Anda di halaman 1dari 12

Tugas TAP Mandiri 2

(Kasus pak Tri)


NAPSI DWI ARDIARINI (858046822)
6. Salah satu model belajar IPA yang sangat terkenal ada model
belajar penemuan (Discovery Learning) yang dilakukan oleh Bruner.
Berdasarkan studi kasus di atas jelaskan model belajar penemuan
(Discovery Learning) yang telah dipraktekkan oleh pak Tri pada
pelajaran IPA di atas.
Model belajar penemuan (Discovery Learning) adalah salah satu metode dalam
pengajaran teori kognitif dengan mengutamakan peran guru dalam menciptakan
situasi belajar yang melibatkan siswa belajar secara aktif dan mandiri. Metode
pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur
pengajaran sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh pengetahuan yang
sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau
seluruhnya ditemukan oleh siswa sendiri.
Tiga ciri utama dalam discovery learning, yaitu :

1. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk


menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi
pengetahuan.
2. Berpusat pada siswa.
3. Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru
dengan pengetahuan yang sudah ada.
Dalam pembelajaran pak Tri sudah menggunakan discovery
learning, dapat dilihat dari kegiatan :
03
01
Pak Tri tidak menjawab pertanyaan dari siswa
yang penasaran tentang benda-benda yang ada,
Pak Tri membawa perlengkapan belajar tetapi hanya memberikan kata kunci yaitu “kira-
siswa yaitu seperti es batu, potongan kayu, kira benda itu dapat berubah menjadi apa” serta
korek api, plastik dan alkohol hanya berkeliling kepada setiap kelompok untuk
melihat apa yang terjadi

02
04
Pak Tri membagi kelompok menjadi 4 dan Pak Tri menyuruh siswa untuk mencatat
membagikan beberapa benda kepada setiap perubahan benda pada buku
setiap kelompok untuk dibahas untuk laporan dan selanjutnya maju ke
depan untuk melakukan presentasi
kelompok
7. a. Kelebihan penerapan model belajar penemuan (Discovery
Learning):

1. Mendukung partisipasi aktif pembelajar dalam proses pembelajaran.


2. Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
3. Membuat siswa memiliki motivasi yang tinggi karena memberikan
kesempatan kepada mereka untuk melakukan eksperimen dan menemukan
sesuatu untuk diri mereka sendiri.
4. Pembelajaran berpusat pada siswa,tidak pada guru. Guru hanya sebagai
teman belajar/fasilitator saja, membantu bila diperlukan
Kelemahan penerapan model belajar penemuan (Discovery Learning):

1. Kadangkala terjadi kebingungan pada para pembelajar ketika tidak


disediakan semisal kerangka kerja, dan semacamnya.
2.Terbentuknya miskonsepsi.
3. Pembelajar yang lemah mempunyai kecenderungan untuk belajar di bawah
standar yang diinginkan, dan guru seringkali gagal mendeteksi pembelajar
semacam ini (bahwa mereka membutuhkan remedi).
4. Metode ini tak memiliki peluang berfikir bagi peserta didik karena guru
sudah menentukan diawal.
5. Tidak efektif apabila diterapkan dalam pembelajaran ke banyak siswa,
karena dibutuhkan waktu yang tak singkat untuk membuat mereka
menemukan pemecahan masalah yang disajikan.
b. Langkah perbaikan pembelajaran yang diperlukan pak Tri pada
pelajaran IPA:

1. Dalam pembagian kelompok pak Tri seharusnya memasukkan siswa yang


punya kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuan rendah (diacak)
dalam satu kelompok karena jika kelompok tersebut anggotanya hanya siswa
yang punya kemampuan rendah semua maka kelompok tersebut akan
mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang diberikan guru.
2. Sebelum melakukan pembelajaran discovery learning seharusnya pak Tri
menginformasikan kepada siswa agar membaca dan mempelajari terlebih
dahulu materi yang akan diberikan dari buku siswa/literatur lainnya seperti
internet agar siswa sudah punya gambaran dan memahami materi yang akan
dibahas.
3. Pada akhir pembelajaran seharusnya pak Tri bersama siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran agar diperoleh konsep yang sama.
Langkah-langkah Kegiatan Inti Discovery Learning:

a. Pemberian rangsangan (stimulasi):


1. Guru mempersiapkan perlengkapan dan media yang digunakan
selama proses pembelajaran, seperti: es batu, potongan kayu,
plastik, alkohol, dan lembar kerja siswa
2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok besar
(4 kelompok) dan memberikan beberapa benda kepada setiap
kelompok
3. Guru memberikan stimulasi dengan mengatakan bahwa
pembelajaran akan berlangsung dengan gembira
b. Pernyataan Masalah (Statement):
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi masalah dari benda yang diberikan guru secara
kelompok
2. Guru berkeliling kepada setiap kelompok untuk melihat apa
yang telah terjadi

c. Pengumpulan Data (Data Collection):


Guru menyuruh siswa untuk mengamati perubahan benda
berdasarkan temuan pada percobaan di laporan kelompok sesuai
dengan temuan pada saat melakukan percobaan seperti ada siswa
yang memegang es batu sampai tangannya dingin, ada yang
membakar plastik, ada yang membakar kayu
d. Pengolahan Data (Data Processing):
1. Guru menyuruh siswa untuk menganalisis, dan menuliskan data
temuannya sesuai dengan percobaan
2. Guru menyuruh siswa memeriksa kembali hasil yang didapat
selama diskusi kelompok

e. Pembuktian (Verification):
1. Guru mengarahkan setiap siswa membagi temuannya kepada
kelompok lainnya untuk saling memberi masukan melalui presentasi
kelompok di depan kelas
2. Guru menyuruh masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil temuan di depan kelas secara bergantian, dan kelompok lain
menanggapi
f. Penarikan Kesimpulan (Generalization):
Guru bersama siswa menyimpulkan materi
pembelajaran yang dibahas bersama-sama agar terjadi
persamaan konsep
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai