Anda di halaman 1dari 7

Tugas 3 PDGK4505/PENGEMBANGAN KURIKULUM & PEMBELAJARAN DI SD

NAMA: KIKI MUNIATI

NIM : 826261352

POKJAR : BUMIAYU

UPBJJ : PURWOKERTO

1. Istilah pembelajaran terpadu, banyak istilah yang digunakan untuk memadukan materi
yang spesifik misalnya keterampilan menulis atau berpikir di antara kurikulum. Dengan
pendekatan terpadu, kurikulum dirancang dapat mengakomodasi kebutuhan siswa,
mengatasi masalah sosial di antara para siswa di kelas, dan juga memantapkan
penguasaan materi pelajaran. Uraikan latar belakang atau alasan penggunaan
pembelajaran terpadu!
2. Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Uraikan
hal yang terkait dengan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran terpadu!
3. Pembelajaran kelas rangkap adalah penggabungan sekelompok siswa yang mempunyai
perbedaan usia, kemampuan, minat, dan tingkatan kelas di mana dikelola oleh seorang
guru atau beberapa guru yang dalam pembelajarannya difokuskan pada kemajuan
individual para siswa. Pembelajaran kelas rangkap memiliki korelasi dengan teori belajar
yang dikemukakan oleh beberapa tokoh. Uraikan korelasi atau keterkaitan teori belajar
dan pembelajaran kelas rangkap menurut beberapa tokoh!
4. Karakteristik anak-anak menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan
yang bermuatan permainan, terutama untuk kelas rendah. Guru SD diharap merancang
model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Sesuai
dengan tumbuh kembang anak sekolah dasar, maka guru harus memberikan pengalaman
pada aktivitas fisiknya. Uraikan dan jelaskan aktivitas bermain yang cocok buat anak
sekolah dasar!
5. Menurut penelitian Howard Gardner, di dalam diri setiap anak tersimpan sembilan jenis
kecerdasan yang siap berkembang. Ia memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas
tersebut menjadi sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan macam kecerdasan
dasar pada anak-anak. Uraikan sembilan macam kecerdasan dasar tersebut!

JAWABAN
1. Pembelajaran akan lebih bermakna menggunakan pendekatan terpadu, karena
pembelajaran terpadu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar sesuai
dengan minat dan kebutuhannya. Pembelajaran terpadu didasarkan pada tiga konsep
tentang proses belajar anak yaitu: anak-anak tidak membedakan antara bidang-bidang
pelajaran, anak memandang bidang mata pelajaran sebagai suatu yang berkaitan secara
keseluruhan, pembelajaran terpadu berdasarkan metode mengajara induktif, yang
menghubungkan berbagai kegiatan dengan topik tertentu yang diintegritaskan kedalam
satu kesatuan. Pembelajaran terpadu memungkinkan peserta didik menggunakan
ketrampilan dalam suatu mata pelajaran dengan cara bermakna.

2. 1. Kelebihan

Kelebihan tersebut didasari oleh beberapa alasan.


1. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah
memahami sekaligus melakukannya.
2. Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
3. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan
belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
4. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
5. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan
belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.

2. Kekurangan

1. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan
mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak
membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu
saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.

2. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik
yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini
terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik
(mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan
elaboratif (menggali dan menemukan). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan
model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.

3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan


bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas
internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan
wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan
terhambat.

4. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan


pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru
perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan
pembelajaran peserta didik.

5. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh


(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari
beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut
untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang
komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran
berasal dari guru yang berbeda.

6. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah


satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat
mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau
mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar
belakang pendidikan guru itu sendiri.

