Anda di halaman 1dari 12

1.

kasus dalam pembelajaran dengan materi IPA Kelas 5 SD

Pak Gatot merupakan guru kelas 5 SD, tepat pukul 7 pagi bersama rekan guru yang lain masuk
kelas masing-masing. Pak Gatot masuk ruang kelas V sambil membawa alat peraga berupa
gambar berbagai bahan makanan. Sampai diruang kelas Pak Gatot disambut anak-anak sambil
bertanya bawa apa pak, saya sudah membawa kangkung, saya sudah membawa bayam kata
siswa yang lainnya. Nampak suasana kelas yang hiruk pikuk, masing-masing anak saling
menunjukkan bahan makanan yang nampaknya sudah diberi tugas oleh Pak Gatot. Namun Pak
Gatot tidak menghiraukannya, melainkan langsung memberikan salam pada anak-anak. Anak-
anak pun menyambutnya dengan penuh semangat. Adapun pembelajaran yang dilakukan oleh
Pak Gatot seperti ilustrasi berikut ini.

Pak Gatot : Bagaimana pagi ini semua masuk? Dan membawa bahan makanan sesuai
dengan tugas masing-masing?

Siswa : Masuk semua Pak dan membawa tugas sesuai dengan arahan bapak, jawab anak-anak
serentak.

Pak Gatot : Ya….bagus! Sementara bahan yang kalian bawa diletakkan dibelakang
semuannya, setelah itu mari berdo’a bersama. Setelah selesai berdo’a Pak Gatot langsung
mengambil alat peraga yang telah disiapkan sambil berkata “alat perga yang bapak pegang
gambar apa anak-anak?” 

Siswa : Gambar tumbuhan pak, jawab anak-anak serentak.

Pak Gatot : Nah, anak-anak perhatikan semua bahan makanan yang ada di gambar ini, bahan
makanan apa saja yang mudah dicernah dan yang sulit untuk dicerna.

Siswa : Yang mudah dicerna bahan makanan lunak seperti tahu dan telor pak, jawab anak-anak
serentak.

Pak Gatot : Baik, dengarkan bapak. Bahan makanan yang mudah dicerna adalah yang tidak
mengandung serat seperti daging yang tidak berlemak, putih telor, ikan, pepaya, melon, pisang,
mangga, pir, wortel, selada, nasi putih dan kentang rebus. Sementara bahan makanan yang sulit
untuk dicerna adalah: sayuran mentah, buah mentah, makanan pedas dan berbumbu kuat,
makanan manis, daging sapi, makanan yang berlemak, teh, kopi, dan minuman lainnya. Ada
pertanyaan? Sekarang diskusi dengan kelompok masing-masing. Materi diskusi adalah bahan
makanan yang ada pada alat peraga bapak. Kelompokkan bahan makanan tersebut kedalam 2
kelompok, kelompok bahan makanan yang mudah dicerna dan yang sulit untuk dicerna. Waktu
30 menit dari sekarang. Nah, waktunya sekaranag sudah habis, silahkan duduk dibangkunya
masing-masing. Silahkan wakil dari kelompok 1 melaporkan hasilnya kedepan kelas.
Siswa : kelompok 1 belum selesai pak, dan begitu juga dengan kelompok 3 yang belum selesai
mengerjakan pak.

Pak Gatot : Bagaimana kalian! Kenapa kalau belum jelas tadi tidak ada yang bertanya. Pak
Gatot nampak kecewa sekali.

Identifikasi Informasi Kunci Atau Penting Yang Terdapat Di Dalam Kasus

 Pembelajaran yang diajarkan Pak Gatot adalah pembelajaran IPA dengan tema “Bahan
makanan yang mudah di cerna dan sulit untuk dicerna”
 Diawal pembelajaran terlihat bahwa siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran sehingga
menyebabkan ruang kelas menjadi hiruk pikuk
 Tidak ada respon yang diberikan Pak Gatot saat siswa bertanya tentang alat yang dibawa oleh
Pak Gatot
 Tidak ada respon dari Pak Gatot melihat bahan makanan yang siswa telah bawa
 Pak Gatot lebih memilih menggunakan media pembelajaran yang dibawanya daripada
menggunkan media pembelajaran yang dibawaoleh siswa
 Pak Gatot tidak memberikan kesempatan lebih kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang telah disampaikan
 Pak Gatot tidak memberikan bimbingan kepada siswa yang ada disetiap kelompok dalam
menyelesaikan tugasnya
 Hasil yang mengecewakan sebab siswa tidak menyelesaikan tugas dengan baik sesuai waktu
yang telah ditetapkan

