Jawaban
1. a. 3 dimensi pengertian kurikulum sebagai berikut
- Kurikulum sebagi mata pelajaran (subject)
- Kurikulum sebagai pengalaman belajar (learning experiences)
- Kurikulum sebagai program/rencana pembelajaran
b. Penjelasan Masing-masing Pengertian Kurikulum
- Pengertian kurikulum pada dimensi pertama mengandung makna bahwa pada
dasarnya kurikulum itu terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh siswa. Dalam hal ini, kurikulum selalu berorientasi pada penguasaan
isi atau materi pelajaran sebagai sasaran akhir proses pendidikan (content
oriented). Isi atau materi pelajaran yang harus dikuasai siswa tersebut pada
hakikatnya merupakan ilmu pengetahuan yang terkait dengan setiap mata
pelajaran. Dimensi pengertian kurikulum sebagai mata pelajaran ini dianggap
merupakan pandangan yang terlalu sempit dan sederhana, namun demikian,
pada kenyataannya masih banyak diterapkan dalam praktik pelaksanaan
pendidikan dewasa ini.
- Pengertian kurikulum pada dimensi kedua tidak dibatasi hanya sebagai
sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar
(learning experiences) yang dialami siswa dan memengaruhi perkembangan
pribadinya. Dengan demikian, pengertian kurikulum itu mencakup seluruh
kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Ahli kurikulum yang berpendapat seperti
itu, di antaranya Harold B. Alberty (1965). Ia memandang kurikulum sebagai
semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab
sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school).
Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup
juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. Pendapat yang
senada dan menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor,
Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap kurikulum sebagai segala
upaya sekolah untuk memengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan
kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah. Dimensi pengertian
kurikulum sebagai pengalaman belajar ini dianggap merupakan pandangan
yang terlalu luas karena sekolah dalam hal ini guru tidak mungkin dapat
mengontrol dan mengukur segala bentuk perilaku siswa, khususnya yang
terjadi di luar sekolah. Selain itu, makna kurikulum itu sendiri menjadi kabur
dan tidak fungsional
- Pengertian kurikulum pada dimensi ketiga mengandung makna bahwa
kurikulum tersebut merupakan suatu program atau rencana belajar (a plan for
learning). Pengertian kurikulum pada dimensi ini nampaknya untuk
menjembatani pandangan mengenai pengertian kurikulum yang terlalu sempit
dan pandangan yang terlalu luas. Apabila masih memiliki waktu yang cukup
banyak, disarankan melakukan pencarian (searching) di internet untuk
menambah wawasan dan pemahaman mengenai pengertian-pengertian
kurikulum tersebut. Dalam menemukan berbagai pengertian kurikulum yang
senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teori dan praktik
pendidikan.
Dalam proses pendidikan terjadinya interaksi sosial antara manusia / Peserta didik dan
lingkungan sosial. Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan prilaku siswa
menuju kedewasaan. Baik fisiik, mental, pengetahuan, moral, maupun sosisal.
Perubahan tersebut dapat di implementasikan dari adanya Intervensi dari pada
program pendidikan. Adapun perubahan yang terjadi pada siswa tersebut karna
kematangan siswa itu sendiri atau pengaruh dari lingkungan dilluar pendidikan.
Kurikurum merupakan alat untuk mencapai tujuan program pendidikan yang
diharapkan dapat efektif dalam proses pembentukan prilaku siswa yang berupa
kemampuan-kemampuan aktual, dan potensial para peserta didik / siswa.
b. Jelaskan jenis prinsip umum yang dilakukan guru pada fenomena di atas.
Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat
yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level
yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pelatihan ini oleh
Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors)
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
1. Kongnitif
Tujuan kognitif atau ranah kognitif adalah segala upaya yang mencakup kegiatan
mental (otak). Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir antara
lain:
● Pengetahuan (Knowledge)
Kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari. Contoh:
menyatakan kebijakan.
● Pemahaman (Comprehension)
Kemampuan memahami materi tertentu. Contoh: menuliskan kembali atau
merangkum materi pelatihan.
● Penerapan (Application)
Kemampuan untuk menerapkan informasi/konsep dalam praktek/situasi nyata
yang baru. Contoh: menggunakan pedoman/aturan dalam menghitung gaji
pegawai.
● Analisa (Analysis)
Kemampuan menguraikan suatu materi menjadi bagian-bagiannya. Contoh:
menganalisa penyebab meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan
keuangan.
● Sintesis (Synthesis)
Kemampuan untuk memproduksi. Contoh: Menyusun kurikulum pelatihan
dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber.
● Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan menilai ‘manfaat’ suatu benda/hal untuk tujuan tertentu
berdasarkan kriteria yang jelas. Contoh: membandingkan hasil ujian peserta
pelatihan dengan kunci jawaban.
2. Ranah Afektif
afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai,
penghargaan, semangat, minat, motivasi, dan sikap. Ranah Afektif dibagi dalam lima
kategori yaitu:
a. Penerimaan (Receiving)
Kemampuan memperhatikan/menunjukkan atensi dan penghargaan terhadap
orang lain. Contoh: mendengar pendapat orang lain, mengingat nama
seseorang.
b. Responsive (Responding)
Kemampuan berpartisipasi aktif dalam pelatihan dan selalu termotivasi untuk
segera bereaksi dan mengambil tindakan atas suatu kejadian. Contoh:
berpartisipasi dalam diskusi kelas.
c. Nilai yang dianut (Value)
Kemampuan menunjukkan nilai yang dianut untuk membedakan mana yang
baik dan kurang baik terhadap suatu kejadian/obyek yang diekspresikan dalam
perilaku. Contoh: mengusulkan kegiatan Corporate Social Responsibility
sesuai nilai yang berlaku dan komitmen perusahaan.
d. Organisasi (Organization)
Kemampuan membentuk sistem nilai dan budaya organisasi dengan
mengharmonisasikan perbedaan nilai. Contoh: menyepakati dan mentaati etika
profesi, mengakui perlunya keseimbangan antara kebebasan dan tanggung
jawab.
e. Karakterisasi (Characterization)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup seseorang. Kemampuan
memperbaiki hubungan intrapersonal, interpersonal dan sosial. Contoh:
menunjukkan rasa percaya diri ketika bekerja sendiri, kooperatif dalam
aktivitas kelompok.
3. Psikomotorik
Ranah psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik
dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya.
Perkembangan tersebut dapat diukur sudut kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik
pelaksanaan. Ada tujuh kategori dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang
sederhana hingga tingkat yang rumit yaitu: persepsi, kesiapan, respon terpimpin,
mekanisme, respon tampak yang kompleks, penyesuaian dan penciptaan.