3. 1. B.F. Skiner
Skinner memberikan ststemennya bahwa belajar merupakan “Tingkah laku sebagai
hubungan antara perangsang (S) dan respon (R)” yang terkenal dengan teorinya yaitu Operant
Conditioning Theory. Ada dua macam respon dalam kegiatan belajar Respondent response
reflexive respons, bersifat spontan atau dilakukan secara reflek, diluar kemampuan seseorang.
Dalam situasi yang demikiasn seseorang cukup belajar dengan stimulus yang diberikan dan ia
akan memberikan respons yang sepadan dengan stimuli yang datang. Operant Response
(Instrumental Response), respon yang timbul dan berkembangnya dikuti oleh perangsan-
perangsang tertentu. Perangsang yang demikian disebut dengan reinforcing stimuli atau
reinforcer, karena perangsang ini memperkuan respons yang telah dilakukan oleh organisme.

2.      Pavlov
Dalam teorinya Pavlov menyatakan bahwa gerakan refleks itu dapat dipelajari dan dapat
berubah dengan melakukan latihan. Refleks dibagi menjadi dua bagian, yaitu refleks wajar
(unconditioned reflex) dan refleks bersyarat (conditioned reflex). Refleks wajar, refleks yang
terjadi dengan sendirinya saat diberikan rangsang, sedangkan refleks bersyarat adalah refleks
yang harus dipelajari. Menurut teori conditioning, belajar adalah suatu proses perubahan yang
terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions), dapat berupa latihan yang dilakukan secara terus
menerus sehingga menimbulkan reasksi (response).      
Kelemahannya adalah menganggap bahwa belajar adalah hanyalah terjadi secara otomatis dan
lebih menonjolkan peranan latihan-latihan, dimana keaktifan dan pribadi seseorang tidak
dihiraukan.
3.      Guthrie
Teori yang dikemukakan oleh Guthrie adalah teori conditioning yang menitikberatkan
pada cara-cara atau upaya tertentu untuk mengubah kebiasaan yang kurang baik menjadi
kebiasaan yang baik. Menurut Guthrie tingkah laku manusia itu adalah merupakan deretan-
deretan tingkah laku yang terdiri dari unit-unit. Unit-unit tingkah laku ini merupakan respons
atas rangsangan ang terjadi sebelumnya dan menjadi rangsang berikutnya

4.      E.L. Thorndike
Thorndike menyatakana ada 2 prinsip belajar, yaitu law of effect dan law of exercise,
yang terangkum dalam teorinya yaitu The Connectionism Theory. Law of Effect Adalah prinsip
yang menyatakan bahwa seseorang dapat dengan cepat menguasai perilaku baru, apabila ia
merasa memperoleh susuatu yang menyenangkan, memuaskan ketika melakukan perbuatan
(response) yang berkenaan dengan perilaku tersebut di atas. Law of Exercise Adalah prinsip
yang menyatakan bahwa makin sering perilaku baru itu dipraktekkan atau dilatih penerapannya
makin kuat dan makin cepat berintegrasi dengan keseluruhan perilaku kebiasaannya.
5.      Clark C. Hul
Dalam teorinya ia mengatakan bahwa suatu kebutuhan harus ada pada diri seseorang
yang sedang belajar, kebutuhan itu dapat berupa motif, maksud, ambisi, atau aspirasi. Dalam hal
ini efisiensi belajar tergantung pada besarnya tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang
menyebabkan timbulnya usaha belajar individu. Prinsip penguat (reinforcer) menggunakan
seluruh situasi yang memotivasi, mulai dari dorongan biologis yang merupakan kebutuhan utama
seseorang sampai pada hasil-hasil yang memberikan ganjaran bagi seseorang. Jadi pada diri
seseorang harus ada motif sebelum belajar terjadi atau dilakukan.

6.      Piaget
Piaget mengemukakan aspek-aspek perkembangan intelektual anak sebagai berikut:
Aspek struktur Ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental, dan
perkembangan berpikir logis anak-anak. Tindakan-tindakan menuju perkembangan operasi-
operasi dan selanjutnya menuju pada perkembangan struktur-struktur. Struktur yang juga disebut
skemata atau juga biasa disebut dengan konsep, merupakan organisasi mental tingkat tinggi. 