Mengaitkan informasi-informasi tersebut sehingga muncul permasalahan atau pertanyaan


dari kasus tersebut 

1. Mengapa pembelajaran yang Pak Gatot berikan tidak bisa diselesaikan siswa dengan baik
sesuai dengan waktu yang diberikan?
2. Mengapa Pak Gatot tidak memberikan respon terhadap pertanyaan, atusias dan hiruk
pikuk dikelasnya? Padahal itu bisa saja mengganggu aktivitas pembelajaran dikelas lain
3. Mengapa Pak Gatot lebih memilih menggunakan media pembelajaran yang dibawanya
daripada harus menggunakan media pembelajaran yang dibawa oleh siswa? 
4. Mengapa Pak Gatot tidak memberikan kesempatan lebih kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan?

Analisis penyebab masalah yang terjadi

1. Kegiatan pembelajaran yang Pak Gatot berikan tidak terfokus pada siswa, Pak Gatot
hanya menjelaskan materi saja tanpa adanya interaksi secara langsung dengan siswa,
siswa tidak diberi kesempatan secara individu masing-masing dalam mengelompokkan
bahan makanan manayang mudah dicerna dan bahan makanan manayang sulit dicerna.
Selain itu, Pak Gatot tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa
dalam kegiatan pembelajaran dengan materi tersebut.
2. Pak Gatot kurang memahami tentang bagaimana menghargai serta memberikan respon
kepada siswa-siswanya, Pak Gatot juga kurang memahami masalah yang ditimbul ketika
keadaan kelas yang hiruk pikuk. Berdasarkan hal ini bisa dikatakan bahwa Pak Gatot
termasuk orang yang tak mempedulikan keadaan disekitarnya 
3. Media pembelajaran sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran dikelas, sebab
dengan media pembelajaran yang disampaikan akan mudah diterima oleh siswa. Hanya
saja pada permasalahan kasus kali ini Pak Gatot tidak menggunakan media pembelajaran
yang bersumber dari siswa, seharusnya Pak Gatot menggunakan media pembelajaran
yang dibawa oleh siswa, terlebih lagi guru tersebut telah meminta siswa untuk membawa
sendiri bahan-bahan yang diperlukan.
4. Pak Gatot tidak memberikan kesempatan yang lebih kepada siswa untuk bertanya
terhadap materi yang disampaikan, dengan demikian bisa dikatakan bahwa Pak Gatot
tidak menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dengan
efektif dan efesien.

Mengembangkan Alternatif Pemecahan Masalah

1. Dalam memberikan tugas pembelajaran, seharusnya Pak Gatot memperhitungkan waktu


yang diberikan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas tersebut dan juga
memperhitungkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikannya
2. Seharusnya Pak Gatot memberikan respon terhadap pertanyaan siswa sebagai apresiasi
semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran dikelas. Kemudian Pak Gatot hendaknya
memberikan pengertian kepada siswa bahwa antusias dalam mengikuti pembelajaran
sangatlah penting, hanya saja jangan sampai membuat suasana kelas menjadi hiruk pikuk.
Sebab dengan keadaan kelasyang hiruk pikuk akan menimbulkan kegaduhan atau
gangguan terhadap kegiatan pembelajaran dikelas terdekatnya
3. Seharusnya Pak Gatot lebih memilih menggunakan media pembelajaran dari siswa
daripada menggunakan media pembelajaran yang dimiliki, dengan demikian siswa lebih
dihargai apalagi jika ada yang menggunakan uang untuk membeli media tersebut
4. Seharusnya keaktifan siswa menjadi kunci dasar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai,
keaktifan siswa dapat terlihat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Misalnya
ketika memberikan penjelasan hendaknya Pak Gatot menggunakan metode tanya jawab
kepada siswa tidak hanya terpaku pada metode ceramah saja, dan juga agar siswa lebih
paham terhadap materi yang disampaikan hendaknya Pak Gatot meminta siswa secara
individu menentukan mana bahan makanan yang mudah dicerna dan mana bahan
makanan yang sulit untuk dicerna, baru lah kemudian membentuk kelompok untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada
2. kasus dalam pembelajaran dengan materi IPS Kelas 5 SD

