bisa dilatih
berpikir secara analisis dan problem solving sehingga ilmu pengetahuan bisa bertahan lama
dalam diri siswa. Berdasarkan penuturan Hosnan (2014) model discovery learning memiliki
karakteristik berupa eksplorasi dan membuat solusi agar bisa membuat, memadukan dan
mengumumkan sebuah pengetahuan. Berfokus pada peserta didik. Aktivitas untuk memadukan
ilmu pengetahuan baru dan lama. Tujuan dari discovery learning berdasarkan  (Hosnan, 2014)
adalah agar siswa bisa independen dan inovatif, yaitu:
1) Ketika aktivitas penemuan berlangsung peserta didik akan berperan aktif dalam
pembelajaran. Sehingga peserta didik bisa menghargai usaha penemuan
pengetahuan yang dilaksanakannya.
2) Dengan pembelajaran discovery learning ini, peserta didik akan bisa
mengembangkan proses berpikir induktif dimana mereka bisa melakukan penjelasan
secara abstrak dan konkret. Sehingga dalam menemukan solusi jadi lebih mudah.
3) Peserta didik akan bisa mengembagnkan/meningkatkan rencana tanya jawab yang
lebih terarah dan terstruktur. Dan tanya jawab bisa menjadi sumber data dan
informasi yang efektif dalam aktivitas discovery learning.
4) Pembelajaran penemuan atau discovery learning bisa menolong peserta didik dalam
melatih kerja sama antar mereka. Peserta didik bisa saling berbagi data,
mengungkapkan pendapat dan gagasan.
5) Dengan keterampilan penemuan atau discovery ini siswa bisa menemukan beberapa
kasus masalah yang nantinya bisa ditemukan solusinya. Sehingga ilmu pengetahuan
bisa lebih mudah untuk dibagi dan selanjutnya lebih mudah untuk
diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran yang baru.

Anda mungkin juga menyukai