7.      Jerome S Bruner
Bruner menyatakan bahwa inti belajar adalah bagaimana orang memilih,
mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif. Menurut Bruner selama
kegiatan belajar berlangsung hendakanya siswa dibiarkan untuk menemukan sendiri (discovery
learning) makna segala sesuatu yang dipelajari. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk berperan dalam memecahkan masalah. Dengan cara tersebut diharapkan mereka
mampu memahami konsep-konsep dalam bahasa mereka sendiri.
8.      Robert M Gagne  
Gagne mengemukakan ada lima kemampuan hasil belajar yaitu tiga bersifat kognitif, satu
bersifat afektif, dan satu bersifat psikomotorik. Kemampuan itu adalah
   Kemampuan /keterampilan intelektual           
Mampu menggunakan hal yang kompleks dalam suatu situasi baru dimana diberikan sedikit
bimbingan dalam memilih dan menerapkan aturan-aturan dan konsep-konsep yang telah
dipelajarinya sebelumnya. Kemampuan yang berhubungan dengan sikap atau mungkin
sekumpulan sikap yang dapat ditunjukkan oleh perilaku yang mencerminkan pilihan tindakan
terhadap kegiatan-kegiatan IPA
    Kemampuan informasi verbal
    Keterampilan motorik
Bertolak dari model belajarnya, Gagne mengemukakan delapan fase dalam satu tindakan belajar
(learning act).

9.      David Ausubel     
Ia mengemukakan teori belajar yaitu teori belajar bermakna. Belajar dapat
diklasifikasikan dalam dua dimensi, yaitu:
Dimensi yang berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan kepada
siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi yang menyangkut cara bagaimana siswa
dapat mengabaikan informasi pada struktur kognitif yang ada. Struktur kognitif adalah fakta,
konsep, dan generalisasinya yang telah dipelajari dan diingat siswa. Dalam implementasinya,
teori ini terdiri dari dua fase, aitu mula-mula ia menyangkut pemberian “the organizer” atau
materi pendahuluan diberikan sebelum kegiatan berlangsung dan dalam tingkat abstraksi. Fase
berikutnya dimana organisasinya lebih spesifik dan terarah.

4. Bentuk-bentuk permainan yang sesuai untuk siswa SD yaitu : permainan eksplorasi


(penjelajahan), permainan energik, permainan kemahiran (skillfull play), permainan
sosial dan puzzle ( Dorothy, 1985).

a. Permainan Eksplorasi Dapat dipelajari melalui empat cara


1. Mencari atau membuat penemuan baru seperti : mencari suatu benda dilingkungan
rumah atau sekolah
2. Meransang rasa ingin tahu anak, seperti : permainan remote control
3. Mengembangkan keterampilan, seperti : permainan sapi lidi
4. Mempelajari keterampilan baru seperti, : video game, computer

b. Permainan Energik Ciri-cirinya :


1. Benyak mengeluarkan tenaga yang anak mengekplorasi lingkungannya (berlari,
bermain kuda-kudaan, memanjat)
2. Terjadi control pada tubuh (berjalan-jalan, menendang bola)
3. Mengkoordinasikan berbagai bagian tubuh yang berbeda secara bersama-sama
(berjalan, berlari, berenang, sit-up, berguling-guling di matras)

c. Permainan Kemahiran Yang dimaksud bermain kemahiran adalah semua bentuk


permainan dan aktivitas yang membutuhkan kemahiran dan penggunaan tangan dan mata
yang terkendali, contoh : membangun menara dari tumpukan balok, konstruksi puzzle
jigsaw, pingpong dsb

d. Permainan Sosial Dasar dari semua aktivitas permainan sosial adalah adanya interaksi
antara dua orang atau lebih. Aktivitas seperti permainan bola, domino, atau bermain
jualjualan membutuhkan anak untuk berperan memberi dan menerima secara bergantian.
Jika seseorang tidak memainkan peran tersebut, maka permainan social tidak dapat
berjalan. 8 Pentingnya bermain sosial
1. Mendorong anak belajar berbagai bentuk karakter orang lain
2. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi
3. Mendorong anak menjadi ramah dan mudah bergaul
4. Membantu anak mengembangkan persahabatan

e. Permainan Imajinatif Permainan ini bermanfaat bagi anak dalam hal :