Bu Subari mengajar kelas V di satu SD di daerah pegunungan yang dikelilingi oleh hutan.
Jika kita memandang ke arah utara dari halaman SD akan terlihat hutan pinus di kaki
pegunungan yang indah, sedangkan jika kita memandang ke arah barat, mata kita akan terpaku
melihat hutan belantara yang sangat lebat dan dekat. Burung-burung terlihat berterbangan karena
jarak antara hutan dan SD tersebut tidak jauh. Udara di sana cukup sejuk dengan hawa
pegunungan yang segar.
Di kelas V terdapat 13 orang anak. Meskipun secara resmi, bahasa pengantar yang digunakan
adalah Bahasa Indonesia, namun dalam berkomunikasi baik guru maupun murid menggunakan
bahasa daerah. Oleh karena itu nuansa daerah sangat terasa bai di dalam maupun diluar kelas.
Ketika seorang tamu dari luar daerahnya bertanya kepada anak-anak mereka menjawab dengan
bahasa Indonesia dengan patah-patah sehingga sukar dipahami maksudnya. Bu subari membantu
memperbaiki jawaban anak tersebut sehingga dapat dipahami oleh tamunya.
Suatu hari dalam pelajaran IPS, salah satu topik yang akan disampaikan adalah hutan homogen
dan hutan heterogen. Seperti biasa ketika masuk kelas Bu Subari mengucapkan salam yang
disambut dengan salam serempak oleh anak-anak. kemudian Bu Subari meminta anak-anak
mengeluarkan buku IPS dan selanjutnya Bu Subari memulai pelajaran dengan menuliskan pokok
bahasan Sumber Daya Alam, dengan topik/subtopik hutan heterogen dan hutan homogen.
Setelah itu terjadi peristiwa seperti berikut.
Bu Subari : "anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang hutan homogen dan heterogen, siapa
yang tahu apa itu hutan homogen dan hutan heterogen."
Anak-anak terdiam, tidak ada yang menjawab. Sebagian dari mereka ada yang menjawab dalam
bahasa daerah, tetapi jawaban tersebut diajukan kepada temannya bukan kepada guru, setelah itu
terdengar suara cekikikan..
Bu Subari : "kalau anak-anak tidak tahu, perhatikan ke papan tulis."
Bu Subari menuliskan definisi atau pengertian hutan homogen dan hutan heterogen di papan
tulis, kemudian meminta salah seorang siswa membacanya. Anak yang ditunjuk, membaca
dengan terbata-bata dan ucapannya tidak begitu jelas. Bu Subari kemudian meminta anak-anak
mencatat definisi tersebut dan menhafalkannya. Lima menit kemudian Bu Subari menghapus
tulisan di papan tulis dan meminta anak-anak secara bergiliran  menyebutkan apa yang dimaksud
dengan hutan homogen dan hutan heterogen. Ternyata tidak ada anak yang mampu menyebutkan
definisi itu dengan benar, bahkan mengucapkan kata homogen dan heterogenpun masih susah.
Bu Subari berusaha menahan amarahnya, dan meminta anak-anak membaca berulang-ulang
catatan mereka, sehingga pada pelajaran yang akan datang anak-anak sudah hafal definisi
tersebut. Pelajaran IPS dilanjutkan dengan meminta anak-anak secara bergilir membaca manfaat
hutan dari buku pelajaran IPS sampai waktu istirahat tiba.

Identifikasi Masalah
1. Respon siswa terhadap pertanyaan yang diajukan guru sangat rendah.
2. Siswa sulit menghafal definisi atau memahami konsep yang diajarkan.
3. Kemampuan siswa dalam berbicara Bahasa Indonesia Rendah.

Analisis Masalah
1. Guru kurang menguasai kompetensi keterampilan bertanya, akibatnya guru tidak mampu
mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif sehingga ia terpaksa
menjawab pertanyaannya sendiri.
2. Model pembelajaran yang dilakukan guru kurang memperhatikan aspek perkembangan
kognitif dan karakteristik siswa.
3. Guru tidak mampu melibatkan siswa secara katif dalam proses penemian konsep
(definisi)
4. Guru tidak mampu memanfaatkan sumber belajar yang tersedia.
5. Guru kurang mampu menciptakan situasi belajar yang dapat mendorong berkembangnya
kemampuan berbahasa.

Rumusan Masalah
1. Bentuk pertanyaan bagaimana yang dapat mendorong siswa untukmerespon pertanyaan
yang diajukkan guru.
2. Model pembelajaran yang bagaimana yang dapat membantu siswa mempermudah
menghafal dan memahami definisi atau konsep yang dipelajari.
3. Proses pembelajaran yang bagaimana dapat membantu menumbuhkembangkan
kemampuan berbahasa siswa.

Tujuan Perbaikan
1. Siswa mampu merespon setiap pertanyaan yang diajukkan guru
2. Siswa mampu menghafal definisi atau memahami konsep yang diajarkan
3. Kemampuan berbahasa siswa bertambah/meningkat

Alasan mengapa langkah perbaikan dibuat seperti itu:


1. Pembelajaran sesuai dengan perkembangan kognitif anak SD. Menurut Piaget, anak SD
pada umumnya berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Mereka akan lebih
cepat menyerap informasi jika informasi dikemas secara konkret.
2. Pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak SD. Menurut Robert J. Havighurt, anak
SD memiliki 4 karakteristik yaitu senang bermain, bergerak, belajar dan bekerja dalam
kelompok dan senang melaksanakan atau melakukan atau meragakan susuatu secara
langsung. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model
pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya, anak berpindah
dan bergerak, anak bekerja dalam kelompok dan terlibat langsung dalam pembelajaran.
3. Sesuai dengan teori belajar dari David Ausubel. Pembelajaran akan bermakna jika peserta
didik mampu menghubungkan informasi atau materi pelajaran baru dengan konsep-
konsep atau hal lainnya yang telah ada dalam struktur kognitifnya.
3. kasus dalam pembelajaran dengan materi Matematika Kelas 4 SD

Pak Dany adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di daerah pegunungan. Dalam
mata pelajaran matematika tentang pecahan, Pak Dany menjelaskan cara menjumlahkan pecahan
dengan memberi contoh di papan tulis. Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut: 

Pak Dany: “Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus
disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan contoh berikut: 1/2
+ 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6. Jadi yang
dijumlahnya adalah pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?" Anak-
anak diam, mungkin mereka bingung.

Pak Dany: “Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini."  Pak Dany menulis
5 soal di papan tulis dan anak-anak mengeluarkan buku latihan. 

Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar anak ribut
karena tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang tampak
mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan temannya.
Selama anak-anak bekerja Pak Dany duduk di depan kelas sambil membaca. Setelah selesai,
anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Dany meminta seorang anak
menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi karena jawaban itu salah, Pak Dany lalu
menuliskan semua jawaban di papan tulis. Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan
temannya, dan mencocokkan dengan jawaban di papan tulis. Alangkah kecewanya Pak Dany
ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi
benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua. 

 Identifikasi Informasi Kunci Atau Penting Yang Terdapat Di Dalam Kasus

 Pak Dany menjelaskan cara menyelesaikan penjumlahan pecahan di depan kelas


 Pak Dany memberikan contoh pecahan sepeti berikut 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4, hal
pertama yang dilakukan siswa adalah menyamakan penyebutnya terlebih dahulu, baru
bisa menyelesaikan persoalan tersbut
 Pak Dany membuat pernyataan sendiri dengan mengatakan siswa “sudah pasti paham”
dan langsung memberikan soal untuk diselesaikan siswa
 Keadaan kelas tampak tidak terkontrol sebab sebagian anak rebut dan bahkan ada yang
bertengkar dengan temannya sendiri, hanya sebagian kecil siswa yang tampak
mengerjakan soal yang telah diberikan
 Pak Dany hanya duduk-duduk saja sambil membaca ketika siswa sedang mengerjakan
soal yang telah diberikan 
 Pak Dany merasa kecewa ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang
benar semua, sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua. 
Analisis penyebab masalah yang terjadi