1. Meningkatkan kemampuan berbicara dan berbahasa
2. Membantu anak dalam memahami orang lain
3. Menumbuhkembangkan kreativitas
4. Membantu anak memahami dirinya dan menjadi dirinya sendiri Contoh permainan
imajinatif : bermain peran (pura-pura), permainan boneka, permainan raksasa,
mendongeng, bermain drama, melawak, bermain dengan gambar (gambar kubus, domino,
dsb)

f. Permainan Puzzle Permainan ini bermanfaat bagi anak dalam hal :


1. Meningkatkan kemampuan berfikir
2. Menambah keingintahuan
3. Berlatih menyelesaikan permasalahan sendiri Contoh permainan ini : permainan kartu
gambar, permainan kancing, permainan papan kotak pencocokan, sorting (memisahkan
warna atau bentuk dsb)

5. Kecerdasan linguistik (Linguistic intelligence)


Kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata – kata secara efektif baik secara
oral maupun secara tertulis
contohnya pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, orator Tokoh terkenal
seperti : Sukarno, Paus Yohanes Paulus II, Winston Churhill.

Kecerdasan matematis-logis (Logical – mthematical intelligence)


Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika . Jalan pikiran bernalar
dengan mudah mengembangkan pola sebab akibat .
contohnya matematikus, programer, logikus.Tokoh terkenal seperti : Einstein (ahli fisika),
Habibie (ahli pesawat)

Kecerdasan ruang(Spatial intelligence)


Kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan untuk mengenal
bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya imaginasi secara tepat.
contohnya pemburu, arsitek, dekorator. Tokoh terkenal seperti Sidharta (pemahat), Pablo
Pacasso (pelukis)

Kecerdasan kinestetic-badani (bodily- kinesthetic intelligence)


Kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan
perasaan .
contohnya aktor, atlet, penari ahli bedah. Tokoh terkenal seperti : Charlie Chaplin (pemain
pantonim yang ulung), Steven Seagal (actor)

Kecerdasan musikal (Musical intelligence)


Kemampuan untuk mengembangkan , mengekspresikan dan menikmati bentuk – bentuk musik
dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta kemampuan memainkan alat musik.
contohnya komponis .Tokoh terkenal seperti Beethoven, Mozart.
Kecerdasan interpersonal (Interpersonal intelligence)

Kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan , intensi, motivasi, watak,
temperamen orang lain.
Kemampuan yang menonjol dalam berelasi dan berkomunikasi dengan berbagai orang.
contohnya komunikator, fasilitator. Tokoh terkenal Mahatma Gandhi (tokoh perdamaian India),
Ibu Teresa (Pejuang kaum miskin)

Kecerdasan intrapersonal (Intrapersonal intelligence)


Kemampuan berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak
secara adaptif berdasar pengalaman diri serta mampu berefleksi dan keseimbangan diri,
kesadaran tinggi akan gagasan – gagasan . Mereka mudah berkonsentrasi dengan baik, suka
bekerja sendiri dan cenderung pendiam
contohnya para pendoa batin.

Kecerdasan lingkungan/aturalis (Naturalist intlligence)


Kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan baik, menikmati alam, mengenal tanaman
dan binatang dengan baik.
Tokoh terkenal Charles Darwin

Kecerdasan eksistensial (Exixtential intlligence)


Kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan –
persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi manusia.
contohnya persoalan mengapa ada, apa makna hidup ini. Tokoh terkenal seperti Plato, Sokrates,
Thomas Aquina.

Anda mungkin juga menyukai