 Pak Dany tidak melakukan kegiatan pendahuluan sebelum memulai kegiatan


pembelajaran dikelasnya
 Pak Dany tidak melibatkan siswa secara langsung ketika memberikan materi
pembelajaran, terlebih lagi pada pembelajaran matematika
 Argument tidak dapat memberikan kebenaran tentang gambaran pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan   
 Suasana kelas yang ribut bisa saja menjadi gambaran bahwa siswa tidak memahami
materi pembelajaran matematika yang baru saja Pak Dany sampaikan 
 Pak Dany merasa kecewa sebab hanya 1 orang dari jumlah 30 siswa yang berhasil
menyelesaikan tugas secara benar 100%, 1 orang hanya berhasil menyelesaikan soal
secara benar sebanyak 3 soal dan untuk 1 siswa tersebut tbisa dikatakan tidak terlalu
memahami materi pembelajaran matematika secara baik, sedangkan sisanya 28 orang
siswa sudah pasti bisa dikatakan tidak memahami materi yag di sampaikan Pak Dany
dengan baik. 

Mengembangkan Alternatif Pemecahan Masalah

 Seharusnya hal pertama yang dilakukan oleh Pak Dany adalah melakukan pendahuluan
sebelum memulai pembelajaran dikelasnya. seperti mengucapkan salam, mengajak siswa berdo’a
secara bersama-sama, melakukan absensi terhadap kehadiran siswa, melakukan apersepsi
terhadap pembelajaran yang lalu dan juga  menyampaikan materi yang akan dipelajari serta
tujuan yang akan dicapai siswa setelah pembelajaran berakhir. 
 Sebagai seorang guru yang harus kita ingat adalah ketika memberikan pembelajaran dikelas,
maka libatkan siswa agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan tujuan yang diinginkan
tercapai. Terlebih lagi untuk pembelajaran matematika yang dianggap pembelajaran paling sulit
dikelas, ketika memberikan penjelasan mintalah beberapa siswa untuk maju kedepan kelas
menyelesaikan soal yang ada di papan tulis dan gunakan contoh yang banyak agar siswa lebih
paham terhadap materi yang disampaikan.  
 Jangan pernah berargumen bahwa siswa akan paham terhadap materi yang disampaikan
begitu saja, yang perlu kita ketahui bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam memahami pembelajaran, ada yang langsung paham, ada yang perlu tambahan penjelasan
baru bisa paham dan ada yang memerlukan waktu cukup lama agar bisa memahami materi
pembelajaran. Kalau kita berargumen siswa sudah paham setelah diberikan beberapa contoh soal
dan langsung memberikan tugas untuk diselesaikan, ini merupakan tindakan yang keliru.
 Suasana kelas yang tidak terkontrol menjadi suatu pertanda bahwa pembelajaran yang
dilakukan dikelas tersebut tidak berjalan dengan baik, keributan selain dapat mengganggu siswa
lain yang ada di dalam kelas juga dapat menggangu kelas lain yang berada tidak jauh dari kelas
tersebut, siswa rebut bisa diakibatkan beberapa hal salah satunya adalah karena siswa tidak
memahami materi yang disampiakan, tidak berhasil menyelsaikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
dan ingin mencontek milik temannya   
 Pak Dany merasa kecewa sebab hanya 1 orang dari jumlah 30 siswa yang berhasil
menyelesaikan tugas secara benar 100%, 1 orang hanya berhasil menyelesaikan soal secara benar
sebanyak 3 soal dan untuk 1 siswa tersebut tbisa dikatakan tidak terlalu memahami materi
pembelajaran matematika secara baik, sedangkan sisanya 28 orang siswa sudah pasti bisa
dikatakan tidak memahami materi yag di sampaikan Pak Dany dengan baik. Tindakan yang bisa
dilakukan oleh Pak Dany adalah 1) memberikan remedial kepada siswa yang gagal
menyelesaikan tugas, 2) memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang
lain, 3) menggunakan alat bantu berupa media pembelajaran dalam menyampaikan materi dan,
4) meminta kepada siswa pada bagian mana dalam materi tersebut yang belum bisa dipahami
dengan baik, lalu bisa kembali diberikan penjelasan oleh gurunya. 

 
4. kasus dalam pembelajaran dengan materi Bahasa Indonesia Kelas 2 SD

Bu Lince mengajar di kelas 2 SD Tanjung Harapan yang terletak di ibukota sebuah kecamatan.
Suatu hari Bu Lince mengajak anak-anak berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang
banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan
menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba
menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya. Pada akhir perbincangan Bu Lince
meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain
mencocokkan pekerjaannya dengan tulisan di papan. Setelah selesai anak-anak diminta membuat
kalimat dengan menggunakan kata-kata yang ditulis di papan tulis. 

Bu Lince: "Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat
dengan kata-kata itu ya." Anak-anak menjawab serentak: "Ya, Bu." Kemudian Bu Lince pergi ke
mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak. Karena tak seorangpun yang mulai
bekerja, Bu Lince kelihatan tidak sabar. "Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya
kalimat." kata Bu Lince dengan suara keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bu Lince
diam saja dan tetap duduk di kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang
mulai mengantuk, dan sebagian mulai bermain-main. Mendengar suara gaduh, Bu Lince dengan
keras menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya.
Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Bu Lince memanggil
kembali dengan suara keras agar semua anak membuat kalimat.

Identifikasi Informasi Kunci Atau Penting Yang Terdapat Di Dalam Kasus

 Bu Lince berbincang-bincang dengan siswa tentang sayur-sayuran yang ada di pasar dan
meminta siswa menyebutkan nama sayuran tersebut
 Bu Lince meminta seorang anak untuk menuliskan nama sayuran yang telah dituliskan
disebuah buku ke papan tulis
 Bu Lince meminta siswa untuk membuat kalimat dari kata-kata nama sayur yang telah
dituliskan di papan tulis
 "Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Bu Lince dengan suara
keras. Bu Lince dengan keras menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak
untuk membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat
yang akan dibacakan. Bu Lince memanggil kembali dengan suara keras agar semua anak
membuat kalimat.

Mengaitkan Informasi-informasi Tersebut Sehingga Muncul Permasalahan Atau


Pertanyaan Dari Kasus Tersebut 

1. Mengapa Bu Lince tidak memberikan penjelasan dan tidak memberikan contoh cara
membuat kalimat yang terdiri dari kata-kata sayur?
2. Mengapa Bu Lince harus berkata-kata dengan suara keras agar siswa mau mengerjakan
tugas yang diberikan?
3. Pendekatan apa yang bisa di lakukan oleh Bu Lince untuk siswa kelas 2 tersebut agar bisa
membuat kalimata dari kata-kata yang telah ada?
Analisis penyebab masalah yang terjadi

1. Bu Lince tidak memberikan penjelasan tentang cara membuat kalimat serta tidak
memberikan contoh kalimat sederhana sesuai dengan kata-kata yang telah dituliskan
dipapan tulis tersebut 
2. Bersuara keras tidak akan menyelsaikan masalah saat dikelas terlebih lagi untuk siswa
kelas 2 SD dan ini yang terjadi pada pembelajaran yang Bu Lince lakukan
3. Bu Lince tidak menggunakan pendekatan yang sesuai baik saat menyampaikan
pembelajaran dan meminta siswa untuk membuatkan kalimat yang terdiri dari kata-kata
sayur

Mengembangkan Alternatif Pemecahan Masalah

1. Seharusnya Bu Lince memberikan penjelasan tentang cara membuat kalimat yang baik
dan benar, lalu kemudian memberikan contoh kalimat sederhana yang terdiri dari kata-
kata sayuran, misalnya: tomat berwarna merah, ibu membeli labu dan sebagainya, cukup
dengan kalimat sederhana yang terdiri dari 2-3 kata saja 
2. Seharusnya Bu Lince tidak berkata-kata yang keras terlebih lagi untuk siswa kelas 2,
sebab perkataan yang keras bisa membuat siswa trauma atau merasa takut dalam
mengikuti pembelajaran dikelas, jika siswa sudah merasa takut bisa saja membuat siswa
tidak ingin lagi belajar di kelas tersebut dan tidak berani lagi bertemu guru yang
bersangkutan 
3. Seharusnya Bu Lince menggunakan pendekatan di dalam pembelajaran tersebut, seperti
pendekatan tematik. Pendekatan tematik bisa dilakukan karena pemikiran siswakelas 2
masih bersifat holistik. Dalam KBBI kata holisme (holistik) didefiniskan sebagai
carapendekatan terhadap suatumasalah ataugejala, dengan memandang gejala atau
masalah tersebut sebagai suatu kesatuan yang utuh. 
5. kasus dalam pembelajaran dengan materi IPA Kelas 3 SD

Ibu Tuti sedang mengajarkan IPA kelas 3 SD Kartikasari. Topik yang dibahas adalah melayang,
terapung, dan tenggelam. Di depan kelas sudah tersedia bak air besar dan berbagai jenis benda
seperti bola, batu, gabus, telur, sikat sepatu dan benda-benda lain yang bentuk dan bahannya
berbeda-beda. Bu Tuti mulai pembelajaran dengan menyampaikan bahwa pelajaran IPA hari ini
adalah melayang, terapung dan tenggelam. Topik tersebut ditulis di papan tulis dan kemudian Bu
Tuti menjelaskan apa yang disebut malayang, terapung, dan tenggelam.

Sambil menjelaskan Bu Tuti menuliskan pokok-pokok materi di papan tulis dan siswa di suruh
mencatat. Ketika menjelaskan tentang jenis benda yang dapat melayang, mengapung, dan
tenggelam, Bu Tuti mendemonstrasikan proses melayang, terapung, dan tenggelam dengan
memasukan benda untuk setiap proses kedalam bak air. Kemudian Bu Tuti menyebutkan benda
lain yang dapat melayang, mengapung, dan tenggelam untuk di catat oleh murid. Pada akhir
pelajaran Bu Tuti memberikan tes objektif.

Setelah di periksa hasilnya sangat mengecewakan karena hanya 10 dari 30 murid yang mendapat
nilai 6 atau lebih. (dalam skala 10).

Kelemahan pembelajaran utama

1. Alat dan bahan yang digunakan sulit didapat atau terbatas jumlahnya.
2. Berbahaya (mengandung unsur resiko) jika dilakukan siswa.

hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa

 Kegiatan pembelajaran hanya diikuti oleh sebagian siswa.


Kegiatan demonstrasi yang dilakukan Bu Tuti di depan kelas. Dalam kondisi seperti itu
tidak memungkinkan untuk seluruh siswa dapat mengikuti proses tersebut dengan
seksama, terutama siswa-siswa yang duduk di tengah dan di belakang. Ditambah lagi
dengan karakteristik bak air yang tidak mungkin diisi penuh sampai ke permukaan,
karena hal ini akan menyebabkan tumpahnya sebagian air saat benda dimasukan. Untuk
menghindari hal tersebut otomatis Bu Tuti akan mengurangi jumlah air. Ironisnya
sekarang permukaan air jadi tidak tampak karena terhalang dinding bak. Hasilnya dapat
dipastikan siswa yang duduk di tengah dan di belakang tidak akan melihat seluruh
kegiatan dengan jelas.

 Siswa tidak dilibatkan aktif dalam proses penemuan informasi.

Dalam kasus pembelajaran Bu Tuti, siswa diberi sejumlah informasi yang siswa sendiri
tidak mengerti bagaimana prosesnya sehingga informasi tersebut diperoleh. Cara
pembelajaran yang baik adalah prosedur pembelajaran yang menyebabkan siswa
berperan aktif (fisik, mental dan emosional) dalam proses penemuan informasi tersebut.
Dengan cara ini siswa akan mampu menyerap informasi secara maksimal.
6. kasus dalam pembelajaran dengan materi IPA Kelas 3 SD

Anda mungkin juga menyukai